Loving The Pain - Bab 25 Menyadari Fakta Yang Sebenarnya

Melihat luka itu yang terlihat seperti lipan berwarna merah gelap, lubuk hati Albert masih merasa terkejut.

Dia melihat luka yang sama ditubuh Dessy, hatinya tiba-tiba berdetak begitu kencang, terombak amarah yang begitu hebatnya.

Ia menarik Maggie Zhao, tatapan nya takut melihat sekitar luka itu, seperti ada bunga yang akan muncul dari sana.

Maggie Zhao berpikir bahwa hati Albert sangatlah lembut, karena itu, cukup mengeluarkan suara yang lembut, dan mendekatkan diri kepadanya berkata: "Albert, apakah kamu masih ingat? Kamu dipaksa untuk bersama Dessy, aku sangatlah patah hati, sampai membuat luka aku terinfeksi, saat operasi aku kehilangan banyak darah, sedikit lagi aku bisa mati pada saat operasi!"

Tangan Maggie yang menggenggam Albert dapat terlihat sebuah luka, Maggie Zhao tetap berlanjut meminta simpati darinya: "Albert, kalau bukan karena keluarga Lukman, pasti sekarang kita sudah menjadi pasangan suami istri. Ini sudah cukup untuk membuktikan, kamu sayang kepadaku, kamu bisa menikahi aku, kamu bisa memberikan cintamu kepadaku.

Jari Albert pelan-pelan melewati luka Maggie Zhao, dia begitu menyayangkannya, dan dengan ketakutan ia berkata: "Apakah ginjalmu adalah donor dari Dessy?"

"Iya, ginjal ini miliknya." setelah menyadari apa yang baru ia perkatakan, ia langsung menutup mulutnya dengan tangan. Tetapi, semuanya sudah terlambat.

Albert pelan-pelan berdiri, matanya menyala penuh amarah, seketika ia menggenggam erat pergelangan tangan Maggie Zhao, tak peduli seberapa kencang ia berteriak kesakitan, dan Albert berkata padanya: "Apakah Dessy pergi pulang ke kampung beristirahat setelah ia mendonorkan ginjalnya kepadamu? Lukman tidak tinggal bersamamya, ia hanya mengurusnya, betul tidak?"

Maggie tidak pernah melihat tampang dingin seperti ini di wajah Albert, hatinya sungguh terkejut, dan dengan terbirit-birit ia menjelaskan: "Bukan, Albert dengarkan aku baik-baik. Ginjal ini adalah donor dari orang lain, aku juga tidak tau pendonornya siapa. Bukannya kamu sudah memeriksanya sebelumnya?"

Sudah mengenalnya sejak kecil, Albert mengerti gerakan-gerakan kecil dari Maggie.

Tidak perlu dijelaskan lagi, dia sudah jelas adalah seorang yang arogan.

Bahkan di situasi yang sangat mendesak seperti ini, hanya ada satu kemungkinan yaitu ia takut ketahuan!

Albert mengangkat tangan Maggie tinggi, dan menahannya ke tembok, mata Albert terlihat seperti pisau, seperti ingin membunuhnya: "Sejak kamu lahir kamu mencari pendonor ginjal, tetapi karena golongan darahmu langka, kamu selalu tidak dapat yang cocok. Aku sungguh sangat bodoh, tidak mungkin ada suatu yang begitu kebetulan di dunia ini. Golongan darah Dessy dan kamu cocok, umur kalian juga sama, bagaimana bisa dulu aku tidak mempercayainya dan malah mempercayaimu?"

Albert tidak sedang menanyakan Maggie tetapi dirinya sendiri.

Apa yang sudah kamu perbuat kepada Dessy?

Di mulutnya ia mengatakan bahwa ia sayang kepadanya, ingin memberikan ia masa depan yang baik, tapi ia tidak memberikan kepercayaannya kepadanya.

Amarah dan penyesalan berubah menjadi tatapan yang dingin, menusuk kepada hati Maggie: "Albert, ini semua adalah suatu kebetulan. Jadi apakah kamu tidak ingin aku mendapat donor untuk bertahan hidup?"

Apakah ini pria yang ia cintai dengan sepenuh hidupnya?

"Kebetulan? Ini adalah rencanamu dan ibuku yang bersekongkol untuk membohongi aku, betul tidak? Kamu bahkan memperkerjakan seorang suster, membuat dia mengambil tipe darah yang salah, membuat DNA yang salah. Kamu bukan cuman mengambil ginjal dia, kamu bahkan mau merenggut hidupnya, pada akhirnya kamu juga tidak akan berhenti sampai anakku dan anak Dessy, betul tidak?" Albert mengunci mata Maggie Zhao, merangkai hal demi hal.

"Ti-ti..tidak, tidak begitu... bukan seperti itu..." amarah Albert sudah mencapai titik puncaknya.

Sebelumnya tidak pernah melihat Albert semarah ini, Maggie Zhao sangat terkejut.

"Maggie Zhao, kamu lebih baik berdoa untuk Dessy agar ia balik kesini dengan selamat dan tenang, kalau tidak, kamu yang harus mati!" Dengan keras ia menghantam tangan Maggie ke lantai, dan mengambil jaketnya berjalan keluar.

Terdengar suara mesin mobil menyala di bawah.

Maggie Zhao dengan susah berdiri kembali, dia mengambil apa saja yang bisa ia ambil dan melemparkannya ke lantai.

"Albert, kamu seperti ini memperlakukanku, kamu pasti menyesal suatu hari!" ia tertawa terbahak-bahak, mengambil handphonenya, dan memencet sebuah nomor.

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu