Hello! My 100 Days Wife - Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
Amel dengan peka merasakan perubahan emosi Nikita Ruan, dia bergegas mendekat dan bertanya, “Ada apa? Apakah mereka terlalu berisik?”
Nikita Ruan tidak tahu harus berkata bagaimana, dia hanya menggeleng kepala.
“Kamu pakai headset, tidur sebentar saja, kita akan segera sampai.”
Nikita Ruan mengangguk, dia memakai headset, setelah suara dunia luar terisolasi, barulah hatinya terasa jauh lebih baik.
Setelah mendengar beberapa lagu, suasana hati Nikita Ruan sudah membaik, tidak peduli orang lain berkata bagaimana, dalam hatinya paling tahu bagaimana Darwin Yu memperlakukannya, dia tidak boleh berpikir sembarangan hanya karena beberapa perkataan orang lain, benar-benar tidak seharusnya.
Segera, beberapa bus membelok, tiba di sebuah tempat yang sangat luas. Di kejauhan ada sebuah danau, sementara Mansion Binhu, tepat mengitari setengah danau.
“Wah! Indah sekali!”
Semua orang tersanjung karena keindahan pemandangan alam, mereka semua bersemangat sekali untuk turun, tidak ada tenaga lain untuk membicarakan gosip.
Nikita Ruan melepaskan headset, dia mengambil barang-barangnya dan turun bersama Amel.
Udara terasa dingin, sangat segar, begitu sampai di lingkungan seperti ini, sekujur tubuhnya pun menjadi rileks.
Semua orang perusahaan turun dari bus, mereka check-in hotel terlebih dahulu dan mengambil kartu kamar, barulah mengatur kegiatan setelahnya.
Nikita Ruan dan Amel pergi berkumpul di aula besar, tetapi wajah dari para rekan kerja tidak terlalu enak dipandang.
Karena karyawan perusahaan terlalu banyak, berbagai departemen harus dibagi untuk melakukan kegiatan di luar ruangan seperti mendayung perahu, memetik buah dan sayur, CS outdoor dan sebagainya. Berdasarkan pembagian seperti itu, departemen administrasi mendapatkan urutan terakhir, yaitu kegiatan hiburan di dalam ruangan.
Seluruh departemen mengeluh.
“Atas dasar apa kita departemen administrasi mendapatkan urutan terakhir! Kegiatan di luar ruangan pun sudah habis terbagi, kita hanya bisa tinggal di dalam ruangan!”
“Iya! Aku pun sudah berganti pakaian.”
Wajah Kakak Lan menjadi suram, dia menepuk tangan dan berkata, “Sudah, jangan banyak bicara lagi, kita pun bukan tidak mendapat giliran, semuanya bergilir, waktu juga mencukupi, untuk apa kalian mengeluh?”
Barulah amarah para rekan kerja di departemen mereda.
Melihatnya, Bella Meng berkata, “Bukankah sudah ada yang memikirkan beberapa permainan yang asyik? Ayo kita main bersama-sama!”
Suasana perlahan-lahan dibangkitkan, semua orang juga tidak lagi berwajah murung.
Orang yang merancang permainan adalah Doni yang memiliki koneksi luas, dia terkekeh dan berkata, “Permainan pertama adalah, estafet kartu poker dari mulut ke mulut!”
Mendengarnya, semua orang bersorak.
Nikita Ruan termangu, setelah sesaat barulah dia sadar, ternyata ini adalah permainan estafet kartu poker dari mulut ke mulut yang sangat viral di salah satu aplikasi, jika kartu poker tidak sengaja terjatuh, maka akan terjadi kecelakaan!
Doni menepuk tangan dengan semangat, dia mengarahkan semua orang untuk duduk melingkar, serta selang-seling antara laki-laki dan perempuan.
Nikita Ruan duduk di sana dengan galau, tidak tahu harus bagaimana, di kedua sisinya adalah laki-laki, bagaimana jika terjadi kecelakaan dan benar-benar ciuman!
Tepat ketika suasana sedang panas, tiba-tiba ada orang yang berkata, “Presdir Yu….”
Mendengarnya, semua orang menoleh, benar saja, Darwin Yu sedang melangkah ke arah mereka, diikuti oleh Alson Du dan beberapa sekretaris dari kantor presdir.
Darwin Yu mengenakan pakaian casual berwarna hijau tentara, menonjolkan postur badannya yang sempurna, sekujur tubuhnya memancarkan aura yang khas.
Napas Nikita Ruan tertegun, matanya menyusuri Darwin Yu.
Kakak Lan langsung maju menyambut, dia berkata dengan senyum, “Presdir Yu, kenapa Anda datang ke sini?”
“Orang di kantor presdir tidaklah banyak, ikut bersama kalian departemen administrasi saja.” Darwin Yu memandang mereka yang duduk melingkar, lalu bertanya, “Apakah kalian sedang melakukan permainan?”
Doni mengangguk dan terkekeh, “Maukah Presdir Yu ikut bermain dengan kita?”
Ekspresi Darwin Yu lebih harmonis dari biasanya, dia mengangguk,”Baik, kita semua pergi keluar untuk bersantai, kita main bersama-sama.”
Mendengarnya, semua orang bersorak, gadis dari departemen administrasi terlebih lagi merasa gugup dan berharap.
Setelah Darwin Yu dan orang dari kantor presdir duduk, Darwin Yu bertanya, “Permainan apa ini?”
Doni menjelaskan sambil tersenyum, “Permainan estafet kartu poker dari mulut ke mulut yang akhir-akhir ini sangat viral.”
Mendengarnya, mata Darwin Yu berubah gelap, dia diam-diam melirik Nikita Ruan, lalu tersenyum, “Langsung bermain yang begitu menggairahkan?”
Doni berkata, “Untuk hiburan saja!”
Nikita Ruan duduk di seberang, dalam hatinya gundah, jika Darwin Yu melakukan permainan yang seperti ini bersama-sama, bukankah akan sangat canggung?
Darwin Yu tersenyum, dia menatap Kakak Lan, “Apakah Supervisor Lan ikut bermain?”
Kakak Lan yang duduk di samping menggeleng kepala, dia berkata dengan senyum, “Permainan orang muda seperti ini, aku tidak ikut saja.”
Darwin Yu tersenyum dan berdiri, “Permainan seperti ini memang adalah permainan orang muda, yang sudah menikah tidak perlu memaksa, boleh tidak main jika tidak tidak ingin.”
Mendengarnya, orang yang memiliki keluarga segera berdiri dan pergi ke samping.
Nikita Ruan diam-diam merasa girang, dia bergegas berdiri dan pergi ke samping.
Darwin Yu juga melangkah ke samping.
Doni berseru kaget, “Presdir Yu, kenapa kamu juga pergi?”
Darwin Yu tersenyum, “Aku sudah menikah.”
Perkataan ini bagaikan bom yang meledak, menggemparkan semua orang.
Para gadis yang awalnya sangat menantikan langsung mengerutkan wajah, hati mereka pun hancur.
Darwin Yu berkata dengan senyum, “Kalian main saja, aku akan ikut bermain dalam permainan yang lain.”
Nikita Ruan duduk di seberang, mendengar perkataan Darwin Yu, hatinya terasa hangat.
Untung ada Darwin Yu, kalau tidak, dia benar-benar tidak tahu harus bagaimana.
Sedih tetap sedih, namun permainan tetap harus dilakukan. Setelah dua riga ronde, permainan ini juga sudah cukup dan tidak menarik lagi. Doni mengumumkan permainan kedua, yaitu sama tangan dan sama kaki.
Semua orang berkelompok, satu kelompok terdiri dari dua orang, satu kaki dari mereka masing-masing akan diikat bersama, lihat kelompok mana yang tiba di tempat tujuan terlebih dahulu, tiga kelompok pertama akan mendapat hadiah, sedangkan tiga kelompok terakhir akan mendapat hukuman.
Semua orang membentuk kelompok, umumnya adalah orang yang akrab membentuk satu kelompok. Nikita Ruan memandang sekeliling tetapi tidak melihat sosok Amel, dia mencari sekali lagi, barulah melihat Amel sedang ditarik oleh Bella Meng.
Nikita Ruan memandang ke sekeliling lagi, para rekan kerja wanita di departemen administrasi sudah membentuk kelompok, hanya tersisa dia sendiri, jika dia ingin membentuk kelompok, hanya bisa bersama beberapa sekretaris itu. Namun sejak kejadian Lenny Cheng itu, para sekretaris melihatnya bagai melihat wabah.
“Nikita, kalau tidak, bersama kita saja?”
Rekan kerja pria dari departemen administrasi mengajukan ajakan, Nikita Ruan menggeleng kepala dengan senyum canggung, “Tidak, tidak saja.”
Melihat Nikita Ruan sendirian, tiba-tiba ada sebuah sosok yang tinggi kekar mendekat dari samping, “Aku bersama denganmu.”
Mendengar suara yang familiar, telinga Nikita Ruan berdengung, dia mendongak dan melihat Darwin Yu yang berdiri di sebelahnya.
“Ini….”
Tidak menunggu Nikita Ruan berbicara, Darwin Yu sudah mengambil tali merah di samping, lalu membungkuk untuk mengikat kaki kirinya dan kaki kanan Nikita Ruan bersama-sama.
Para rekan kerja wanita yang sudah membentuk kelompok serentak menoleh ke arah mereka, ada yang berseru kaget dan ada yang menggerutu, lebih banyak adalah iri dan cemburu.
“Ya Tuhan! Kalau tahu akan begitu, aku tidak akan membentuk kelompok!”
“Iya! Presdir Yu baik sekali!
“Keuntungan ini kenapa jatuh di kepala Nikita Ruan, aku menyesal sekali!”
Berbagai suara muncul dari sekitar, Nikita Ruan menunduk menatap Darwin Yu yang sedang mengikat tali, hatinya penuh dengan rasa manis.
Seketika itu, Nikita Ruan benar-benar merasa dirinya pasti telah menyelamatkan dunia pada kehidupan sebelumnya, barulah dapat menikahi pria yang sempurna ini!
Novel Terkait
Love and Trouble
Mimi XuLove And War
JaneSi Menantu Dokter
Hendy ZhangYour Ignorance
YayaPerjalanan Selingkuh
LindaCintaku Pada Presdir
NingsiCinta Seorang CEO Arogan
MedellineGue Jadi Kaya
Faya SaitamaHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku