Loving The Pain - Bab 51 Pria Yang Kekanakan
setiap perkataan Lukman seolah menghujam lubuk hati Albert yang penuh dengan kegelisahan. Seolah tumbuh begitu banyak duri memadati hatinya membuat hatinya merasa sesak dan terancam.
Albert bangkit berdiri dari ranjang rumah sakit, raut wajahnya terlihat serius, “Lukman, saat ini aku benar-benar minta maaf padamu. Aku tidak seharusnya salah paham terhadap Dessy ataupun terhadapmu. Aku juga ingin berterima kasih padamu karena kamu telah menjaga Dessy selama beberapa tahun ini. Meskipun kau membawanya pergi agar aku tidak tahu dimana keberadaannya, aku tetap berterima kasih padamu karena kamu telah menggantikan aku untuk menjaganya selama lima tahun.”
Kali ini untuk pertama kalinya dalam lima tahun, Albert sungguh-sungguh meminta maaf kepada Lukman. Suaranya bahkan terdengar penuh dengan perasaan sayang antara kakak-adik.
Tanpa adanya perasaan negatif yang tersisa sedikitpun, hubungan kedua orang itu kembali seperti sedia kala dengan cepat.
Melihat perubahan pada diri Albert, Lukman seolah menggantikan Dessy untuk merasakan kebahagiaan dan rasa syukur.
Percikan api di dalam lubuk hatinya yang tinggal sedikit pun padam dan Lukman tidak lagi merasa kecewa.
Memberi adalah sesuatu yang selalu membahagiakan, tidak perlu menerima apapun sebagai gantinya.
Tapi, Lukman benar-benar tidak rela apabila ia harus melihat Dessy menjadi pengantin pria lain. Tidak ketika ia harus berpisah dengannya setelah belasan tahun mengagumi dan lima tahun menjaganya siang-malam.
Lukman menggenggam tangan Albert yang ada di atas pundaknya dan memperingatkan pria itu dengan keras, “Albert, kamu tidak pernah tahu bagaimana Dessy melewati begitu banyak penderitaan dan penyiksaan selama lima tahun ini, hanya untuk mendapatkan kembali jiwanya. Apabila kamu benar-benar merasa menyesal dan mengasihani Dessy, kamu harus memperlakukannya sebaik mungkin. Apabila aku mengetahui bahwa kamu memperlakukannya dengan buruk biarpun hanya sehelai rambutnya yang tersakiti, aku akan membawanya pergi saat itu juga. Dan aku akan memastikan bahwa kamu tidak akan pernah menemukannya lagi bahkan setelah kamu mencarinya hingga ke ujung dunia!”
Wajah Lukman terlihat begitu serius, membuat Albert sama sekali tidak meragukan kemampuan Lukman untuk membawa Dessy pergi dari sisinya dan betapa kuat perasaan Lukman untuk Dessy.
Sejujurnya, Albert sungguh merasa tidak nyaman. Pria mana yang akan merasa baik-baik saja ketika mengetahui ada pria lain yang begitu memperhatikan istrinya?
Tapi, Albert tidak ada pilihan lain selain menerimanya dalam diam. Ia tidak memiliki hak untuk memberikan argumen lain pada Lukman.
Lukman pun berjalan pergi dan ia memutuskan untuk kembali ke Afrika.
Leon akhirnya ditangkap oleh pihak kepolisian dan sekarang sedang menunggu hukuman yang setimpal. Ia ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penipuan, pengancaman dan dengan sengaja melukai orang lain, serta upaya penculikan.
Ketika sebenarnya Albert hanya perlu dirawat tiga sampai lima hari, ia justru memaksa untuk menghabiskan waktu satu minggu lagi. Dessy diam-diam bertanya pada dokter, namun dokter tidak bisa memberikan jawaban yang pasti.
Tapi karena Dessy adalah wanita yang cerdas, ia dapat dengan mudah menebak maksud hati Albert.
Dessy menghela napas di dalam hati. Masih ada sedikit perasaan di dalam hatinya yang tidak bisa ia jelaskan.
Dalam lima tahun belakangan ini, Albert sudah benar-benar berubah.
Cintanya pada Dessy tidak lagi mengontrol dan memaksa, melainkan lebih menghargai. Kini cintanya lembut dan hangat seperti air.
Beberapa hari ini, tidak terlalu banyak kata-kata yang terlontar maupun perilaku yang mesra diantara mereka berdua. Tapi mereka seperti daging dan darah yang tidak bisa dipisahkan. Perasaan selalu ingin berada di sisi satu sama lain semakin lama semakin kuat.
Albert mengalihkan perhatiannya dari laptop di hadapannya ketika Dessy masuk sambil membawa sebuah termos. Bagi Albert, Dessy terlihat begitu bercahaya. Seolah-olah ia baru saja melihat secercah cahaya yang sangat berharga.
Pandangan Albert terasa panas dan jantungnya berdebar ketika ia melihat wajah Dessy yang memerah. Albert dengan sekuat tenaga menahan rona merah menjalari wajahnya dan menutupi rasa malu di balik kedua matanya.
Albert meraih tangan Dessy sambil tersenyum dengan penuh rasa sayang. Dessy merasa ragu, namun tetap menyambut uluran tangan Albert.
Dengan satu tarikan, Dessy pun jatuh dalam pelukan Albert.
Karena terlalu terkejut, Dessy tidak memiliki tenaga untuk melepaskan diri dari rengkuhan Albert. Ia pun berujar di dalam pelukan pria itu: “Aku membuatkanmu mie dengan udang segar. Makanlah selagi masih hangat.”
Wajah Dessy terasa begitu panas. Untung saja ia sedang memunggungi Albert. Kalau tidak, ia akan benar-benar mencari lubang untuk menyembunyikan dirinya sendiri.
“Dessy, semakin lama kamu benar-benar semakin perhatian.” tawa Albert dengan puas. Albert melingkarkan kedua tangannya pada Dessy dan memberi pucuk kepalanya sebuah kecupan.
Wajah Dessy memerah. Ia merasa seluruh darahnya menjalar ke wajahnya. Kedua matanya dipenuhi semburat malu.
“Albert, kamu harus melepaskan aku lebih dulu. Mie harus dimakan dalam kondisi masih panas. Tidak enak apabila sudah menjadi dingin.” ujar Dessy sambil meliat untuk melepaskan dirinya. Akan tetapi, Dessy masih tidak berani untuk menggunakan terlalu banyak tenaga, ia takut akan melukai Albert.
Novel Terkait
Blooming at that time
White RoseAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaAkibat Pernikahan Dini
CintiaSee You Next Time
Cherry BlossomMy Only One
Alice SongThe Great Guy
Vivi HuangMore Than Words
HannyLoving The Pain×
- Bab 1 Berbuat Kebaikan
- Bab 2 Mengusirnya Keluar
- Bab 3 Martabat Yang Diinjak
- Bab 4 Menghina Dia Kotor Tetapi Ingin Darahnya
- Bab 5 Tiga Syarat
- Bab 6 Membunuh Dessy
- Bab 7 Jika Kamu Mati, Aku Ingin Dia Yang Menguburnya
- Bab 8 Kekecewaan Yang Mendalam
- Bab 9 Cinta, Bagaimanapun Tidak Bisa Dipaksa
- Bab 10 Menjauh untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 11 Burung Perkutut Yang Mengambil Sarang Burung Gereja
- Bab 12 Dia Mengaku Kalah
- Bab 13 Senja
- BAB 14 Tes DNA
- Bab 15 Menanggung Segala dosa
- Bab 16 Meninggalkan adalah sebuah kemewahan.
- Bab 17 Ibu Dan Anak Pilihlah Salah Satu
- Bab 18 Tiga kehidupan
- Bab 19 Pendarahan Dahsyat Dessy
- Bab 20 Gantikan Darah Maggie
- Bab 21 Berantam Demi Dia
- Bab 22 Mempertahankan Ibu Atau Anak?
- Bab 23 Naik Ke Ranjangnya
- Bab 24 Keluarga Albert Berhutang Sebuah Kehidupan
- Bab 25 Menyadari Fakta Yang Sebenarnya
- Bab 26 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 27 Mengurung ALBERT
- Bab 28 Menyadra MAGGIE ZHAO
- Bab 29 DESSY Telah Meninggal
- Bab 30 Nikahi Aku, Akanku Beritahu Dimana Makam DESSY
- Bab 31 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 32 Mendonorkan Tubuh
- Bab 33 Dessy Telah kembali
- Bab 34 Apakah Itu Dia?
- Bab 35 Hari Ini Beda
- Bab 36 Jangan Ikuti Aku Lagi
- Bab 37 Permohonan Maaf di Tengah Hujan
- Bab 38 Berdiri Semalaman
- Bab 39 Albert Tumbang
- Bab 40 Menyingkir Dari Hidupku
- Bab 41 Apa yang Terjadi pada Lukman
- Bab 42 Leon yang Sesungguhnya
- Bab 43 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 44 Mencari Pertolongan Tapi Tak Berhasil
- Bab 45 Menggores Wajah Dessy
- Bab 46 Arteri Yang Berdetak
- Bab 47 Cahaya Bidadari
- Bab 48 Maafkan Atau Tidak
- Bab 49 Curiga
- Bab 50 Albert cemburu
- Bab 51 Pria Yang Kekanakan
- Bab 52 Cahaya Yang Indah
- Bab 53 Maggie Zhou Masih Hidup!
- Bab 54 Wanita Gemuk
- Bab 55 Bersyukur Dan Benci
- Bab 56 Pengalaman Mengerikan Selama 5 Tahun
- Bab 57 Wanita Iblis Penghisap Darah
- Bab 58 Pembalasan Yang Kejam
- Bab 59 Di Hadapan Wajahnya
- Bab 60 Senjata Makan Tuan
- BAB 61 Vino Si Iblis!
- Bab 62 Hidup Dan Mati SelalU Bersama, Tak Terpisahkan