Loving The Pain - Bab 11 Burung Perkutut Yang Mengambil Sarang Burung Gereja
Dalam setahun ini, untuk pertama kalinya Albert pulang ke rumah makan malam adalah demi Maggie Zhao.
Interaksi antara keduanya intim dan hangat, penuh kemistri, seolah-olah mereka adalah pasangan suami-istri yang sebenarnya.
Panjangnya meja makan, Dessy dan Albert duduk terpisah di kedua ujungnya, hubungan seperti mereka dalam pandangan orang luar adalah hubungan yang sangat intim bagai tak memiliki jarak, tetapi sebenarnya bagai dipisahkan oleh cakrawala.
Harapan yang lebih dari tiga ratus hari dan malam akhirnya menjadi kenyataan, tapi sedikit pun dia sama sekali tidak bahagia, kesedihannya bagaikan ombak, tapi tak bisa juga untuk diungkapkan.
Sesuap demi sesuap menyendok nasi yang telah dingin. Telinganya mendengar percakapan yang intim antara Maggie Zhao dan Albert, akhirnya dia sudah tidak tahan, meletakkan peralatan makan, berbalik badan dan kembali ke kamar.
Membuka pintu kamar, barang-barangnya hilang, digantikan oleh produk-produk kecantikan yang sangat menarik.
"Asisten Qin, Asisten Qin....” Dessy tidak dapat menahan menaikkan volume suaranya.
“Nyonya, ada perintah apa?” Asisten Qin berasal dari rumah Albert, tugasnya adalah merawatnya, tapi sebenarnya sedang mengawasinya.
Untuk saat ini Dessy tahu betul, bukannya tidak peduli, dia hanya ingin membuktikan kepada Hosana Gu, dia bukan menginginkan sesuatu dari Keluarga Albert, dia hanya menginginkan cinta dari Albert.
Dessy menunjuk ke produk kecantikan yang banyak ini dan bertanya: "Bagaimana bisa kamarku berubah menjadi seperti ini?"
Asisten Qin menunjukkan rasa hormat, tetapi matanya menunjukkan rasa memandang rendah: "Mohon maaf, Nyonya, Tuan Muda meminta saya untuk merapikan kamar yang memiliki pencahayaan terbaik untuk Nona Maggie Zhao tinggal."
Sambil mengertakkan giginya, Dessy bertanya dengan marah: "Tidak tahukah kamu bahwa ini adalah kamar tidur utama? Bagaimana bisa kamu membiarkan tamu tinggal disini?"
Asisten Qin belum sempat membantah, suara Albert bagaikan suara air dingin yang menderu datang dari tangga: "Mengapa tidak boleh? Maggie Zhao bukanlah tamu, dia adalah adik perempuanku. Di villa ini, dia suka kamar mana, dia akan tinggal disitu, kaMu tidak punya hak untuk melawan.
Hatinya hancur dengan sebuah lubang yang besar. Bagaimana dia bisa melakukan ini padanya?
Ini adalah kamar tidur mereka, kamar baru mereka, bagaimana bisa menyuruh orang luar tinggal di kamar?
"Dia tinggal di kamar mana, aku tak masalah, tapi dia tak bisa tinggal di kamar ini." Disini tersimpan kenangannya selama setahun, tidak peduli seberapa menyakitkan atau menyedihkannya, semuanya adalah yang paling berharga.
Saat Albert akan membuka mulut, Maggie Zhao tertegun dan menarik lengan baju Albert: "Albert, kebaikanmu telah kuterima. Tidak apa-apa jika Dessy tidak mengijinkan, aku akan pulang ke rumah untuk tinggal."
Tatapan matanya tajam bagai pisau, dengan dinginnya seperti memotong mata Dessy, menggandeng tangan Maggie Zhao: "Jika kamu ingin dia pergi dia akan pergi, tapi kamu tak boleh pergi."
Albert selesai berbicara, mendorong Dessy yang menghalangi pintu kamar dan merangkul Maggie Zhao masuk ke kamar.
Melihat pintu yang tertutup, Dessy mendongak ke atas, tetapi tidak bisa menahan air mata keputusasaan.
......
Keesokan harinya, dini hari.
Jas dan sepatu Albert terlihat sangat menawan. Maggie Zhao mengenakan pakaian rumah, wajahnya merah merona.
Dessy mengikatkan celemek dan menyajikan tiga porsi sarapan ringan ala Barat.
Maggie Zhao menunjukkan rasa ketakutan, menggigit bibir bawah dan berkaca-kaca.
Setelah melihat makanan di atas meja, Albert sangat marah dan bergegas ke depan Dessy, menekuk pergelangan tangannya yang ramping: "Bagaimana bisa hatimu begitu beracun?"
Dessy tampak tidak bersalah, demi mendapatkan kesan Albert tentang dirinya, dia memaksa dirinya untuk bermurah hati.
Dia dengan senang hati membuatkan sarapan untuk mereka, di mana lagi letak kesalahannya?
Rasa sakit di pergelangan tangan menembus ke dalam sumsum tulang dan menyebar ke seluruh anggota tubuh: "Apa yang aku lakukan salah lagi?"
"Lagi?" Albert tertawa: "Semua orang tahu bahwa Maggie Zhao alergi terhadap tomat, lihat sarapan yang kamu buat, dengan jelas kau sedang menginginkan nyawanya!"
"Aku tidak ..." Dessy ketakutan dan Albert tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan.
“Asisten Qin, kurung dia, tidak ada perintah dariku yang membiarkan dia boleh keluar!” Dilempar dengan begitu kuat, Dessy jatuh tak berdaya di lantai, mendongak ke Maggie Zhao yang mirip seekor ular beludak yang tersenyum menang.
Novel Terkait
Everything i know about love
Shinta CharityBehind The Lie
Fiona LeeHis Second Chance
Derick HoUntouchable Love
Devil BuddyAfter The End
Selena BeeCintaku Pada Presdir
NingsiMy Enchanting Guy
Bryan WuLoving The Pain×
- Bab 1 Berbuat Kebaikan
- Bab 2 Mengusirnya Keluar
- Bab 3 Martabat Yang Diinjak
- Bab 4 Menghina Dia Kotor Tetapi Ingin Darahnya
- Bab 5 Tiga Syarat
- Bab 6 Membunuh Dessy
- Bab 7 Jika Kamu Mati, Aku Ingin Dia Yang Menguburnya
- Bab 8 Kekecewaan Yang Mendalam
- Bab 9 Cinta, Bagaimanapun Tidak Bisa Dipaksa
- Bab 10 Menjauh untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 11 Burung Perkutut Yang Mengambil Sarang Burung Gereja
- Bab 12 Dia Mengaku Kalah
- Bab 13 Senja
- BAB 14 Tes DNA
- Bab 15 Menanggung Segala dosa
- Bab 16 Meninggalkan adalah sebuah kemewahan.
- Bab 17 Ibu Dan Anak Pilihlah Salah Satu
- Bab 18 Tiga kehidupan
- Bab 19 Pendarahan Dahsyat Dessy
- Bab 20 Gantikan Darah Maggie
- Bab 21 Berantam Demi Dia
- Bab 22 Mempertahankan Ibu Atau Anak?
- Bab 23 Naik Ke Ranjangnya
- Bab 24 Keluarga Albert Berhutang Sebuah Kehidupan
- Bab 25 Menyadari Fakta Yang Sebenarnya
- Bab 26 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 27 Mengurung ALBERT
- Bab 28 Menyadra MAGGIE ZHAO
- Bab 29 DESSY Telah Meninggal
- Bab 30 Nikahi Aku, Akanku Beritahu Dimana Makam DESSY
- Bab 31 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 32 Mendonorkan Tubuh
- Bab 33 Dessy Telah kembali
- Bab 34 Apakah Itu Dia?
- Bab 35 Hari Ini Beda
- Bab 36 Jangan Ikuti Aku Lagi
- Bab 37 Permohonan Maaf di Tengah Hujan
- Bab 38 Berdiri Semalaman
- Bab 39 Albert Tumbang
- Bab 40 Menyingkir Dari Hidupku
- Bab 41 Apa yang Terjadi pada Lukman
- Bab 42 Leon yang Sesungguhnya
- Bab 43 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 44 Mencari Pertolongan Tapi Tak Berhasil
- Bab 45 Menggores Wajah Dessy
- Bab 46 Arteri Yang Berdetak
- Bab 47 Cahaya Bidadari
- Bab 48 Maafkan Atau Tidak
- Bab 49 Curiga
- Bab 50 Albert cemburu
- Bab 51 Pria Yang Kekanakan
- Bab 52 Cahaya Yang Indah
- Bab 53 Maggie Zhou Masih Hidup!
- Bab 54 Wanita Gemuk
- Bab 55 Bersyukur Dan Benci
- Bab 56 Pengalaman Mengerikan Selama 5 Tahun
- Bab 57 Wanita Iblis Penghisap Darah
- Bab 58 Pembalasan Yang Kejam
- Bab 59 Di Hadapan Wajahnya
- Bab 60 Senjata Makan Tuan
- BAB 61 Vino Si Iblis!
- Bab 62 Hidup Dan Mati SelalU Bersama, Tak Terpisahkan