Loving The Pain - Bab 36 Jangan Ikuti Aku Lagi
Pikiran Dessy tenggelam dalam ketakutan, kedua bola matanya membesar, tak berani bergerak sedikitpun.
Albert dengan cepat dan perasaan yang cemas turun dari mobil, memukul keras kaca jendela mobil Dessy, dia melihat wajah Dessy yang pucat pasi, dari matanya terlihat begitu ketakutan, jantungnya berdetak begitu kencang, dan rasa sakitnya tak tergambarkan.
Albert masih dengan perasaan yang cemas memukul keras kaca jendela mobil Dessy: “Dessy, cepat buka pintu mobil, apakah kamu terluka? Dessy, cepat buka pintu...”
Albert melihat Dessy yang tidak meresponnya, perasaannya makin tak karuan.
Dia dari belakang bagasi mobilnya mengambil palu, memukul kaca jendela mobil Dessy hingga pecah, tangannya melalui jendela yang sudah pecah membuka pintu mobil, ketika pintu mobil terbuka dia dengan cepat memeluk Dessy yang saat ini hanya bisa mematung karena ketakutan.
Albert dengan lembut mengusap punggung Dessy: “Dessy, tidak apa-apa, sudah tidak apa-apa, jangan takut, jangan takut...”
Bibir Albert mengucap kata agar Dessy tidak takut, tapi tangannya yang memeluk Dessy malah bergetar begitu hebat.
Berkat kata-kata penenang dari Albert, Dessy akhirnya pelan-pelan mulai kembali pada keadaan normal.
Dessy langsung mendorong Albert, tubuhnya duduk dengan tegap, dan dengan suara dingin berkata: “Tuan Albert, apa yang kamu lakukan?”
Tuan Albert, 2 kata ini seperti pisau yang menusuk tajam hatinya.
Dan semua ini karena kesalahan Albert, dia pantas mendapat perlakuan seperti ini.
Albert akan melakukan apapun, sekalipun itu mencongkel hatinya dan livernya asalkan Dessy mau memaafkannya.
Kata-kata dingin dari Dessy walaupun begitu menyakiti perasaan Albert, tapi Albert tetap tak bisa meninggalkannya sendiri.
Pandangan matanya terlihat begitu menyesal, Albert menarik tangan Dessy mengajaknya turun dari mobil: “Ayo, pergi periksa ke rumah sakit, lihat apakah ada bagian tubuh yang terluka.”
Mobil yang begitu kecil membuat Dessy tidak bisa mengelak dari sentuhan Albert.
Alis Dessy melekuk, nada suaranya sedingin musim dingin: “Tuan Albert, tolong sadar diri. Kita berdua tidak kenal dekat, jadi tolong jangan ikuti aku lagi. Kalau masih mengikuti aku lagi, aku akan pergi melaporkan ini semua pada polisi dan biar mereka yang mengurusnya.”
Pandangan mata Dessy jatuh pada tangan Albert yang memegang kuat lengannya, kancing jasnya hilang satu, darah segar mulai mengalir deras dan semakin lebar menyebar di jasnya.
Semua ini karena aksinya saat memecahkan kaca jendela mobil, dan tangannya yang membuka pintu mobil dari dalam.
Hati Dessy melihatnya, tidak terkontrol dan terasa begitu sakit.
Dan dengan sekuat tenaga Dessy akhirnya berhasil memaksa dirinya untuk memindahkan pandangan matanya ke arah lain, dan kembali melanjutkan sikap dinginnya yang seolah-olah tengah bertemu dengan orang asing.
Albert mendengar perkataan Dessy langsung turun dari mobil, ekspresi Dessy sekilas terlihat kecewa akan kehilangan sesuatu.
Dia benci dirinya yang seperti ini, luka 5 tahun yang lalu, nyawa seorang tak berdosa yang telah pergi, semuanya masih tidak cukupkah untuk diingat?
Hati Dessy berdebar, Albert membuka pintu kemudi lalu dengan paksa mengangkat Dessy memindahkannya duduk di posisi sebelah kemudi.
Dia tidak memperdulikan perlawanan dan ancaman dari Dessy, menginjak rem mobil dan membawa Dessy ke rumah sakit.
Setelah melalui pemeriksaan yang teliti dan serius, dokter memberi tahu kalau Dessy tidak ada luka luar, dia hanya terkejut, dan rasa cemas Albert seketika hilang.
Dessy tidak berkata apapun, memutar badannya lalu pergi.
Albert dengan langkah besar mengejar Dessy dan menangkap pergelangan tangannya.
Pandangan mata mereka saling bertemu, eskpresi Dessy begitu dingin dan asing, sementara Albert terlihat masih mengkhawatirkan Dessy.
Dessy menghela nafas berat: “Tuan Albert, aku untuk sekali lagi memperingatkanmu, aku sangat tidak ingin mengenalmu, dan tolong jangan ganggu kehidupanku.”
Setelah selesai, dia dengan buru-buru meninggalkan Albert.
Albert tidak membalas perkataan Dessy, dan masih diam-diam mengikutinya.
Tak jauh tak pula dekat, tak menganggunya tapi membuat Dessy tak bisa menghilangkan bayang-bayang Albert dari hidupnya.
Dessy merasa sangat gawat, dia menyesal, seharusnya dari awal dia tidak usah pulang.
Dia sungguh-sungguh melaporkan Albert pada polisi, polisi datang bertanya kronologi, dan hasil akhirnya menyatakan bahwa sikap Albert tak merugikan Dessy, polisi bahkan menyarankan Dessy untuk tidak berprasangka buruk pada Albert.
Dan pada akhirnya Dessy hanya bisa menahan, dia harus secepatnya melakukan tes DNA dan melihat hasilnya lalu kembali ke kotanya semula.
Musim dingin di kota C banyak turun hujan, Dessy datang ke kota ini selama satu minggu 5 harinya selalu turun hujan.
Pagi hari matahari terik, dan saat malam hari hujan mulai turun.
Air hujan yang deras mengenai meja kantornya, ketika Dessy berdiri hendak menutup jendela, dia melihat bayangan seseorang yang dia kenal.
Berdiri di tengah hujan, layaknya patung, seperti sedang melindungi seseorang.
Novel Terkait
Cinta Yang Dalam
Kim YongyiKing Of Red Sea
Hideo TakashiHabis Cerai Nikah Lagi
GibranCinta Seorang CEO Arogan
MedellineSang Pendosa
DoniThe Great Guy
Vivi HuangBehind The Lie
Fiona LeeLoving The Pain×
- Bab 1 Berbuat Kebaikan
- Bab 2 Mengusirnya Keluar
- Bab 3 Martabat Yang Diinjak
- Bab 4 Menghina Dia Kotor Tetapi Ingin Darahnya
- Bab 5 Tiga Syarat
- Bab 6 Membunuh Dessy
- Bab 7 Jika Kamu Mati, Aku Ingin Dia Yang Menguburnya
- Bab 8 Kekecewaan Yang Mendalam
- Bab 9 Cinta, Bagaimanapun Tidak Bisa Dipaksa
- Bab 10 Menjauh untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 11 Burung Perkutut Yang Mengambil Sarang Burung Gereja
- Bab 12 Dia Mengaku Kalah
- Bab 13 Senja
- BAB 14 Tes DNA
- Bab 15 Menanggung Segala dosa
- Bab 16 Meninggalkan adalah sebuah kemewahan.
- Bab 17 Ibu Dan Anak Pilihlah Salah Satu
- Bab 18 Tiga kehidupan
- Bab 19 Pendarahan Dahsyat Dessy
- Bab 20 Gantikan Darah Maggie
- Bab 21 Berantam Demi Dia
- Bab 22 Mempertahankan Ibu Atau Anak?
- Bab 23 Naik Ke Ranjangnya
- Bab 24 Keluarga Albert Berhutang Sebuah Kehidupan
- Bab 25 Menyadari Fakta Yang Sebenarnya
- Bab 26 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 27 Mengurung ALBERT
- Bab 28 Menyadra MAGGIE ZHAO
- Bab 29 DESSY Telah Meninggal
- Bab 30 Nikahi Aku, Akanku Beritahu Dimana Makam DESSY
- Bab 31 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 32 Mendonorkan Tubuh
- Bab 33 Dessy Telah kembali
- Bab 34 Apakah Itu Dia?
- Bab 35 Hari Ini Beda
- Bab 36 Jangan Ikuti Aku Lagi
- Bab 37 Permohonan Maaf di Tengah Hujan
- Bab 38 Berdiri Semalaman
- Bab 39 Albert Tumbang
- Bab 40 Menyingkir Dari Hidupku
- Bab 41 Apa yang Terjadi pada Lukman
- Bab 42 Leon yang Sesungguhnya
- Bab 43 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 44 Mencari Pertolongan Tapi Tak Berhasil
- Bab 45 Menggores Wajah Dessy
- Bab 46 Arteri Yang Berdetak
- Bab 47 Cahaya Bidadari
- Bab 48 Maafkan Atau Tidak
- Bab 49 Curiga
- Bab 50 Albert cemburu
- Bab 51 Pria Yang Kekanakan
- Bab 52 Cahaya Yang Indah
- Bab 53 Maggie Zhou Masih Hidup!
- Bab 54 Wanita Gemuk
- Bab 55 Bersyukur Dan Benci
- Bab 56 Pengalaman Mengerikan Selama 5 Tahun
- Bab 57 Wanita Iblis Penghisap Darah
- Bab 58 Pembalasan Yang Kejam
- Bab 59 Di Hadapan Wajahnya
- Bab 60 Senjata Makan Tuan
- BAB 61 Vino Si Iblis!
- Bab 62 Hidup Dan Mati SelalU Bersama, Tak Terpisahkan