Istri Pengkhianat - Bab 38 Sombong Yang Palsu
Harus diakui jika seseorang sudah memiliki keraguan, maka rasa waspadanya akan sangat berat. Misalnya, saat orang yang selalu bertindak tidak baik denganmu tiba-tiba menjadi baik, bahkan menyetujui masalah yang selalu kamu inginkan. Orang pasti akan berpikir aneh dan bisa berpikir ke arah yang buruk.
Irwandi justru memiliki pemikiran seperti ini, dia meragukan istrinya akan membiarkan dia menjadi ayah dari orang lain. Jadi saat istrinya tidak menyadari, dia dengan cepat memakai kondom dan memutarkan badannya, dia menahan istrinya di bawahnya, tanpa rasa kasihan langsung menyerang dengan sadis.
Marena yang diserang langsung merintih dalam kepuasan dan kesenangan. Waktu yang lama berlalu, Irwandi baru mengeluarkan suara yang keras dan menembaknya.
Marena yang berbaring di atas tempat tidur dengan lemas juga sudah tahu jika suaminya memakai kondom, dia ingin membahas suaminya, tetapi dia tidak ada tenaga itu, dia dengan marah menatap suami yang tertawa.
Irwandi menari selimut untuk istrinya lagi, dia tertawa sambil bertanya: "Malam ini sudah puas, kan! Apa kamu ada merasa puas denganku."
Marena mengambek dan melebarkan matanya, kemudian memejamkan matanya dengan marah, dalam hatinya menghela napas dengan tidak berdaya, jadi besok saja. Marena yang kelelahan perlahan ketiduran.
Melihat istri yang sudah ketiduran, tatapan Irwandi menjadi dingin, bibirnya menampakkan senyuman yang dingin. Dalam hati berkata, Marena, tidak tahu apa kamu ada puas di tempat selingkuhanmu malam ini, tapi kamu pasti puas saat di sini bersamaku. Tapi kamu tidak mendapat hasil yang kamu inginkan, dalam hatimu pasti sangat tidak puas, kan.
Pagi hari kedua, setelah Irwandi membuat sarapan, dia pergi ke kamar berencana untuk membangunkan istri. Melihat istri sudah sadar dan melihat Irwandi masuk, dia hanya melihat Irwandi sekilas saja, tanpa dipanggil suami, dia perlahan bangun dari tempat tidur.
Melihat keadaan ini, Irwandi tertawa dan keluar dari kamar, dalam hatinya sedang tidak senang dengan istrinya, semalam tujuannya tidak tercapai, jadi sekarang sombong lagi.
Memang, Marena yang bangun pagi ini sudah marah. Awalnya semalam sebelum pulang, dia berpikir ke depannya akan lebih lembut kepada suaminya, lebih memedulikannya. Tetapi pagi hari saat bangun teringat semalam suaminya ngotot untuk memakai kondom membuat dia sangat marah, dan juga dalam hatinya ada kekhawatiran, sehingga tanpa sadar membuatnya sombong kepada suaminya.
Menemani istri sarapan, Irwandi tertawa dan menyapa istri yang duduk di sofa dengan sangat sombong, kemudian pergi ke kantor.
Melihat suami pergi meninggalkan rumah, Marena yang duduk di sofa mulai berpikir. Hari ini dia harus pulang lebih awal, kemudian nantinya menggoda suami dengan baik-baik di kamar mandi, juga tidak membiarkan dia pergi membawa kondom, lihat apa yang akan dilakukan suaminya nanti.
Marena yang berpikir seperti ini membuat wajahnya menjadi merah, tetapi bibirnya malah terlihat puas, karena dia tahu seberapa semangat suaminya nanti, dia dapat membayangkan semangat dan kuat suaminya nanti.
"Pfft." Marena senang hingga tertawa, tapi tiba-tiba menutup mulutnya sendiri lagi, dia menatap depan dengan kekosongan. Sekarang dia merasa sepertinya ada yang aneh, dulu dia sendiri yang selalu tidak menginginkan anak dan suaminya yang selalu menginginkan anak. Tetapi semalam setelah dia berkata ingin memiliki anak, kenapa suami malah ngotot memakai kondom?
Tanpa sengaja teringat perkataan di rumah orangtua lagi, masalah mau anak tidak perlu buru-buru, setelah syarat kalian sudah mampu baru bahas anak lagi. Dalam 2 tahun ini, suami berkali-kali memohon dengan diri sendiri untuk memiliki anak, tetapi kenapa sekarang tidak buru-buru lagi?
Apa ada masalah dalam hal ini, jangan-jangan betul dengan yang dikatakan ibu jika suami sudah memiliki wanita di luar yang sudah bersedia melahirkan anak untuknya.
Orang yang sering berbohong, melakukan hal yang mengkhianati, juga akan meragukan orang lain menipu dan melakukan hal yang mengkhianati.
Marena yang semakin berpikir semakin merasa aneh, bagaimanapun dipikir, kenapa selalu merasa sepertinya suami sudah ada wanita di luar. Sangat mudah, semalam saat sedang melakukan adegan mesra, suami tidak mengasihani dirinya, dia hanya memedulikan untuk cepat, dia tidak memikirkan perasaannya seperti dulu lagi. Dan juga setelah melakukan adegan mesra, suami tidak menggendong dia ke kamar mandi untuk mencuci air keringat di bagian bawah tubuhnya, tidak menggendong dia tidur, dulu dia tidak pernah begitu.
Ditambah lagi sebelumnya suami sangat dingin terhadapnya, tanda-tanda seperti ini sudah mengartikan jika hati suaminya sudah tidak ada padanya. Setelah memikirkannya, air mata Marena mengalir, dia berbaring di sofa dan menangis.
Tiba-tiba ponselnya berdering, Marena menarik beberapa lembar tisu di meja untuk menyeka air matanya, dia minum lalu mengambil ponsel, tetapi langsung mati. Melihat nomor yang familier itu, Marena meletakkan ponselnya, tetapi baru diletakkan langsung berdering kembali, tetap nomor sebelumnya.
Marena tetap mengangkat setelah memikirkannya, terdengar suara Sojun Lu yang lembut dari ponsel, "Marena, semalam mendapat pesan wechat dariku, aku tidak tidur semalaman, pagi hari aku tidak tahan lagi."
"Bukankah aku sudah bilang jika jangan menghubungiku lagi?" Marena berkata dengan sombong, "Tolong jangan hubungi aku lagi." sambil mengatakannya langsung mematikan ponsel.
"Jangan tutup telepon." Sojun Lu mengatakan dengan tegang, kemudian berbicara dengan lembut lagi. Saat dia meminta untuk bertemu, Marena diam-diam mematikan ponsel.
Pagi hari, Sojun Lu yang duduk di dalam mobil melihat Marena sudah menutup ponsel, dia malah tertawa dengan menghina.
Karena dia semakin percaya diri, jika Marena benar ingin putus hubungan dengannya, dia pasti tidak akan mengangkat telepon, atau mungkin sudah membuat nomornya di daftar hitam, tetapi sekarang malah bisa mendengar kata-kata mesra dari dirinya, hanya saja saat meminta bertemu, dia baru mematikan ponsel. Ini hanyalah wanita yang pura-pura sombong. Sojun Lu sudah tahu hal ini dari awal!
Sojun Lu menghidupkan mobil, dalam hatinya merasa sedikit puas, dia menganggap ini adalah sebuah permainan pengajaran, hasil dari pengajaran ini adalah Marena dengan inisiatif berbaring di bawah tubuhnya, hanya saja masalah waktu saja. Dia sangat percaya diri terhadap hal ini.
Sojun Lu tiba di kantor, dia dari dalam tas mengeluarkan laporan pengunduran diri tertulis dari persaingan posisi. Sepanjang jalan menyapa rekan kerja dengan ramah, tanpa sengaja menggoyangkan laporan di tangannya. Setelah dia tiba di Departemen Administrasi perusahaan, dia menyerahkan laporannya.
Tatapan karyawan Departemen Administrasi melihatnya dengan tidak mengerti, Sojun Lu menjelaskan sedikit dengan tidak berdaya, karena alasan masalah pribadi, jadi dia tidak akan berpartisipasi dalam persaingan posisi kali ini lagi, tolong pengertian dari ketua, jika ke depannya masih ada kesempatan, dirinya pasti akan ikut serta.
Dengan cepat seluruh perusahaan langsung tersebar kabar Sojun Lu mengundurkan diri dari persaingan posisi karena alasan pribadi. Segala macam tebakan dan kabar gosip tersebar di perusahaan. Banyak rekan kerja ada yang langsung, dan ada yang tidak langsung menanyakan penjelasan masalah ini terhadap Sojun Lu. Sojun Lu hanya menjelaskan dengan tersenyum, masalah pribadi tidak bisa diberitahu.
