Hello! My 100 Days Wife - Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
“Nyonya, Direktur akan datang tepat waktu pukul enam nanti.”
Setelah Nikita Ruan turun dari mobil, Alson Du berucap menambahkan.
Nikita Ruan tinggal di area fakultas tua, dirinya yang turun dari sebuah mobil mewah, seketika menarik perhatian banyak orang.
Nikita Ruan tidak punya waktu untuk berpikir, mengapa Alson Du tahu jika dia tinggal di sini, dan hanya menganggukkan kepalanya pada Alson Du, kemudian pergi dari sana dengan cepat.
Seketika Nikita Ruan telah tiba di lantai enam, di depan pintu rumahnya, napasnya terengah-engah karena kelelahan.
Saat dia bersiap mengetuk pintu, ibunya Nyonya Liu sedang membawa keranjang sayur, dan berdiri di belakangnya.
“Nikita, kenapa kamu menjadi seperti ini, tidak anggun sama sekali.” Nyonya Liu membuka pintu, sambil mengejeknya.
Nikita Ruan menjulurkan lidahnya sejenak, saat pintu terbuka, dia langsung masuk ke dalam lebih dulu, melepaskan sepatunya, lalu masuk ke dalam ruang tengah dan meminum air yang tersisa pagi tadi.
Nyonya Liu menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, “Nikita perilakumu ini, membuatku menyesal memberimu nama ini, seharusnya kamu bernama Niko!”
Nyonya Liu berucap, sambil meletakkan keranjang sayur di dapur, kemudian kembali keluar, dan bergumam, “Saat aku kembali, kudengar Bibi Liu yang ada di dekat rumah mengatakan, tadi ada seorang gadis turun dari mobil mewah! Entah dari keluarga siapa, beruntung sekali.”
Nikita Ruan berucap dengan suara pelan dan bersalah, “Itu aku.”
“Heh, kamu? Apa ada orang kaya yang akan menyukaimu?” Nyonya Liu tersenyum mengejek, “Ayam cocok dengan ayam, phoenix cocok dengan naga, Nikita kamu berkacalah dan kamu akan tahu kamu cocok dengan apa.”
Nyonya Liu tidak percaya dan mengejek tanpa perasaan, membuat Nikita Ruan tidak bisa berkata-kata.
Nyonya Liu dan Profesor Ruan adalah guru di universitas, Nikita Ruan juga tergolong berasal dari keluarga berpendidikan.
Mengenai masalah Nikita Ruan yang mencari pasangan, keluarga Ruan menginginkan yang sederajat sudah cukup, mengenai masalah para gadis biasa yang menjadi nyonya besar itu, mereka tidak pernah menginginkannya.
Dan tidak ingin terjadi pada Nikita Ruan, bagaimanapun menjadi nyonya di keluarga kaya adalah hal yang sulit.
Nikita Ruan juga mengetahui pemikiran orang tuanya, jika dia memberitahu Nyonya Liu bahwa dirinya benar-benar telah menikah dengan orang kaya, dan juga orang terkaya dari orang kaya, entah apakah Nyonya Liu akan pingsan karena terkejut.
“Oh iya, bagaimana dengan pasangan kencan buta hari ini?” Nyonya Liu berjalan mendekat, lalu duduk di atas sofa, dan terlihat seperti ingin mengadili Nikita Ruan.
Sekarang, Nyonya Liu telah pensiun, selain biasanya menari di taman, dia juga pergi ke rumah sakit menjadi relawan.
Kali ini pasangan kencan buta yang Nyonya Liu dapatkan untuk Nikita Ruan, adalah cucu Nenek Li yang dia kenal di rumah sakit.
“Ibu, orang ini kamu mengenalnya dari mana?” Nikita Ruan pasrah, dan duduk di sofa yang ada di sampingnya.
“Cucunya Nenek Li, katanya sudah berusia tiga puluh, dan belum pernah memiliki pasangan, selalu sibuk bekerja, aku pernah melihat fotonya, kelihatannya cukup stabil.” Nyonya Liu saat membicarakan Darwin Yu, terdapat senyuman tipis di wajahnya, terlihat sangat puas.
Nikita Ruan menggigit bibirnya, memperhatikan raut wajah ibunya, terlihat jelas jika dia tidak mengetahui identitas Darwin Yu sebenarnya.
”Aku sedang bertanya padamu, bagaimana dia?” melihat Nikita Ruan yang mengalihkan pembicaraan, Nyonya Liu memutar bola matanya malas.
Nikita Ruan menggigit bibirnya sambil mengangguk, lalu berucap, “Dia, dia lumayan.”
Hatinya sedang berperang apakah dia harus mengatakan masalah pernikahan dengan hati-hati.
“Baguslah kalau begitu, kamu coba dulu berhubungan dengannya, bagaimanapun jika sudah lama baru bisa terlihat aslinya.” Nyonya Liu bangkit berdiri, berjalan ke dapur, bersiap mencuci sayur yang baru dia beli.
Melihat Nyonya Liu yang hampir masuk ke dalam dapur, Nikita Ruan langsung menghampirinya, menarik ujung baju Nyonya Liu lalu bertanya, “Ibu, Ayah ada di mana? Apakah malam ini akan pulang untuk makan?”
“Hmm, pulang, apa ada masalah?” tanya Nyonya Liu.
Nikita Ruan menggelengkan kepalanya, kemudian menganggukkan kepalanya, lalu berucap dengan sangat pelan, “Itu, nanti malam dia akan datang makan ke rumah kita untuk makan.”
Setelah dipikir-pikir sebaiknya dia mengatakan dulu masalah Darwin Yu yang akan datang, mengenai masalah menikah, sebaiknya menunggu Profesor Ruan kembali, dengan begini dia baru bisa memiliki payung perlindungan.
“Dia?” awalnya Nyonya Liu tidak mengerti, namun melihat wajah putrinya yang memerah, seketika dia mengerti siapa dia yang dimaksud olehnya.
“Baiklah!” Nyonya Liu melirik sejenak sayuran yang ada di keranjang sayur, dan langsung berjalan ke depan pintu, mengganti sandalnya sambil berucap, “Aku pergi beli beberapa ikan, dan juga daging.”
Tanpa menunggu Nikita Ruan bereaksi, pintu itu langsung terbuka dan tertutup, Nyonya Liu telah pergi keluar.
Setelah Nyonya Liu pergi, Nikita Ruan baru bisa menghela napas lega, dia kembali ke kamarnya, setelah menutup pintu dengan hati-hati dia mengeluarkan surat nikah yang ada di dalam sakunya.
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriGaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangHei Gadis jangan Lari
SandrakoCinta Yang Terlarang
MinnieMy Enchanting Guy
Bryan WuSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiCantik Terlihat Jelek
SherinHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku