Istri Pengkhianat - Bab 29 Ujian Pernikahan
Semua penjelasan, daya tarik, keramahan istri kemarin malam, membuat Irwandi melupakan semua kejadian yang telah terjadi, perasaannya dipenuhi dengan kehangatan dan kebahagian yang berbeda disbanding hari-hari sebelumnya, tubuhnya pun merasakan kepuasan tersendiri.
Setelah menyelesaikan sarapan bersama istrinya, dia menuju kantor dengan wajah berseri. Tepat di koridor kantor nya, Cikka yang melihat sikap nya yang sedikit mengundang rasa penasaran kemudian bertanya : “Kawan, apa kamu baru saja perawatan wajah?”
Irwandi yang hanya tersenyum tidak jelas menimpalinya dengan masa bodo : “Kenapa memangnya, tidak boleh kah?” sembari terus melanjutkan langkah kakinya.
“Pria dewasa taka da gunanya melakukan perawatan wajah.” Cikka yang mengikutinya dari belakang membuang ucapannya dengan tekanan menyindir “huh”, namun masih dengan rasa penasaran dia tetap berusaha menggali informasi itu : “Ayolah kawanku, beritahu aku apa yang sebenarnya sudah terjadi?”
“Pasti ada kabar bahagia.” Irwandi menghentikan langkahnya, tesenyuym tetap tidak memberitahunya, “Bagaimana kamu bisa melihat kalau aku punya kabar bahagia atau tidak?”
“Oh, bukan-bukan.” Cikka memandang dengan memringkan kepalanya, pandangannya penuh pada diri Irwandi, melanjutkan dengan mencoba mengedip2kan matanya, tapi tidak menemukan seseorang, dengan nada berbisik memberanikan membuka pertanyaan yang ada pada benaknya itu : “Hei, jangan-jangan kamu akan naik jabatan ya?”
“Bagaimana mungkin persoalan naik jabatan, tidak usah membahas persoalan itu lagi.”Irwandi yang menimpali nya dengan singkat tetap melihat CIkka masih mengikutinya dari belakang, memastikan dengan nada bercandanya : “Kamu yakin mau membuntutiku terus!”
Mendngar pernyataan itu, Cikka yang nampak dengan pandangan kosong seperti memikirkan sesuatu, memusatkan pandangannya ke arah atas dan melihat tanda toilet yang berada di hadapannya bertuliskan “pria”, mukanya memerah malu, sedikit melotot ke hadapan Irwandi, mendesus pelan “mata keranjang” disusul dengan langkah kakinya menuju toilet wanita.
Irwandi yang masih tertawa geli pun menyusul masuk ke toilet pria. Dia tidak tahu sebenarnya Cikka tidak ingin ke toilet, dia hanya ingin menghilangkan rasa malu nya nya saja sehingga mencari alasan dan segera menuju toilet wanita, dan sekarang dia semakin merasa geli karena membayangkan dirinya bersebelahan dengan Irwandi.
Waktu di siang hari begitu cepat berlalu, Irwandi menyegerakan beristirahat dan makan siang di kantin kantor, memanfaatkan sisa waktu istirahatnya untuk kembali ke rumah menjemur selimutnya, waktu menunjukkan masih ada beberapa waktu untuk beristirahat, ia memutuskan merebahkan tubuhnya di atas kasur, tidak lupa mengatur alarm di ponselnya.
Dirinya yang memperhatikan suasana kamar, tersenyum membayangkan sesuatu. Memikirkan, apa sekiranya perlu untuk mengambil alat pengaman dan diletakkan begitu saja di bagian atas kasur, dengan harapan ini akan menjadi sebuah kode bahwa malam ini dirinya menginginkan lagi. Dia bahkan memikirkan bahwa begitu sang istri tiba di rumah dan melihatnya, dia akan tersipu malu sehingga mulai bertingkah manja dengan dirinya.
Pikirannya meranjak kemana-mana, iapun senyum-senyum tak jelas membayangkan dan tanpa piker panjang langsung membuka lemari di bawah kasur bagian kepala, saat itu ia sedikit tercengang, merasakan ada sedikit kejanggalan, tapi entah apa itu. Ia terus berusaha melihat bagian lemari itu berusaha mengingat ada hal aneh apa.
Dia mengambil kotak durex dari dalam lemari laci itu, membolak-balikkan kotak durex, tetap merasa tidak ada yang aneh, kemudian ia coba mengeluarkan beberapa bungkus durex itu dari kotaknya, pikirannya mulai tak karuan.
Dia teringat saat semalam bercinta dengan istrinya di kamar mandi, dia mengambilnya langsung dari laci, bukan dari kotak yang berada di dalam laci. Saat itu pun dia sedang sangat bergairah, hanya memikirkan dirinya bercinta dengan istrinya, tidak memperhatikan hal lain.
Tapi setelah dipikir-pikir, ada sedikit kejanggalan. Daridulu, alat pengaman kita selalu tersimpan rapi dalam kotaknya, diletakkan dalam lemari laci, jika ingin menggunakan, selalu mengambil yang baru dari dalam kotak durex, tapi bagaiamana bisa ada beberapa lembar durex yang tersisa tidak tertata pada kotaknya.
Irwandi mulai mengerutkan dahinya, berusaha mengingat kembali alur bercinta semalam. Saat bercinta semalam, memang langsung mengambil durex yang terletak begitu saja di laci ; tapi saat bercinta di atas ranjang, dia mengambil durex itu baru dari kotaknya.
Lalu, darimana durex yang tercecer dan tidak tersimpan di kotak durex ini, apa mungkin terjatuh dari kotaknya, Irwandi merasa heran.
Ia mengambil kotak durex itu dan mengeluarkan semua isinya, menghitung dan mengingat-ingat berapa banyak yang sudah digunakan mereka, tapi, tetap saja dia tidak mampu mengingat secara pasti. Lagipula, siapa yang memiliki banyak waktu menghitung berapa banyak bercinta dengan pasangannya. Apalagi, dia dan istrinya juga sudah sepuluh harian tidak bercinta.
Akhirnya Irwandi tak lagi dipenuhi hasrat kejutan romantis itu. Kembali ia masukkan durex itu ke dalam kotak dan menutup laci rapat-rapat. Berjalan pelan menuju ruang tamu sembari berusaha berpikir keras, begitu duduk di sofa ruang tamu, dia berusaha mengingat ditemani seputung rokok.
Suat persoalan yang tidak dapat diperjelas hingga muncul rasa ketakutan itu.
Dulu, bisa makan bersama dengan mertua, selain menjadi rutinitas untuk menjenguknya istrinya lah yang memberitahukan dirinya untuk makan bersama. Namun kali ini, mertuaku sendiri bahkan tidak mengetahui bahwa training sudah selesai, dan sudah pulang ke rumah, bagaimana bisa menelpon memberitahuku untuk makan bersama. Pasti karena si istri yang meminta ayahnya untuk menghubungiku.
Jelas sudah, keangkuhan istri sebelumnya, berubah drastis, berubah seperti sedang memberikan sesuatu pada dirinya. Dan ini tidak pernah terjadi sama sekali sebelumnya. Tapi apa dia melakukan ini demi mencuri kesempatan untuk menjelaskan tentang durex itu pada dirinya. Kalau memang tidak ada sesuatu yang di sembunyikan oleh istri, lantas untuk apa dia seperti berusaha ingin menjelaskan sesuatu.
Dia tidak pernah sekalipun bersikap aneh seperti ini. Kalaupun mereka sedang bertengkar, istri dirinya lah yang mencoba meluluhkan istrinya. Tapi kemaren malam, justru istrinya yang mengajak dirinya berkomunikasi terlebih dahulu, dan ini hanya karena ingin menjelaskan perkara durex. Saat dirinya tiba-tiba menanyakan bagaimana bisa kita memiliki durex, pandangan istrinya terlihat Nampak kebingungan.
Kalaupun memang Donita bermalam disini, dan saat istri membersihkan rumah, seharusnya dia mengetahui sampah di ruang tamu itu ada bungkus durex. Karena dirinya pun tidak enak hati menanyakan pada Donita, dia memutuskan untuk langsung bertanya pada istrinya. Namun yang didapat adalah pandanga istrinya begitu terkejut mendengarnya, terkejut seakan terheran bagaimana mungkin dirinya bisa mengetahui ini semua, pandangan itu bukan kepanikan. Saat itu juga istrinya terus berusaha mengalihkan pandangannya dari dirinya. Apa arti ini semua?
Irwandi yang berusaha memikirkan hingga hal itu, wajahnya mulai tak sedap dipandang, matanya Nampak rasa sakit hati yang dalam, masih tetap ditemani dengan seputung rokok yang masih berada dalam sela-sela jarinya, bahkan dirinya tidak menyadari abu rokok itu telah berjatuhan. Dia terus berusaha mengingat tanpa mempedulikan rasa sakit hatinya.
Setelah dipikir-pikir, prilaku istrinya kemarin malam adalah sebuah pertanda kejanggalan. Dulu, saat mereka ingin bercinta di kamar mandi ataupun sofa ruang tamu, itu hanya bisa terjadi saat istrinya sedang merasa bahagia ataupun sedang bersantai. Bagaimaa bisa kmren bercinta di kamar mandi, apalagi saat istrinya sedang marah karena kesalahpahaman.
Sudah beberapa hari ini mereka berdiam diri tanpa mempedulikan satu sama lain. Namun, setelah istrinya berusaha sedikit menjelaskan, justru mereka bisa saling bercinta di dalam kamar mandi. Ini benar-benar aneh.
Baru saat ini menyadari, seperti nya keharmonisan kemarin malam, entah hubungan intim nya saat di kamar mandi ataupun di atas ranjang, ini semata-mata hanya ingin menutupi keresahan sang istri. Tapi untuk apa dan mengapa?
Dari hal kemaren malam yang menerima telpon dari ayah mertua dan kejadian bercinta dengan istri sendiri. Sepertinya ada sesuatu yang sedang di rencanakan. Awalnya, menjelaskan pada dirinya mengenai persoalan alat pengaman durex, lalu dengan sengaja menangis sedu sehingga membuat dirinya tak tega membiarkan istrinya begitu sedih meluapkan tangisnya.
Semua berawal dari keonaran yang sengaja di buat nya menjadi-jadi, setelah itu tiba-tiba mengatakan ingin mandi. Dengan begitu, tentu saja aku tidak bisa berdiam diri, aku menghampirinya menuju kamar mandi sehingga akhirnya kami pun mulai bercintaa. Ditengah percumbuan kami, dia seperti menutupi sesuatu. Jelas sudah, memang sepertinya dia telah berbuat kesalahan dan ingin meminta maaf pada dirinya. Namun dalam kehidupan berumah tangga sudah semestinya untuk saling mengisi. Tapi kenapa harus begini, istiku selingkuh!
Kemaren malam, dirinya hanya dipenuhi dengan rasa gairah dan bahagia, sedikitpun tidak terpikirkan mengenai kejanggalan ini. Bisa saja ini semua sudah rencana istriku!
Irwandi tiba-tiba disadarkan oleh rasa hangat di jemarinya. Dia menghilangkan lamunannya, menunduk melihat kea rah jarinya dan menemui punting rokok itu sudah mulai mengecil dan segera ia buang di asbak.
Tapi, dia masih merasa kurang, kembali membakar sepuntung rokok untuk menemaninya melanjutkan alur masalah itu.
Lantas,ada apa dengan semua penjelasan sang istri? Apa iya dia benar-benar pergi ke Kota Hainan bersama Donita, Irwandi kembali teringat persoalan penting lainnya.
Kejadian ini mulai mengganjal ketika pagi hari, dirinya menghubungi istrinya melalui ponsel saat di Kota Hainan, tiba-tiba terdengar suara pria dari samping yang begitu lembut memanggil sebutan nama nya, dan meminta nya untuk segera. Irwandi pun sangat mencurigai namun istrinya hanya memberikan penjelasan bahwa dia adalah rekan kerja satu kantornya dan meminta untuk segera sarapan.
Tapi penjelasan istrinya kemarin malam memang sedikit mengundang tanya. Bagaimana mungkin istrinya dan Donita berlibur ke Kota Hainan dengan membawa seorang pria! Terlebih lagi kemaren malam pun dia tidak memberitahukan ada orang lain selain mereka yang ikut, kecuali dia dan Donita. Lalu siapa laki-laki itu?!
Tidak mungkin kalau Donita yang mengajak lelaki itu dan masih mengajak istriku. Karena untuk apa dia meminta Marena pergi bersama nya padahal Donita sudah mengajak lelaki lain menemaninya. Seharusnya Marena ikut atau tidak ke Kota Hainan, tak menjadi keharusan.
Lagi-lagi teringat hal lainnya, mengingat persoalan Donita. Bukan perihal lain tentang Donita, tapi mengenai perceraian. Perceraian di zaman sekarang bukanlah menjadi momok yang memalukan lagi. Waktu itu, pernah tidak sengaja berbincang mengenai pernikahan dengan beberapa rekan di kantor. Mereka memberikan info bahwa pernah suatu waktu melihat data perceraian di interniet yang menyatakan persentase nya meningkat setiap hari. Sehingga perceraian sudah menjadi hal yang wajar.
Zaman dahulu, perceraian adalah hal yang sangat memalukan dan mencoreng nama baik. Tapi saat ini, tidak ada yang berhak menghina setiap orang yang bercerai, karena bisa saja aka nada orang yang bercerai di setiap sisi kehidupan kita.
Anehnaya, kenapa Marena memintaku untuk merahasiakannya, atau dia menghalangiku untuk mencari tahu ke Donita, kalau dilihat dari hubungan Marena dan Donita, sudah bisa dipastikan berskongkol dengan Donita. Lalu apa yang bisa dirahasiakan lagi?
Begitu teringat Donita, Irwandi pun menaruh sedikit kecurigaan. Dirinya dengan istrinya, Donita dan juga Oktavia sudah saling mengenal sejak di bangku kuliah. Karena hubungan baik mereka dengan istrinya, sampai sekarang masih berkomunikasi.
Dari hubungan baik kamilah mulai mengenal suami donita, Whesky . Whesky adalah sosok pria yang lembut merelakan karir nya di bidang pendidikan. Sementara karakter Donita penyayang, mereka pasangan yang lembut, satunya berpendidikan, kesehariannya terlihat Nampak sangat bahagia, bagaimana mungkin bisa bercerai.
Saat ini tidak lagi memikirkan mengapa mereka bisa bercerai. Tapi, dari seberapa jauh aku dan orang-orang yang mengenal Donita kepribadian Donita, sekalipun memang Donita selingkuh, tentu saja tidak mungkin melakukan hal yang akan menghancurkan rumah tangga sahabatnya sendiri.
Apalagi sampai meletakkan durex ke dalam tas Marena saat dia meminta Marena menemani ke Kota Hainan. Perilaku ini sungguh bertentangan dengan karakter Donita yang aku kenal.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi? Apa perlu aku meminta penjelasan pada Donita. Tapi bagaimana aku harus memulai perbincangan itu.
Alarm pada ponselnya berdering. Dia terbangun dari lamunan panjangnya, kembali merapikan kondisi rumah dan segera menuju kantor. Saat perjalanan menuju kantor, ia terus memikirkan apa yang pantas ia lakukan, menanyakan langsung pada istrinya atau mencari tahu dari Donita.
Bagaimana kalau seandainya istrinya berbohong, apa dia akan berbicara jujur pada dirinya? Tapi jika Marena sudah bekerjasama dengan Donita, dan dirinya saat ini berusaha mencari tahu dari Donita, apa bisa mendapatkan jawaban yang bisa dipercaya?
Tapi juga kalau tidak diselesaikan, akan tetap selalu ada yang mengganjal dalam hati Irwandi! Pernikahan yang seperti ini membuat dirinya merasakan sangat terpukul!
Novel Terkait
Cinta Yang Berpaling
NajokurataYour Ignorance
YayaCinta Tak Biasa
SusantiAsisten Bos Cantik
Boris DreyThe Gravity between Us
Vella PinkySederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaThe Revival of the King
ShintaAfter The End
Selena BeeIstri Pengkhianat×
- Bab 1 Siapa Laki Laki ini
- Bab 2 Memudarnya Cinta
- Bab 3 Kebohongan Istri
- Bab 4 Salah Kaprah
- Bab 5 Rumah Yang Rapi Dan Bersih
- Bab 6 Menghubungi Sahabat Istri
- Bab 7 Istri Tidak Mengangkat Telepon
- Bab 8 Marena Berada di Hainan
- Bab 9 Menguak Kebohongan Istri
- Bab 10 Makan Dan Memergoki Perselingkuhan
- Bab 11 Pernikahan Yang Terlihat Bahagia
- Bab 12 Cerita Oktavia
- Bab 13 Marena Pulang
- Bab 14 Melihat Durex Lagi
- Bab 15 Pertama Kalinya Suami Istri Bertengkar
- Bab 16 Kesalahan Dalam Berdalih
- Bab 17 Tidak Beruntung Menjadi Suaminya
- Bab 18 Memeriksa CCTV Komplek Perumahan
- Bab 19 Kebingungan Marena
- Bab 20 Teringat Padanya
- Bab 21 Dari Bangga Berubah Menjadi Kecewa
- Bab 22 Meminta Bantuan Sahabat
- Bab 23 Sahabat pun Memandang Rendah Dirinya
- Bab 24 Tidak Bisa Kembali Lagi Ke Masa Lalu
- Bab 25 Sojun yang Datang Mencari
- Bab 26 Ayah Mertua dan Ibu Mertua
- Bab 27 Yang terpenting adalah Kamu.
- Bab 28 Kembali ke dulunya.
- Bab 29 Ujian Pernikahan
- Bab 30 Mengintimidasi Sang Istri
- Bab 31 Memutuskan Mencari Detektif
- Bab 32 Bersedia Membantu
- Bab 33 Menutupi
- Bab 34 Mencari Perusahaan Detektif
- Bab 35 Negosiasi
- Bab 36 Balas Dendam Atau Cinta Yang Tidak Jelas
- Bab 37 Kesadisan Istri
- Bab 38 Sombong Yang Palsu
- Bab 39 Permintaan Dari Panggilan Tidak Dikenal
- Bab 40 Menceritakan Keseluruhan Cerita
- Bab 41 Donita yang Tidak Bisa Tahan Lagi
- Bab 42 Apakah Masih Mencintainya?
- Bab 43 Dendam Welly Dan Sojun Lu
- Bab 44 Masuk ke Dalam Jebakan
- Bab 45 Solusi Sojun Lu
- Bab 46 Istri yang Meninggalkan Rumah pada Tengah Malam
- Bab 47 Marena Berada Di Kamar Hotel
- Bab 48 Kembali Memberi Kesempatan
- Bab 49 Welly Ingin Memakan Masakan Yoyo
- Bab 50 Welly Memenangkan Yoyo
- Bab 51 Menghadapi Selingkuhan Istri
- Bab 52 Bersiap-Siap Pulang untuk menjelaskan
- Bab 53 Irwandi Memutuskan Balas Dendam
- Bab 54 Welly Melaporkan Ke Polisi Lagi
- Bab 55 Sojun Lu Ditangkap
- Bab 56 Cerai
- Bab 57 Rumah Kosong Dan Sunyi
- Bab 58 Oktavia Bercerai
- Bab 59 Penderitaan Marena
- Bab 60 Sendiri Orang Terakhir Yang Mengetahui Kebenaran
- Bab 61 Diinterogasi oleh Ayah dan Ibu Mertua
- Bab 62 Balas Dendam Yoyo
- Bsb 63 Irwandi Naik Jabatan
- Bab 64 Marena ingin rujuk kembali
- Bab 65 Marena Datang Ke Perusahaan Untuk Mencari Irwandi
- Bab 66 Penolakan Irwandi
- Bab 67 Menyadarkannya
- Bab 68 Percakapan Antara Irwandi dan Marena
- Bab 69 Undangan Makan dari Oktavia
- Bab 70 Ayo Kita Pulang (End)