Loving The Pain - Bab 37 Permohonan Maaf di Tengah Hujan
Dan ketika Dessy menutup jendela, rasa sakit di hatinya kembali terasa.
Saat itu Albert mengadahkan wajahnya ke atas, bola matanya yang gelap tiba-tiba memancarkan cahaya, dia seperti sedang melihat dunianya.
Tatapan mata Albert begitu panas, seperti mampu menorobos air hujan, dan mampu melihat ke dalam hati Dessy.
Bunyi suara “Peng”, Dessy dengan panik menutup jendela, dan walaupun begitu dia tetap tidak bisa menghilangkan bayang-bayang dan tatapan mata Albert.
Dan Dessy kehilangan mood bekerja, memutuskan melangkah keluar dari ruangan kerjanya.
Menyiapkan air panas, berendam di bak mandi, pikirannya yang kacau melayang-layang.
Walaupun tubuhnya saat ini tengah berendam air hangat tapi pikirannya masih sedang memikirkan Albert, tanpa bisa di kontrol dia mulai mengkhawatirkan Albert.
Dessy benci dengan dirinya yang mudah terpengaruh oleh Albert, kejadian 5 tahun yang lalu masih selalu terbayang, dia bagaimana bisa dengan mudah memaafkan Albert?
Hujan turun semakin deras, Dessy di atas ranjang bergerak dengan tidak teratur.
Di dalam hatinya seperti ada seonggok batu besar, tak bisa di pindahkan juga tak bisa di elakkan, membuatnya kesulitan bernafas.
Melepas selimut turun dari ranjang, tidak menghidupkan lampu kamar.
Dessy dengan pelan-pelan membuka tirai jendela, melihat di tengah kegelapan bayangan Albert masih ada.
Tanpa payung, air hujan sudah membasahi seluruh badannya.
Air hujan yang bersinar membasahi rambut Albert turun hingga ke matanya seperti air mata yang dia sembunyikan dari hatinya yang paling dalam.
Hanya berjarak kaca, berjarak tirai, kedua mata mereka saling bertemu.
Dari mata Albert tidak terlihat sifat angkuh dan percaya diri lagi, hanya tersisa rasa sakit dan penyesalan.
Dessy memaksa tubuhnya berbalik dan tidak melihat Albert, punggungnya menyender di kaca, tapi hatinya masih memikirkan keadaan Albert saat ini yang sudah berantakan.
Rasa sakit hatinya berubah menjadi kemarahan, Dessy mengambil payung, dengan terburu-buru pergi keluar: “Tuan Albert, apa yang sebenarnya kamu lakukan? Mengikutiku boleh di katakan semuanya hanya kebetulan, tapi, apa yang kamu lakukan sekarang ini sudah kelewatan dan mempengaruhi pekerjaan juga kehidupanku. Aku mohon kamu cepat pergi dari sini, kalau tidak aku akan memanggil polisi datang mengurusnya!”
Albert yang biasa menjaga jaraknya dengan Dessy tiba-tiba memeluk Dessy, tidak peduli Dessy yang saat ini berusaha melawan dan melepaskan diri, pelukannya semakin erat, seperti hendak meremukkan tubuh Dessy dan masuk ke dalam jiwanya.
Dessy berusaha setengah mati melawan mencoba melepaskan diri: “Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku, lepaskan aku.”
Tidak peduli bagaimana Dessy memukulnya, Albert tetap tidak rela melepaskan pelukannya.
Tangan Albert memeluk Dessy semakin erat, suara paraunya terdengar penuh penyesalan: “Dessy, maafkan aku, aku seharusnya mati.”
Hati Dessy bergetar, dia dengan rasa panik dan suaranya terdengar begitu dingin: “Tuan Albert, sudah berapa kali aku katakan padamu, namaku Sunny, bukan Dessy. aku mohon kamu untuk melepaskanku!”
Albert dengan keras berkata: “Tidak! Aku tidak akan melepaskanmu lagi! Kecuali aku mati!”
Sejak bertemu dengan Dessy, walaupun wajahnya berubah, tapi perasaannya masih sama.
Albert hanya dengan sekali melihat sudah yakin kalau Dessy adalah istrinya.
Tapi dia masih kekurangan bukti, sehingga membuatnya tak berani mendekati Dessy.
Sekarang dia sudah mempunyai fakta, tidak peduli Dessy yang sudah muak dan membencinya.
Dia bersumpah mulai hari ini, dia tidak akan lagi melepaskan tangan Dessy, dia akan menggunakan sisa hidupnya untuk menebus kesalahannya pada Dessy!
“Albert, kamu sekarang lagi melakukan hal gila apa?” Kekuatan wanita dan pria dari lahir sudah berbeda, walaupun Dessy saat ini sudah mengerahkan seluruh tenaganya, tapi juga tidak mampu melepaskan Albert sedikitpun.
Reaksi Albert saat ini hanya membuat Dessy ingin cepat melarikan diri darinya!
“Iya, aku gila hingga salah paham padamu. Aku gila hingga percaya kata-kata si monster Maggie Zhao dan bukti-bukti darinya, salah paham mengira kamu dan Lukman bersama. Dessy, terserah bagaimana kamu menghukumku semuanya aku terima. Aku hanya memohon padamu, aku mohon, jangan lagi pergi dariku, ya? ” Air mata bercampur air hujan membasahi wajah ganteng Albert, dia merendahkan harga dirinya memohon pada Dessy.
Selama ini Albert di hati Dessy seperti kehadiran Dewa yang sangat tinggi derajatnya, dan saat ini Albert malah menjatuhkan dirinya sendiri memohon maaf pada Dessy.
Bilang kalau semua ini tidak membuatnya terharu jelas pasti berbohong, tapi Dessy sungguh tak bisa menemukan alasan untuk memaafkan Albert.
Dia bahkan juga tidak mampu memaafkan dirinya sendiri!
Novel Terkait
Love And War
JaneAkibat Pernikahan Dini
CintiaCEO Daddy
TantoAdieu
Shi QiAfter Met You
AmardaPergilah Suamiku
DanisCinta Yang Tak Biasa
WennieLoving The Pain×
- Bab 1 Berbuat Kebaikan
- Bab 2 Mengusirnya Keluar
- Bab 3 Martabat Yang Diinjak
- Bab 4 Menghina Dia Kotor Tetapi Ingin Darahnya
- Bab 5 Tiga Syarat
- Bab 6 Membunuh Dessy
- Bab 7 Jika Kamu Mati, Aku Ingin Dia Yang Menguburnya
- Bab 8 Kekecewaan Yang Mendalam
- Bab 9 Cinta, Bagaimanapun Tidak Bisa Dipaksa
- Bab 10 Menjauh untuk Mendapatkan Keuntungan
- Bab 11 Burung Perkutut Yang Mengambil Sarang Burung Gereja
- Bab 12 Dia Mengaku Kalah
- Bab 13 Senja
- BAB 14 Tes DNA
- Bab 15 Menanggung Segala dosa
- Bab 16 Meninggalkan adalah sebuah kemewahan.
- Bab 17 Ibu Dan Anak Pilihlah Salah Satu
- Bab 18 Tiga kehidupan
- Bab 19 Pendarahan Dahsyat Dessy
- Bab 20 Gantikan Darah Maggie
- Bab 21 Berantam Demi Dia
- Bab 22 Mempertahankan Ibu Atau Anak?
- Bab 23 Naik Ke Ranjangnya
- Bab 24 Keluarga Albert Berhutang Sebuah Kehidupan
- Bab 25 Menyadari Fakta Yang Sebenarnya
- Bab 26 Menghukum Diri Sendiri
- Bab 27 Mengurung ALBERT
- Bab 28 Menyadra MAGGIE ZHAO
- Bab 29 DESSY Telah Meninggal
- Bab 30 Nikahi Aku, Akanku Beritahu Dimana Makam DESSY
- Bab 31 Habis Manis Sepah Dibuang
- Bab 32 Mendonorkan Tubuh
- Bab 33 Dessy Telah kembali
- Bab 34 Apakah Itu Dia?
- Bab 35 Hari Ini Beda
- Bab 36 Jangan Ikuti Aku Lagi
- Bab 37 Permohonan Maaf di Tengah Hujan
- Bab 38 Berdiri Semalaman
- Bab 39 Albert Tumbang
- Bab 40 Menyingkir Dari Hidupku
- Bab 41 Apa yang Terjadi pada Lukman
- Bab 42 Leon yang Sesungguhnya
- Bab 43 Dia Harus Bagaimana?
- Bab 44 Mencari Pertolongan Tapi Tak Berhasil
- Bab 45 Menggores Wajah Dessy
- Bab 46 Arteri Yang Berdetak
- Bab 47 Cahaya Bidadari
- Bab 48 Maafkan Atau Tidak
- Bab 49 Curiga
- Bab 50 Albert cemburu
- Bab 51 Pria Yang Kekanakan
- Bab 52 Cahaya Yang Indah
- Bab 53 Maggie Zhou Masih Hidup!
- Bab 54 Wanita Gemuk
- Bab 55 Bersyukur Dan Benci
- Bab 56 Pengalaman Mengerikan Selama 5 Tahun
- Bab 57 Wanita Iblis Penghisap Darah
- Bab 58 Pembalasan Yang Kejam
- Bab 59 Di Hadapan Wajahnya
- Bab 60 Senjata Makan Tuan
- BAB 61 Vino Si Iblis!
- Bab 62 Hidup Dan Mati SelalU Bersama, Tak Terpisahkan