Hello! My 100 Days Wife - Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
Darwin Yu tertegun, lalu dia mengiyakan, “Baik, jika kami punya waktu, kami akan pulang untuk menengok Anda.”
Setelah membujuk beberapa saat, barulah Darwin Yu menutup telepon.
Darwin Yu menyimpan ponsel dan menatap Nikita Ruan di samping, dia bertanya, “Nenek menyuruh kita untuk pulang ke rumah nanti sore, apakah kamu ingin pulang?”
Nikita Ruan mengangguk dengan tanpa ragu, “Boleh.”
Nenek memperlakukannya dengan baik, dia sangat mengetahuinya, kebetulan sore hari ini juga tidak ada urusan, lebih baik pulang untuk menengok nenek saja.
Setelah makan siang, mereka berkemas lalu naik ke mobil yang melesat ke Kediaman tua.
Begitu mobil memasuki pintu Kediaman tua, Nikita Ruan langsung melihat Nyonya tua sedang melambaikan tangan kepada mereka dengan dipapah.
Hati Nikita Ruan terasa hangat, dia segera melangkah maju.
Nyonya tua menarik tangan Nikita Ruan dan bertanya dengan perhatian, “Bagaimana, apakah sudah lebih baik?”
Nikita Ruan tersenyum dengan taat, “Sudah tidak panas lagi, minum obat secara teratur pun akan sembuh dalam beberapa hari!”
Nyonya tua mengangguk sambil tersenyum, lalu menarik Nikita Ruan masuk ke ruang tamu.
Darwin Yu berjalan di belakang mereka, ekspresinya secara tidak sadar juga jauh lebih rileks.
“Nikita, aku secara khusus menyuruh asisten rumah tangga untuk memilihkan beberapa kotak suplemen, ada sarang walet, ginseng dan sebagainya, semuanya cocok untukmu, setelah pulang nanti kamu suruh Bibi Rong masak untukmu, akhir-akhir ini kamu harus menambah suplemen.”
Nikita Ruan baru saja duduk di sofa, mendengar Nyonya tua berkata seperti itu, dia ingin tertawa sekaligus menangis, “Nenek, tidak perlu, suplemen itu Anda simpan saja untuk Anda sendiri, aku masih muda, badanku juga sehat, tidak membutuhkan itu!”
“Tidak bisa dikatakan seperti itu, wanita juga membutuhkan suplemen, harus melakukan persiapan untuk mengandung anak!”
Nikita Ruan tertegun, melihat senyum di wajah Nyonya tua yang penuh dengan makna, barulah dia memahami maksud perkataannya.
Nyonya tua menggenggam tangan Nikita Ruan, dia berkata dengan senyum, “Untuk apa merasa malu? Semua wanita akan mengalami hal ini, kamu dan Darwin harus lebih bekerja keras, biar aku si nenek tua ini bisa segera menggendong cucu buyut!”
Nikita Ruan secara reflex menatap Darwin Yu yang duduk di seberangnya, wajahnya memerah bagaikan terbakar api, bahkan sampai ke belakang telinga.
Nyonya tua memperhatikan tatapan Nikita Ruan, lalu dia menoleh menatap Darwin Yu dan berkata dengan serius, “Darwin, apakah kamu mendengar yang aku katakan tadi, secepat mungkin biarkan aku menggendong cucu buyut!”
Darwin Yu mengernyit, pada akhirnya dia tersenyum dan mengiyakan, “Nenek tenang saja.”
Nyonya tua terkekeh, dia menggenggam tangan Nikita Ruan dengan erat, “Nikita, garis keturunan keluarga Yu ini mengandalkan padamu.”
Melihat tatapan nenek yang penuh dengan harapan, Nikita Ruan mengangguk dengan malu.
Setelah mengobrol santai dengan Nyonya tua selama beberapa lama dan melihat hari sudah mulai malam, Nyonya tua menyuruh asisten rumah tangga untuk meletakkan suplemen ke dalam bagasi mobil, barulah dia melepas Nikita Ruan dan Darwin Yu pergi.
Nikita Ruan duduk di dalam mobil, dalam benaknya terlintas akan pesan Nyonya tua tadi, menyuruhnya untuk meneruskan garis keturanan keluarga Yu.
Di tengah perjalanan, melihat wanita di sampingnya melamun dan tidak berkata apa-apa, Darwin Yu berdeham, “Apa yang kamu pikirkan?”
Nikita Ruan tersadarkan, wajahnya memerah, “Tidak… tidak apa-apa.”
Semakin Nikita Ruan begitu, semakin menunjukkan ada masalah yang tersembunyi. Melihat wajah Nikita Ruan yang merona merah, Darwin Yu berkata, “Yang Nenek katakan tadi, kamu tidak perlu menganggapnya dengan serius, aku tidak akan memaksa kamu.”
Meski Darwin Yu tidak mengatakan dengan jelas, tetapi Nikita Ruan tahu apa yang dia maksud, tentu adalah masalah mempunyai anak.
Nikita Ruan menggigit bibir, dia meremas tangannya dengan erat, lalu memberanikan diri untuk berkata, “Sebenarnya, aku tidak keberatan.”
Sekarang dia adalah menantu keluarga Yu, adalah istri Darwin Yu, tentu memiliki kewajiban untuk meneruskan garis keturunan.
Tangan Darwin Yu yang sedang memegang kemudi mengerat, wajahnya tiba-tiba menjadi serius, dan dia tidak berbicara untuk lama.
Nikita Ruan sama sekali tidak menyadari kelainan Darwin Yu, karena merasa malu, dia tidak melanjutkan topik pembicaraan ini lagi.
Sesaat kemudian, ponsel Darwin Yu berdering, ponselnya terhubung dengan Bluetooth mobil, Nikita Ruan melirik sekilas, nama yang ditampilkan adalah P.
Darwin Yu meliriknya dan langsung menolak panggilan telepon.
Nikita Ruan merasa bingung, dia bertanya, “Kenapa tidak diangkat?”
Darwin Yu berkata dengan suara berat, “Masalah pekerjaan, nanti saja setelah pulang, bukan masalah mendesak.”
Nikita Ruan mengangguk dan tidak mengambil hati.
Setelah pulang ke Mansion, Darwin Yu turun dari mobil dan menyuruh Bibi Rong mengambil suplemen. Dia berdiri di halaman Mansion dan mengeluarkan ponsel untuk menelepon sebuah nomor.
“Peter, ada apa?”
“Tuan Yu, tim kami sudah selesai melakukan persiapan, asalkan kondisi Nona Ye sudah oke, kami dapat melakukan operasi kapanpun, Anda harus memastikan informasi dari pendonor ginjal dengan sesegera mungkin, mengantisipasi terjadinya masalah yang tidak diinginkan.”
Mendengarnya, tangan Darwin Yu yang memegangi ponsel mengerat, dia tertegun selama beberapa detik, lalu mengiyakan, “Baik, setelah aku pastikan, aku akan menghubungi kamu.”
“Baik.”
Darwin Yu menutup telepon, hatinya bagaikan tertekan oleh sebongkah batu besar, dia merasa tertekan.
Darwin Yu melangkah ke dalam rumah, dia melihat Bibi Rong dan Nikita Ruan sedang sibuk untuk menyimpan kotak hadiah.
Entah apa yang dikatakan Bibi Rong, Nikita Ruan tersenyum dengan pipi yang merah, sungguh lucu dan gemas.
Menatapnya dari jauh, hati Darwin Yu semakin dilema.
Sejak awal dia berkencan buta dan menikahi Nikita Ruan, adalah memiliki tujuan lain, meski dalam hatinya tahu cepat atau lambat dia akan membicarakan masalah ini dengan Nikita Ruan, tetapi menghadapi Nikita Ruan yang seperti ini, dia malah tidak dapat mengucapkannya.
Melihat Darwin Yu berdiri lama di depan pintu, Nikita Ruan maju dan bertanya, “Ada apa? Apakah terjadi suatu masalah?”
Darwin Yu mengernyit, dia berkata pelan, “Ada hal yang ingin aku bicarakan denganmu.”
Nikita Ruan memiringkan kepala dan tersenyum dengan manis, “Katakan saja.”
Melihat wanita yang sedang tersenyum dengan tulus, Darwin Yu menggerakkan bibir, tetapi tidak tahu harus berkata bagaimana.
Melihat Darwin Yu terdiam lama dan ekspresinya semakin tidak enak dipandang, Nikita Ruan mengernyit dan bertanya dengan perhatian, “Ada apa? Apakah kamu tidak enak badan?”
Sambil berkata, Nikita Ruan menjulurkan tangan menyentuh dahi Darwin Yu, sambil mengecek suhu tubuh sambil bergumam, “Jangan-jangan kamu juga demam?”
Darwin Yu merasa dahinya panas, dia langsung menangkap tangan Nikita Ruan.
Nikita Ruan terkejut, “Ke.. kenapa?”
Darwin Yu terdiam sesaat, lalu berkata pelan, “Tidak apa-apa.”
Nikita Ruan merasa aneh, tetapi dia juga tidak menanyakannya, teringat akan perkataan Darwin Yu tadi, dia bertanya, “Apa yang ingin kamu bicarakan denganku tadi?”
Darwin Yu menyembunyikan kegelapan dalam matanya, dia berkata, “Tidak apa-apa, beberapa hari lagi adalah hari ulang tahun perusahaan, petinggi perusahaan memutuskan untuk meliburkan semua orang untuk dua hari, lalu menyelenggarakan team building.”
Mengungkit hari ulang tahun perusahaan, Nikita Ruan pun teringat akan adegan team building pada hari ulang tahun perusahaan beberapa tahun yang lalu, mendaki gunung dan sebagainya juga tidak seberapa asyik, sebaliknya membuat pinggang dan kaki terasa pegal.
Nikita Ruan menggerutu, “Bukan mendaki gunung lagi bukan?”
“Bukan, kali ini pergi ke Mansion Binhu di pinggiran kota.”
“Mansion Binhu?” Nikita Ruan bersemangat seketika, dia menarik lengan Darwin Yu secara tidak sadar, “Apakah kamu akan ikut bersama kita?”
Novel Terkait
You're My Savior
Shella NaviMy Superhero
JessiLove at First Sight
Laura VanessaPengantin Baruku
FebiAdieu
Shi QiCEO Daddy
TantoGet Back To You
LexyHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku