Loving The Pain - Bab 44 Mencari Pertolongan Tapi Tak Berhasil
Leon mengirim seorang wanita untuk mengikuti Dessy. 24 jam dirinya diawasi, bahkan saat pergi ke toilet pun diikuti.
Dessy tahu dia tidak bisa seperti ini terus. Laporannya hanya tinggal diberikan ke perusahaan untuk tahap awal sebagai bahan acuan penelitian.
Keputusan akhir masih harus melewati beberapa pertemuan dan penelitian, mungkin perusahaan juga akan mengirim karyawan yang memiliki pengalaman dalam menilai, lalu baru bisa menentukan apakah akan membeli batu tersebut.
Serangkaian prosedur pasti tidak bisa dalam waktu singkat selesai. Lukman masih ada di tangan mereka, dirinya tidak tahu mereka akan memperlakukan Lukman seperti apa.
Satu nama itu selalu muncul di dalam pikirannya. Dia adalah satu-satunya rekan yang bisa membantunya.
Hanya saja, dirinya tidak bersedia meminta pertolongan pada pria itu.
Hari semakin gelap. Dessy meminta untuk bertemu dengan Lukman lagi, tapi ditolak dengan tegas oleh Leon.
Dessy berjalan mondar-mandir di kamarnya. Hujan musim dingin turun, tapi sekujur tubuh Dessy dibasahi oleh keringat.
Villa ini Leon yang menyediakannya. Seluruh komunikasi dari luar diblokir bahkan kemampuan untuk memanggil polisi meminta bantuan pun tidak ada.
Tidak bisa. Dirinya harus keluar dari sini. Dirinya harus bisa menyelamatkan Lukman.
Beberapa tahun terakhir ini, jika saja Lukman tidak tinggal di sampingnya, mungkin dirinya tidak akan hidup sampai hari ini.
Kali ini, Lukman juga terbebani.
Tidak peduli bagaimanapun caranya, Dessy harus bisa menyelamatkan Lukman, bahkan jika harus mengorbankan hidupnya.
Di malam yang sangat gelap.
Dessy menempalkan wajahnya ke pintu, dengan hati-hati mendengarkan aktivitas di luar.
Setelah dalam waktu yang lama tidak mendengar pergerakan, Dessy akhirnya diam-diam membuka pintu.
Leon dan seorang gadis tidur di sebuah sofa. Suara dengkurannya menggema di ruangan.
Begitu mendapat kesempatan, Dessy langsung berjinjit berjalan menuju arah pintu besar, diam-diam pergi.
Rasa cemas sudah sampai ditenggorokannya. Ada rasa enggan untuk meninggalkan tempat ini, dia takut akan membangunkan orang-orang.
Akhirnya tangannya memegang pintu. Leon yang baru saja tertidur tiba-tiba membuka matanya.
Di dalam kegelapan, berkilat cahaya hijau penuh amarah, matanya hijau seperti mata siluman.
Sebuah langkah besar berjalan lalu menggapai tangan Dessy dan dengan kuat menariknya. Wajah Dessy pucat ketakutan, keringat dingin berjatuhan di sisi wajahnya
"Kamu mau pergi kemana?" Leon menatap Dessy tak senang. Rasa sopan yang tadi hadir benar-benar menghilang.
Tertangkap basah karena berusaha berkhianat, Dessy tahu bahwa dirinya tidak bisa bersembunyi.
Jika saat itu dia takut, itu hanya membuat Leon semakin tidak puas: "Tuan Leon, apa yang kamu inginkan telah ku lakukan, semuanya ku lakukan. Aku tidak tahu perusahaan akan meneliti berapa lama. Sekarang temanku sedang demam, kamu hanya ingin uang dan juga tidak ingin mengakibatkan masalah yang lebih besar, ya kan? Tolong bawa temanku ke sini, aku akan merawatnya. Hal ini akan menguntungkan untuk semuanya."
"Hmm, terdengar bagus, sangat indah." Leon mendorong Dessy dengan keras hingga jatuh ke lantai. Dahi Dessy terbentur sudut meja, wanita itu merasa sangat pusing.
Darah menetes dari dahi Dessy.
"Nona cantik, lebih baik kamu jujur saja. Kalau tidak, pria itu yang akan mendapatkan penderitaan." Leon membuka ponselnya lalu menayangkan sebuah video.
Lukman terbaring di dalam gua dengan angin musim dingin yang berhembus kencang. Kedua matanya tertutup rapat. Wajah tampannya berwarna merah seperti tidak biasanya.
Begitu melihat video tersebut, Dessy tak henti-hentinya merasa sedih: "Tuan Leon, apakah kamu mengenal keluarga Lukman yang bertempat di kota dalam?"
Leon terkejut: "Keluarga yang paling berkuasa dan paling kaya di kota dalam, apakah keluarga yang memiliki latar belakang istimewa itu?"
"Benar. Pria di video itu adalah pewaris satu-satunya generasi ketiga dari keluarga itu yaitu Lukman. Jika pria itu tiba-tiba meninggal, keluarganya tidak akan melepaskan pembunuhnya!" Dessy terpaksa membocorkan identitas Lukman. Dia berharap Leon bisa mempertimbangkan semuanya.
"Haha..." Leon tertawa, lalu dengan keras menampar Dessy: "Gadis jelek, akhirnya kamu berani bicara. Anak keluarga itu orang yang seperti apa? Kenapa dia denganmu bisa datang ke tempat terpencil seperti ini? Jika ingin bohong tidak perlu mengarang seperti ini."
"Jika kamu tidak percaya, kamu bisa cari di internet." Tubuhnya goyah, tapi Dessy tidak berani menjatuhkan tubuhnya ke lantai.
Leon merasa bimbang. Lalu tiba-tiba dari pintu terdengar suara 'bug bug bug'. Pintu dengan keras ditendang oleh seseorang
Insting Leon bereaksi. Leon menarik Dessy lalu menjadikan Dessy sebagai tamengnya.
Novel Terkait
The Great Guy
Vivi HuangMy Tough Bodyguard
Crystal SongCintaku Pada Presdir
NingsiLove In Sunset
ElinaCinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoDark Love
Angel VeronicaPernikahan Tak Sempurna
Azalea_Rahasia Istriku
MahardikaLoving The Pain×
- Bab 1 Berbuat Kebaikan
- Bab 2 Mengusirnya Keluar
- Bab 3 Martabat Yang Diinjak
- Bab 4 Menghina Dia Kotor Tetapi Ingin Darahnya
- Bab 5 Tiga Syarat
- Bab 6 Membunuh Dessy
- Bab 7 Jika Kamu Mati, Aku Ingin Dia Yang Menguburnya
- Bab 8 Kekecewaan Yang Mendalam
- Bab 9 Cinta, Bagaimanapun Tidak Bisa Dipaksa
- Bab 10 Menjauh untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 11 Burung Perkutut Yang Mengambil Sarang Burung Gereja
- Bab 12 Dia Mengaku Kalah
- Bab 13 Senja
- BAB 14 Tes DNA
- Bab 15 Menanggung Segala dosa
- Bab 16 Meninggalkan adalah sebuah kemewahan.
- Bab 17 Ibu Dan Anak Pilihlah Salah Satu
- Bab 18 Tiga kehidupan
- Bab 19 Pendarahan Dahsyat Dessy
- Bab 20 Gantikan Darah Maggie
- Bab 21 Berantam Demi Dia
- Bab 22 Mempertahankan Ibu Atau Anak?
- Bab 23 Naik Ke Ranjangnya
- Bab 24 Keluarga Albert Berhutang Sebuah Kehidupan
- Bab 25 Menyadari Fakta Yang Sebenarnya
- Bab 26 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 27 Mengurung ALBERT
- Bab 28 Menyadra MAGGIE ZHAO
- Bab 29 DESSY Telah Meninggal
- Bab 30 Nikahi Aku, Akanku Beritahu Dimana Makam DESSY
- Bab 31 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 32 Mendonorkan Tubuh
- Bab 33 Dessy Telah kembali
- Bab 34 Apakah Itu Dia?
- Bab 35 Hari Ini Beda
- Bab 36 Jangan Ikuti Aku Lagi
- Bab 37 Permohonan Maaf di Tengah Hujan
- Bab 38 Berdiri Semalaman
- Bab 39 Albert Tumbang
- Bab 40 Menyingkir Dari Hidupku
- Bab 41 Apa yang Terjadi pada Lukman
- Bab 42 Leon yang Sesungguhnya
- Bab 43 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 44 Mencari Pertolongan Tapi Tak Berhasil
- Bab 45 Menggores Wajah Dessy
- Bab 46 Arteri Yang Berdetak
- Bab 47 Cahaya Bidadari
- Bab 48 Maafkan Atau Tidak
- Bab 49 Curiga
- Bab 50 Albert cemburu
- Bab 51 Pria Yang Kekanakan
- Bab 52 Cahaya Yang Indah
- Bab 53 Maggie Zhou Masih Hidup!
- Bab 54 Wanita Gemuk
- Bab 55 Bersyukur Dan Benci
- Bab 56 Pengalaman Mengerikan Selama 5 Tahun
- Bab 57 Wanita Iblis Penghisap Darah
- Bab 58 Pembalasan Yang Kejam
- Bab 59 Di Hadapan Wajahnya
- Bab 60 Senjata Makan Tuan
- BAB 61 Vino Si Iblis!
- Bab 62 Hidup Dan Mati SelalU Bersama, Tak Terpisahkan