Loving The Pain - Bab 1 Berbuat Kebaikan
Di tempat tidur yang penuh dengan mawar, Dessy mengenakan gaun pengantin putih duduk sendirian sampai pagi.
Dia menghela nafas dan dengan tidak bertenaganya berdiri.
Ternyata, kebahagiaan tidak bisa dipaksa, dia terlalu naif.
Pada saat ini, pintu tiba-tiba terbuka, Albert dengan seluruh tubuhnya beraroma anggur itu dengan tidak seimbangnya berjalan masuk.
Dessy sedikit mengerutkan kening, sibuk membopongnya: “Albert, lepaskan dulu jaketnya, aku akan menyiapkan air panas untuk kamu mandi.”
Albert tidak ingin mendengarnya berbicara, menamparnya, Dessy yang berteriak karena di tekan tubuhnya: ”Baru sendirian untuk satu malam di ruangan sudah terasa sepi? sudah tidak sabar menunggu?”
“Tidak……Albert, kamu jangan begini, kamu dengarkan dulu penjelasanku ……”Dessy berusaha keras untuk menjelaskan sesuatu.
Tetapi Albert dengan satu tangannya merobek gaun pengantinnya, “Bukankah ini yang kamu inginkan? Kamu yang merencanakan ini semua dengan Lukman, memaksaku menggantikan pengantin pria, bukankah hanya untuk saat ini? sekarang sudah puaskah!”
Lukman membalikkan badannya dan berkata:”Aku muak melihat wajahmu!”
Dessy mengigit bibir dan memohon padanya: “Albert, aku terluka, kamu pelan sedikit…”
Tetapi Albert tidak mempedulikannya, dia mengcengkram leher Dessy, hanya ingin mendengarkan suara kesakitannya.
“Kulit ini bagus sekali, apakah Lukman yang membantu mencarikan dokter untukmu?”Albert mempermalukannya yang membuat setiap kata-katanya menusuk ke hati Dessy.
Tubuh yang belum pulih dan hanya berginjal satu, Dessy yang tidak bisa menahan kesakitan itu pun pingsan, tetapi dia tidak lagi berbicara, mengepalkan giginya, diam-diam menanggung kekejaman dari Albert.
“Tuan Muda, kabar buruk, Nona Zhao sekarang berada di ruang ICU, dokter telah memberitakukan keadaan krisis pasien, kamu cepat pergi lihat.” Ketukan pintu yang gelisah melewati ruangan tersebut.
Albert segera menghentikan gerakannya, tanpa ragu-ragu berlari keluar, mengenakan baju dan celana, membuka pintu dan pergi, perasaannya bingung dan kacau, hanya takut tidak akan melihat Maggie Zhao untuk sedetik saja.
Dessy yang mengenakan gaun pengantin yang kumuh, seperti boneka yang tidak bergerak di atas tempat tidur, seluruh tubuh yang sakit, melihat bayangan Albert yang pergi meninggalkan, hatinya yang terasa sakit.
Dia selalu terlihat bodoh, dia keluar dengan menjadi orang jahat, Albert tidak akan menyusahannya berada diantara dia dan ibunya.
Tidak berpikir bahwa Albert akan begitu kejam padanya, bahkan tidak ingin mendengarkan pejelasannya sepatah katapun.
Yang ibu katakan benar, dia tidak mandiri, seperti seekor burung pipit yang jatuh cinta kepada phoenix.
Pinggang kirinya yang sakit, disana kurang satu ginjal, karena dia ingin mencintainya dan membayar atas Albert segalanya.
Sejak hari itu, selama tiga hari berturut-turut, Albert sama sekali tidak pulang, dia berbaring di tempat tidur tiga hari.
Tidak ada yang peduli dengan kehidupannya atau kematiannya, mereka juga akan lebih bahagia.
Di siang hari, pintu yang di dorong terbuka, Albert yang penuh dengan amarah, dia melepaskan dasinya, dan membuangnya ke lantai.
Lalu mengangkat Dessy: “Dessy, selain kamu menggunakan keluarga Lukman untuk menekanku, apakah tidak ada hal yang bisa kamu lakukan lagi?”
Tiga hari ini, airmata Dessy juga sudah kering, tetapi sekarang dia harus bertanya tanpa alasan: “Apa yang sedang kamu biacarakan?”
“Hehe……Aku dulu memang buta, bagaimana bisa tidak melihat wanita ular berbisa sepertimu. Jika Maggie ada apa-apa saja, aku akan membayarnya dengan nyawamu!”
Albert dengan kasarnya menyingkirkannya, Dessy yang mengambil beberapa langkah, pinggang kirinya menyentuh sudut meja, mengeluarkan ekspresi yang menderita, membuka mulut, bahkan tidak bisa berteriak kesakitan, dia memegang meja untuk duduk di atas lantai, dengan lemasnya berkata: “Aku tidak melakukan apa-apa.”
Dessy yang kesakitan itu tidak tidak bisa mengeluarkan suara, bahkan bernafas saja seperti menelan pecahan kaca.
Albert melangkah maju, menarik rambutnya kebelakang, dengan kata-kata yang marah melekat pada bibirnya, tetapi dia melihat wajahnya yang pucat seperti mayat, hanya mengigit bibirnya hingga berdarah dan membuat mata sakit.
Dessy memejamkan sepasang matanya, tidak peduli bagaimanapun Albert memperlakukannya Dessy tidak akan bereaksi.
Albert yang gelisah, memeluknya dengan erat dan bergegas membawanya ke rumah sakit.
Tetapi dia membungkuk dan memegang pinggangnya, sebuah suara mengatakan kepadanya, dia tidak bisa percaya kepada Dessy, Dessy tidak selemah itu, Dessy hanya berakting untuk di lihat untuknya.
Sama seperti Dessy dan Lukman yang biadab, menggunakan hak untuk pergi ke kota Selatan, memaksanya untuk menikahi Dessy.
Sekarang dia telah menjadi lelucon di seluruh kota, Maggie yang jatuh sakit, dalam tiga hari dokter memberikan belasan lembar pemberitahuan darurat.
Tetapi Dessy?Membiarkan Lukman untuk mengancamnya, memaksanya segera pulang untuk melihatnya!
Dengan wajah yang polos, ada sebuah niat untuk berbuat jahat, wanita seperti ini, bagaimana Albert bisa percaya kepadanya? Bersimpati kepadanya?
Kemarahan Albert meningkat sampai ke dadanya, dan kehilangan akal sehat.
Dengan kejamnya dia menampar Dessy: “Dessy, bangun! Jika kamu pintar jangan berakting seperti ini kamu kira kamu bisa membohongiku?”
Novel Terkait
Mendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeLoving Handsome
Glen ValoraMy Lady Boss
GeorgeThe Richest man
AfradenMenaklukkan Suami CEO
Red MapleLoving The Pain×
- Bab 1 Berbuat Kebaikan
- Bab 2 Mengusirnya Keluar
- Bab 3 Martabat Yang Diinjak
- Bab 4 Menghina Dia Kotor Tetapi Ingin Darahnya
- Bab 5 Tiga Syarat
- Bab 6 Membunuh Dessy
- Bab 7 Jika Kamu Mati, Aku Ingin Dia Yang Menguburnya
- Bab 8 Kekecewaan Yang Mendalam
- Bab 9 Cinta, Bagaimanapun Tidak Bisa Dipaksa
- Bab 10 Menjauh untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 11 Burung Perkutut Yang Mengambil Sarang Burung Gereja
- Bab 12 Dia Mengaku Kalah
- Bab 13 Senja
- BAB 14 Tes DNA
- Bab 15 Menanggung Segala dosa
- Bab 16 Meninggalkan adalah sebuah kemewahan.
- Bab 17 Ibu Dan Anak Pilihlah Salah Satu
- Bab 18 Tiga kehidupan
- Bab 19 Pendarahan Dahsyat Dessy
- Bab 20 Gantikan Darah Maggie
- Bab 21 Berantam Demi Dia
- Bab 22 Mempertahankan Ibu Atau Anak?
- Bab 23 Naik Ke Ranjangnya
- Bab 24 Keluarga Albert Berhutang Sebuah Kehidupan
- Bab 25 Menyadari Fakta Yang Sebenarnya
- Bab 26 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 27 Mengurung ALBERT
- Bab 28 Menyadra MAGGIE ZHAO
- Bab 29 DESSY Telah Meninggal
- Bab 30 Nikahi Aku, Akanku Beritahu Dimana Makam DESSY
- Bab 31 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 32 Mendonorkan Tubuh
- Bab 33 Dessy Telah kembali
- Bab 34 Apakah Itu Dia?
- Bab 35 Hari Ini Beda
- Bab 36 Jangan Ikuti Aku Lagi
- Bab 37 Permohonan Maaf di Tengah Hujan
- Bab 38 Berdiri Semalaman
- Bab 39 Albert Tumbang
- Bab 40 Menyingkir Dari Hidupku
- Bab 41 Apa yang Terjadi pada Lukman
- Bab 42 Leon yang Sesungguhnya
- Bab 43 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 44 Mencari Pertolongan Tapi Tak Berhasil
- Bab 45 Menggores Wajah Dessy
- Bab 46 Arteri Yang Berdetak
- Bab 47 Cahaya Bidadari
- Bab 48 Maafkan Atau Tidak
- Bab 49 Curiga
- Bab 50 Albert cemburu
- Bab 51 Pria Yang Kekanakan
- Bab 52 Cahaya Yang Indah
- Bab 53 Maggie Zhou Masih Hidup!
- Bab 54 Wanita Gemuk
- Bab 55 Bersyukur Dan Benci
- Bab 56 Pengalaman Mengerikan Selama 5 Tahun
- Bab 57 Wanita Iblis Penghisap Darah
- Bab 58 Pembalasan Yang Kejam
- Bab 59 Di Hadapan Wajahnya
- Bab 60 Senjata Makan Tuan
- BAB 61 Vino Si Iblis!
- Bab 62 Hidup Dan Mati SelalU Bersama, Tak Terpisahkan