Hello! My 100 Days Wife - Bab 23 Aku Menemanimu Pergi

Tanpa menunggu kebingungan Nikita Ruan menghilang, Nyonya Liu saat melihat Darwin Yu, langsung menyambutnya, “Darwin! Akhirnya kamu datang, kami semua sudah menunggumu! Ayo ayo ayo, cepat masuk!”

Raut wajah Darwin Yu terlihat hangat, dia berjalan ke depan, meletakkan kotak hadiah yang ada di tangannya, berucap dengan pelan, “Ayah, Ibu, karena beberapa pekerjaan jadi aku datang terlambat.”

Profesor Ruan yang mendengar hal ini, segera mengibaskan tangannya, lalu maju menariknya untuk duduk di sampingnya, “Tidak masalah, kami juga belum lama sampai.”

“Kalau begitu... kenapa besan tidak datang?” Nyonya Liu melihat sejenak ke luar, dan tidak melihat ada yang datang, lalu bertanya dengan bingung.

Nikita Ruan yang mendengar ibunya sendiri bertanya seperti itu, langsung teringat pada ucapan Bibi Rong, seketika jantungnya terasa ingin melompat keluar.

Namun siapa sangka raut wajah Darwin Yu terlihat biasa, dan menjelaskan dengan santai, “Ayahku pergi keluar negeri, untuk beberapa waktu ini tidak ada di sini, ibuku sudah meninggal saat aku berusia dua puluh tahun, di keluargaku masih ada seorang nenek, bukankah kamu pernah bertemu dengannya? Kondisinya tidak terlalu baik, jadi aku tidak memintanya untuk datang.”

Tidak disangka, Darwin Yu mengatakan semuanya dengan tenang.

Nyonya Liu dan Profesor Ruan yang mendengar ucapannya, seketika merasa sedikit bersalah.

Takut suasana menjadi canggung, Nyonya Liu segera tersenyum memecahkan suasana, “Ternyata begitu, sekarang kamu sudah datang, kami juga sudah menerima hadiahnya, cepatlah duduk, aku akan menyuruh pelayan untuk menyajikan makanan.”

Darwin Yu menganggukkan kepalanya, mengangkat kotak yang ada di samping lalu menyerahkannya pada Profesor Ruan, “Ayah, bukankah kamu suka bermain catur, kali ini aku khusus mencari sebuah catur untukmu, lihatlah.”

Profesor Ruan tersenyum berucap, “Darwin, memang kamu yang mengertiku, hari ini kita berdua harus minum bersama!”

Nikita Ruan melihat mereka yang bermain catur dengan senang, malah membuat dirinya merasa seperti orang lain, melihat hadiah yang diberikan Darwin Yu, dia baru bereaksi.

”Ayah, aku juga menyiapkan hadiah untukmu.”

Selesai berucap, dia segera mengeluarkan kotak hadiah pena itu.

Profesor Ruan yang melihat hal ini, menganggukkan kepalanya, lalu meletakkan hadiahnya di samping, “Sebenarnya ada atau tidaknya hadiah aku tidak perduli, asalkan kalian berdua baik-baik saja, aku sudah tenang!”

Selesai berucap, dia menarik tangan Nikita Ruan, lalu meletakkannya ke dalam genggaman Darwin Yu.

Nikita Ruan hanya merasa tangannya memanas, kemudian ingin menarik tangannya keluar, namun siapa sangka reaksi Darwin Yu yang sangat cepat, langsung mengeratkan genggamannya.

“Ayah, kamu tenang saja.”

Profesor Ruan yang melihat hal ini, tersenyum senang, lalu menganggukkan kepalanya, “Bagus... bagus!”

Tangan Nikita Ruan yang digenggam oleh Darwin Yu, tanpa sadar membuat wajahnya memerah, pria itu menariknya untuk duduk di sisi meja, namun tidak ada niatan untuk melepaskan tangannya.

Dia ini... sebenarnya apa yang ingin dia lakukan?

Awalnya bersikap sangat dingin padanya, bahkan tidak ingin mendengar ucapannya, namun sekarang dia berinisiatif datang ke sini merayakan ulang tahun ayahnya, bahkan menggandeng tangannya dan tidak dilepas.

Hati Nikita Ruan merasa sedikit aneh, saat Darwin Yu sedang berbincang dengan ayahnya, dia menggunakan kesempatan ini untuk menarik tangannya dari genggamannya.

Tidak lama kemudian, Nyonya Liu kembali, pelayan juga menyajikan makanan perlahan-lahan, Profesor Ruan membuka anggur merahnya, tersenyum berucap, “Senang rasanya hari ini, kita sekeluarga bisa kumpul makan dan minum bersama.”

“Ayah, aku akan menemanimu minum, Ibu dan Nikita minum jus saja.” ucap Darwin Yu, lalu menuangkan jus untuk Nikita Ruan dan Nyonya Liu dengan perhatian.

Nyonya Liu yang melihat hal ini langsung berucap, “Darwin, memang kamu sangat pengertian, suamiku, kamu harus belajar dari Darwin, lihatlah dirimu, mengerti apa soal perhatian pada wanita?”

Melihat ibunya yang mulai mengeluarkan keluhannya, Nikita Ruan hanya bisa tersenyum pasrah.

Saat ini, Darwin Yu mengangkat sumpitnya, lalu mengambilkan seekor udang besar untuknya, berucap dengan pelan, “Makanlah yang banyak.”

Menghadapi perhatian pria ini yang tiba-tiba, wajah Nikita Ruan sedikit memanas, namun juga tidak mengerti sebenarnya Darwin Yu benar-benar perhatian atau hanya bersandiwara di depan orang tuanya, akhirnya dia hanya bisa berdehem lalu menundukkan kepalanya dan makan.

Di meja makan, suasananya sangat harmonis, siapa pun yang melihatnya pasti akan merasa keluarga yang harmonis.

Hanya saja Nikita Ruan merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

Di akhir acara makan malam, Darwin Yu keluar ruangan menerima telepon, Nikita Ruan langsung mencari alasan untuk keluar mengikutinya.

Darwin Yu berdiri di ujung lorong, raut wajahnya terlihat serius memerintah sesuatu, saat melihat Nikita Ruan, raut wajahnya sedikit berubah, kemudian menjelaskan beberapa kalimat pada orang yang ada di seberang telepon kemudian menutupnya.

Melihat wanita itu yang berjalan mendekat, dia bertanya dengan pelan, “Kenapa tidak menemani mereka di dalam?”

Nikita Ruan menarik napas dalam, mengumpulkan keberaniannya dan bertanya, “Kenapa tiba-tiba kamu datang?”

Seharusnya dia tidak mengetahui apapun.

“Bibi Rong mengatakannya padaku.” Darwin Yu menurunkan pandangannya, menatap kedua matanya, berucap dengan serius, “Nantinya tidak perduli bagaimanapun, ingat untuk memberitahuku masalah seperti ini, aku adalah suamimu, sudah seharusnya aku menemanimu bersama.”

Mendengar kata “suami”, hati Nikita Ruan bergetar, berucap dengan pelan, “Aku takut kamu sibuk......”

Belum selesai berucap, dia merasa bahunya mengerat, saat mengangkat kepalanya, matanya bertemu dengan sepasang mata pria itu.

“Tidak perduli aku sibuk atau tidak, masalahmu aku akan selalu bisa menemanimu.”

Seketika, wajah Nikita Ruan memanas, dan tanpa sadar merasa sedikit malu.

Ini adalah pertama kalinya ada pria yang mengatakan kalimat seperti ini padanya.

“Aku... aku mengerti, aku kembali ke ruangan dulu...”

Nikita Ruan panik hingga tidak berani bertatapan dengan Darwin Yu, selesai dia berucap, dia langsung membalikkan tubuhnya kembali ke ruangan.

Terdengar suara debuman pintu yang tertutup, Nyonya Liu melihat Nikita Ruan yang masuk ke dalam dengan cepat, tidak bisa menahan diri untuk menceramahinya, “Kamu ini, kenapa sekarang masih serampangan seperti ini, apa kamu tahu, sekarang kamu sudah bukan anak kecil lagi!”

“Sudahlah sudahlah, hari ini hari yang bahagia, kamu jangan memarahinya.”

“Mengerti apa kamu, suamiku, menurutmu jika dia seperti ini bagaimana nantinya......”

Nyonya Liu dan Profesor Ruan saling membalas kalimat masing-masing, sedangkan pikiran Nikita Ruan tidak ada di sana lagi, kepalanya terus terngiang ucapan Darwin Yu tadi.

Sebelumnya dia merasa Darwin Yu adalah orang yang tidak bisa didekati, namun sekarang setelah mengenalnya, sepertinya dia tidak sedingin yang dia bayangkan, dia langsung datang ke sini saat mengetahui masalah ayahnya yang berulang tahun dari Bibi Rong, hal ini juga membuatnya tersentuh.

Acara makan telah selesai, dia dan Darwin Yu mengantar Nyonya Liu dan Profesor Ruan ke depan pintu restoran, Profesor Ruan minum cukup banyak, dan sudah sedikit mabuk, tentu saja dia tidak bisa mengendarai mobil.

Darwin Yu membantu Profesor Ruan masuk ke dalam mobil, lalu berucap pada Nyonya Liu, “Ibu, aku sudah menyuruh orang, dia akan mengantarkan kalian sampai rumah dengan selamat, hati-hati di jalan.”

“Baiklah, kalau begitu kami pergi dulu, kamu jaga Nikita baik-baik.”

Setelah berpamitan, tatapan Nikita Ruan dan Darwin Yu mengantar kepergian mobil itu.

Setelah mobil itu menjauh, Darwin Yu menolehkan kepalanya ke arah Nikita Ruan, “Aku akan menyuruh Alson mengantarmu pulang, kamu istirahatlah lebih awal.”

Nikita Ruan tersentak, “Apa... kamu tidak pulang?”

“Aku masih ada sebuah pertemuan, jadi aku akan pergi sebentar, kamu pulanglah dulu.”

Selesai berucap, dia mengeluarkan handphonenya ingin menelepon.

Tiba-tiba Nikita Ruan mengulurkan tangannya, menarik ujung bajunya, “Bagaimana jika, aku menemanimu pergi......”

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu