Loving The Pain - Bab 29 DESSY Telah Meninggal
“Ibu, tanganku sakit sekali......” melihat Hosana Gu, mengurangi ketakutan Maggie Zhao.
Dia percaya jika Hosana Gu tidak mungkin tidak memperdulikannya, apalagi Albert adalah putra yang sangat berbakti.
Dia hanya merasa bingung sejenak karena Dessy, cepat atau lambat dia akan menyadarinya.
Melihat lengan Maggie Zhao yang patah, terjuntai kebawah dengan tidak berdaya, Hosana Gu berkata: “Albert, apa kamu sudah gila? Dia adalah Maggie Zhao, istri masa depanmu.”
“Bukan dia, dia adalah pembunuh. Seumur hidupku aku hanya memiliki satu istri, dia bernama Dessy.” Albert berteriak dengan keras, terlihat penyesalan dalam matanya yang memerah.
Dia adalah seorang bajingan, bajingan nomor satu didunia ini.
Beberapa hari ini dia telah berpikir banyak hal, sebenarnya, semua masalah memiliki pertanda.
Hanya saja, dia kedua matanya dibutakan oleh rasa cemburu, tidak mendengarkan penjelasan Dessy, tidak melihat penderitaan dan kesedihannya.
Dan lagi, setiap kali terjadi sesuatu pada Dessy, ibunya selalu mengutusnya untuk dinas keluar kota.
“Dessy! Dessy lagi! Kuberitahu, Dessy sudah meninggal! Dia tidak akan bisa kembali lagi, sebaiknya kamu buang perasaan itu!” perkataan Hosana Gu bagaikan sebuah batu besar, setiap katanya menghancurkan hati Albert, sangat menyakitkan hingga wajahnya memucat.
“Tidak!!! Kamu membohongiku, kamu tidak pernah menginginkan aku bersama dengan Dessy.” bibir Albert berucap seperti itu, namun hatinya begitu ketakutan.
“Baiklah, jika kamu tidak percaya, hari ini aku akan membuatmu mempercayainya.” Hosana Gu memutar tubuhnya memerintah dengan dingin: “Putar videonya.”
Sang pelayan segera melaksanakan perintah, televisi dengan layar kristal yang besar itu perlahan-lahan menampilkan sebuah gambar.
Pertama-tama terlihat Dessy yang sedang memegang perutnya, kabur dari rumah sakit dengan panik, dia terlihat sangat tegang, terus melihat kearah kiri kanannya, seperti takut diikuti oleh seseorang.
Kemudian terlihat sebuah kendaraan yang melaju dengan kencang kemudian menabrak tubuhnya dengan keras, dia seperti daun yang tertiup oleh angin, terpental begitu tinggi, kemudian terjatuh dengan begitu keras diatas kap mobil.
Darah, keluar dari mulutnya terus-terusan.
Darah bagian tubuh bawahnya dengan cepat mengalir membentuk aliran seperti sungai kecil, membuatnya terlihat seperti terendam didalamnya.
Albert membeku, ketakutan, hingga merasa hatinya hancur lebur.
Dessy yang berada dalam gambar itu tidak bergerak sama sekali, Albert mengerang dengan rasa keputusasaannya: “Tidak...... Dessy......”
Tanpa berpikir panjang, dia menghempaskan Maggie Zhao dengan keras, menghampiri layar televisi.
Mengulurkan tangannya yang bergetar mengelus mata Dessy, namun yang terasa ditangannya hanyalah rasa dingin dan putus asa.
Matanya memerah seperti darah, melotot dengan sekuat tenaga, semakin lama semakin buram, sama seperti Dessy yang telah pergi dari hidupnya, tidak akan kembali lagi.
“Tidak, ini rekayasa, rekayasa!” Albert mendaratkan tinjuannya keatas layar kristal itu, seketika layarnya menjadi hitam, menetes darah segar dari tangannya.
Melihat perasaan Albert yang kalut, Hosana Gu segera menyuruh orang untuk mengobati Maggie Zhao, kembali berurusan dengan Albert.
Namun sayangnya reaksinya terlambat selangkah, Albert mencengkram Maggie Zhao, mencekik lehernya: “Beritahu aku, dimana Dessy, aku ingin menemuinya. Jika masih hidup aku ingin menemui orangnya, jika sudah meninggal aku ingin menemui mayatnya!”
Kedua mata Albert memerah, menekuk wajahnya, seperti seorang iblis.
Disaat ini bahkan Hosana Gu tidak berani melawannya, hanya dapat bersuara dengan pelan: “Albert, tenanglah, Dessy sudah meninggal, orang yang sudah meninggal tidak dapat hidup kembali, kamu bersedih juga tidak akan mengembalikan situasi seperti semula. Inilah yang ibu takutkan, makanya aku tidak memberi tahumu. Albert, sebaiknya kita bicarakan baik-baik, lepaskan dulu Maggie Zhao. Dia tidak bersalah.”
“Dia tidak bersalah? Hahahaha......” Albert tertawa terbahak-bahak, tertawa hingga sudut matanya yang memerah mengeluarkan cairan.
“Dialah yang seharusnya mati!” terlontar kata-kata menyeramkan itu, terdengar disisi daun telinga Maggie Zhao, menakutinya hingga dia hampir pingsan.
Novel Terkait
Behind The Lie
Fiona LeeUnlimited Love
Ester GohCintaku Pada Presdir
NingsiAwesome Husband
EdisonCinta Di Balik Awan
KellyCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoLoving The Pain×
- Bab 1 Berbuat Kebaikan
- Bab 2 Mengusirnya Keluar
- Bab 3 Martabat Yang Diinjak
- Bab 4 Menghina Dia Kotor Tetapi Ingin Darahnya
- Bab 5 Tiga Syarat
- Bab 6 Membunuh Dessy
- Bab 7 Jika Kamu Mati, Aku Ingin Dia Yang Menguburnya
- Bab 8 Kekecewaan Yang Mendalam
- Bab 9 Cinta, Bagaimanapun Tidak Bisa Dipaksa
- Bab 10 Menjauh untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 11 Burung Perkutut Yang Mengambil Sarang Burung Gereja
- Bab 12 Dia Mengaku Kalah
- Bab 13 Senja
- BAB 14 Tes DNA
- Bab 15 Menanggung Segala dosa
- Bab 16 Meninggalkan adalah sebuah kemewahan.
- Bab 17 Ibu Dan Anak Pilihlah Salah Satu
- Bab 18 Tiga kehidupan
- Bab 19 Pendarahan Dahsyat Dessy
- Bab 20 Gantikan Darah Maggie
- Bab 21 Berantam Demi Dia
- Bab 22 Mempertahankan Ibu Atau Anak?
- Bab 23 Naik Ke Ranjangnya
- Bab 24 Keluarga Albert Berhutang Sebuah Kehidupan
- Bab 25 Menyadari Fakta Yang Sebenarnya
- Bab 26 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 27 Mengurung ALBERT
- Bab 28 Menyadra MAGGIE ZHAO
- Bab 29 DESSY Telah Meninggal
- Bab 30 Nikahi Aku, Akanku Beritahu Dimana Makam DESSY
- Bab 31 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 32 Mendonorkan Tubuh
- Bab 33 Dessy Telah kembali
- Bab 34 Apakah Itu Dia?
- Bab 35 Hari Ini Beda
- Bab 36 Jangan Ikuti Aku Lagi
- Bab 37 Permohonan Maaf di Tengah Hujan
- Bab 38 Berdiri Semalaman
- Bab 39 Albert Tumbang
- Bab 40 Menyingkir Dari Hidupku
- Bab 41 Apa yang Terjadi pada Lukman
- Bab 42 Leon yang Sesungguhnya
- Bab 43 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 44 Mencari Pertolongan Tapi Tak Berhasil
- Bab 45 Menggores Wajah Dessy
- Bab 46 Arteri Yang Berdetak
- Bab 47 Cahaya Bidadari
- Bab 48 Maafkan Atau Tidak
- Bab 49 Curiga
- Bab 50 Albert cemburu
- Bab 51 Pria Yang Kekanakan
- Bab 52 Cahaya Yang Indah
- Bab 53 Maggie Zhou Masih Hidup!
- Bab 54 Wanita Gemuk
- Bab 55 Bersyukur Dan Benci
- Bab 56 Pengalaman Mengerikan Selama 5 Tahun
- Bab 57 Wanita Iblis Penghisap Darah
- Bab 58 Pembalasan Yang Kejam
- Bab 59 Di Hadapan Wajahnya
- Bab 60 Senjata Makan Tuan
- BAB 61 Vino Si Iblis!
- Bab 62 Hidup Dan Mati SelalU Bersama, Tak Terpisahkan