Loving The Pain - Bab 13 Senja
Dessy didiagnosis hamil, tetapi ada tanda-tanda aborsi mengancam, Maggie Zhao yang jelas-jelas membencinya, tidak memiliki pilihan mendengarkan kata dokter untuk mengantar Dessy ke rumah sakit
Ketika mengetahui bahwa dirinya hamil, perasaan Dessy menjadi campur aduk.
Tuhan sepertinya suka menggoda orang, ketika menginginkan dengan sangat malah tidak menerima, tetapi saat sudah menyerah tiba-tiba mendapatkannya.
Membelai perut yang masih rata, perasaan yang menakjubkan tiba-tiba datang memenuhinya.
Dia memiliki anak dari Albert, dia akan menjadi seorang ibu.
Air mata, entah tiba-tiba mengalir begitu saja, kesedihan sudah tidak lagi dideritanya, ada sedikit rasa bahagia di hatinya yang berasal dari dukungan si bayi.
Berita kehamilannya terdengar sampai ke keluarga Albert. Hosana Gu segera memerintahkan ahli gizi dan pakar kehamilan terbaik untuk merawatnya.
Mendapat perlakuan seperti itu, Dessy tidak merasa bahagia.
Dia bahkan mulai takut bahwa Hosana Gu adalah seorang wanita dengan lengan berdarah, hatinya lebih jahat daripada orang lain.
Dia mengira bahwa menantu seperti Maggie Zhao tidak akan berubah dengan mudah.
Tidak peduli seberapa giat dia berusaha, dia tidak dapat mengubah cara pandangnya terhadap dirinya, sama seperti dia tidak dapat mengubah asal-usulnya.
Dengan cepat, empat bulan berlalu, dari musim semi berganti menjadi musim panas, hatinya pun juga sedang tahap berganti
Diam-diam cinta dari Albert berpindah ke bayinya, dia tampaknya telah menyelesaikan tugas yang besar, tidak lagi pulang malam.
Di tengah hari yang pahit itu membawakan sedikit sukacita, hanya saja kerinduan kepadanya hanya berkurang sedikit.
Di pagi yang cerah, dia menerima telepon dari Lukman.
Keduanya bertemu di sebuah kedai kopi di pusat kota, tanpa disadari melihat perut Dessy yang membesar, Lukman meyakinkan matanya dan memberinya senyum yang akrab: "Dessy, lebih dari setahun tidak bertemu, kamu akan menjadi seorang ibu. "
“Ya, waktu berlalu begitu cepat.” Lukman dengan hati-hati membantunya duduk, Dessy tersenyum.
Sebisa mungkin menunjukkan wajah yang berbahagia dan membiarkan Lukman tidak khawatir.
Penderitaannya lebih dari setahun ini, hanya dia yang mengerti.
“Albert, apa kabar?” Untuk menghindari kecurigaan, dia mengajukan diri untuk mengembangkan pasar Afrika, tapi diam-diam dia memperhatikan setiap gerak-gerik Dessy..
Jadi, Dessy berbohong atau tidak, dia tahu tahu dengan jelas.
“Mmmm, itu bagus.” Bulu mata yang panjang, tidak berani menatap langsung ke mata Lukman.
Dia tidak tahan untuk membongkar kebohongannya, lalu Lukman mengalihkan topik pembicaraan dan mengatakan kepadanya tentang segala hal yang dia lihat dan dengar dan beberapa kebiasaan unik di Afrika selama satu setelah tahun ini.
Dessy sangat tertarik, dia dulu punya sebuah mimpi, bisa keliling dunia dengan pria yang dicintainya dan membuat jurnal perjalanan yang penuh cinta.
Tujuh hari di pulau terpencil, dia pernah menyebutkan kepada Albert bahwa Albert telah berjanji padanya, ketika perusahaan telah stabil, dia meminta manajer profesional untuk mengelola perusahaan dan dia akan menemaninya untuk mewujudkan mimpinya.
Tapi sekarang ...
Waktu bersama dengan Lukman sangat santai, tanpa disadari senja telah datang.
Di bawah desakan Lukman, Dessy memintanya untuk mengantarnya pulang.
Hubungan keduanya dari awal sudah jelas, tidak neko-neko, menutupi keraguan banyak orang.
Membuka pintu mobil, kaki yang akan melangkah keluar dan belum mmenginjak tanah, sebuah tangan menjambak rambutnya dan menariknya dengan keras. Dessy kehilangan keseimbangan dan berteriak ke depan.
“Hei pelacur, dalam keadaan hamil masih tak lupa untuk mencari lelaki.” Sebuah tangan menarik Dessy, menatap dengan marah ke Lukman.
Dalam hidupnya, ia paling benci kepada pengkhianat dan penipu. Mereka dulu adalah orang yang paling dekat dengannya, tetapi merekalah orang yang menyakiti paling dalam.
"Albert, apakah kamu masih seorang lelaki? Dessy sedang hamil, bagaimana bisa kamu berbuat kasar padanya?" Dengan cepat, dia akan menarik Albert, mengecek keadaan Dessy.
Albert dengan sekuat tenaga menghadang Lukman, meremas rahang Dessy, mengabaikan air mata kesakitan yang mengalir di matanya: "Dia adalah istriku, bagaimana aku memperlakukannya itu urusanku, mengapa kamu sakit hati Lukman? Atau apakah anak ini ada hubungannya denganmu?"
Novel Terkait
The Winner Of Your Heart
ShintaIstri Pengkhianat
SubardiThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensAfter Met You
AmardaLoving The Pain
AmardaUnlimited Love
Ester GohMy Cold Wedding
MevitaLoving The Pain×
- Bab 1 Berbuat Kebaikan
- Bab 2 Mengusirnya Keluar
- Bab 3 Martabat Yang Diinjak
- Bab 4 Menghina Dia Kotor Tetapi Ingin Darahnya
- Bab 5 Tiga Syarat
- Bab 6 Membunuh Dessy
- Bab 7 Jika Kamu Mati, Aku Ingin Dia Yang Menguburnya
- Bab 8 Kekecewaan Yang Mendalam
- Bab 9 Cinta, Bagaimanapun Tidak Bisa Dipaksa
- Bab 10 Menjauh untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 11 Burung Perkutut Yang Mengambil Sarang Burung Gereja
- Bab 12 Dia Mengaku Kalah
- Bab 13 Senja
- BAB 14 Tes DNA
- Bab 15 Menanggung Segala dosa
- Bab 16 Meninggalkan adalah sebuah kemewahan.
- Bab 17 Ibu Dan Anak Pilihlah Salah Satu
- Bab 18 Tiga kehidupan
- Bab 19 Pendarahan Dahsyat Dessy
- Bab 20 Gantikan Darah Maggie
- Bab 21 Berantam Demi Dia
- Bab 22 Mempertahankan Ibu Atau Anak?
- Bab 23 Naik Ke Ranjangnya
- Bab 24 Keluarga Albert Berhutang Sebuah Kehidupan
- Bab 25 Menyadari Fakta Yang Sebenarnya
- Bab 26 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 27 Mengurung ALBERT
- Bab 28 Menyadra MAGGIE ZHAO
- Bab 29 DESSY Telah Meninggal
- Bab 30 Nikahi Aku, Akanku Beritahu Dimana Makam DESSY
- Bab 31 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 32 Mendonorkan Tubuh
- Bab 33 Dessy Telah kembali
- Bab 34 Apakah Itu Dia?
- Bab 35 Hari Ini Beda
- Bab 36 Jangan Ikuti Aku Lagi
- Bab 37 Permohonan Maaf di Tengah Hujan
- Bab 38 Berdiri Semalaman
- Bab 39 Albert Tumbang
- Bab 40 Menyingkir Dari Hidupku
- Bab 41 Apa yang Terjadi pada Lukman
- Bab 42 Leon yang Sesungguhnya
- Bab 43 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 44 Mencari Pertolongan Tapi Tak Berhasil
- Bab 45 Menggores Wajah Dessy
- Bab 46 Arteri Yang Berdetak
- Bab 47 Cahaya Bidadari
- Bab 48 Maafkan Atau Tidak
- Bab 49 Curiga
- Bab 50 Albert cemburu
- Bab 51 Pria Yang Kekanakan
- Bab 52 Cahaya Yang Indah
- Bab 53 Maggie Zhou Masih Hidup!
- Bab 54 Wanita Gemuk
- Bab 55 Bersyukur Dan Benci
- Bab 56 Pengalaman Mengerikan Selama 5 Tahun
- Bab 57 Wanita Iblis Penghisap Darah
- Bab 58 Pembalasan Yang Kejam
- Bab 59 Di Hadapan Wajahnya
- Bab 60 Senjata Makan Tuan
- BAB 61 Vino Si Iblis!
- Bab 62 Hidup Dan Mati SelalU Bersama, Tak Terpisahkan