Istri Pengkhianat - Bab 53 Irwandi Memutuskan Balas Dendam

Jika tidak ada harapan, maka tidak ada rasa takut.

Dengan secercah harapan yang dimiliki saat ini, Donita merasa sangat gelisah dan khawatir. Dia memiliki harapan untuk kembali ke rumah lagi, tetapi sekarang malah membantu menutupi rahasia Marena, dan membuat Irwandi salah paham dengannya, sehingga menolak untuk bertemu dan bahkan menutup teleponnya.

Demi kebahagiaan di masa depan, Donita sudah tidak memikirkan urusan perusahaan lagi, tetapi mulai berpikir tentang bagaimana menjelaskannya kepada Irwandi.

Setelah berpikir lama, Donita menelepon Irwandi sekali lagi, tapi Irwandi masih tidak menjawab. Ini membuatnya semakin gelisah.

Karena Donita tidak tahu bahwa saat Irwandi dan Welly berada di kedai teh, dia mendapat panggilan telepon dari Marena lantas membisukan ponselnya. Namun, meski Irwandi tahu Donita menghubungi teleponnya lagi, dia tetap tidak menjawabnya.

Donita yang sedang gelisah memperhatikan bahwa waktu sudah malam. Jadi dia memutuskan, bukankah Irwandi tidak mau menemuinya, maka dia akan mengambil inisiatif untuk pergi menemuinya, bukankah itu lebih baik? Menjelaskan secara empat mata dengannya.

Begitu tiba di rumah komunitas Irwandi, Donita yang baru bereaksi akhirnya bimbang. Bagaimana jika Marena ada di rumah, tak mungkin kan mengatakannya di depan Marena.

Manusia, selalu ingin dihargai. Apalagi Marena adalah sahabatnya, dan dia sudah berjanji akan membantunya, Meskipun sekarang dia ingin bertobat, juga tidak bisa mengatakannya di depan Marena.

Donita yang bimbang, melihat waktu sejenak dan berpikir bahwa Marena dulu sepertinya pernah memberitahunya bahwa Irwandi memiliki kebiasaan berjalan-jalan setelah makan malam. Jadi, dia memutuskan untuk menunggu di depan rumah Irwandi.

Dalam bayangan gelap di depan rumahnya, Donita mengunggu dengan cemas, dikelilingi oleh hawa dingin musim dingin, dia menggosok kedua tangannya sambil sesekali meniup tangannya, berjalan bolak-balik. Dan berpikir dengan teliti dalam benaknya, bagaimana menjelaskan kepada Irwandi ketika bertemu dengannya.

Donita berpikir dengan sangat serius bagaimana menjelaskannya. Terutama ia takut kalau Irwandi akan lebih mempercayai kata-kata Marena. Karena sebelum ini, bukankah mantan suaminya, si Whesky juga sangat mempercayai kata-katanya sendiri!

Memikirkan mantan suaminya, si Whesky serta putrinya. Pandangan Donita penuh dengan harapan dan kehangatan, bahkan jika lebih dingin lagi akan terasa sepadan, malam ini tidak peduli bagaimanapun, harus dijelaskan dengan benar.

Begitu keluar dari mobil, Irwandi berjalan masuk ke dalam komunitas dengan tergesa-gesa, Ketika berjalan mendekati depan rumahnya, dia mendengar seseorang memanggil namanya, dia menoleh ke belakang dan di tengah bayangan gelap bawah pohon, seorang wanita berjalan keluar, dia melihat dengan teliti, itu adalah Donita. "Kenapa kamu di sini?" tanyanya heran.

Donita berjalan mendekat, dia memandang Irwandi dan tersenyum dengan enggan: "Irwandi, aku ingin bicara denganmu."

Melihat wajah Donita yang kemerahan akibat kedinginan serta sedikit kaku. Irwandi bertanya: "Bicara soal apa, apakah membicarakan soal Marena?"

Mendengar perkataan Irwandi yang lurus dan blak-blakan. Dalam benak Donita berputar dan berkata, "Bukan bicara soal Marena, tapi diriku sendiri."

“Kalau begitu lain kali saja, hari ini aku ada urusan,”tolak Irwandi.

“Aku sudah lama menunggu di depan rumahmu.” Nada bicara Donita terdengar memohon, “Hal ini sangat penting bagiku.”

“Apakah berkaitan dengan ku?”tanya Irwandi, “Aku tidak mengira aku memiliki masalah yang berkaitan denganmu.”

"Sangat besar kaitannya," sahut Donita yakin, "Kamu akan mengerti setelah aku selesai berbicara."

“Oh.”Irwandi tertegun sejenak, memikirkan hal tentang istrinya yang menggunakan Donita untuk menutupi kebohongannya dan menipu dirinya sendiri. Sekarang dia sudah tahu bahwa istrinya pergi ke kota Hainan bersama Sojun, lantas apakah Donita pernah datang ke rumahnya? Jadi pada akhirnya dia menyetujui ajakannya, "Baiklah."

"Terima kasih." Donita sedikit bersemangat, "Mari kita cari tempat lain untuk duduk dan berbicara."

Melihat Donita kedinginan hingga menciut, Irwandi setuju dan berkata, "Ada kedai teh di luar komunitas, kita pergi ke sana saja." katanya, kemudian berbalik dan berjalan ke luar komunitas.

Setibanya di kedai teh, Irwandi melihat sekeliling, Tidak banyak orang di kedai teh, jadi dia menemukan sebuah tempat paling pojok dan duduk. Donita mengikutinya dari belakang dan duduk di seberang Irwandi. Dia mengambil menu di atas meja dan bertanya, "Irwandi, kamu belum makan malam kan, pesan makanan saja." Ucapnya sembari memberikan menu padanya.

Pada saat ini Irwandi sama sekali tidak ada nafsu makan, juga tidak merasa lapar. Kemudian berkata: "Kamu makan saja. Aku akan pesan secangkir teh."

Melihat wajah acuh tak acuh pada Irwandi, Donita tidak memaksanya, dia tersenyum sedikit dan berkata: "Aku juga tidak lapar." Jadi, Donita memesan dua cangkir teh serta satu porsi aneka hidangan. menunggu sampai teh dihidangkan, Donita memegang gelas erat-erat dengan kedua tangan dan menghirupnya dengan lembut sebelum memperhatikan Irwandi dan berkata: "Irwandi, di matamu aku adalah seorang wanita yang bagaimana?"

Awalnya dia berpikir bahwa Donita akan langsung bicara ke inti masalah, tidak mengira dia akan mengajukan pertanyaan seperti ini terlebih dahulu, Irwandi terpaku sejenak dan berkata, "Lembut, baik hati, dan pintar, seorang istri sekaligus ibu yang baik. Tapi."

“Hehe.” Donita tersenyum getir memotong omongan Irwandi, dan berkata dengan malu: “Tapi, kamu tidak menyangka kalau aku bakal selingkuh, kan.” Kemudian tanpa menunggu Irwandi untuk menjawab, dia melanjutkan berkata: “Aku juga tidak tahu. Mungkin saat itu aku kesal. "

Irwandi tidak menjawab. Dia sudah lebih tenang pada saat ini, Ketika dia melihat asbak di atas meja, dia mengeluarkan sebatang rokok dan memberi sinyal, melihat Donita tidak keberatan, lantas dirinya menyalakan api pada rokok. Siap untuk terus mendengarkan Donita bicara.

“Irwandi, meskipun aku berselingkuh, tapi aku masih punya moral.” Donita memandang Irwandi dan berkata, “Aku berkata begitu, apakah kamu percaya?”

Melihat mata Donita yang penuh harap, Irwandi merenung sejenak kemudian membuang abu rokok di asbak dengan pelan dan bertanya, "Apakah kamu pernah ke rumahku sejak kamu bercerai?"

Ketika Donita mendengar pertanyaan seperti itu dari Irwandi, suasana hatinya sekejap menjadi lega sekali, itu berarti Irwandi sudah meragukan Marena. Jadi dia menggelengkan kepalanya dan berkata tanpa basa basi: "Tidak, satu kali pun aku tidak pernah pergi ke rumahmu."

"Oh," Irwandi mengangguk dan bertanya lagi: "Lalu mengapa Marena mengatakan kepadaku bahwa kamu pergi ke rumahku?"

“Inilah yang ingin aku sampaikan padamu malam ini,” ujar Donita malu. Jadi dalam sepanjang waktu itu, dia menceritakan tentang Marena yang berpacaran. Dia juga menjelaskan ulang ketika dirinya mengungkit soal bagaimana Marena memintanya untuk membantu menutupi.

Irwandi yang sakit hati hingga mati rasa, meskipun tahu bahwa perkataan istrinya adalah tipuan. Tapi sekarang berhadapan dengan narasi baru Donita, dia masih bisa merasa sakit dan sedih. Dia sengsara dan merokok beberapa batang berturut-turut, setelah mendengar Donita selesai bicara, dia bertanya padanya, “Irwandi, apakah kamu percaya dengan perkataanku?"

"Percaya," angguk Irwandi getir dan bertanya, "Karena kamu telah berjanji pada Marena, mengapa kamu memberitahuku sekarang?"

Donita ragu-ragu dan memancarkan rasa malu di wajahnya, berkata: "Sebenarnya, ketika Marena meminta ku untuk membantunya menutupi kebohongannya, aku sangat sedih. Karena, dia sedang menaburkan garam di lukaku, dan menutupi perbuatan buruknya dengan kesedihanku. "

Berbicara sampai sini, Donita melirik Irwandi diam-diam dan melanjutkan berkata: "Setelah perceraian, aku sangat menyesal dan selalu ingin menikah lagi dengan Whesky. Lewat usahaku, sekarang Whesky sudah mengijinkan aku untuk pulang dan tidur dengan putriku, aku memiliki harapan untuk menikah lagi dengan Whesky, jadi aku tidak ingin membuat Whesky salah paham lagi. "

Setelah Donita selesai berbicara, dia menatap Irwandi penuh harap dan berkata, "Apa yang aku katakan, apakah kamu mengerti?"

"Hm, aku mengerti. Pembahasan ini sampai sini dulu."

"Terima kasih. Aku berterima kasih padamu, Irwandi." Wajah Donita cerah. "Kalau begitu aku pulang dulu, di lain kesempatan aku dan Whesky akan traktir kamu makan." Katanya lalu bangkit dan membungkuk sedikit pada Irwandi, dia memalingkan muka dan pergi dengan cepat.

Irwandi yang duduk di sana seperti tidak sadar akan kepergian Donita. Matanya kosong menatap kursi kosong yang ada di depan. Lalu pandangannya mulai dingin dan mendalam, tidak bisa menceraikan istrinya semudah itu.

Sebelum bercerai, harus menghapus penghinaan terhadap dirinya. Sedangkan untuk sang istri, meskipun dia tidak melakukannya sendiri, bagaimana bisa membiarkan seorang selingkuhan begitu saja, dia telah membawakan penghinaan pada dirinya! Tidak ada seorang pun yang bisa hidup dengan nyaman dan bahagia setelah menghina dirinya.

Welly telah dipukuli oleh dirinya karena gagal mengancam istrinya, Foto-foto telah dihapus bahkan diberi peringatan. Yang artinya dia telah menghapus ancaman untuk istrinya.

Pada saat ini dalam benak Irwandi, dia tidak pernah berpikir bahwa istrinya bakal diancam orang lain akibat tidak mendapatkan perlindungan darinya. Sampai-sampai timbul pemikiran seperti rasa bersalah atau semacamnya.

Dalam pemikiran Irwandi, mengenai mengapa hal ini bisa terjadi, dikarenakan istrinya sama sekali tidak meminta dirinya untuk melindunginya, selain itu, dia malah berbohong untuk menghindar dan menolak dia. Bagaimana dirinya bisa melindunginya, Apalagi, ini juga disebabkan ketidaksetiaan sang istri terhadap pernikahan.

Lalu bagaimana cara menghadapi Sojun, apa temui dia dulu, lalu pukul dan hina dll. Irwandi berpikir bahwa itu tidak perlu, faktanya sudah sangat jelas, dan apa gunanya bertemu.

Irwandi yang telah berpikir lama, dia memikirkan hal tersebut dan tidak menemukan solusi, terakhir, asuransi dapat membebaskannya dari tindakan kejahatan. Dia memutuskan untuk mengendarai mobil lalu menabrak Sojun, menyamar sebagai kecelakaan mobil. Asalkan tidak ada yang mati!

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu