Loving The Pain - Bab 62 Hidup Dan Mati SelalU Bersama, Tak Terpisahkan
Bertemu dengan Vino di sini, sekujur tubuh Albert mengeluarkan keringat dingin.
Dia lebih tau daripada orang lain bahwa Vino sangat kejam.
Apabila dihitung-hitung, Vino merupakan mak comblang antara dia dan Dessy.
Perusahaan Vino dan perusahaan Albert saat kompetisi tawar menawar menggunakan tanah, perusahaan Albert memenangkan kompetisi tersebut, Vino tidak terima dan membeli pembunuh untuk membunuhnya, beruntung, Dessy dengan membawa pistol menghadangnya.
Saat mobil hilang kendali dan masuk ke dalam pantai, mereka terseret ombak sampai di sebuah pulau yang kosong, selama satu minggu mereka saling mengenal, hidup dan mati mereka rasakan bersama, sehingga membuat mereka berdua saling mencintai.
Ingatannya terputus, wajah Albert menjadi kelam.
Kebenciannya terhadap Vino tidak boleh lebih sedikit daripada kebenciannya terhadap Maggie, beberapa tahun ini Keluarga Vino benar-benar jatuh. Informasi tentang masa kelam keluarga Vino di masa lalu, saat ini di Kota Dalam sudah sangat susah ditemukan.
Tidak disangka dia bisa jatuh sampai detik ini, dapat dipikirkan dia betapa dalamnya dia membenci dirinya sendiri?
Albert membungkukkan badannya dan mengambil pistol yang ada, “Vino, yang kamu inginkan adalah nyawaku, aku akan menangungnya, cepat lepaskan Dessy. Masalah kompetisi tawar menawar itu adalah urusanku, tidak ada urusan dengannya.”
Vino tertawa semakin menjadi-jadi : “Hahahaha.... Tidak ada urusan dengannya kah? Kalau bukan dia yang terlalu banyak ikut mengurusi masalah untuk menyelamatkanmu, keluargaku mana mungkin bisa sampai ke titik ini?”
Kebenciannya semakin menyebar ke sekujur tubuhnya, seketika mencengkeram baju Dessy yang berantakan, dan menjadikannya sebagai penutup dadanya, kemudian selangkah demi selangkah menuju ke pinggir pantai.
Terdengar suara ombak pantai yang sangat kencang dari bawah, menghantam, membentuk sebuah gelombang ombak.
“Albert, aku dengar kamu mencarinya selama 5 tahun penuh, dia untuk bersembunyi darimu bahkan sampai operasi plastik. Percintaan kalian benar-benar mengharukan, membuat seluruh orang terharu.” Sudut bibir Vino naik, seperti malaikat penyabut nyawa di dalam penjara.
“Sekarang biarkan aku membuktikannya, cinta kalian sangat besar dan setia kan. Aku hitung sampai 3, apabila kamu tidak bunuh diri, aku akan membuangnya.” Sosok Vino yang tersenyum sinis di bawah sinar matahari, membuatnya semakin menyeramkan.
“Satu!” Tanpa ragu-ragu dia mulai menghitungnya.
Melihat Albert yang perlahan-lahan mengangkat tangannya yang membawa pistol, dan mengarahkannya tepat di pelipisnya, hati Dessy benar-benar sakit, “Albert, jangan.... Jangan dengarkan perkataannya, meskipun kamu mati, dia tidak akan melepaskanku.”
“Wanita kurang ajar, kamu ternyata benar-benar mengenalku.” Vino menamparnya kuat-kuat, hingga membuat Dessy pusing.
Kemarahan Albert tak tertahankan lagi, “Hentikan, jangan sakiti dia!”
“Dua!” Tanpa mempedulikan permohonan mereka, Vino dengan tegas menghitung angka selanjutnya.
Albert melihat Dessy dalam-dalam, darah yang ada di bawah matanya penuh dengan perasaan kecewa yang sangat dalam
Di kehidupan ini dapat melihatnya, bersamanya saling mencintai, adalah sebuah keberuntungan selama hidup dan matinya.
Apabila ingin menyalahkan hanya bisa menyalahkan dia yang tidak terlalu percaya terhadap Dessy, sehingga membuat perjalanan cinta ini mulus.
“Tiga!” Iblis itu mengeluarkan perintahnya, Albert mulai menutup matanya, perlahan-lahan dia mulai menekan pelatuk pistol itu.
Ombak menghantam batu karang, langit dan bumi terdengar suara yang sangat kacau, Dessy dari kacaunya suara-suara itu mendengar suara Albert menekan pelatuk pistol itu.
“Tidak..... Albert...” Tidak tau dari mana asalnya kekuatan itu, seketika Dessy terlepas dari pegangan Vino.
Vino yang seketika terdorong, berdirinya menjadi tidak stabil, jatuh ke belakang, belakang adalah lubang yang sangat dalam, garis antara hidup dan mati, dia memegang erat-erat kaki Dessy, kedua orang itu bersama-sama terjatuh.
Albert dengan cepat berlari menuju ke arah mereka, dia memegang erat-erat tangan Dessy.
“Dessy.... Pegang erat-erat... Jangan lepaskan!” Albert berusaha dengan sekuat tenaganya, dia tidak mempedulikan betapa runcingnya batu karang yang melukai tubuhnya.
Saat ini dia hanya memiliki satu tekad, apabila hidup harus hidup bersama, apabila mati juga harus mati bersama.
Mau bagaimanapun Vino merupakan seorang laki-laki, sangat berat, Dessy merasakan bahwa lengannya akan putus, apalagi Albert sudah tidak dapat menarik mereka berdua lagi.
Dessy mengangkat kepalanya dengan lemas dan ia tersenyum, “Albert, ada suatu hal yang selama ini aku tidak pernah bilang ke kamu. Saat itu aku hamil kembar laki-laki dan perempuan, tapi aku tidak bisa menjaga sel anak laki-laki kita, tapi anak perempuan kita,Lola sangat sehat. Dia sekarang sudah berumur 5 tahun, pintar, cantik dan lincah. Albert, cepat lepaskan, kamu harus baik-baik hidup, berikan cintamu semuanya kepada Lola. Ini adalah kamu hutang ke aku, tidak boleh mengeyel!”
Saat mendengar informasi seperti ini, Albert tidak bisa senang.
Bila dikatakan Albert terlalu egois bagus, bengis juga bagus, dia hanya ingin Dessy, dia ingin bersamanya di hidup dan matinya.
Tangan, sejengkal demi sejengkal mulai turun ke bawah, kepala Albert mulai melebihi batu karang tersebut, tangannya terlihat ada bercak-bercak darah, dia sudah tidak dapat merasakan sakit sama sekali.
Dia yang menopang dengan sepenuh hati dan tenaganya, hari ini meskipun bersama-sama dengannya masuk ke dalam neraka, dia juga tidak akan melepaskan tangan Dessy, “Dessy, kamu tidak boleh menyerah. Kita dengan susah payah dapat bersama-sama, aku harus menopangnya, kita bertiga harus hidup dengan bahagia. Tidak ada kamu, dunia ini tidak akan sempurna.”
Air mata Dessy mengalir dengan deras, perkataan Albert ini membuat Dessy merasa lebih baik kah?
Hanya saja, manusia pada akhirnya tidak bisa mengalahkan takdir.
Vino yang berada di bawah berteriak dengan keras, “Albert, manusia tidak berguna, cepat tarik kami ke atas, kalau tidak, kita bisa bersama-sama masuk ke neraka.”
Dia hanya ingin nyawa Dessy dan Albert, tidak ada keinginan untuk menemani mereka mati bersama-sama.
Tangan sedikit demi sedikit telah merosot dari genggaman Albert, air mata telah menghalang pandangannya, Dessy perlahan-lahan mulai kabur melihat Albert, “Albert, cepat lepaskan! Janji padaku, kamu harus menjaga Lola dengan baik. Ini adalah utangmu kepadanya, dan juga utangmu padaku. Kamu tidak pernah sehari pun bertanggung jawab menjadi seorang ayah, kamu tidak boleh egois seperti ini!”
Mata Albert mulai memerah dan panas, kehilangan nyawanya, dan kehilangan tanggung jawabnya, dia hanya ingin bersama Dessy, di dunia dan akhirat, tidak terpisahkan selamanya.
“Aaaaaaaaaaaa......” Vino mengeluarkan suara teriakan yang membuat orang yang mendengarnya menjadi sangat sedih, dia jatuh ke dalam jurang yang begitu dalam, dan seketika tertelan ombak.
Hati Albert senang, ototnya yang awalnya tegang sekarang mulai renggang sedikit, tangan Dessy mulai merosot lagi, dia terkejut dan langsung dengan kedua tangannya memegang Dessy, “Dessy, bertahan, percaya padaku, aku pasti bisa menarikmu ke atas!”
Melihat Albert yang penuh dengan keringat dingin dan bercak darah, hati Dessy sangat sakit.
Akan tetapi apakah dia tidak ingin naik ke atas, ataukah dia tidak ingin bersamanya lagi?
Hanya saja, keadaan seperti ini, dia sama sekali tidak dapat menarik Dessy ke atas sedikit pun, sampai saat itu hanya bisa mati bersama.
“Albert, anggap ini permohonan terakhirku, lepaskan. Lola tidak boleh setelah kehilangan ibunya, juga tidak mempunyai ayah. Albert, takdir kita di kehidupan ini telah berakhir, jadi tolong jangan bersikeras lagi. Apabila kita ada takdir di kehidupan selanjutnya, kita akan bersama-sama lagi.” Dari air mata Dessy terpancar sebuah keputusasaan, dengan sekuat tenaga dia menaikkan tangannya yang lain, dan melepaskan jari jemari Albert yang menggenggam tangannya.
Merasa dia hilang dari kehidupannya, hati Albert sangat terpukul, “Dessy, kamu tidak boleh seperti ini, kamu tidak punya hak untuk meninggalkanku.... Tidak boleh....”
Dessy menutup matanya perlahan-lahan, dengan sekuat tenaga ia mendorongnya, “Albert, aku mencintaimu, sungguh mencintai.”
Matahari yang bersinar dilangit layaknya warna merah darah, warna merahnya serba gemerlap, yang memiliki daya tarik yang begitu hebat seperti gumpalan dosa-dosa manusia.
Tiba-tiba, sebuah helikopter tampak dari jauh dan mulai mendekat, pintu kabin terbuka, tampak seorang gadis kecil yang sangat cantik dengan suaranya yang lembut berteriak : ”Ibu, ayah, Lola datang untuk menolong kalian. Kalian harus tetap bertahan, jangan membuatku meremehkan kalian.”
Albert dan Dessy saling bertatapan mata, diantara mereka berdua yang awalnya tidak ada harapan sama sekalipun akhirnya bisa bersinar kembali, seperti bunga sakura yang cantik dan bersinar.
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongMr. Ceo's Woman
Rebecca WangCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaYama's Wife
ClarkCantik Terlihat Jelek
SherinUnplanned Marriage
MargeryMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniLoving The Pain×
- Bab 1 Berbuat Kebaikan
- Bab 2 Mengusirnya Keluar
- Bab 3 Martabat Yang Diinjak
- Bab 4 Menghina Dia Kotor Tetapi Ingin Darahnya
- Bab 5 Tiga Syarat
- Bab 6 Membunuh Dessy
- Bab 7 Jika Kamu Mati, Aku Ingin Dia Yang Menguburnya
- Bab 8 Kekecewaan Yang Mendalam
- Bab 9 Cinta, Bagaimanapun Tidak Bisa Dipaksa
- Bab 10 Menjauh untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 11 Burung Perkutut Yang Mengambil Sarang Burung Gereja
- Bab 12 Dia Mengaku Kalah
- Bab 13 Senja
- BAB 14 Tes DNA
- Bab 15 Menanggung Segala dosa
- Bab 16 Meninggalkan adalah sebuah kemewahan.
- Bab 17 Ibu Dan Anak Pilihlah Salah Satu
- Bab 18 Tiga kehidupan
- Bab 19 Pendarahan Dahsyat Dessy
- Bab 20 Gantikan Darah Maggie
- Bab 21 Berantam Demi Dia
- Bab 22 Mempertahankan Ibu Atau Anak?
- Bab 23 Naik Ke Ranjangnya
- Bab 24 Keluarga Albert Berhutang Sebuah Kehidupan
- Bab 25 Menyadari Fakta Yang Sebenarnya
- Bab 26 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 27 Mengurung ALBERT
- Bab 28 Menyadra MAGGIE ZHAO
- Bab 29 DESSY Telah Meninggal
- Bab 30 Nikahi Aku, Akanku Beritahu Dimana Makam DESSY
- Bab 31 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 32 Mendonorkan Tubuh
- Bab 33 Dessy Telah kembali
- Bab 34 Apakah Itu Dia?
- Bab 35 Hari Ini Beda
- Bab 36 Jangan Ikuti Aku Lagi
- Bab 37 Permohonan Maaf di Tengah Hujan
- Bab 38 Berdiri Semalaman
- Bab 39 Albert Tumbang
- Bab 40 Menyingkir Dari Hidupku
- Bab 41 Apa yang Terjadi pada Lukman
- Bab 42 Leon yang Sesungguhnya
- Bab 43 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 44 Mencari Pertolongan Tapi Tak Berhasil
- Bab 45 Menggores Wajah Dessy
- Bab 46 Arteri Yang Berdetak
- Bab 47 Cahaya Bidadari
- Bab 48 Maafkan Atau Tidak
- Bab 49 Curiga
- Bab 50 Albert cemburu
- Bab 51 Pria Yang Kekanakan
- Bab 52 Cahaya Yang Indah
- Bab 53 Maggie Zhou Masih Hidup!
- Bab 54 Wanita Gemuk
- Bab 55 Bersyukur Dan Benci
- Bab 56 Pengalaman Mengerikan Selama 5 Tahun
- Bab 57 Wanita Iblis Penghisap Darah
- Bab 58 Pembalasan Yang Kejam
- Bab 59 Di Hadapan Wajahnya
- Bab 60 Senjata Makan Tuan
- BAB 61 Vino Si Iblis!
- Bab 62 Hidup Dan Mati SelalU Bersama, Tak Terpisahkan