Setelah melayani rekan kerja yang datang menanyakannya, ekspresi Sojun Lu senang dan sadis. Inilah hasil yang diinginkannya, semalam dia sudah memikirkan dengan lama, lalu dia terpikir dengan ide ini. Tidak berpartisipasi dalam persaingan posisi, boleh meminta undur diri setelah mendaftar; atau tidak hadir saat persaingan posisi, dianggap menyerah dengan inisiatif.
Tetapi Sojun Lu menggunakan cara ini, menggunakan alasan pribadi di laporan tertulis. Kamu Welly bukankah melarang aku untuk berpartisipasi, baik aku janji untuk undur diri. Awalnya di perusahaan, kita berdua yang paling berharap untuk berhasil naik pangkat, dan kini aku undur dari persaingan ini karena masalah pribadi, menurutmu bagaimana pemikiran rekan kerja dari perusahaan?
Haha, kini semuanya menyebarkan jebakan dan konspirasi yang terdapat di kantor. Tanpa arahanku, semua rekan kerja di perusahaan akan dengan inisiatif memikirkan ke arahmu. Walaupun perusahaan tidak mungkin menyuruhmu untuk memberikan penjelasan, tetapi belum tentu kamu akan berhasil!
Nantinya saat kamu Welly gagal dalam persaingan posisi, maka tidak bisa menyalahkan aku lagi! Terpikir sampai sini, Sojun Lu tidak tahan untuk ingin tertawa.
Welly sebagai pelamar lainnya, yang melakukan konspirasi di belakang juga sudah tahu kabar ini dari awal, menghadapi tatapan rekan kerja yang menghina atau meremehkan, saat makan siang, dia khusus membawa piring dan duduk bersama dengan rekan kerja yang lumayan baik dengannya, mereka berbincang dengan senang dan tenang, topik pembahasan mereka pastinya bisa membahas Sojun Lu.
Welly dengan tenang dan tidak yakin berkata, "Semalam saat aku turun ke parkiran mobil, aku melihat dia marahan dengan istrinya, apa ada cekcok dalam keluarganya?"
Semua rekan kerja tiba-tiba mengerti dan mengeluarkan sebuah suara "oh", tatapan mereka menyimpan tawaan saat saling melihat, kemudian diam-diam memutarkan kepala melihat ke sisi restoran, mereka memang tidak melihat Sojun Lu. Dulu dengar kabar jika Sojun Lu adalah playboy, tampaknya memang benar.
Perusahaan adalah jaring yang besar, mengikat kamu dan aku. Semua orang berada di dalam jaring ini, kabar yang menyebar juga sangat cepat.
Sore hari saat kerja, Sojun Lu juga sudah tahu kabar ini, walaupun ekspresinya yang tidak memedulikan,tapi hatinya yang sangat sulit, dia memiringkan bibirnya dan tidak bisa menjelaskan. Cara yang paling baik adalah menyuruh istri datang ke perusahaan saat pulang kerja dan pulang bersama dengannya. Tetapi, apakah istri akan datang!
Strategi yang dipikirkan dia semalam gagal tanpa menjalankannya, malah membuat nama playboynya tersebar di mulut rekan kerja perusahaan.
Sudah seperti ini, Welly masih belum menyerah, demi membuat masalah ini hingga selesai. Sore hari dia mencari alasan untuk keluar dari perusahaan, dia mencari sebuah tempat yang hening dan berencana untuk menghubungi Marena. Terhadap bagaimana dia bisa menemukan Marena, ini lumayan menghabiskan banyak energi.
Tempo hari setelah pulang dari Kota Hainan, demi menemukan Marena, Welly di perusahaan diam-diam memerhatikan Sojun Lu, dia percaya jika Sojun Lu akan bertemu dengan Marena lagi. Jadi dia diam-diam menguntit Sojun Lu, akhirnya saat Sojun Lu mau ke perusahaan Marena, dia menemukan Marena. Dia juga menggunakan beberapa cara mengetahui jika Marena adalah Manajer dari Departemen Perencanaan Perusahaan Periklanan Admiles, bersamaan juga mendapat nomor telepon Departemen Perencanaan.
Kini Welly sudah menghubunginya, "Halo, tolong panggil Manajer Marena." tidak lama kemudian, dia mendengar suara wanita yang enak di dengar, "Halo, aku adalah Marena, numpang tanya kamu siapa?"
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinThick Wallet
TessaHarmless Lie
BaigeMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiGet Back To You
LexyThe Winner Of Your Heart
ShintaIstri Pengkhianat×
- Bab 1 Siapa Laki Laki ini
- Bab 2 Memudarnya Cinta
- Bab 3 Kebohongan Istri
- Bab 4 Salah Kaprah
- Bab 5 Rumah Yang Rapi Dan Bersih
- Bab 6 Menghubungi Sahabat Istri
- Bab 7 Istri Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 8 Marena Berada di Hainan
- Bab 9 Menguak Kebohongan Istri
- Bab 10 Makan Dan Memergoki Perselingkuhan
- Bab 11 Pernikahan Yang Terlihat Bahagia
- Bab 12 Cerita Oktavia
- Bab 13 Marena Pulang
- Bab 14 Melihat Durex Lagi
- Bab 15 Pertama Kalinya Suami Istri Bertengkar
- Bab 16 Kesalahan Dalam Berdalih
- Bab 17 Tidak Beruntung Menjadi Suaminya
- Bab 18 Memeriksa CCTV Komplek Perumahan
- Bab 19 Kebingungan Marena
- Bab 20 Teringat Padanya
- Bab 21 Dari Bangga Berubah Menjadi Kecewa
- Bab 22 Meminta Bantuan Sahabat
- Bab 23 Sahabat pun Memandang Rendah Dirinya
- Bab 24 Tidak Bisa Kembali Lagi Ke Masa Lalu
- Bab 25 Sojun yang Datang Mencari
- Bab 26 Ayah Mertua dan Ibu Mertua
- Bab 27 Yang terpenting adalah Kamu.
- Bab 28 Kembali ke dulunya.
- Bab 29 Ujian Pernikahan
- Bab 30 Mengintimidasi Sang Istri
- Bab 31 Memutuskan Mencari Detektif
- Bab 32 Bersedia Membantu
- Bab 33 Menutupi
- Bab 34 Mencari Perusahaan Detektif
- Bab 35 Negosiasi
- Bab 36 Balas Dendam Atau Cinta Yang Tidak Jelas
- Bab 37 Kesadisan Istri
- Bab 38 Sombong Yang Palsu
- Bab 39 Permintaan Dari Panggilan Tidak Dikenal
- Bab 40 Menceritakan Keseluruhan Cerita
- Bab 41 Donita yang Tidak Bisa Tahan Lagi
- Bab 42 Apakah Masih Mencintainya?
- Bab 43 Dendam Welly Dan Sojun Lu
- Bab 44 Masuk ke Dalam Jebakan
- Bab 45 Solusi Sojun Lu
- Bab 46 Istri yang Meninggalkan Rumah pada Tengah Malam
- Bab 47 Marena Berada Di Kamar Hotel
- Bab 48 Kembali Memberi Kesempatan
- Bab 49 Welly Ingin Memakan Masakan Yoyo
- Bab 50 Welly Memenangkan Yoyo
- Bab 51 Menghadapi Selingkuhan Istri
- Bab 52 Bersiap-Siap Pulang untuk menjelaskan
- Bab 53 Irwandi Memutuskan Balas Dendam
- Bab 54 Welly Melaporkan Ke Polisi Lagi
- Bab 55 Sojun Lu Ditangkap
- Bab 56 Cerai
- Bab 57 Rumah Kosong Dan Sunyi
- Bab 58 Oktavia Bercerai
- Bab 59 Penderitaan Marena
- Bab 60 Sendiri Orang Terakhir Yang Mengetahui Kebenaran
- Bab 61 Diinterogasi oleh Ayah dan Ibu Mertua
- Bab 62 Balas Dendam Yoyo
- Bsb 63 Irwandi Naik Jabatan
- Bab 64 Marena ingin rujuk kembali
- Bab 65 Marena Datang Ke Perusahaan Untuk Mencari Irwandi
- Bab 66 Penolakan Irwandi
- Bab 67 Menyadarkannya
- Bab 68 Percakapan Antara Irwandi dan Marena
- Bab 69 Undangan Makan dari Oktavia
- Bab 70 Ayo Kita Pulang (End)