Loving The Pain - BAB 61 Vino Si Iblis!

Dengan menggunakan kesempatan saat Maggie belum bangkit, Albert mengambil batu yang ada di tanah dan dengan kuat-kuat memukulkannya pada kepala Maggie.

Seketika Maggie mengeluarkan suara kesakitan, tidak lama kemudian dia telah tidak tersadarkan diri.

Albert tidak mempedulikannya, dengan sempoyongan dia berjalan ke arah Dessy.

Pria itu tertawa sinis, kedua tangannya meraba-raba tubuh Dessy, membuatnya ketakutan dan berteriak terus menerus, dengan putus asa dia memohon, “Aku mohon, aku mohon, lepaskan aku, aku berikan apa saja yang kamu inginkan. Jangan berbuat seperti ini padaku, tidak mau.....”

Seseorang yang mempunyai kekuatan sejak lahir memang berbeda, tidak peduli bagaimana Dessy menolaknya tetap saja tidak bisa terlepas dari pria itu.

“Wanitanya Albert, hahahaha.....” Dari matanya yang tertutup penutup kepala itu terlihat sinar keserakahan yang tidak normal.

Tangannya membuka ikat pinggangnya sendiri, hasratnya semakin lama semakin kental.

Dessy benar-benar putus asa, angin malam tidak dapat mengeringkan butiran-butiran keringat dingin yang ada di dahinya.

Kedua matanya kosong dan tidak ada jiwa, cahaya merah muda di langit yang menawan masuk ke dalam matanya dan menjadi abu.

Selama hidupnya tidak ada kelancaran, sepanjang jalan selalu terjatuh, dengan susah payah menyambut harapan, tetapi takdir malah bercanda.

Mendorongnya ke dalam lubang yang sangat dalam hingga tidak bisa diselamatkan,

Dessy berhenti melawan, di sudut bibirnya tersirat senyuman yang sangat kecewa.

Di tengah suara tawaan pria itu, dia dengan kuat-kuat menggigit lidahnya sendiri.

Darah dari sudut bibir mengalir keluar, darah itu mengandung kepedihan dan keputus asaannya, sehingga membuat darah berceceran.

Melihat maksud dari Dessy, pria itu kuat-kuat mencubit kedua pipinya, agar dia tidak mempunyai tenaga untuk menggigit lidahnya lagi.

Sikap Dessy membuat pria itu sangat marah, dengan sekuat tenaga dia menampar Dessy, “Wanita kurang ajar, berani menggigit lidah agar cepat mati? Meskipun kamu mau mati, kamu juga harus memuaskanku dulu baru boleh mati!”

Wajahnya yang dicubit telah berubah bentuk, air matanya tidak berhenti mengalir dari kelopak matanya.

Keputus asaan yang dulu tidak pernah ia rasakan, saat ini menyelimutinya, bahkan ingin mati pun tidak bisa mati, masih harus menerima penganiayaan yang seperti ini.

“Le..paskan.... Aku...” Dari sela-sela tekanan dia berusaha mengeluarkan suaranya dengan terbata-bata.

“Hehehehe.... Dessy, apa kamu tau siapa aku?” Tanpa menunggu reaksi dari Dessy, pria itu melepas penutup yang ada di kepalanya, terlihat sebuah wajah tampan yang kewanitaan.

Dessy terkejut, “Kamu!”

“Bagus, 6-7 tahun sudah berlalu, aku pun tidak mengenali diriku sendiri, tapi kamu masih mengenalinya.” Diperhatikan baik-baik wajahnya yang putih bersih itu terdapat bekas luka yang sangat kecil namun penuh, amarah dan kejahatannya bercampur aduk sehingga terlihat dari kedua bola matanya, seperti ular berbisa yang ingin menggigit manusia.

“Sangat tidak disangka kan? Saat itu Albert menggunakan cara yang tidak tepat untuk memenangkan kompetisi tawar-menawar, membuat modal perusahaan kami retak terus menerus, sehingga mau tidak mau kami mengumumkan bahwa perusahaan kami bangkrut. Dia masih tidak melepaskan keluarga kami, dia membuatku tidak bisa berdiri di Kota Dalam ini. Beberapa tahun ini, tujuan hidupku hanya satu yaitu membunuh Albert. Tentunya, termasuk orang yang telah menyelamatkannya saat itu yaitu kamu! ” Tangannya berpindah menuju ke leher Dessy, dan dengan perlahan-lahan semakin kuat mencekik.

“Vino, hentikan! Yang kamu inginkan adalah nyawaku, lepaskan Dessy, aku yang menanggung semuanya.” Albert dengan terpincang-pincang jalan ke arah mereka, sambil mengernyitkan dahinya, dia benar-benar tidak menyangka bahwa Vino masih hidup, dan bersama dengan Maggie.

Melihat Albert yang tidak dapat berdiri tegak, Vino melemparkan pistol ke arahnya, “Asalkan kamu mati, aku akan melepaskannya.”

“Tidak, jangan... Albert, jangan dengarkan perkataannya, dia sudah gila, meskipun kamu sudah mati, dia juga tidak mungkin melepaskanku...” Dessy menangis tersedu-sedu, dia sudah pasrah dengan Vino yang menekannya kuat-kuat, mau bagaimanapun dia tetap saja tidak bisa bergerak.

“Hahahahaa......” Vino tertawa terbahak-bahak, dia menggigit gigi geraham belakangnya, “Albert, benar-benar tidak dapat ku sangka kamu juga mempunyai hari ini! Mana kamu yang dulu yang sangat mengagumkan itu?”

Saat kompetisi tawar-menawar waktu itu, dia menggunakan segalanya untuk memenangkan, dia menekan perusahaan dan keluarganya, awalnya semua itu ada di perkiraannya, siapa yang tau di pertengahan jalan muncul Albert yang menghancurkan semua perencanaannya, membuat keluarganya bangkrut dan meninggal.

Albert benar-benar beruntung, melarikan pembunuh utusannya, dan mendapatkan sebuah cinta.

Orang yang menang menjadi raja dan yang kalah menjadi pecundang, usaha Albert semakin lama semakin maju, sedangkan dia seperti tikus got yang diteriaki dan dipukul oleh orang-orang.

Untungnya, Tuhan masih mempunyai belas kasih, membuatnya menunggu hari ini!

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu