Istri Pengkhianat - Bab 51 Menghadapi Selingkuhan Istri

Wanita yang jatuh cinta memiliki IQ yang rendah. Sementara laki-laki yang sudah menikah, IQ tak akan seberapa tinggi.

Donita sekarang memiliki kekhawatiran serupa. Itu juga merupakan pengalamannya.

Dan alasan mengapa Donita sedemikian khawatir karena ketika dia bekerja di perusahaan pada pagi hari, dia mendapat sebuah informasi bahwa meningkatnya produksi serta bertambahnya peralatan di pabrik pengolahan di bawah perusahaan mengakibatkan konsumsi daya sekarang tidak mencukupi. Dari awal laporan sudah dihubungi ke PLN, data yang berkaitan juga telah diserahkan sesuai prosedur, tapi entah mengapa tidak ada balasan dari pihak terkait. Oleh karena itu, penanganan di dalam perusahaan yang harus ditangani sudah ditangani, hanya saja tidak ada kemajuan.

Akhir tahun sudah mau tiba di depan mata, tugas produksi di pabrik lebih berat tapi listrik tidak mencukupi. Apa yang bisa dilakukan? Seberapa besar dampak yang akan diterima. Untuk itu, bos perusahaan melontarkan sebuah lelucon, siapa pun dalam perusahaan yang dapat membantu menangani masalah itu, maka dia akan mendapatkan penambahan gaji, selain itu, bisa mendapatkan pengerahan posisi.

Setelah mendapat informasi itu, reaksi pertama Donita adalah mencari Irwandi untuk membantu menangani. Namun kemudian, dia ragu-ragu lagi. jika Irwandi menanyakan masalah tentang apakah dia ada pergi ke kota Hainan bersama Marena, bagaimana dia harus menjawab harus tanya pada dirinya sendiri, dan masalah apakah dia ada pergi ke rumahnya, bagaimana dia harus menjawabnya lagi.

Jika sebelumnya Donita masih memiliki sedikit rasa percaya diri, dari kecerdasan Irwandi, seharusnya tahu bagaimana sikap dia, tetapi, dia takut apabila Irwandi terlalu percaya kepada Marena. Dan masih ada satu penyebab lain yang lebih penting yang membuat Donita tidak ingin menjadi tameng untuk Marena lagi.

Karena pada malam hari sebelumnya, dia pulang ke rumahnya lagi, dengan memohon supaya Whesky, mantan suaminya tidak mengusir dia dari rumahnya, dan mengijinkan dia untuk menemani putrinya tidur satu malam. Hal tersebut memberikan secercah harapan untuk Donita, meski sementara keduanya tidak balikan, setidaknya dia bisa hidup di bawah atap yang sama bersama suami beserta putrinya.

Jika sekarang dirinya membantu menutupi masalah Marena, lalu terdengar hingga ke telinga mantan suaminya nanti, maka selesailah dia, tidak ada lagi harapan sedikitpun untuknya.

Setelah ragu-ragu untuk waktu yang lama, gaji Donita yang terhitung lebih rendah untuk sementara waktu ini akhirnya berencana untuk menemui Irwandi, cari tahu apakah dia dapat membantu menangani masalah itu. Sewaktu hampir jam pulang kerja sore hari, Donita menghubungi telepon Irwandi, akan tetapi, telepon Irwandi sibuk.

Karena saat ini telepon Irwandi sedang terhubung ke ponsel Welly. Welly sangat gugup setelah mendengar pengakuan dari Irwandi, di saat bersamaan, dia menebak bahwa Marena telah berterus terang kepada suaminya. Jadi dia lekas berkata: “Halo, apa kabar. kebetulan aku berencana untuk menghubungimu dalam satu atau dua hari ini.”

Irwandi tertegun saat mendengar perkataannya, seperti dugaannya. Selingkuhannya bahkan berani mengambil inisiatif untuk menghubungi dirinya, jangan-jangan dia ingin membujuk dirinya untuk bercerai, lalu kemudian dia akan melamar Marena. “Kamu tak usah mencariku, turun sekarang juga.” Ucap Irwandi dingin.

“Aku benar-benar minta maaf, aku tidak ada di kantor sekarang, semalam rumahku kemalingan, dan sekarang aku sedang mengurus masalah ini.” jelas Welly sungguh-sungguh: “Begini saja, aku akan menghubungimu besok, bagaimana?”

Seolah-olah semakin tidak beres, entah Welly yang kelewat cerdik, atau kebetulan dia sebenarnya menginap di hotel semalam. Tetapi, karena dirinya telah mencarinya kemari, bagaimana mungkin dia akan mengikuti sesuai kemauannya. Irwandi yang seolah memikirkan hal itu, dia menolaknya dan berkata: “Kamu temui aku sekarang atau aku langsung naik ke perusahaan Asia top untuk menemui kamu.”

“Jangan, jangan gegabah.” Seru Welly dengan cepat, “Aku benar-benar tidak ada di kantor, aku akan tiba dalam waktu setengah jam lagi.”

Sekarang ini, Welly yang merasa kelelahan secara fisik maupun mental benar-benar tidak ingin bertemu dengan Irwandi. Akan tetapi, sifat dingin dan tangguh seorang Irwandi malah membuat Welly sangat ketakutan, jika Irwandi pergi ke perusahaannya, maka ini merupakan skandal besar. Welly tidak dapat menanggung akibatnya. Maka dari itu mau tak mau dia harus menanggapinya dan segera menemuinya.

Setelah memutus sambungan telepon, Irwandi berjalan ke tepi jalan dan berdiri di trotoar bawah pohon. Baru saja berdiri tegak, ponsel di genggamannya berdering tanda panggilan masuk, dia melihatnya sekilas dan mendapati nomor yang tidak asing, tapi dia tidak ingat siapa pemilik nomor itu, jadi dia menyambungkan telepon, “Halo. Ini siapa?”

Donita tertegun dari seberang telepon, suara Irwandi terdengar lebih dingin dan tidak seramah seperti sebelumnya. Tetapi, dia akhirnya lekas berkata: “Halo. Ini aku, Donita.”

“Oh, Donita ya, apa kabar, ada apa?” sontak Irwandi juga tertegun. Bagaimana Donita bisa mencarinya, padahal dia sendiri ingin meminta bukti darinya beberapa waktu lalu. jangan-jangan dia barusan menghubungi Welly, lalu Welly memberitahu Marena, dan Marena yang meminta Donita untuk menghubungi teleponnya.

“Apakah kamu ada urusan setelah pulang kerja nanti malam?” kata Donita dengan hangat, “Aku ingin traktir kamu makan.”

Dirinya yang sedang menunggu selingkuhan Marena mana sempat. Irwandi menolak: “Aku ada urusan malam ini. lainkali kalau ada waktu aku akan traktir kamu makan.”

Kelihatannya Irwandi percaya omongan Marena. “Aku mencarimu karena ada urusan. Pulang kerja nanti kita ketemuan saja.” Ucap Donita panik, batin Donita sekarang bukanlah untuk urusan perkantoran, melainkan dia ingin menjelaskan kepada Irwandi soal dirinya menjadi tameng untuk Marena. Kalau tidak, jika terdengar sampai ke telinga mantan suaminya, maka ke depannya ia tidak akan memiliki kesempatan untuk kembali dengan Whesky.

“Aku sedang sibuk sekarang. Tunggu ada waktu baru kita bicarakan saja.” ucap Irwandi lalu menutup telepon. Kelihatannya Donita menjadi juru bicara untuk Marena.

Donita sedih saat mendapati sambungan teleponnya di putusin secara sepihak, kelihatannya Irwandi percaya pada omongan Marena, selain itu, dia memiliki perspektif tentang dirinya. Tidak bisa, permasalahan ini harus dijelaskan dengan benar.

Ini bukan berarti Donita mengkhianati Marena.

Ketika seorang wanita bercerai akibat berselingkuh, serta keinginan untuk balikan dengan mantan suami. Pasti tidak berharap masalah perihal dirinya bersama pria lain setelah bercerai terdengar sampai ke telinga mantan suaminya. Dia hanya berharap dapat membuat mantan suaminya melihat dirinya setelah bercerai, ia sudah bertobat serta dapat menjaga integritas diri dengan sangat baik.

Di satu sisi Donita yang terdiam sambil berpikir dengan perasaan gugup, bersamaan dengan Welly yang tergesa-gesa dengan perasaan gugup, ketika taksi tiba di depan perusahaan, begitu menuruni mobil, dia memandang ke segala arah dan mendapati seorang pria yang tampak bermartabat sedang berdiri di trotoar di depannya, kedua jari tangannya menjepit sebatang rokok sambil menatap tajam ke pintu perusahaan Asia Top.

Pria ini tidak seganteng Sojun, tetapi kualitasnya lebih baik daripada Sojun. pria bermartabat dan kalem seperti ini disia-siakan, dan akhirnya malah berselingkuh dengan pria lain seperti Sojun. Welly pun merasa Marena sedikit disayangkan, sekaligus merasa Irwandi tidak pantas mendapat perlakuan seperti itu.

Anehnya, Welly langsung mengira bahwa pria ini adalah suami Marena. Jadi Welly memasang senyuman hangat di wajah dan berjalan menghampirinya.

Sebenarnya Irwandi dari awal sudah melihat Welly turun dari mobil taksi, dari segi waktu, orang itu seharusnya adalah Welly, melihat dia memandang ke segala arah, dia yakin orang itu adalah Welly. Matanya memperhatikan dengan seksama.

Tinggi Welly standar, serta penampilan rata-rata, tak ada yang istimewa darinya. Tapi istrinya malah berselingkuh dengan orang itu sehingga membuat Irwandi sangat terkejut dan sedih. Dia menatap Welly yang sedang berjalan ke hadapannya dengan tatapan dingin.

Setibanya di depan, Welly melihat tatapan dingin di mata Irwandi, kemudian berkata sambil tersenyum hangat: “Halo, apa kamu suaminya Marena? Aku Welly.” Sapanya sambil mengulurkan tangan ke Irwandi.

Irwandi bahkan tidak melihat tangan yang diulurkan Wendi padanya dan berkata: “Tahu kenapa aku mencarimu?”

Welly menarik kembali tangannya dengan canggung dan berkata sambil masih tersenyum: “Tahu, tapi mungkin ada kesalahpahaman.” Katanya lalu berhenti sejenak, “Kita cari tempat lain untuk ngobrol-ngobrol, bagaimana.”

“Kalau begitu duduk di kedai teh depan saja.” Sahut Irwandi menyetujuinya, jika bukan di jalan raya, mungkin tadi Irwandi sudah menghajar Welly.

Tetapi ketika ia memikirkan penyebaran berita di media sosial wechat dll sangat cepat, jika menghajar Welly di sini barusan, maka di tempat lain akan langsung muncul berita di saluran sosial media wechat, selain itu, judulnya pasti akan sangat menarik perhatian orang, mungkin, “Sang Suami Memukul Selingkuhan Istri Di Jalan” ; atau “Orang Ketiga Dipukul Ketika Berdiskusi Dengan Sang Tuan Rumah”; atau “Kasus Pertumpahan Darah Yang Disebabkan Oleh Seorang Wanita Muda Yang Cantik” dll, bagaimana cara menarik perhatian, betapa menakutkan, tergantung bagaimana kejadiannya.

Irwandi yang rendah hati tidak ingin menjadi pemeran utama di dalamnya, meski dia ingin memukul Welly, dia akan melakukannya dalam keadaan di mana tidak ada seorang pun yang melihat. Istrinya berselingkuh dan tak tahu malu, tapi dia tahu malu! Jadi Irwandi memimpin jalan di depan menuju kedai teh, Welly yang mengikutinya dari belakang akhirnya menghela napas lega. Welly lebih takut akan menimbulkan berita baru di depan perusahaan.

Memasuki ruang privasi kedai teh, Welly memesan dua cangkir teh dan sepiring buah-buahan dari pelayan yang masuk, kemudian dia mengulum senyum dengan penuh perhatian menyodorkan sebatang rokok untuk Irwandi, Irwandi yang tidak terkendali tidak menerima rokok yang disodorkan, dia terus menatapnya dengan tatapan dingin, Welly tersenyum kering sejenak dan menarik kembali rokok itu, dan duduk di kursi yang berjarak terpisah dari beberapa kursi lainnya dengan Irwandi.

Sesaat, suasana di ruangan itu sangat suram dan mencekam. Bahkan saat pelayan masuk untuk mengantarkan teh serta buah-buahan, dia merasakan keanehan setelah menyuguhkan teh dan buah-buahan, dia diam-diam melirik sekilas saat dirinya hendak meninggalkan dan menutup pintu ruangan privasi.

Begitu pintu ruangan privasi tertutup, Welly tersenyum kering, “Silahkan diminum tehnya.”

“Katakan saja.” Ucap Irwandi dingin.

“Tuan, aku mau tanya apa margamu?” tanya Welly, tetapi melihat tatapan dingin Irwandi yang menusuk, dia sama sekali tidak memberikan jawaban untuknya. Akhirnya dirinya berpikir sejenak kemudian berkata: “Tadi malam adalah pertama kalinya aku dan Marena bertemu, sebelumnya kami tidak saling kenal.”

Seharian penuh Marena merasa tidak tenang. Meski semalam dia sudah memberi penjelasan, tetapi suaminya tidak banyak bicara, juga tidak menanyakan apapun padanya. Akan tetapi, dia bisa merasakan kekesalan dalam hati suaminya.

Seharian ini, Marena terus memikirkan cara bagaimana untuk memperbaiki hubungannya dengan sang suami. Persis setengah jam sebelumnya, dia mengirim pesan ambigu di wechat suaminya, suamiku, nanti malam aku pulang aku ingin. . . . memakan masakanmu. Dalam tebakannya, suaminya pasti sangat senang mendapat pesan itu, dan akan segera membalasnya.

Akan tetapi, tidak ada balasan pesan dari suaminya sampai sekarang. Anehnya Marena merasa sedikit panik. Dia berpikir sejenak, lalu mengirimkan sebuah pesan wechat untuk suaminya lagi, nanti pulang malam tunggu aku di rumah. Aku akan memasak untukmu.

Dari pemikiran Marena, kali ini suaminya seharusnya senang, bukankah suaminya selalu sangat ingin memakan masakan dia. Kali ini dirinya yang akan memasak dengan tangannya sendiri untuk suaminya, suaminya seharusnya senang, bukan.

Akan tetapi, setelah menunggu beberapa lama, suaminya masih belum membalas pesannya. Mungkin suaminya sedang mengadakan rapat atau sibuk dengan urusan, sehingga tidak melihat pesannya. Marena yang menduga-duga mulai menghubungi telepon sang suami.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu