Loving The Pain - Bab 60 Senjata Makan Tuan
Albert membalikkan badannya, dan berteriak, “Maggie, kamu punya kemampuan hari ini juga bunuh kami berdua. Apabila kamu membiarkan kami menghela nafas, aku akan menghancurkanmu!”
Wajah Albert putih pucat, matanya memerah, seperti monster yang terkurung di dalam sarang, kini berusaha sekuat tenaga untuk mencari jalan keluar, akan tetapi bagaimanapun tidak menemukannya.
Maggie tidak ada perasaan takut sedikitpun, malah dia tertawa semakin bengis : “Hahahaha..... Albert, kamu akhirnya merasakan rasa ini kan? Aku beri tau kamu, permainan baru saja dimulai, kamu baik-baik menikmati saja.”
Dengan kuat-kuat dia menendangnya, Albert yang susah payah berdiri terjatuh kembali.
Angin laut semakin kuat dan semakin menggila, Albert tetap berusaha untuk berdiri, tubuhnya sempoyongan.
Tidak peduli tubuhnya begitu lemah, bertahun-tahun kemarahannya membuat sikapnya menjadi dingin dan pantang menyerah yang membuat Maggie sangat terkejut akan sikapnya.
Kekacauan hanya sekejap, tempat ini sangat jauh dan juga sangat sepi, jaraknya ratusan kilometer dari Kota Dalam.
Lukman yang idiot itu telah kembali ke Afrika, beberapa tahun ini Albert tidak memiliki seorang pun teman baik, tidak ada seorang pun yang dapat menolong mereka!
Bahkan, apabila Maggie berani memukulnya, dia tidak percaya bahwa dia masih bisa tetap hidup.
Dalam 5 tahun ini, kehidupannya sangat hina, tidak memiliki martabat, tidak memiliki moral.
Satu-satu tujuan hidupnya adalah kembali balas dendam terhadap Albert, orang yang pernah sangat ia cintai di hidupnya.
Tidak peduli emosi ini adalah takdir atau kejahatan, dia tetap ingin menghancurkan Albert dengan tangannya sendiri.
Hembusan angin yang kencang membawa pergi jeritan Dessy, kata demi kata menyayat hati Albert, apabila tatapan mata dapat membunuh seseorang, pria berotot itu pasti sudah tertusuk hingga menjadi saringan.
Melihat Albert yang terluka hatinya, Maggie memiliki perasaan balas dendam yang sangat puas.
Saat Albert dengan sempoyongan berjalan ke arahnya, dia menendangnya untuk sekali lagi.
Albert tau bahwa dia tidak akan bisa membantah perkataan Maggie, meskipun begitu Maggie juga tidak akan melepaskan mereka.
Albert menggertakkan giginya tidak bersuara, dia bangkit berdiri lagi, Maggie menendangnya lagi.
Apabila dengan seperti ini dapat membuat Maggie bahagia, lepaskan Dessy, dia bersedia, bersedia menerima berbagai penyiksaan dari Maggie.
Sekali lagi dia tersungkur ke tanah, Albert tidak bangkit berdiri, langsung menghadap ke arah batu, “Maggie, kamu ingin memperlakukanku seperti apa sehingga membuatmu rela melepaskan Dessy?”
Tidak lagi berteriak dan tidak lagi bergairah, dirinya telah tenang, menatap langit, tatapannya tidak ada keraguan sedikitpun.
Maggie kuat-kuat menginjak pipi wajah Albert, meskipun begitu Albert tidak mengeluarkan suara kesakitan sedikitpun.
“Kamu dan dia, aku tidak akan melepaskan seorang pun! Albert, melihat wanitamu sendiri dipermainkan oleh orang lain, sangat menyakitkan bukan? Kamu buka matamu lebar-lebar dan perhatikan baik-baik, dia baru sekali, aku telah mengalaminya selama 2 tahun. Setiap menghadapi pria yang berbeda, harus sesuai dengan kemauan mereka untuk melayaninya. Apabila pelanggan tidak puas denganku, mami (mucikari) tidak akan memberiku makan. Apabila keberuntunganku baik, bertemu dengan pelayan yang normal, hanya perlu membuka kaki lebar-lebar sudah cukup. Kalau tidak beruntung, bisa bertemu dengan yang hobbynya sangat unik, dianiaya sampai rasanya antara hidup dan mati, tidak bisa bangun dari termpat tidur selama setengah bulan, adalah hal yang biasa.” Maggie berkata, wajahnya sangat tenang, dengan ragu-ragu dia bercerita tentang masalah yang tidak ada sangkut pautnya.
Dia menginjakkan kakinya lebih kuat lagi, hingga membuat wajah tampan itu berubah bentuk.
“Albert, kamu memberikan pengalaman kehidupan yang sangat susah untuk dilupakan. Bagaimana mungkin aku tidak membalas Dessy, biarkan kamu juga merasakan perasaan itu. Hahahha.....” Maggie tertawa menggila, selama 5 tahun menanggung beban yang sangat berat, kini akhirnya dia dapat melepaskannya.
“Tidak mau....” Pakaian terakhir yang dikenakan Dessy telah disobek oleh pria itu, seluruh tubuhnya meninggalkan banyak bekas, hati Albert benar-benar terluka.
Tidak tau darimana asalnya tenaga itu, dia memegang kaki Maggie dan menjatuhkannya, Maggie yang awalnya berdiri di atasnya, seketika terjatuh di tanah, bagaimanapun juga tidak bisa bangkit.
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraHei Gadis jangan Lari
SandrakoMenunggumu Kembali
NovanUnperfect Wedding
Agnes YuHanya Kamu Hidupku
RenataLoving Handsome
Glen ValoraLoving The Pain×
- Bab 1 Berbuat Kebaikan
- Bab 2 Mengusirnya Keluar
- Bab 3 Martabat Yang Diinjak
- Bab 4 Menghina Dia Kotor Tetapi Ingin Darahnya
- Bab 5 Tiga Syarat
- Bab 6 Membunuh Dessy
- Bab 7 Jika Kamu Mati, Aku Ingin Dia Yang Menguburnya
- Bab 8 Kekecewaan Yang Mendalam
- Bab 9 Cinta, Bagaimanapun Tidak Bisa Dipaksa
- Bab 10 Menjauh untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 11 Burung Perkutut Yang Mengambil Sarang Burung Gereja
- Bab 12 Dia Mengaku Kalah
- Bab 13 Senja
- BAB 14 Tes DNA
- Bab 15 Menanggung Segala dosa
- Bab 16 Meninggalkan adalah sebuah kemewahan.
- Bab 17 Ibu Dan Anak Pilihlah Salah Satu
- Bab 18 Tiga kehidupan
- Bab 19 Pendarahan Dahsyat Dessy
- Bab 20 Gantikan Darah Maggie
- Bab 21 Berantam Demi Dia
- Bab 22 Mempertahankan Ibu Atau Anak?
- Bab 23 Naik Ke Ranjangnya
- Bab 24 Keluarga Albert Berhutang Sebuah Kehidupan
- Bab 25 Menyadari Fakta Yang Sebenarnya
- Bab 26 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 27 Mengurung ALBERT
- Bab 28 Menyadra MAGGIE ZHAO
- Bab 29 DESSY Telah Meninggal
- Bab 30 Nikahi Aku, Akanku Beritahu Dimana Makam DESSY
- Bab 31 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 32 Mendonorkan Tubuh
- Bab 33 Dessy Telah kembali
- Bab 34 Apakah Itu Dia?
- Bab 35 Hari Ini Beda
- Bab 36 Jangan Ikuti Aku Lagi
- Bab 37 Permohonan Maaf di Tengah Hujan
- Bab 38 Berdiri Semalaman
- Bab 39 Albert Tumbang
- Bab 40 Menyingkir Dari Hidupku
- Bab 41 Apa yang Terjadi pada Lukman
- Bab 42 Leon yang Sesungguhnya
- Bab 43 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 44 Mencari Pertolongan Tapi Tak Berhasil
- Bab 45 Menggores Wajah Dessy
- Bab 46 Arteri Yang Berdetak
- Bab 47 Cahaya Bidadari
- Bab 48 Maafkan Atau Tidak
- Bab 49 Curiga
- Bab 50 Albert cemburu
- Bab 51 Pria Yang Kekanakan
- Bab 52 Cahaya Yang Indah
- Bab 53 Maggie Zhou Masih Hidup!
- Bab 54 Wanita Gemuk
- Bab 55 Bersyukur Dan Benci
- Bab 56 Pengalaman Mengerikan Selama 5 Tahun
- Bab 57 Wanita Iblis Penghisap Darah
- Bab 58 Pembalasan Yang Kejam
- Bab 59 Di Hadapan Wajahnya
- Bab 60 Senjata Makan Tuan
- BAB 61 Vino Si Iblis!
- Bab 62 Hidup Dan Mati SelalU Bersama, Tak Terpisahkan