Loving The Pain - BAB 14 Tes DNA
Kemarahan Lukman sudah tak tertahankan, dia benar-benar merasakan kesedihan Dessy.
Dia telah memberikan semuanya untuk Albert, berkali-kali membebaskan diri dari tangan yang sangat kejam, tapi dia sama sekali tidak tersentuh, bahkan kepercayaan paling minim dan rasa hormat pun tidak diberikan kepadanya.
Takut jika Lukman akan berkelahi dengan Albert, Dessy tidak bisa menahan rasa sakit dan mengeluarkan senyum kesakitan: "Lukman, terima kasih telah mengantarku pulang. Waktu sudah malam, kamu pulanglah duluan, lain hari datanglah untuk bertamu."
“Dessy...." Kenapa dia begitu bodoh?
Albert adalah pria berhati batu, lebih dari setahun, sikapnya terhadap Dessy tidak berubah sedikit pun.
Masihkah Dessy harus tetap berjuang?
Mata yang memohon dengan mudah meredakan api kemarahan Lukman: "Albert, aku memperingatkanmu, Dessy adalah wanita di dunia ini yang paling mencintaimu. Jika kamu tidak menghargai itu, suatu hari nanti kamu akan menyesal."
Selesai berkata, berbalik badan masuk ke dalam mobil.
Dia tidak berani berhenti, takut jika tidak bisa menahan diri akan membawa Dessy pulang.
Albert tersenyum dingin: "Dessy, jangan berpikir bahwa aku akan mempercayaimu setelah Lukman pergi."
Rambutnya ditarik, satu per satu batang rambutnya patah, Dessy kesakitan sampai meneteskan air mata.
"Albert, aku tidak bertemu dengan Lukman selama lebih dari setahun. Hari ini hanya seorang teman lama yang berbicara tentang apa yang telah dialami. Aku tidak melakukan apa pun yang mengharuskanku meminta maaf kepadamu." Albert bisa mempermalukan Dessy, tetapi tidak boleh memfitnah Lukman dan memfitnah bayi ini.
"Apa iya? Tidak bertemu selama lebih dari setahun? Dessy, kemampuan aktingmu benar-benar sangat bagus. Tidak menjadi aktris benar-benar suatu kehilangan besar dalam dunia hiburan." Tidak peduli akan kehamilannya, dia menyeretnya ke ruang tamu.
Tangan panjang dan kaki panjang Albert bersatu dengan kemarahannya, Dessy hampir tidak bisa mengimbangi.
Tangan yang memegang erat melindungi perut memohon: "Albert, jalan lah sedikit lambat, ini akan melukai bayimu."
Setiap kali Dessy menyebutkan bayi itu, kemarahan Albert bertambah satu kali lipat.
Memasuki ruang tamu, membantingnya ke sofa, mengambil selembar foto dari sakunya, menunjukkan kepadanya dan berteriak: "Pelacur, apa lagi yang bisa kamu katakan?"
Tiba-tiba perutnya nyeri kesakitan, keringatnya mengalir bercucuran.
Menggerakkan badan perlahan dan duduk, mengambil foto untuk melihatnya.
Hatinya panik ketakutan.
Dia dan Lukman hanya bertemu di kedai kopi, mengapa hasil fotonyanya bisa berubah seperti ini?
Sudut pengambilan foto sangat bagus, hangat dan mencurigakan.
Meskipun tidak terlalu terlihat banyak gerakan intim, tapi aku bisa membaca perasaan dari senyum keduanya.
“Bukti begitu kuat, apakah kamu berani mengatakan bahwa kamu dan Lukman tidak memiliki hubungan apa-apa ?!” Tatapan merah tertuju pada perutnya yang membesar.
"Kami berdua hanya bercerita tentang apa saja yang telah terjadi ..."
Albert memotong perkataannya dengan dingin: "Baik, aku akan membuatmu mengatakan yang sebenarnya.”
Albert menarik dan menyeretnya lagi keluar, Dessy sangat ketakutan: "Albert, bisakah kamu tidak berlaku kasar? Hati-hati terhadap bayi kita."
“Hei, apakah harus memeriksanya dulu baru aku mengetahuinya.” Kata-katanya itu lebih dingin daripada angin Longdong dan berteriak di hatinya.
Ketika dia datang ke rumah sakit, Albert menyerahkan Dessy ke perawat: "Saya ingin melakukan tes DNA."
Wajah Dessy langsung putih dan bibirnya sangat kaku: "Albert, selama setahun aku selalu tingaal di villa, bagaimana bisa kamu curiga bahwa bayi itu bukanlah anakmu?"
Dia berbalik badan dan bertanya kepada perawat: "Berapa lama menunggu hasilnya keluar?"
"Besok pagi," jawab perawat dengan hormat.
Albert menekuk lengan bajunya dan membiarkan perawat mengambil darahnya. Dia meninggalkan Dessy di rumah sakit dan pulang ke rumah sendiri.
Melihat bayangan punggungnya, pada akhirnya harapan Dessy telah sirna.
Dia telah memutuskan ingin meninggalkan Albert.
Ibu bisa membesarkannya menjadi orang dewasa sendirian. Dia juga bisa kuat demi bayi di dalamnya.
Namun, dia menginginkan satu hasil, bahkan jika dia pergi, dia harus berjalan dengan martabat dan rasa hormat!
Novel Terkait
Sang Pendosa
DoniCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniAwesome Guy
RobinMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMy Only One
Alice SongHusband Deeply Love
NaomiLoving The Pain×
- Bab 1 Berbuat Kebaikan
- Bab 2 Mengusirnya Keluar
- Bab 3 Martabat Yang Diinjak
- Bab 4 Menghina Dia Kotor Tetapi Ingin Darahnya
- Bab 5 Tiga Syarat
- Bab 6 Membunuh Dessy
- Bab 7 Jika Kamu Mati, Aku Ingin Dia Yang Menguburnya
- Bab 8 Kekecewaan Yang Mendalam
- Bab 9 Cinta, Bagaimanapun Tidak Bisa Dipaksa
- Bab 10 Menjauh untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 11 Burung Perkutut Yang Mengambil Sarang Burung Gereja
- Bab 12 Dia Mengaku Kalah
- Bab 13 Senja
- BAB 14 Tes DNA
- Bab 15 Menanggung Segala dosa
- Bab 16 Meninggalkan adalah sebuah kemewahan.
- Bab 17 Ibu Dan Anak Pilihlah Salah Satu
- Bab 18 Tiga kehidupan
- Bab 19 Pendarahan Dahsyat Dessy
- Bab 20 Gantikan Darah Maggie
- Bab 21 Berantam Demi Dia
- Bab 22 Mempertahankan Ibu Atau Anak?
- Bab 23 Naik Ke Ranjangnya
- Bab 24 Keluarga Albert Berhutang Sebuah Kehidupan
- Bab 25 Menyadari Fakta Yang Sebenarnya
- Bab 26 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 27 Mengurung ALBERT
- Bab 28 Menyadra MAGGIE ZHAO
- Bab 29 DESSY Telah Meninggal
- Bab 30 Nikahi Aku, Akanku Beritahu Dimana Makam DESSY
- Bab 31 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 32 Mendonorkan Tubuh
- Bab 33 Dessy Telah kembali
- Bab 34 Apakah Itu Dia?
- Bab 35 Hari Ini Beda
- Bab 36 Jangan Ikuti Aku Lagi
- Bab 37 Permohonan Maaf di Tengah Hujan
- Bab 38 Berdiri Semalaman
- Bab 39 Albert Tumbang
- Bab 40 Menyingkir Dari Hidupku
- Bab 41 Apa yang Terjadi pada Lukman
- Bab 42 Leon yang Sesungguhnya
- Bab 43 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 44 Mencari Pertolongan Tapi Tak Berhasil
- Bab 45 Menggores Wajah Dessy
- Bab 46 Arteri Yang Berdetak
- Bab 47 Cahaya Bidadari
- Bab 48 Maafkan Atau Tidak
- Bab 49 Curiga
- Bab 50 Albert cemburu
- Bab 51 Pria Yang Kekanakan
- Bab 52 Cahaya Yang Indah
- Bab 53 Maggie Zhou Masih Hidup!
- Bab 54 Wanita Gemuk
- Bab 55 Bersyukur Dan Benci
- Bab 56 Pengalaman Mengerikan Selama 5 Tahun
- Bab 57 Wanita Iblis Penghisap Darah
- Bab 58 Pembalasan Yang Kejam
- Bab 59 Di Hadapan Wajahnya
- Bab 60 Senjata Makan Tuan
- BAB 61 Vino Si Iblis!
- Bab 62 Hidup Dan Mati SelalU Bersama, Tak Terpisahkan