Istri Pengkhianat - Bab 34 Mencari Perusahaan Detektif
Setelah pagi hari sampai di perusahaan, Irwandi yang melihat dokumen sebentar, menelepon ke perusahaan mengatakan dia ada urusan keluar sebentar, kalau ada sesuatu silahkan meneleponnya. Dia pergi ke rumah sakit.
Setelah keluar dari mobil, di pintu masuk rumah sakit, Irwandi menundukkan kepalanya, membawa tas berjalan masuk ke tempat pengambilan hasil test, dia menyerahkan faktur pembayaran test.
Perawat wanita berpakaian putih, mengambil faktur itu dari tangan Irwandi, melihat kode faktur, kemudian menundukkan kepala mencari setumpuk laporan, lalu sangat cepat menemukannya, dan menyerahkan kepada Irwandi dengan senyum, “Tuan, kalau ada yang tidak dimengerti, bisa langsung tanyakan ke dokter.”ucap suster, memberi isyarat ke depan dengan tangannya.
“Terima kasih.”Irwandi tersenyum dan berterima kasih padanya, dia ingin terlihat sealami mungkin, lalu berbalik pergi, namun, tubuhnya sangat kaku. Berjalan sampai di sudut tangga, lalu berhenti.
Irwandi menatap tangannya, melihat laporan dengan gemetar, wajahnya sangat gugup, mengulurkan tangan yang kaku dan gemetar, ingin membuka dan melihatnya, tapi tidak berani, seolah di dalam ada makluk menakutkan.
Dia memejamkan matanya, menarik nafas dalam-dalam, dan mengeluarkannya. Irwandi membuka matanya, dan dengan cepat membuka laporan, setelah melihat hasil laporan, dia tertegun. Dan tidak mengerti.
Apa artinya ini, apakah rumah sakit tidak melakukan test, Irwandi memegang laporan pergi ke ruang dokter, ketika dia melihat pintunya tertutup, dia mengetuk pintu, dan terdengar suara dari dalam, Irwandi
Duduk di kursi sebelah pintu.
Selang beberapa saat, dia melihat seorang wanita, memegang sebuah laporan di tangannya, lalu menudukkan kepala pergi dengan cepat. Irwandi mengambil laporan itu masuk, melihat dokter yang menyambutnya, lalu menyerahkan laporan, berkata: “Apa kabar dokter, tolong bantu aku lihat laporan ini.”
Dokter segera mengenali Irwandi, terlebih dia memegang kondom yang sudah digunakan penuh dengan cairan untuk dilakukan test. Jadi kesan dokter padanya sangat dalam. Dokter menerima laporan itu, tersenyum dan berkata: “Tuan, silahkan duduk.”
Setelah melihat sebentar, dokter mengangkat kepala menatap Irwandi, tersenyum dan berkata: “Sebenarnya hari itu aku sudah mengatakan kepadamu, hasil ini sangat sulit dipastikan. Tapi karena kamu bersikeras melakukannya hari itu, jadi pihak rumah sakit menerimanya.”
“Hasil pemeriksaan umumnya hanya ada tiga kesimpulan, yang pertama memastikan hubungan darah, yang kedua menyangkal hubungan darah; kesimpulan terakhir adalah tidak ada hubungan darah. Kenapa laporanku tidak pasti” tanya Irwandi menatap dokter.
“Tuan, jangan gegabah. Dengarkan penjelasanku.”dokter tersenyum dan berkata, “Sejujurnya, aku sendiri yang membuat laporanmu da aku juga yang menulisnya. Ketika membuat laporan, ada perbandingan yang serupa, tapi tidak banyak, jadi aku tidak bisa memastikannya.”
“Apakah itu artinya, kemungkinan ini orang yang sama, dan ada juga kemungkinan orang yang berbeda”tanya Irwandi dengan gugup.
“Bisa dikatakan begitu.”dokter berkata: “Yang terpenting sampel yang kamu berikan, kalau kamu ingin melakukannya, seharusnya memberikan sampel seperti darah, rambut atau sejenisnya, kalau rambut, lebih baik jangan yang rontok.”
Irwandi yang sedikit linglung, tidak berniat mendengarkan penjelasan dokter, ini semua tidak lebih karena kegagalan test kali ini. Namun, dokter mengatakan ada persamaan. Kondom itu, apakah kondom yang digunakan dengan istrinya. Sekarang masih tidak bisa dipastikan sama sekali, tapi juga tidak bisa disangkal.
Irwandi yang kembali ke perusahaan, hatinya masih cemas dengan masalah ini, sampai pintu kantornya diketuk orang, dia baru tersadar. Untuk menghadapi orang yang datang, Irwandi membuka laptop, lalu mencari informasi perusahaan detektif.
Minum seteguk teh dan menyalakan sebatang rokok. Irwandi menatap layar komputer, perlahan-lahan membaca detail informasi. Lalu melihat satu perusahaan yang menuliskan lebih rinci, dan ada nomor telepon.
Irwandi menggunakan akun kemarin untuk menghubungi perusahaan detekttif. Mengirimkan pesan, setelah pihak perusahaan menambahnya menjadi teman. Irwandi berkata: “Apa kabar, aku ingin menyelidiki seseorang.”
Perusahaan kami hanya bertanggung jawab atas penyelidikan pemalsuan kekayaan dan penyelidikan urusan di luar nikah. Apa yang ingin Anda selidiki.
Melihat kata-kata ini, hati Irwandi merasa sedikit lega, setidaknya perusahaan detektif tidak main-main, tidak seperti yang kemarin, perusahaan ini bisa menyelidiki hampir semua hal. Irwandi membalas, aku ingin menyelidiki selingkuhan di luar nikah.
Bisa. Kalau dia memiliki mobil, biaya penyelidikan kami paling murah 20 juta. Kalau tidak memiliki mobil, biaya penyelidikan paling murah adalah 16 juta.
Irwandi bertanya kenapa begitu mahal.
Perusahaan kami sudah lebih murah dari harga pasar, dan batas penyelidikan perusahaan kami adalah setengah bulan, termasuk foto, video dan data orang ketiga.
Kalau begitu, ini juga tidak termasuk sangat mahal. Hati Irwandi sedikit yakin, dan lanjut bertanya: “Apakah dirahasiakan?”
Tentu saja, perusahaan kami perusahaan legal, tentu saja akan merahasiakan data customer.
Kalau begitu bagaimana cara pembayaran, dan bagaimana aku menerima data hasil penyelidikan kalian, tanya Irwandi.
Pertama-tama kamu harus menyediakan informasi dasar orang yang akan diselidiki, lalu setelah kami menyelidiki, dalam waktu satu minggu akan menghubungimu, dan mengirimkan hasil penyelidikan untukmu. Semua tergantung atas kenyamanan Anda, mengirim via Email, pos atau kamu sendiri yang mengambilnya juga bisa. Setelah kamu menerimanya, kami akan memberimu nomor rekening, kamu bayar setengahnya, setelah selesai baru bayar lagi.
Melihat penjelasan detail dari pihak perusahaan, Irwandi sedikit ragu, menggertakkan gigi, mengirimkan nama Marena, bekerja dimana, alamat dll kepada mereka. Setelah pihak detektif menerimanya, Irwandi mematikan telepon.
Di hari yang sama, Oktavia yang melihat Ronald tidak setuju untuk bercerai, juga kepikiran untuk mencari perusahaan detektif menyelidiki bukti perselingkuhan Ronald. Namun dia memiliki orang tua murid yang bekerja di kantor polisi.
Setelah ragu seharian, Oktavia menggunakan alasan untuk keperluan teman, meminta orang tua murid memperkenalkan satu perusahaan detektif. Setelah orang tua murid mengenalkan perusahaan detektif ini. Oktavia berdiskusi dengan pihak perusahaan di siang hari.
Saat ini Marena yang tidak tahu apa-apa, sedang duduk di dalam kantor, mengambil hp dan melihatnya. Setelah beberapa saat, dia merasa ada aneh, Sojun tidak mengirimkan pesan padanya siang hari ini, biasanya Sojun selalu mengirim pesan padanya di siang hari.
Setelah berpikir sesaat, Marena inisiatif mengirim pesan WeChat pada Sojun, setelah menunggu beberapa saat, tidak mendapat balasan Sojun. Hatinya mulai curiga, setelah mempertimbangkannya, dia memutuskan untuk menelepon Sojun.
Dan saat ini Sojun berada di tempat parkir di bawah perusahaannya, lehernya merah dan besar, menggertakkan gigi sambil mengepalkan tangan dengan erat, menatap rekan kerjanya Welly dengan hina.
Ternyata selama istirahat siang, Welly mengirimkan pesan ke Sojun memintanya untuk datang ke tempat parkir di bawah. Awalnya dia ingin mengabaikannya, tapi setelah beberapa saat, dia menerima foto dari WeChat Welly, foto itu menunjukkan dia dengan Marena berada di kota Hainan. Saat ini dia terpaksa datang menghampiri.
Datang ke sudut tempat parkir bawah tanah, melihat Welly menatapnya dengan bangga. Sojun yang marah bertanya dengan pelan: “Welly, apa maksudmu. Dari mana kamu mendapatkan foto ini.”
Melihat Sojun yang masih tidak memandang rendah, Welly tersenyum menyeringai, “Kamu tidak perlu tahu aku dapat dari mana. Kalau, aku mengirimnya di grup perusahaan, menurutmu akan ada konsekuensi seperti apa. Kalau istrimu tahu, akan memiliki akhir yang seperti apa.”
Konsekuensi ini tidak perlu Welly katakan, Sojun juga mengetahuinya. Lalu, dia langsung bertanya: “Katakanlah, berapa yang kamu inginkan, aku beli foto itu. Tapi setelah aku beli, kamu harus menjamin menghapus foto itu.”
“Cieh.”Welly memandang Sojun dengan jijik, “Berapa banyak uang yang kamu miliki, semua uangmu dihabiskan pada wanita, kamu masih bisa memiliki berapa banyak uang.”
“Kamu tidak perlu pikirkan dari mana uangku berasal. Katakanlah.”ucap Sojun dengan tegas. Sampai sekarang, dia masih mengira Welly ingin memeras uangnya.
“Aku tidak menginginkan uangmu.”Welly berkata dengan jelas, “Menginginkan uangmu, sama saja dengan aku memerasmu.”
“Lalu apa yang kamu inginkan.”tanya Sojun dengan cemas dan aneh.
“Aku ingin kamu mengambil inisiatif mundur dari perebutan posisi yang ditawarkan.”ucap Welly perlahan-lahan sambil menatap Sojun dengan dingin.
“Tidak bisa.”Sojun menolak, dan kemudian sadar, “Ternyata, kamu berencana merebut posisi yang di tawarkan perusahaan, hanya aku dan kamu yang memiliki harapan terbesar, jadi kamu goyah dan ingin aku mundur. Kamu terlalu tidak tahu malu.”
“Jangan katakan aku tidak tahu malu, mengatakan tidak tahu malu, aku tidak seperti dirimu.”Welly berkata dengan sinis dan menghina, “Kamu tidak mundur juga bisa, aku akan mengirimkan foto ini ke pimpinan perusahaan, aku pikir, perusahaan tidak memerlukan orang bermoral buruk. Tiba saatnya kamu akan kehilangan pekerjaan.”
Welly terdiam sebentar, menatap Sojun yang jelas-jelas tampak takut dan melanjutkan: “Kalau, aku mengirimkan foto ini ke istri cantikmu. Mungkin ke depannya istri cantikmu, akan berada dalam pelukan pria lain.”
“Kamu.”Sojun mengangkat tinjunya dengan marah, tapi dia tidak berani memukul. Hanya menatap Welly dengan marah. Oleh karena itu, pada saat ini, Sojun tidak berniat melihat hp, bagaimana dia tahu Marena mengirimkan pesan, sekalipun Marena menelepon saat ini, dia juga tidak akan menjawab.
Setelah saling menatap, Welly menyalakan sebatang rokok, menghisap rokok dengan marah lalu menghembuskan ke wajah Sojun, dan berkata dengan sinis: “Aku pikir kamu akan menyetujuinya. Karena dibandingkan dengan tidak bisa bersaing memperebutkan jabatan, kehilangan pekerjaan ini akan lebih buruk.”selesai mengatakannya, Welly tertawa keras.
Setelah mempertimbangkan cukup lama, Sojun yang takut dalam hatinya, akhirnya setuju, “Baiklah, aku berjanji tidak akan mengikuti persaingan jabatan, namun, kamu harus menghapus foto itu.”
Melihat Sojun menyetujuinya, Welly tidak terkejut sama sekali, dia berkata dengan acuh tidak acuh kepada Sojun, “Kita bicarakan setelah selesai pemilihan.”
“Tidak bisa, bagaimana kalau kamu masih menggunakan foto ini membuat masalah.”tanya Sojun dengan cemas.
“Apakah kamu berhak mengatakan syarat!”Welly tertawa keras, lalu pergi. Sampai di sudut, dia berhenti, diam-diam mengulurkan tangan memegang Sojun, melihatnya masih berdiri di sana menundukkan kepala.
Melemparkan senyuman sinisnya, dan pergi dengan senang. Ketika pergi, dia diam-diam berkata: “Ini baru sampai dimana, tiba saatnya, aku akan membuatmu mengantarkan istri cantikmu tidur bersama denganku. Dan wanita yang ada di foto ini, juga tidak boleh dibiarkan, mengingat kaki panjangnya yang ramping, menjepit pinggangku, itu pasti sangat luar biasa dan bahagia!
Welly yang memikirkannya semakin merasa bangga, dan tidak bisa menahan tawa keras.
Novel Terkait
Love And War
JaneBretta’s Diary
DanielleInnocent Kid
FellaCinta Seorang CEO Arogan
MedellineKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMi Amor
TakashiKing Of Red Sea
Hideo TakashiIstri Pengkhianat×
- Bab 1 Siapa Laki Laki ini
- Bab 2 Memudarnya Cinta
- Bab 3 Kebohongan Istri
- Bab 4 Salah Kaprah
- Bab 5 Rumah Yang Rapi Dan Bersih
- Bab 6 Menghubungi Sahabat Istri
- Bab 7 Istri Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 8 Marena Berada di Hainan
- Bab 9 Menguak Kebohongan Istri
- Bab 10 Makan Dan Memergoki Perselingkuhan
- Bab 11 Pernikahan Yang Terlihat Bahagia
- Bab 12 Cerita Oktavia
- Bab 13 Marena Pulang
- Bab 14 Melihat Durex Lagi
- Bab 15 Pertama Kalinya Suami Istri Bertengkar
- Bab 16 Kesalahan Dalam Berdalih
- Bab 17 Tidak Beruntung Menjadi Suaminya
- Bab 18 Memeriksa CCTV Komplek Perumahan
- Bab 19 Kebingungan Marena
- Bab 20 Teringat Padanya
- Bab 21 Dari Bangga Berubah Menjadi Kecewa
- Bab 22 Meminta Bantuan Sahabat
- Bab 23 Sahabat pun Memandang Rendah Dirinya
- Bab 24 Tidak Bisa Kembali Lagi Ke Masa Lalu
- Bab 25 Sojun yang Datang Mencari
- Bab 26 Ayah Mertua dan Ibu Mertua
- Bab 27 Yang terpenting adalah Kamu.
- Bab 28 Kembali ke dulunya.
- Bab 29 Ujian Pernikahan
- Bab 30 Mengintimidasi Sang Istri
- Bab 31 Memutuskan Mencari Detektif
- Bab 32 Bersedia Membantu
- Bab 33 Menutupi
- Bab 34 Mencari Perusahaan Detektif
- Bab 35 Negosiasi
- Bab 36 Balas Dendam Atau Cinta Yang Tidak Jelas
- Bab 37 Kesadisan Istri
- Bab 38 Sombong Yang Palsu
- Bab 39 Permintaan Dari Panggilan Tidak Dikenal
- Bab 40 Menceritakan Keseluruhan Cerita
- Bab 41 Donita yang Tidak Bisa Tahan Lagi
- Bab 42 Apakah Masih Mencintainya?
- Bab 43 Dendam Welly Dan Sojun Lu
- Bab 44 Masuk ke Dalam Jebakan
- Bab 45 Solusi Sojun Lu
- Bab 46 Istri yang Meninggalkan Rumah pada Tengah Malam
- Bab 47 Marena Berada Di Kamar Hotel
- Bab 48 Kembali Memberi Kesempatan
- Bab 49 Welly Ingin Memakan Masakan Yoyo
- Bab 50 Welly Memenangkan Yoyo
- Bab 51 Menghadapi Selingkuhan Istri
- Bab 52 Bersiap-Siap Pulang untuk menjelaskan
- Bab 53 Irwandi Memutuskan Balas Dendam
- Bab 54 Welly Melaporkan Ke Polisi Lagi
- Bab 55 Sojun Lu Ditangkap
- Bab 56 Cerai
- Bab 57 Rumah Kosong Dan Sunyi
- Bab 58 Oktavia Bercerai
- Bab 59 Penderitaan Marena
- Bab 60 Sendiri Orang Terakhir Yang Mengetahui Kebenaran
- Bab 61 Diinterogasi oleh Ayah dan Ibu Mertua
- Bab 62 Balas Dendam Yoyo
- Bsb 63 Irwandi Naik Jabatan
- Bab 64 Marena ingin rujuk kembali
- Bab 65 Marena Datang Ke Perusahaan Untuk Mencari Irwandi
- Bab 66 Penolakan Irwandi
- Bab 67 Menyadarkannya
- Bab 68 Percakapan Antara Irwandi dan Marena
- Bab 69 Undangan Makan dari Oktavia
- Bab 70 Ayo Kita Pulang (End)