Hello! My 100 Days Wife - Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
Tiba-tiba Lenny Cheng bereaksi, hatinya terkejut, pertanyaan yang mengganjal di hatinya semakin menjadi rumit.
Apakah di antara Nikita Ruan dan Darwin Yu memiliki suatu rahasia yang tidak boleh diketahui orang lain?
Pemikiran ini terbesit di dalam kepala Lenny Cheng, namun seketika dia langsung menepisnya.
Bagaimana mungkin Direktur Yu menyukai wanita seperti Nikita Ruan, pasti wanita itu yang mendekatinya, tidak tahu malu!
Melihat Nikita Ruan yang semakin menjauh, Lenny Cheng mengepalkan tangannya, diam-diam dalam hati memutuskan, jika dia menangkapnya dan mendapatkan bukti, dia tidak akan melepaskan wanita ini dengan mudah!
“Hachi!”
Dengan anehnya Nikita Ruan merasa punggungnya dingin, baru saja masuk ke dalam lift, dia langsung bersin.
Apakah ada orang yang sedang memikirkannya?
Dia mengusap hidungnya, dan tidak berpikir lebih lanjut, melihat lift yang berhenti di lantai administrasi, dia langsung keluar dari lift.
Setelah keluar dari lift, baru saja tiba di ruangan publik departemen administrasi, seorang rekan kerja langsung berjalan ke arahnya, “Asisten Ruan, Kakak Lan mencarimu, dia menunggumu di ruangannya.”
Kakak Lan?
Nikita Ruan menegang, langsung menyiapkan dirinya, berterima kasih pada rekan kerjanya itu lalu langsung berjalan ke ruangan kepala departemen.
Matanya melirik jam sejenak sebentar lagi jam pulang kerja, Kakak Lan mencarinya di jam seperti ini apakah ada suatu masalah?
Hati Nikita Ruan terus berdegup kencang, tiba di depan pintu ruangan, dia mengangkat tangannya mengetuk pintu, mendengar jawaban dari dalam dia baru membuka pintu dan berjalan masuk.
Kakak Lan duduk di depan meja kerja, melambaikan tangan padanya, “Nikita, masuklah.”
“Kakak Lan, ada apa?”
“Aku sudah dengar, tunjangan liburan sekarang kamu yang bertanggung jawab, kamu baru saja naik jabatan, dan ini adalah tugas pertamamu, untukmu pasti ada sedikit kesulitan, tapi kamu harus melakukannya dengan baik, pertama-tama kamu juga tahu dengan jelas, tunjangan liburan ini bersangkutan dengan suasana hati dan ketekunan pegawai perusahaan untuk bekerja, bagi perusahaan ini sangatlah penting, yang kedua......”
Kakak Lan selesai berucap, tiba-tiba nadanya menjadi sedikit santai, “Kamu juga tahu, sekarang kamu mendapatkan promosi menempati posisi asisten administrasi ini, banyak orang di dalam departemen yang tidak terima, ini adalah tugas pertamamu setelah naik jabatan, kamu harus melakukannya dengan baik, hanya dengan begini baru bisa membuat semua orang menerimanya, apa kamu mengerti?”
Ucapan Kakak Lan ini, membuat hati Nikita Ruan tersentak, dia menganggukkan kepalanya, “Kakak Lan, aku mengerti.”
Perubahan sikap rekan kerja yang ada di departemen dia bukannya tidak menyadarinya, maka dari itu tugas pertama ini baginya adalah kunci utama, dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk membuktikan dirinya.
“Bagus jika kamu mengerti.” Kakak Lan sedikit menganggukkan kepalanya, “Kamu juga tahu bagaimana sifatku, jika ada hal yang tidak dikerjakan dengan baik, aku tidak akan segan padamu.”
Nikita Ruan menganggukkan kepalanya, “Kakak Lan tenang saja, aku tidak akan mengecewakanmu.”
“Aku hanya mengingatkanmu saja, tidak perlu terlalu tegang, pergilah selesaikan pekerjaanmu.”
Nikita Ruan menarik napas dalam membalikkan tubuhnya keluar dari ruangan kepala departemen, benaknya terus memikirkan kalimat yang diucapkan Kakak Lan.
Hari ini dia telah seharian berjalan di luar, hingga kedua kakinya lecet, namun masalahnya masih belum selesai, bisa dilihat masalah ini tidak semudah yang dia bayangkan.
“Kakak Bella, begini begini, malam ini kita pergi makan daging panggang, lalu lain kali kita makan hot pot!”
“Baiklah, aku akan mengikuti kalian saja, lagi pula belakangan ini juga tidak perlu lembur.”
“……”
Mendengar suara tawa yang senang, Nikita Ruan mengangkat kepalanya, terlihat beberapa rekan kerja wanita yang sedang berbincang di pantry, dan yang dikelilingi di tengah-tengah adalah Bella Meng.
Tatapan Nikita Ruan berbinar, melangkahkan kakinya berjalan ke arah mereka.
Saat dia berjalan mendekat, suara tawa beberapa orang itu langsung menghilang bersamaan, Bella Meng mengangkat pandangannya, saat menemukan Nikita Ruan, tatapannya langsung berubah menjadi dingin.
“Kakak Bella, apa kamu ada waktu? Aku ingin memintamu mengajariku beberapa hal.”
Kakak Lan bilang, jika ada yang tidak mengerti dia bisa bertanya pada Bella Meng kapan pun, sekarang dia menemukan kesulitan di dalam tugasnya, seharusnya Bella Meng tidak mungkin mengabaikannya.
“Masalah apa?” Bella Meng mengangkat gelasnya, meminum tehnya sejenak, sikapnya terlihat sengaja mengasingkan Nikita Ruan.
Nikita Ruan menatap sejenak rekan kerja yang berdiri di samping Bella Meng dan tidak ingin pergi, menarik napasnya dalam berucap, “Masalah pekerjaan, aku ingin memintamu mengajariku.”
“Pekerjaan?” Bella yang mendengar hal ini, terlihat kesinisan di dalam matanya, “Bukankah tidak seharusnya kamu bertanya padaku soal pekerjaan?”
Dia menegakkan tubuhnya, tanpa menunggu Nikita Ruan berucap dia kembali berucap, “Aku dari pegawai biasa hingga menjadi asisten administrasi, menghabiskan waktu selama tiga tahun, dan tidak termaksud waktu magang, sedangkan kamu saat lulus, langsung bekerja di Perusahaan Yu selama dua tahun, dan sekarang mendapatkan promosi, tentu saja kamu pasti lebih hebat dari orang lain! Seharusnya aku yang belajar denganmu itu baru benar.”
Saat mendengar hal ini, beberapa rekan kerja yang berada di samping tertawa bersamaan, dan menatap Nikita Ruan dengan tatapan sinis.
Nikita Ruan berdiri di tempatnya, hanya merasa wajahnya memanas.
Jika didengar kalimat Bella Meng ini tidak ada masalah, namun orang yang mengerti bisa menyadari, jika ucapannya ini seperti sedang menampar wajahnya di depan semua orang, menunjukkan jika dia tidak pantas berada di posisi ini.
Melihatnya yang tidak berucap, Bella Meng tersenyum lalu berucap pada rekan kerja yang ada di samping, “Tunjangan liburan kali ini Asisten Ruan yang mengurusnya, kalian semua pasti sangat menantinya, entah apakah tunjangan liburan kali ini akan lebih mengejutkan dari tahun lalu atau tidak?”
Nikita Ruan menggigit bibirnya, tidak mengatakan satu patah kata pun.
Awalnya dia mengira Bella Meng cukup baik, setidaknya ramah padanya, tidak disangka wajahnya itu hanya kepalsuan!
Daripada berdiri di sini dipermalukan oleh mereka, lebih baik dia pergi dari sana.
Nikita Ruan melirik Bella Meng sejenak, mengepalkan tangannya dan berbalik, berjalan ke ruangannya dengan cepat.
Masalah telah menjadi seperti ini, sepertinya dia tidak ada cara lain, semuanya hanya bisa bergantung pada diri sendiri.
Menghela napas berat, Nikita Ruan menyiapkan dokumen yang dia butuhkan, setelah jam pulang kerja, dia langsung kembali ke vila.
Setelah kembali ke vila, Nikita Ruan bahkan tidak memiliki napsu makan, hanya makan beberapa suap lalu kembali ke kamar kembali memeriksa dokumen.
Sekarang masalah yang dia hadapi adalah, bagaimana menggunakan anggaran perusahaan yang terbatas untuk menyiapkan tunjangan liburan yang baik, dan juga bisa membuat sebagian besar pegawai merasa senang.
Sulit untuk memuaskan semua orang, bagaimana menggunakan dana yang ada secara maksimal, itu adalah kesulitan terbesar.
Nikita Ruan fokus membaca dokumen, hingga tidak menyadari pintu kamarnya yang dibuka dengan pelan oleh seseorang.
Darwin Yu berdiri di depan pintu, melihat wanita yang duduk di depan meja itu tidak bergerak sama sekali.
Dia melangkah dengan pelan, berputar hingga ke belakangnya.
Melihat wanita itu seperti anak sekolah dasar yang sedang membuat catatannya, menulis dan menggambar menggunakan pena warna-warni.
Darwin Yu berdiri di tempatnya, diam-diam memperhatikan gerakannya, terkadang Nikita Ruan membalikkan dokumen, terkadang menggigit penanya memikirkan sesuatu, namun seperti tidak ada perkembangan.
Akhirnya, dia tidak bisa menahan diri lagi dan bertanya, “Apa yang sedang kamu lihat?”
Tiba-tiba mendengar suara dari belakang tubuhnya, Nikita Ruan terkejut, tubuhnya langsung tersentak, dokumen yang ada di tangannya langsung jatuh ke atas lantai.
Dia menoleh dengan panik, saat menemukan Darwin Yu yang berdiri di belakangnya, dia merasa sangat terkejut, “Kamu... kenapa ada di sini!”
Novel Terkait
Takdir Raja Perang
Brama aditioCinta Yang Terlarang
MinniePergilah Suamiku
DanisTen Years
VivianThe Great Guy
Vivi HuangJalan Kembali Hidupku
Devan HardiHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku