Istri Pengkhianat - Bab 62 Balas Dendam Yoyo

Beberapa hari ini, Yoyo sangat sakit hati. Dia benci dirinya masih mencintai suaminya, Sojun, demi dirinya dia menyetujui permintaan Welly yang memalukan. Tapi dia lebih benci selingkuhannya Sojun, kalau tidak ada dia, keluarganya tidak akan hancur, dirinya dan Sojun juga tidak akan hancur sampai seperti ini.

Beberapa hari ini, Yoyo spesial menemani Welly di kasur, dia mendapat kabar mengenai Marena dari mulutnya, dan mengetahui bahwa Marena sampai sekarang masih sangat bebas, dia tambah benci dan ingin balas dendam.

Tetapi, ingin dia untuk menerobos dan memaki umpatan sebagai seorang istri, Yoyo juga tidak punya hak untuk itu, intinya, karena wajahnya kurang tebal, walaupun sudah memikirkan banyak cara, tetap saja tidak bisa dilakukan, namun kebencian di hatinya malah semakin lama semakin besar.

Hari ini, pengacara pembela yang Yoyo sewa demi Sojun mencarinya. Dari tasnya mengeluarkan sebuah kantong, mengoper ke Yoyo dan berkatan: “di dalam sini ada handphone, jam tangan dan dompet milik Sojun, ini diambil dari agen keamanan publik.”

“terima kasih.” Yoyo menerima kantongnya dan bertanya: “apakah dia menandatangani surat cerainya?”

“tidak, dia tidak bersedia.” Pengacara berkata: “tapi, aku juga sudah membujuk Sojun, dia bilang sedang mempertimbangkannya.”

“oh.” Yoyo ragu dan bertanya: “sekarang keluarga kami seperti sudah hancur, dan selingkuhannya Sojun, malah tidak mendapat hukuman apa-apa. Ini, bukannya ini tidak adil?”

“dari segi hukum, dia tidak bertanggungjawab. Tapi, kalau dari segi moral, memang seharusnya dia mendapat hukuman.” Pengacara bicara dengan pasrah.

“kalau begitu apakah ada cara” Yoyo bertanya dengan semangat ke pada pengacara.

“aku juga tidak ada ide apapun.” Pengacara agak pasrah, dia berpikir sejenak lalu bicara dengan sedikit ragu, “kecuali, hubungi suaminya. Biar suaminya yang mengurusnya.”

“tapi, setahuku, suami perempuan itu sudah tahu.” Yoyo bicara dengan kesal. “malah tidak melakukan apa-apa.” Sampai sekarang, Yoyo masih belum tahu kalau Marena sudah cerai.

“mengenai masalah Sojun dan perempuan itu, aku tahu beberapa hal dari Sojun.” Pengacara bicara dengan ragu: “perempuan itu bernama Marena, dulunya teman Sojun saat SMA, saat SMA, mereka pernah pacaran, tapi akhirnya berpisah.

Sekitar setahun lebih lalu, mereka bertemu lagi di acara reuni SMA, lalu mulai berhubungan lagi.” Sambil bicara, pengacara menunjuk kantong yang dipegang Yoyo, berkata: “jam tangan emas itu, juga diberikan oleh Marena kepada Sojun, harganya hampir dua puluh juta rupiah.”

“perempuan ini benar-benar banyak uang ya.” Yoyo bicara dengan kesal, “demi selingkuhan rela menghabiskan uang, tidak tahu apakah kalau demi suaminya sendiri dia juga rela menghabiskan uang juga!”

“kalau ini aku tidak tahu.” Pengacara bicara dengan senyum pasrah, berhenti sejenak lalu bilang lagi, “kalau begitu aku pergi dulu, surat cerai aku akan secepatnya meminta Sojun untuk tanda tangan, kalau ada apa-apa aku akan menghubungimu secepatnya.”

Setelah pengacara pamit mengundurkan diri, Yoyo terpikir sebuah cara, dia bisa memberikan jam tangan ini ke suaminya Marena kan, mempermalukan suaminya Marena dengan sejadi-jadinya, supaya dia tidak bisa tenang di rumah. Lalu, dia memasukkan jamnya ke dalam kantong, langsung menelepon Irwandi.

Jarak saat ini dengan masalah lalu yang menjelaskan masalah cerai kepada ayah mertua, sudah berlalu beberapa hari. Irwandi yang sedang sibuk kerja di kantor, melihat handphonenya berbunyi dan terpampang nomor asing, langsung mengangkat teleponnya, “halo, apa kabar, dengan siapa ini.”

“aku istrinya Sojun, seharusnya kamu tahu kan.” Yoyo bicara langsung ke intinya, “aku ada masalah ingin mencari kamu, apakah kamu bisa keluar sebentar?”

“oh.” Bicaranya datar, tapi Irwandi yang hatinya dipenuhi api membara, berkata: “ada masalah apa kamu mencariku.”

“aku sekarang ada di depan perusahaanmu.” Yoyo berkata: “sebaiknya kamu keluar, ada barang yang ingin kuberikan padamu. Kalau tidak aku akan masuk ke perusahaanmu, memberikannya padamu.”

Begitu keluar dari pintu utama perusahaan, Irwandi melihat tidak jauh, ada seorang wanita yang gemulai dan sempurna, sedang melihat ke dalam perusahaan, lalu menghampirinya dan bertanya: “halo, aku Irwandi, maaf, apakah kamu orang yang menelepon tadi?”

Yoyo melihat Irwandi dari atas ke bawah, berkata: “iya, aku adalah istrinya Sojun.” Di waktu yang bersamaan di dalam hatinya berkata, laki-laki ini tidak buruk juga, kenapa Marena malah selingkuh.

“maaf, kamu mencariku ada masalah apa ya” Irwandi bertanya dengan penasaran.

Yoyo mengeluarkan jam tangan dan mengopernya ke Irwandi, berkata: “ini istrimu yang membelikannya untuk Sojun, harganya lumayan mahal, hampir dua puluh juta rupiah, sekarang aku kembalikan padamu.”

Irwandi yang menerima jam tangannya sangat terkejut, Marena ternyata bisa demi Sojun membeli jam tangan yang begitu mahal, padahal jam di tangannya sendiri, hanya dua jutaan rupiah saja.

Melihat Irwandi marah karena terkejut, Yoyo merasa puas, lalu ia lanjut bicara: “kuberitahu kamu satu hal, Marena dan Sojun, saat mereka SMA, juga pernah pacaran, katanya saat SMA, mereka menyewa rumah diam-diam di belakang orang tua mereka.” Selesai bicara ia langsung memutar badannya dan pergi.

“hei, berhenti.” Irwandi mengejarnya hanya dengan beberapa langkah saja, mengoper jam tangannya dan berkata: “lebih baik kamu kembalikan jamnya ke Marena saja.”

“kamu benar-benar laki-laki yang pengecut.” Yoyo tidak mengambil jam tangannya, memandang rendah Irwandi dan berkata: “istrimu selingkuh, kamu malah tidak berani menghadapinya, kamu itu laki-laki atau bukan sih?”

Seketika wajah Irwandi menjadi merah, uratnya terstimulasi, dia menarik napas, dan menatap Yoyo yang di depannya, berkata, “tidak peduli aku laki-laki yang seperti apa, kamu tidak berhak untuk mengkritikku.”

“hihi.” Yoyo melihat kemarahan Irwandi, hatinya menjadi sangat senang, berkata: “kenapa aku tidak berhak? Kalau kamu bukan pengecut, apakah istrimu berani selingkuh? Kalau dia tidak selingkuh, apakah akan berdampak pada keluargaku!”

Melihat wajah Irwandi yang terlihat uratnya, mengepalkan tangannya, menatapnya dengan mata yang dingin, Yoyo ketakutan dan mundur selangkah, lalu dia maju dan membusungkan dadanya, berkata: “tapi, kalau dibilang kamu juga lumayan kasihan. Menikahi sampah, juga selingkuh di belakangmu, juga tidak tahu bagaimana kamu bisa menahannya.”

Selesai bicara, Yoyo dengan cepat memutar badan dan pergi, berjalan beberapa langkah, hampir seperti jogging. Melihat mobil yang lewat di jalan, buru-buru melambaikan tangannya, ketika menaiki mobil, dia memutar kepalanya lagi melihat Irwandi masih berdiri di tempat, lalu cepat-cepat menutup pintu mobil.

Irwandi yang murka, raut wajahnya sangat marah, napasnya terengah-engah, denyut urat di lehernya pun sampai terlihat. Menatap Yoyo yang masuk dan duduk di dalam mobil. kalau Yoyo bukan perempuan, tadi Irwandi pasti sudah melayangkan tinjunya, dan menghajarnya dengan sadis.

Irwandi kembali ke kantor dengan marah. Dia menyadari masih mengenggam jam tangan itu, saking kesalnya dia asal lempar jam itu ke mejanya, dan memantik rokok.

Ternyata Marena dan Sojun saat SMA pernah jadian, dan demi dia membeli jam tangan yang begitu mahal, kalau begitu hilangnya uang seratus juta rupiah di buku tabungan yang di rumah, Marena yang menggunakannya demi Sojun.

Lima tahun menikah, semua barang dan pakaian yang dibeli Marena untuk dirinya sendiri tidak mahal, hanya kisaran empat jutaan rupiah. Walaupun ini juga permintaannya sendiri, tapi Marena sepertinya juga tidak rela membeli baju yang mahal untuk dirinya sendiri, sekarang, malah rela beli jam tangan yang mahal untuk selingkuhannya.

Hehe. Irwandi tertawa dengan pilu.

Novel Terkait

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu