Hello! My 100 Days Wife - Bab 98 Ada Masalah Apa?
Nikita tercengan sejenak lalu mencari alasan, "Seorang teman......"
Tatapan Darwin terlihat sedikit marah, tadi ketika Nikita mengangkat telepon, dia meskipun tidak mendengar dengan jelas, namun dia juga bisa menebak bahwa itu adalah seorang lelaki, ditambah lagi reaksi aneh dari Nikita, dia nyaris yakin akan itu.
Dibenaknya tiba-tiba terpikiran dengna lelaki yang berjalan berdampingan dengan Nikita waktu itu didepan kantor, entah kenapa, hatinya terasa kacau.
Dia melirik pipi sang wanita yang merah, tangannya yang memegang stir sedikit dikepalkan.
Dia mengerakkan alisnya dan bertanya, "Pacar?"
Bahkan dirinya juga tidak tidak sadar bahwa nada bicaranya jelas terasa tidak senang.
"Bukan......."
Seolah rahasianya terbocor, wajah Nikita panas, dia bergegas mengelak.
Dia masih adalah teman biasa dengan Nathan saja, dia tidak seperti yang dia katakan......
Lelaki disampingnya seolah menghempaskan nafasnya, suaranya berat dan terasa sangatlah menekan, "Kamu tidak boleh punya."
Nikita kaget, dia mengira dirinya salah lihat, "Apa?"
Setelah sejenak tidak mendapatkan jawaban, Nikita mengeser kepalanya kearah lelaki, melihat hidung sang lelaki yang mancung dan juga dagunya yang tegang, terlihat sang lelaki menyetir dengan satu tangan, gerakannya sangatlah tampan dan familiar.
Nikita menarik nafas dalam-dalam, tatapannya terus saja berhenti dibadan Darwin.
Ketika menyadari tatapan dari sang wanita disampingnya, Darwin sedikit mengeser kepalanya dan meliriknya, "Masih belum puas lihatnya?"
Nikita tercengang sejenak dan sadar dia lalu bergegas mengalihkan tatapannya, wajahnya panas, dia bergegas mengelak dengan marah, "Siapa juga yang melihatmu......."
Tidak lama kemudian, mobil tiba di kediaman tua keluarga Yu, baru saja berhenti, Nikita langsung turun dari mobil.
Wajahnya sedikit panas, Nikita menepuk pipinya dan menarik nafas dalam, setelah itu barulah melangkah kearah pintu bersama Darwin.
Sekali masuk, Nikita langsung melihat Nyonya tua yang duduk disofa.
Nyonya Tua mendengar suaranya dan mengangkat kepalanya, ketika dia melihat Nikita, tatapannya bersinar, dia berdiri dengan kaget, "Nikita mengapa kamu datang....."
Ketika melihat Darwin yang berada disamping Nikita, dia semakin tidak mengerti.
Nikita langsung merasa tersentuh, dia langsung mendekat, "Nenek, aku dengar kamu sakit, jadi aku datang menjengukmu."
Dibandingkan dengan sebelumnya bertemu, Nyonya tua terlihat lebih kurus, dalam waktu beberapa hari saja sudah terasa kondisi nya tidak sebagus dulu.
Nyonya tua menarik tangannya dan sangatlah terharu, "Nikita, aku tidak apa-apa, kamu tidak perlu khawatir......"
"Asalkan kamu bisa sering datang menjengukku, aku tidak apa-apa.........."
Nyonya Tua menarik tangan Nikita dan menyuruhnya duduk, dia memerintahkan pembantu untuk menyiapkan buah dan teh, dia sama sekali tidak mempedulikan cucu kandungnya sendiri, Darwin.
Nikita melirik Darwin yang masih berdiri disamping sana, dia berkata dengan ragu, "Nenek, kamu jangan marah juga......"
Orang tua kalau sekali marah pasti buruk bagi badannya, Nikita menepuk pelan punggung Nyonya Tua dan membujuknya.
"Nikita, kamu tidak perlu membantunya!" Nyonya Tua melirik Darwin dan sangatlah marah, "Aku anggap tidak punya cucu seperti dia!"
Nikita menatapinya dan melihat Darwin yang diam saja, dia menarik nafas dalam dan berkata, "Nenek, jangan marah lagi, Darwin sudah minta maaf denganku, aku....aku juga akan mencoba memberikannya kesempatan untuk kedua kalinya....."
Meskipun ini adalah bohongan, namun saat ini Nyonya Tua tidak sanggup marah, baik fakta ataupun kenohongan, dia harus mengelabuinya dulu, kan juga tidak boleh terus melihat Nyonya Tua terus marah.
Sekali mendengar Nikita berkata seperti begitu, tatapan Nyonya Tua bersinar, dia menatapinya dan mengangkat kepalanya untuk menatapi Darwin lagi, "Maksudmu......kalian mungkin akan menikah kembali?"
Nikita tersenyum dengan paksa, "Iya, Nenek, kami masih akan memberikan kesempatan untuk kami, bagaimanapun juga tidaklah mudah untuk saling bertemu juga."
Nyonya Tua akhirnya tersenyum, "Benar...benar! Nikita, bagus sekali kalau kamu bisa berpikir seperti begitu!"
Dengan begitu, sikap Nyonya Tua terhadap Darwin juga sedikit lebih baik, setelah kurang lebih waktu makan, dia langsung memerintahkan pembantu untuk menyiapkan makan malam.
"Nikita kamu makan banyakan, aku sengaja menyuruh koki untuk memasakan makanan yang kamu suka!"
Sekali melihat diatas meja penuh dengan masakan yang disukainya, dia langsung terharu dan mengambil sumpit untuk mengambilkan ikan untuk nenek, "Nenek, makan ikan!"
"Baik!" Nyonya Tua sangatlah senang, dia langsung menjawabnya.
Tiba-tiba, Darwin yang disampingnya mengambil sumpit dan mengambil sepotong iga dan ditaruh di piring Nikita.
Nikita sedikit tercengang, dia sedikit tidak sadar.
Semenjak dia mengenal Darwin, dia tidak pernah diambilkan lauk olehnya, dan tidak pernah melakukan gerakan semesra ini, namun sekarang tiba-tiba mengambilkan lauk untuknya, apakah ini berakting dihadapan Nenek?"
"Banyaklah makannya."
Terdengar suara lelaki dari sampingnya, suara yang merdu membuatnya merinding, wajahnya langsung merah dan menganggukkan kepalanya dengan bengong.
Nyonya Tua yang berada disamping mereka melihat gerakan dan reaksi mereka dengan jelas, tatapannya penuh rasa senang, meliaht NIkita, dia sangatlah puas.
Sekali selesai makan malam, suaranya terasa lebih lega daripada sebelumnya, melihat waktu sudah malam, Darwin baru bilang sudah harus pulang.
Sebelum pergi, Nyonya Tua masih sangatlah tidak tega, dia menarik Nikita dan tidak mau lepas tangan.
Mata Nyonya Tua terlihat penuh dengan air mata, Nikita juga merasa sedih, "Nenek, tenang saja, aku akan sering datang untuk menjengukmu."
Nyonya Tua menganggukkan kepalanya, dia memeluk Nikita barulah dia mau lepas tangan.
Setelah kembali ke mobil, didalam mobil sangatlah dia,, Nikita terpikiran dengan tatapan Nyonya Tua, dia merasa sangatlah tidak enakan.
Dia menarik nafas dan berkata, "Menurutku.......kita sebaiknya tidak membohongi nenek."
Darwin mendengarnya, dia terdiam, dan berkata, "Belakangan ini badannya tidaklah terlalu sehat, suasana hatinya tidak boleh naik turun terus, jadi hanya boleh sembunyikan darinya dulu, nanti kedepannya baru bicarakan pelan-pelan."
Kondisi orang tua paling mudah kenapa-kenapa, dia sangatlah tahu makanya sekarang hanya bisa ditipu begini dulu, tidak ada cara yang lebih baik lagi.
Nikita mendengarnya, dia juga hanya bisa menerimanya saja, namun dia tetaplah diam dan tidak senang.
Darwin mengangkat kepalanya dan melirik ekspresi sang wanita, perasaannya kacau.
"Oh iya." Darwin terpikira sesuatu, alisnya dikerutkan, dia mengingatkan, "Satu minggu ini kamu bekerja dibawah Kevin, kamu harus banyak berhati-hati, selain masalah kerja, kamu jangan ada sangkut paut dengannya, jika perlu teleponlah aku, apakah kamu dengar itu?"
Kevin adalah orang yang licik, sekarang, Darwin masih tidak tahu apa yang dipikirkannya, apalagi Nikita yang polos begini.
Sekali mengungkit Kevin, Nikia langsung terpikiran dengan tatapan yang sangatlah tajam itu, dia merasa seram, dan bertanya, "Apakah kamu ada masalah dengannya?"
Novel Terkait
Si Menantu Dokter
Hendy ZhangUnperfect Wedding
Agnes YuSomeday Unexpected Love
AlexanderThe Great Guy
Vivi HuangCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku