Hello! My 100 Days Wife - Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?

Hari ini Darwin Yu bisa datang merayakan ulang tahun ayahnya, dia sudah sangat berterima kasih, sekarang Darwin Yu minum cukup banyak alkohol, dia khawatir jika dia sendirian pergi ke acara pertemuan akan muncul masalah...

Gerakan Darwin Yu terhenti, menolehkan kepala menatapnya dengan ragu, “Kamu mau pergi bersamaku?”

Tangannya yang menarik ujung baju itu sedikit mengerat, Nikita Ruan mengangguk dengan bersungguh-sungguh, “Hmm, aku ingin menemanimu pergi.”

Kalimat mengkhawatirkannya itu, tidak bisa terucap dari mulutnya.

Melihat tatapan yakin wanita itu, Darwin Yu mengangkat alisnya, dan bertanya, “Apa kamu tahu, tempat seperti apa yang akan aku kunjungi?”

Di matanya, wanita ini polos seperti selembar kertas putih, dan tempat yang akan dia kunjungi adalah lampu yang berwarna-warni, dan suara musik yang keras.

Nikita Ruan menggigit bibirnya, berucap dengan bersikeras, “Aku ingin bersamamu.”

Setelah menatapnya beberapa detik, akhirnya Darwin Yu menghela napasnya, “Baiklah, kalau begitu pergi bersama.”

Membuatnya melihat dunia lain yang ada di kota ini, juga bukanlah hal yang buruk.

Mendengar Darwin Yu yang menyetujuinya, hati Nikita Ruan merasa senang.

Namun setengah jam kemudian, saat mobil telah tiba di tempat tujuan, dia melihat lampu di luar yang berkedip, clubhouse kelas atas yang mewah, seketika rasa senang yang ada di hatinya menghilang.

Setelah dia lulus kuliah, dia langsung masuk ke perusahaan, bekerja sebagai pegawai kecil, tidak pernah melihat bagaimana pelaksanaan transaksi di balik kerja sama bisnis, dan tentu saja tidak pernah datang ke tempat seperti ini.

Dia mengatupkan giginya, memaksakan diri untuk turun dari mobil, mengikuti Darwin Yu bersama-sama berjalan ke depan pintu.

Baru saja tiba di pintu, seorang pelayan telah datang, berucap dengan sopan, “Tuan Yu, silahkan ikuti aku.”

Sepertinya, Darwin Yu sering datang ke sini.

Mengikuti pelayan itu menaiki lift, melewati koridor, matanya melihat ruangan yang sudah dipesan, tiba-tiba Darwin Yu memelankan langkah kakinya, sedikit menolehkan kepalanya menatap Nikita Ruan, “Jika kamu tidak ingin pergi, katakan padaku kapan pun, aku akan menyuruh Alson membawamu keluar.”

Nikita Ruan menganggukkan kepalanya, “Hmm, aku mengerti.”

Pelayan itu membuka pintu ruangan, suara musik langsung terdengar dari dalam, Nikita Ruan mengikuti Darwin Yu berjalan masuk ke dalam, menyadari di dalamnya sangat luas, sudah ada banyak orang yang berkumpul di dalam, bernyanyi, minum, bahkan bermain biliar.

Saat Darwin Yu muncul, dia langsung menarik perhatian banyak orang.

“Direktur Yu! Lama tidak bertemu!”

“Direktur Yu sudah datang!”

Nikita Ruan terus mengikuti di belakang Darwin Yu, mengikutinya berjalan ke sofa yang ada di tengah, menatap orang asing yang ada di sekitar, dan merasa sedikit takut.

Tiba-tiba, punggung tangannya menghangat, tangannya digenggam oleh Darwin Yu, dan ditarik olehnya berjalan ke samping sofa.

“Oh, Kakak Yu, kali ini kenapa datang membawa seorang gadis polos! Apa belakangan ini sudah berganti selera? Sehambar ini?”

Seorang pria mengenakan kemeja bermotif bunga tersenyum sambil menyapanya, satu tangannya merangkul seorang wanita yang mengenakan pakaian terbuka, namun matanya terus menatap Nikita Ruan dengan pandangan menilai.

Darwin Yu mengangkat pandangannya, berucap dingin, “Firno Xu, alkohol sebaik ini masih tidak bisa menutup mulutmu?”

Pria bernama Firno Xu yang mendengarnya, tertawa sejenak, “Kakak Yu, hanya bercanda, jangan dianggap serius! Bukankah kamu datang mencari Kakak Teng? Dia ada di ruangan kecil di dalam, dia menyuruhku untuk memberitahumu, kamu langsung masuk saja.”

Darwin Yu yang mendengar hal ini, sedikit menganggukkan kepalanya, “Hmm.”

Selanjutnya, dia menoleh menatap Nikita Ruan, sedikit meringankan suaranya, “Aku pergi sebentar membicarakan bisnis dengan seseorang, kamu tunggu aku di sini, setelah selesai kita langsung pergi.”

Nikita Ruan mengangguk dengan patuh, “Baiklah.”

Melihatnya yang menjawab, Darwin Yu bangkit berdiri, melangkahkan kakinya berjalan ke ruangan kecil yang ada di dalam.

Nikita Ruan menatap punggungnya, tanpa sadar dia melamun, lampu berwarna menyinar punggungnya, namun dia tetap berbeda dengan monster-monster yang ada di sini.

Merokok, meminum alkohol, menikmati perbuatan bejat, semua yang ada di sini sangat gila, namun dia tahu dengan jelas, jika dia tidak tercemar dengan dunia seperti ini.

“Kakak Firno, kenapa kali ini Direktur Yu datang membawa wanita?”

Sebuah suara manja menarik kembali kesadaran Nikita Ruan, dia mengangkat pandangannya, terlihat wanita yang ada di samping Firno Xu itu sedang bersandar di pundaknya dan menggigit telinganya, suaranya tidak keras juga tidak pelan, namun masih bisa terdengar olehnya.

Firno Xu tersenyum tanpa ragu, “Siapa yang tahu? Benar-benar sebuah terobosan baru, tapi seleranya ini... ck ck!”

Mendengar dua orang yang membicarakannya seperti ini di hadapannya, Nikita Ruan mengerutkan alisnya, berusaha mengalihkan tatapan tidak senangnya.

Tidak lama kemudian, seorang wanita dengan gaun merah yang pendek berjalan mendekat, lalu duduk di samping Firno Xu, berbincang sejenak dengannya, kemudian menolehkan kepalanya ke arahnya, tatapannya menatap Nikita Ruan dengan tidak senang.

Tidak lama kemudian, akhirnya wanita itu tidak bisa bersabar lagi, bangkit dengan kesal, dna langsung duduk di samping Nikita Ruan, “Hey, namaku Celine, siapa namamu?”

Menghadapi pertanyaan wanita ini, Nikita Ruan menjawab dengan sopan, “Nikita Ruan.”

Celine yang mendengar hal ini, menganggukkan kepalanya, lalu menggoyangkan gelas anggur yang ada di tangannya sambil menatapnya menilai, beberapa saat kemudian kembali berucap, “Kudengar Kakak Yu membawamu ke sini?”

Nikita Ruan menjawab dengan datar, “Hmm.”

Celine menggelapkan wajahnya, seperti menekan amarahnya, lalu meninggikan suaranya bertanya, “Apa hubunganmu dengannya?”

Melihat wanita ini yang seperti seorang guru sedang menanyakan kesalahannya, wajah Nikita Ruan juga ikut menggelap, seketika merasa ragu, kemudian berbalik bertanya, “Menurutmu apa hubungan kami?”

Celine yang mendengar hal ini, wajahnya semakin menyeramkan, dia menahan amarahnya, dan tidak berucap selama beberapa saat, hingga akhirnya dia memaksakan sebuah senyuman, “Begini saja, ayo kita minum bersama.”

Selesai berucap, dia langsung mengambil gelas, dan menuangkan anggur untuk Nikita Ruan, lalu menyerahkannya ke hadapannya.

Nikita Ruan menundukkan kepalanya menatap cairan alkohol yang ada di dalam gelas, lalu tersenyum pada Celine, berucap menolak, “Maaf, aku tidak bisa minum alkohol.”

“Tidak bisa minum alkohol?” Celine tertawa lebar dan berucap, “Ternyata wanita yang dibawa Kakak Yu mengatakan dirinya tidak bisa minum alkohol? Bukankah ini mempermalukannya!”

Suaranya tidak keras juga tidak kecil, cukup untuk membuat orang di sekitar mendengarnya, seketika, orang yang ada di samping mulai menatap ke arah mereka, menatap Nikita Ruan dengan tatapan bertanya.

Celine menatap Nikita Ruan, tersenyum sambil menggoyangkan gelas yang ada di tangannya, “Dan lagi, semua yang ada di sini adalah teman Kakak Yu, kamu sudah datang dan tidak minum satu gelas pun, bukankah sangat tidak menghargai?”

Nikita Ruan yang mendengar hal ini, mengerutkan alisnya, menghadapi berbagai macam tatapan dari orang sekitar, tanpa sadar membuatnya menjadi tegang.

Dia tidak ingin menambahkan masalah Darwin Yu, namun dia tahu dengan jelas, Celine ini pasti tidak akan melepaskannya dengan mudah.

Menarik napas dalam, Nikita Ruan mengulurkan tangannya, menerima gelas dari tangannya, lalu mendekatkan ke bibirnya dan meminumnya hingga kandas.

Cairan dingin dan pahit itu masuk ke dalam tenggorokannya, rasa yang menusuk membuat sekujur tubuhnya bergetar.

Menahan rasa tidak nyaman, dia meletakkan gelasnya lalu menatap Celine, dan tersenyum padanya, “Aku sudah menghargaimu.”

Celine seperti tidak menyangka Nikita Ruan akan benar-benar meminumnya, dia mengerutkan alisnya, kemudian menunjukkan sebuah senyuman, menatap ke arah orang yang ada di samping.

Ternyata beberapa wanita yang ada di samping mengerti arti tatapan Celine, seperti sudah direncanakan sebelumnya, satu per satu datang mendekati Nikita Ruan berbincang dan bersulang dengannya.

Nikta Ruan melihat gelas yang terisi penuh diserahkan ke hadapannya, tanpa sadar dia mengepalkan tangannya.

Sepertinya mereka sengaja ingin mempermainkannya, dan dilihat dari posisinya, sepertinya dia tidak bisa kabur.

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu