Istri Pengkhianat - Bab 55 Sojun Lu Ditangkap
Irwandi yang hampir tidak tidur sepanjang malam, setelah bangun dari tempat tidur di hotel pada pagi hari, dia mandi dan mencukur kumisnya dengan hati-hati menggunakan pisau cukur sekali pakai yang ada di hotel, membuat dirinya sendiri terlihat lebih segar.
Setelah berpakaian, di dalam ruangan, dia memeriksa tentang informasi rental mobil di Kota Brigil, setelah mencatatnya, dia menelepon Kepala Clive Sha untuk meminta cuti, kemudian pergi dari hotel. Dan langsung pergi ke perusahaan rental mobil.
Tapi waktunya masih terlalu pagi, masih belum ada yang datang bekerja ke perusahaan, dan pintunya juga masih tertutup. Irwandi tidak menunggu dan pergi ke beberapa tempat lagi, dan akhirnya menemukan sebuah perusahaan rental mobil yang baru saja buka.
Setelah masuk dan menanyakan situasinya dengan jelas, dia baru tahu, yang diperlukan sebagai jaminan bukan hanyalah KTP, tetapi juga SIM. Dia telah membawa KTP-nya, tetapi karena Irwandi sangat jarang mengemudi, SIM-nya tersimpan di rumahnya. Setelah mengatakan sesuatu yang baik dan penjelasan kepada orang itu, perusahaan rental mobil tetap tidak menyetujui, dan semakin menekan bahwa dia tidak akan menyewakan mobilnya tanpa SIM.
Melihat waktu sejenak, waktu sudah menunjukkan jam 8.30, Irwandi memperhitungkan sejenak, jika sekarang dia segera pulang ke rumah, dia akan sampai di rumah jam 9, dan istrinya pasti sudah berangkat kerja. Jadi, Irwandi pergi dari perusahaan rental mobil dan pulang ke rumahnya untuk mengambil SIM.
Pada waktu hampir menunjukkan jam 9, Perusahaan Asia Top didatangi dua petugas polisi, dan langsung berkata ingin mencari Sojun Lu. Ternyata, setelah menerima laporan dari Welly di kantor polisi, dan mengatakan kecurigaannya, terlebih lagi kasus perampokan di rumah Welly, merasakan bahwa itu bukanlah pencurian yang sederhana, dan bisa menangani kasus pencurian dan perampokan itu secara bersamaan.
Lagi pula kasus ini tidak rumit, jika memiliki keraguan terhadap seseorang, seharusnya masalah ini akan sangat mudah dipecahkan. Jika dapat memecahkan kasus ini secara tepat waktu, ini tidak hanya mencerminkan tingkat profesionalisme, tetapi juga dapat meningkatkan beberapa nilai persentase dalam memecahkan sebuah kasus, menjelang akhir tahun, bukankah laporannya akan menjadi lebih baik.
Jadi, pada malam itu mereka pergi mengecek cctv yang ada di area perumahan itu, tapi cctv yang berada di area perumahan telah rusak, karena itu, mereka bahkan mengkritik perusahaan properti area perumahan itu. Tidak ada cara lain lagi, mereka memeriksa cctv di gerbang area perumahan yang menghadap ke jalan raya, dan menemukan mobilnya Sojun Lu, dalam beberapa hari terakhir, dia beberapa kali muncul di jalan raya di depan area perumahan itu, dan dilihat dari cctv, pada saat di mana rumah Welly dirampok, mobilnya Sojun Lu juga memasuki area perumahan itu.
Setelah merekam detail yang ada di dalam cctv, mereka datang ke alamat di KTP-nya Sojun Lu, sayangnya, itu adalah alamatnya yang sebelumnya. Sojun Lu telah menjualnya melalui agen perumahan, dan sudah membeli rumah baru serta pindah ke rumah barunya.
Setelah mereka bolak-balik menghabiskan waktu sepanjang malam, mereka pergi ke Perusahaan Asia Top, ketika berhadapan dengan Sojun Lu, raut wajahnya pasti tidak begitu baik dan bertanya : “Apakah kamu adalah Sojun Lu?”
“Benar.” Sojun Lu bertanya dengan gelisah : “Ada apa mencariku?”
“Ada sesuatu yang memerlukan kerja samamu dalam sebuah penyelidikan.”petuga polisi mengatakan tanpa ekspresi : “Sekarang, silahkan ikuti kami ke kantor polisi.”
“Bolehkah aku bertanya masalah apakah itu?” raut wajah Sojun Lu berubah, dan mencoba untuk bertanya.
“Kamu akan tahu jika sudah sampai nanti.” Polisi satunya berkata dengan tidak sabar, “Ayo pergi.”
Dengan cara ini, Sojun Lu dibawa pergi di bawah pengawasan para rekan-rekan kerjanya. Dan Welly menyaksikan semua ini sangat bersemangat. Dia menebak, mungkin polisi telah memiliki bukti perampokan Sojun Lu.
Setelah beberapa saat kemudian, Welly menerima panggilan dari kantor polisi, dan memintanya untuk pergi ke kantor polisi. Pada saat ini, Welly sudah bisa memastikan, polisi telah menginterogasi Sojun Lu.
Tebakan Welly sangat benar, Sojun Lu yang telah sampai di kantor polisi, telah mengikuti aturan yang ada di sana. Dia duduk sendirian di dalam sebuah ruangan, dan ada dua petugas polisi duduk di depannya, raut wajah polisi itu sangat serius. Ini bukanlah bekerja sama dalam penyelidikan, tetapi adalah menginterogasi.
Dirinya pasti tahu jelas apa yang telah dilakukan olehnya dirinya sendiri. Sojun Lu yang tidak percaya diri, dalam proses interogasi, polisi menunjukkan kamera video kepadanya, berkata bahwa mereka telah memiliki bukti, dan bertanya kepadanya apakah dia ingin melihat apa yang ada di dalamnya. Sojun Lu ambruk, berpikir bahwa itu adalah rekaman video yang ada di cctv area perumahan, dan dia mengakuinya satu per satu.
Welly telah sampai di kantor polisi, menghadapi interogasi dari petugas polisi, dia tidak menghindari sama sekali, bahkan dia memberitahukan hal tentang foto itu. Tapi dia menekankan penjelasannya, bahwa pada saat itu dia hanya penasaran dan diam-diam memotretnya, bahkan tidak menyebarkannya, dan juga tidak memanfaatkan foto itu untuk melakukan hal yang melanggar hukum. Setelah diberi pelajaran dan didenda, dia pergi meninggalkan kantor polisi. Namun, apakah pada malam itu Sojun Lu mencuri uang Welly sebesar dua puluhan juta atau tidak, sekarang masih belum jelas.
Setelah keluar dari kantor polisi, Welly merasa sangat nyaman dan senang. Setelah dia kembali ke perusahaan, tak lama kemudian, di perusahaan ada desas-desus bahwa Sojun Lu ditangkap karena kasus pencurian dan perampokan. Melihat para rekan kerja saling berbisik satu sama lain, Welly merasa puas dan senang.
Melihat Sojun Lu akan masuk ke dalam penjara, maka istrinya, Yoyo, bukankah akan di rumah sendirian. Welly sedang duduk di sana, mengingat kembali kepribadian Yoyo yang feminim, tubuhnya yang montok, dan mempunyai banyak pemikiran lainnya.
Welly memiliki pemikiran yang sangat banyak, diam-diam dia keluar dari kantor, turun ke lantai bawah dan mencari tempat yang tidak ada orang, kemudian menelepon Yoyo, memikirkan masalah ini, dia ingin segera memberitahunya, dan juga ingin memberitahunya bahwa malam ini dia akan makan malam di sana.
Setelah menelepon beberapa kali, Yoyo tidak menjawab, dan Welly mengirimkan sebuah pesan kepadanya, Sojun Lu telah ditangkap oleh polisi. Dengan sangat cepat, Welly menerima panggilan dari Yoyo, dan bertanya dengan cemas : “Apa yang terjadi, kenapa Sojun Lu ditangkap oleh polisi?”
Mendengar nada cemasnya Yoyo, Welly merasa cemburu di hatinya, dan sedikit tidak senang, kemudian langsung berkata : “Karena aku memiliki foto perselingkuhannya, jadi dia mencuri komputer di rumahku, dan pada saat yang bersamaan dia juga telah mencuri uang sebesar dua puluhan juta, sekarang polisi sedang menyelesaikan kasus ini.”
“Tidak mungkin” Yoyo berkata dengan begitu yakin, “Dia mungkin mencuri komputermu, tapi dia tidak akan mencuri uangmu.”
“Jika kamu berbicara seperti ini, aku juga tidak mempunyai pilihan lagi.” Welly sengaja berkata dengan tak berdaya : “Tapi faktanya ada di sana.” Dia berhenti sejenak dan berkata dengan lembut : “Aku meneleponmu agar kamu memiliki mental yang siap, dan tidak ingin melihatmu menjadi pasif. Sudahlah, aku akan kembali bekerja.”
Mendengar bahwa Welly akan menutup telepon, Yoyo bergegas berteriak : “Jangan.” Dia ragu-ragu sejenak dan bertanya dengan hati-hati : “Jika kamu inisiatif menarik kasus ini, bukankah Sojun Lu akan baik-baik saja?”
“Aku juga tidak tahu.” Welly tersenyum diam-diam dan berkata : “Yang terpenting adalah lihat apa yang dikatakan kantor polisi.”
“Oh.” Yoyo yang panik menutup teleponnya.
Welly menyipitkan matanya setelah menutup telepon, dan dia merokok dengan puas. Pada saat pertama kali dirinya melaporkan sebuah kasus, dia sengaja mengatakan dua puluhan juta. Dia tahu, ada tidaknya dua puluh juta, ini akan membuat perbedaan yang sangat besar terhadap hukuman Sojun Lu.
Jika dia mengaku sendiri di kantor polisi, bahwa pada saat itu dia salah mengingat, dan uang Sojun Lu dari hasil penjualan komputer akan dibayarkan kepadanya, maka hukumannya akan berkurang jauh lebih ringan. Sekarang Yoyo pasti akan mengerti.
Kemudian saat tadi dia menelepon Yoyo, dia tidak menjawabnya. Melihat pesan bahwa Sojun Lu telah ditangkap, dia langsung menelepon dengan tidak sabar, dan di dalam telepon nada bicaranya sangat cemas. Yoyo pasti akan mencarinya lagi.
Setelah selesai merokok, Welly bersiap-siap kembali ke perusahaan,dan Marena terlintas di benaknya. Tidak tahu apakah petugas polisi akan mencarinya untuk memahami situasi ini atau tidak, seharusnya tidak. Dari Marena kemudian dia teringat dengan suaminya, pria yang dingin dan tak berperasaan.
Welly tidak bisa menahan untuk tidak merinding, dia ragu-ragu, apakah akan meneleponnya atau tidak, lagi pula jika memberitahunya, itu juga dapat dianggap bahwa dia memiliki musuh yang sama dengannya. Setelah mempertimbangkan dengan ragu-ragu, Welly memutuskan untuk memberitahu Irwandi, tidak peduli apakah akan bertemu dengannya atau tidak suatu hari nanti, ini juga dianggap sebagai kebaikan yang dia berikan.
Setelah menyewa sebuah mobil, Irwandi memarkir mobilnya tak jauh dari Perusahaan Asia Top, duduk di dalam mobil dan melihat ke pintu utama Perusahaan Asia Top, dia menerima panggilan dari Welly, dan mengetahui bahwa Sojun Lu telah ditangkap seperti itu.
Irwandi yang kesal menutup teleponnya, wajahnya seram, urat-urat dilehernya timbul, dan memukul setir mobilnya dengan keras. Sojun Lu telah ditangkap, dan dendamnya belum terbalaskan !
Menatap pintu utama Perusahaan Asia Top, Irwandi yang setelah marah, dia menjadi linglung sementara waktu, setelah sekian lama, Irwandi menyalakan mobinya dan pergi dengan cepat.
Setelah berbicara dengan Irwandi, Welly berpikir sejenak, kemudian dia menelepon Marena, dia ingin mendengar Marena panik dan sedih di telepon. Setelah teleponnya berdering beberapa kali, teleponnya dimatikan, setelah beberapa saat, Marena meneleponnya kembali, dan berkata dengan dingin : “Ada apa?”
“Haha.” Welly tertawa dan berkata : “Jangan khawatir, aku meneleponmu tidak ada hal lain, dan hanya ingin memberitahumu bahwa Sojun Lu telah ditangkap oleh polisi.”
“Apa” Marena terkejut, matanya melebar seketika, dan bergegas bertanya : “Kenapa?”
Sebenarnya, kemarin malam Marena menunggu suaminya yang tidak pulang, dia menebak dengan sembarangan, dan berpikir mungkin suaminya pergi menemui Sojun Lu, dan setelah membaca pesan dari Sojun Lu, seluruh badan Marena terasa rileks. Perlahan-lahan perasaan gelisahnya menjadi amarah, dia bergumam sendiri, kenapa suaminya masih belum pulang.
Jadi pagi ini dia datang ke perusahaan, dan berpikir masih ingin menunggu suaminya pulang nanti malam, dan bertanya kepadanya, kenapa kemarin malam tidak pulang dan juga tidak mengangkat telepon. Serta telah menyia-nyiakan masakan yang dia masak, dan memperingatkan suaminya, jangan berharap dia akan memasak untuk suaminya suatu saat nanti.
Sekarang tiba-tiba mendengarkan berita ini, bagaimana mungkin tidak membuat Marena terkejut dan panik.
“Karena Sojun Lu mencuri komputerku.” Welly berkata dengan otentik, “Di dalam komputer terdapat banyak fotomu dan Sojun Lu.” Setelah berhenti sejenak, dia bertanya : “Demi kamu, dia bahkan mencuri, apakah kamu tersentuh, apakah kamu sedih?”
Marena yang berada di sisi lain telepon tiba-tiba tidak bersuara, setelah beberapa saat, dia bertanya : “Apa yang dikatakan polisi, apakah polisi tahu masalah tentang foto itu?”
“Tahu. Tapi mereka tidak melihat foto-foto itu, karena telah dihapus semua oleh Sojun Lu.” Welly berkata dengan santai, “Sudahlah, anggap saja kita tidak saling mengenal di masa yang akan datang. Masalah ini sudah berakhir.” Dia berbicara sambil tertawa terbahak-bahak dan menutup telepon.
Marena yang memegang telepon dan berdiri di atas gedung, tercengang sejenak di sana!
Novel Terkait
Jalan Kembali Hidupku
Devan HardiHusband Deeply Love
NaomiCinta Yang Dalam
Kim YongyiUntouchable Love
Devil BuddyMy Perfect Lady
AliciaCinta Yang Tak Biasa
WennieIstri Pengkhianat×
- Bab 1 Siapa Laki Laki ini
- Bab 2 Memudarnya Cinta
- Bab 3 Kebohongan Istri
- Bab 4 Salah Kaprah
- Bab 5 Rumah Yang Rapi Dan Bersih
- Bab 6 Menghubungi Sahabat Istri
- Bab 7 Istri Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 8 Marena Berada di Hainan
- Bab 9 Menguak Kebohongan Istri
- Bab 10 Makan Dan Memergoki Perselingkuhan
- Bab 11 Pernikahan Yang Terlihat Bahagia
- Bab 12 Cerita Oktavia
- Bab 13 Marena Pulang
- Bab 14 Melihat Durex Lagi
- Bab 15 Pertama Kalinya Suami Istri Bertengkar
- Bab 16 Kesalahan Dalam Berdalih
- Bab 17 Tidak Beruntung Menjadi Suaminya
- Bab 18 Memeriksa CCTV Komplek Perumahan
- Bab 19 Kebingungan Marena
- Bab 20 Teringat Padanya
- Bab 21 Dari Bangga Berubah Menjadi Kecewa
- Bab 22 Meminta Bantuan Sahabat
- Bab 23 Sahabat pun Memandang Rendah Dirinya
- Bab 24 Tidak Bisa Kembali Lagi Ke Masa Lalu
- Bab 25 Sojun yang Datang Mencari
- Bab 26 Ayah Mertua dan Ibu Mertua
- Bab 27 Yang terpenting adalah Kamu.
- Bab 28 Kembali ke dulunya.
- Bab 29 Ujian Pernikahan
- Bab 30 Mengintimidasi Sang Istri
- Bab 31 Memutuskan Mencari Detektif
- Bab 32 Bersedia Membantu
- Bab 33 Menutupi
- Bab 34 Mencari Perusahaan Detektif
- Bab 35 Negosiasi
- Bab 36 Balas Dendam Atau Cinta Yang Tidak Jelas
- Bab 37 Kesadisan Istri
- Bab 38 Sombong Yang Palsu
- Bab 39 Permintaan Dari Panggilan Tidak Dikenal
- Bab 40 Menceritakan Keseluruhan Cerita
- Bab 41 Donita yang Tidak Bisa Tahan Lagi
- Bab 42 Apakah Masih Mencintainya?
- Bab 43 Dendam Welly Dan Sojun Lu
- Bab 44 Masuk ke Dalam Jebakan
- Bab 45 Solusi Sojun Lu
- Bab 46 Istri yang Meninggalkan Rumah pada Tengah Malam
- Bab 47 Marena Berada Di Kamar Hotel
- Bab 48 Kembali Memberi Kesempatan
- Bab 49 Welly Ingin Memakan Masakan Yoyo
- Bab 50 Welly Memenangkan Yoyo
- Bab 51 Menghadapi Selingkuhan Istri
- Bab 52 Bersiap-Siap Pulang untuk menjelaskan
- Bab 53 Irwandi Memutuskan Balas Dendam
- Bab 54 Welly Melaporkan Ke Polisi Lagi
- Bab 55 Sojun Lu Ditangkap
- Bab 56 Cerai
- Bab 57 Rumah Kosong Dan Sunyi
- Bab 58 Oktavia Bercerai
- Bab 59 Penderitaan Marena
- Bab 60 Sendiri Orang Terakhir Yang Mengetahui Kebenaran
- Bab 61 Diinterogasi oleh Ayah dan Ibu Mertua
- Bab 62 Balas Dendam Yoyo
- Bsb 63 Irwandi Naik Jabatan
- Bab 64 Marena ingin rujuk kembali
- Bab 65 Marena Datang Ke Perusahaan Untuk Mencari Irwandi
- Bab 66 Penolakan Irwandi
- Bab 67 Menyadarkannya
- Bab 68 Percakapan Antara Irwandi dan Marena
- Bab 69 Undangan Makan dari Oktavia
- Bab 70 Ayo Kita Pulang (End)