Istri Pengkhianat - Bab 1 Siapa Laki Laki ini

Kota Brigil, suatu sore di akhir Oktober.

Paparan cahaya terang yang menerpa wajah membuat senyum yang mengembang di wajah Irwandi semakin terlihat dalam, dia begitu sumringah saat keluar dari taxi, dia menarik kopernya, masuk ke dalam kompleks rumahnya setelah bertegur sapa dengan satpam, saat berada di dalam lift bahkan dia masih berpikir, hari ini adalah hari selasa, istrinya seharusnya masih bekerja, nanti dia akan pergi ke supermarket untuk membeli beberapa sayuran, memasak makanan lezat untuk memberi kejutan kepada istrinya, kemudian membuka anggur merah milik mereka untuk menambah suasana romantis diantara keduanya.

Sudah sekitar satu minggu lebih dia tidak bertemu dengan istrinya, bagaimanapun juga dalam hatinya pasti ada rasa rindu kepada istrinya, istrinya pasti juga merasakan hal itu kan. Dalam benaknya terbesit sosok istrinya yang sangat cantik dengan kulit putih mulusnya, tubuh seksinya, kedua kaki jenjangnya, Irwandi yang merasa bahagia dalam hatinya, bahkan tatapan kedua matanya menyiratkan senyum jahat kemudian membuka pintu rumah.

Dia mengganti sepatunya dengan sandal rumah, kemudian masuk ke dalam dengan menarik koper yang dia bawa, kedua matanya mendapati mangkuk yang berada di atas meja makan yang belum sempat dibereskan. Istrinya itu mungkin sudah sekitar dua tahun tidak memasak di rumah. Beberapa hari yang lalu saat dia menelponnya, istrinya juga mengatakan jika dia selalu makan di luar, bagaimana mungkin ada makanan di atas meja makan, rasanya istrinya juga tidak pernah mengatakan hal ini kepadanya saat di telepon.

Irwandi yang masih merasa curiga langsung melepaskan tangannya yang sedang menaruh koper kemudian berjalan mendekat ke meja makan, terlihat di atas meja masih tercecer empat sayuran dan satu sup, beberapa sayur itu adalah sayur yang biasa di masak oleh istrinya dulu, di atas meja juga terdapat dua mangkok dan juga dua gelas anggur, masih lengkap dengan botol anggurnya.

Irwandi mengulurkan tangannya meraih botol anggur di atas meja, dia menggoyangkannya sedikit, dan ternyata di dalam botol itu sudah kosong, kemudian dia mengangkat kembali satu botol yang lain, dan terdengar suara air di dalamnya, sepertinya masih ada setengah anggur di dalam botol itu. Dia mengangkat ke atas botol anggur di tangannya, dan melihat jika itu adalah anggur yang di impor langsung dari luar negeri, rasanya botol itu terasa sangat akrab, dia kembali meletakkannya di atas meja, kemudian berjalan menuju ke arah dapur, dapur juga belum sempat dibereskan, terlihat sangat berantakan, di samping tempat sampah bahkan terlihat ada dua kardus kosong bekas anggur merah.

Saat melihat kardus anggur itu, ujung bibirnya tertarik ke atas, dia tersenyum tipis, Irwandi membuka laci di dapur, di dalamnya hanya ada anggur merah biasa dan juga anggur putih, sedangkan anggur yang sempat temannya berikan kepadanya waktu itu sudah tidak terlihat lagi.

Dia masih ingat saat temannya memberikan anggur itu kepadanya dia bahkan sempat memasak masakan kesukaan istrinya, dan malamnya dia sudah bersiap untuk menemani istrinya minum sedikit, tapi istrinya mengatakan jika anggur ini kualitasnya lebih baik, jadi tidak rela untuk meminumnya saat itu kemudian hanya meletakannya saja di laci dapur.

Sekarang kelihatannya istrinya sudah rela untuk meminumnya, kelihatannya tamu yang datang ke rumah ini adalah teman baik istrinya.

Irwandi kembali tersenyum, kemudian dia melangkahkan kakinya menuju ke ruang tamu, terlihat di atas meja terdapat gelas teh, dan disampingnya ada asbak, di dalam asbak itu terdapat dua puntung rokok, dan itu membuatnya terkejut, siapa yang merokok di rumahnya!

Saat berada di rumah istrinya tidak membiarkannya merokok, meskipun temannya datang berkunjung, istrinya juga tidak berbelas kasih, dan tidak membiarkannya merokok di dalam rumah. Ini siapa yang berani merokok di dalam rumahnya. Siapa itu orangnya Irwandi juga tidak akan bisa membayangkannya.

Dia tidak bisa menebaknya maka setelah istrinya kembali dia akan bertanya kepada istrinya. Siapa tahu setelah itu dia bisa merokok di dalam rumah, tidak perlu lagi bersembunyi dibalik tangga. Sekarang masih harus membereskan kopernya kemudian membereskan rumah, setelah itu dia akan meminta jatahnya kepada istrinya.

Irwandi masuk ke dalam kamar dengan menarik koper miliknya, kemudian melihat selimut yang berada di atas kasur sangat berantakan, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya, ternyata saat dia tidak berada di rumah istrinya bersikap malas malasan. Dia meletakkan koper di tangannya kemudian membuka pintu lemari, saat dia membungkukkan badan bersiap untuk membuka koper, tanpa disadari dia melihat ada tas berwarna kuning di dalam lemari, tas ini sepertinya dia belum pernah melihatnya sebelumnya.

Dia merasa penasaran akan kapan istrinya membeli tas itu kemudian mengambilnya dan melihatnya dari dekat, itu adalah tas tangan, dia membuka resleting dalam tas itu, tidak terlihat apapun di dalamnya, hanya ada kotak kecil berwarna merah di dalamnya. Dia mengambil kotak itu, karena terbungkus rapi jadi dia tidak bisa melihat apa yang ada di dalamnya, Irwandi kembali meletakkan kotak itu ke dalam tas, kemudian meletakkan kembali tas itu ke dalam lemari pakaian.

Itu mungkin adalah pemberian dari orang lain, Irwandi hanya menebaknya saja tapi tidak berfikir lebih jauh lagi, dia membuka kopernya kemudian mengambil baju yang akan dia berikan kepada istrinya, menggantungnya di dalam lemari pakaian, tiba tiba dia menyadari jika di dalam lemari pakaian istrinya terdapat begitu banyak baju baru, dia pasti memiliki kejutan.

Masih dengan wajah berbinar penuh kepuasan di wajah Irwandi, dia meletakkan pakaiannya yang berada di dalam koper ke dalam lemari pakaian, menutup pintu lemari pakaian, kemudian menarik kopernya kembali ke ruang tamu, dia kembali mengeluarkan peralatan mandi dan juga handuknya untuk ditata di dalam kamar mandi, meletakkan koper kosong miliknya di ruang kamar lainnya.

Setelah membereskan semua barang barangnya, Irwandi melepaskan jas yang dia kenakan dan bersiap untuk membersihkan rumah, berjalan ke meja di ruang tamu, saat dia mengambil asbak dan saat akan membuang isi di dalamnya ke dalam tempat sampah, dia melihat di dalam tempat sampah terdapat dua kantong kecil berwarna merah, dan hal itu membuatnya terkejut.

Tatapannya penuh dengan ketidakpercayaan, dia meletakkan kembali asbak yang sudah berada di tangannya, mengucek kedua matanya, membelalakkannya, dan melihatnya sekali lagi, ekspresi di wajahnya benar benar berubah kali ini, kedua matanya sedikit bergetar, plastik berwarna merah itu terasa sangat akrab baginya, dia dan istrinya menggunakannya beberapa kali setiap minggunya, itu adalah kemasan single chip Durex.

Irwandi yang masih tidak percaya kemudian mengambil tempat sampah itu dan mengamatinya dari dekat, saat memastikan jika itu adalah benar, dia kembali meletakkan tempat sampah itu dengan tangan gemetaran, terlihat kantong Durex itu sudah tersobek, dan kondom di dalamnya sudah tidak ada lagi.

Yang paling penting adalah kemana isi di dalamnya dibuang, dan siapa yang memakainya, terjadi hal seperti ini di dalam rumahnya saat dia pergi pelatihan di luar. Meskipun dia percaya kepada istrinya sendiri, tetapi setelah melihat hal ini juga membuat Irwandi berfikir begitu banyak.

Setelah meletakkan kembali tempat sampah di tangannya, Irwandi beranjak dengan tatapan kosong, sebenarnya apa yang terjadi, saat dia tidak berada di rumah kenapa di tempat sampah di dalam rumahnya ada benda seperti itu. Dia kebingungan, kemudian menatap ke sekeliling, dia memastikan jika dia tidak salah masuk rumah, ini adalah rumah yang dia renovasi bersama dengan istrinya, saat dia melihat mangkuk di atas meja makan, dia kemudian menyadari sesuatu setelah kembali memikirkannya, saat pertama kali dia masuk ke rumah, dia merasa ada begitu banyak hal yang membuatnya terkejut.

Ternyata istrinya kembali mulai memasak saat di rumah, dalam dua tahun ini, dia bahkan tidak pernah memakan lagi makanan buatan istrinya, di atas meja terdapat dua set peralatan makan, itu menandakan jika ada tamu datang ke rumah, di atas meja, di dalam asbak terdapat puntung rokok, dan itu membuktikan jika tamu itu adalah seorang laki laki, jika tidak maka tidak akan bisa dijelaskan dari mana datangnya bungkusan berwarna merah di dalam tempat sampah itu. Hal itu menandakan jika laki laki itu memiliki hubungan yang sangat dekat dengan istrinya, sangat dekat hingga istrinya bisa membuatkannya makanan, hingga istrinya mengesampingkan prinsip hidupnya, mengijinkan orang itu untuk merokok di dalam rumah.

Siapa laki laki itu, bahkan dia jauh lebih bebas saat berada di dalam rumahnya!

Selama dia pergi pelatihan beberapa hari, setiap malam dia selalu menelepon istrinya, dan saat bertelepon istrinya tidak mengatakan jika di rumahnya kedatangan tamu, dia juga tidak mengatakan jika dia memasak untuk laki laki lain, bahkan dia sampai meminum anggur merah yang sangat dia sayangkan untuk dihabiskan.

Laki laki itu siapa sebenarnya.

Ternyata dia bisa membuat istrinya memperlakukannya sebaik itu, hal ini semakin membuat Irwandi kebingungan. Dia adalah atasan istrinya atau teman istrinya, semua teman laki laki istrinya yang dia kenal muncul di dalam benaknya, semuanya terasa tidak memenuhi kriteria itu. Sebenarnya siapa laki laki itu.

Saat dia bertanya kepada istrinya di telepon bagaimana dia menjalani hari harinya di rumah tanpa keberadaannya, istrinya tidak menjawab pertanyaannya itu, jika sekarang dia bertanya apakah istrinya akan menjawabnya, hal ini Irwandi juga tidak berani menjaminnya. Siapa tahu setelah dia bertanya malah membuat suasana dan hubungan diantara keduanya menjadi canggung dan mulai merenggang. Tapi jika tidak mencoba mengetahuinya dengan jelas, rasanya ada duri yang menancap di dalam hatinya, yang sewaktu waktu bisa muncul dan merusak rumah tangganya.

Pelatihan kali ini sebenarnya membutuhkan waktu sekitar setengah bulan, tapi kemarin tiba tiba dia mendapat telepon dari bagian di perusahaan dan memintanya untuk segera kembali, jadi dia tidak mengatakan hal mendadak ini kepada istrinya, sebenarnya dia ingin memberikan kejutan kepadanya, tetapi sekarang malah istrinya lah yang memberikan kejutan untuknya.

Apa jangan jangan istrinya selingkuh

Mengenai dugaannya ini, Irwandi sama sekali tidak ingin mengakuinya, tetapi dia tidak bisa menepis kemungkinan ini dalam benaknya, hal ini membuat hatinya terasa sangat sakit. Istri yang selalu dia manjakan mungkin sudah mengkhianatinya.

Irwandi berjalan menuju ke kamar, dia berdiri di samping ranjangnya kemudian mulai mengamati permukaan ranjangnya, terlihat selimut di atasnya dilipat dengan sembarangan, bantal dan lainnya juga sama berantakannya, terlihat ada satu helai rambut istrinya yang terjatuh di sana, untung saja tidak melihat ada rambut laki laki tertinggal.

Kali ini Irwandi bersikap layaknya seorang detektif, dia berjongkok di lantai melihat ke sekeliling di bawah tempat tidur, dia begitu sakit hati saat melihat ada sesuatu di bawah tempat tidur, dia beranjak mengambil sapu dari dalam kamar mandi, mencoba mengeluarkan apa yang ada di bawah ranjang, itu adalah puntung rokok, di atasnya masih terlihat ada sedikit puntung bekas tembakau yang terbakar, dia mengambil puntung rokok itu, kemudian membandingkannya dengan puntung rokok yang berada di ruang tamu, itu adalah merek yang sama.

Setelah membandingkannya, tubuhnya terkapar lemas di atas sofa, rokok yang berada di bawah ranjang sudah sedikit berdebu, hal ini menandakan jika puntung rokok itu sudah terbuang cukup lama, sejak kapan puntung rokok itu berada di sana, dia mencoba memikirkan hal ini dengan keras. Saat dia membersihkan rumah waktu itu, itu sudah kejadian yang cukup lama, waktu itu dia tidak membersihkan bagian di bawah panjang.

Yang membuatnya kecewa adalah, Irwandi bisa mengingat dengan jelas jika satu bulan sebelumnya saat dia membersihkan rumah dia tidak membersihkan bagian bawah ranjang. Itu menandakan jika sebelum dia pergi pelatihan, sudah ada laki laki yang masuk ke dalam rumahnya, bahkan dia bersikap begitu bebas saat berada di dalam rumahnya dibandingkan dengan dirinya.

Sebenarnya siapa laki laki itu, ekspresi di wajahnya terlihat dingin, senyum yang dia sunggingkan sebelumnya sudah tidak terlihat lagi, dan tatapan kedua matanya sudah penuh dengan kemarahan.

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu