Hello! My 100 Days Wife - Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan

Teringat kalau mereka akan pergi menemui nenek, Nikita Ruan menepuk jidatnya, dan tiba-tiba teringat sesuatu, dia segera turun dari tempat tidur, memakai sandal, dan lari keluar pintu.

Darwin Yu melongo, sebelum dia tahu apa yang ingin dia lakukan, dia sudah berlari keluar kamar.

Nikita Ruan lari ke bawah dan buru-buru berkata, "Bibi Rong, paketku hari ini sudah sampai. Apakah sudah di terima?"

Bibi Rong mendengar itu dan mengangguk dengan cepat, "Ya aku telah menerimanya. Semuanya sudah di letakan di balkon."

Nikita Ruan yang mendengar ini, langsungg berlari ke balkon tanpa mengatakan apapun.

Melihat paket di balkon, dia dalam hatinya langsung merasa lega.

Ini adalah hadiah yang dia beli untuk nenek, karena dia tidak tahu mana yang lebih cocok, jadi dia membeli beberapa barang.

Darwin Yu mengikuti ke lantai bawah, menuju balkon dan melihat Nikita Ruan sedang membongkar bungkusannya, wajahnya terlihat begitu tak berdaya, "Apa yang kamu lakukan?"

Mendengar suara itu, Nikita Ruan dengan cepat berbalik dan menutupi bungkusan itu dengan tubuhnya. Dia dengan percaya diri berkata, "Aku...Ini adalah hadiah yang kubeli untuk nenek."

Melihat penampilannya, Darwin Yu seketika menjadi tertarik, "Hadiah apa?"

"Ada deh, kamu akan tahu besok."

Nikita Ruan berkata, mengulurkan tangan dan mendorongnya keluar.

Melihat tingkah Nikita Ruan seperti seorang gadis kecil, Darwin Yu dengan tak berdaya tersenyum, "Baik, aku akan menunggu besok."

Nikita Ruan menghela nafas lega ketika melihat lelaki itu pergi, dia kembali ke balkon membongkar bungkusannya, dan mengemas semuanya ke dalam kotak kado. Setelah melakukan semua ini, dia menghembuskan nafas dalam-dalam.

Semuanya sudah siap, sekarang dia hanya perlu menunggu besok untuk pergi melihat nenek!

Keesokan paginya, sebelum jam alarm berbunyi, Nikita Ruan sudah bangun, langsung mandi, pagi ini jantungnya berdebar kencang dan gugup seperti mau ujian.

Setelah semuanya sudah siap, Nikita Ruan baru turun untuk sarapan. Begitu dia turun, dia melihat Darwin Yu duduk di meja makan, minum kopi dan mendengarkan Alson Du yang sedang melaporkan pekerjaan.

Melihatnya berjalan, Darwin Yu sedikit mengangguk, dan Alson Du mengerti dan melangkah ke samping.

Darwin Yu kemudian berbicara dengan lembut, "Makan sarapan dulu, setelah itu baru kita berangkat."

“Oh baiklah.”

Nikita Ruan tampak linglung duduk di meja makan, menghadapi sarapan yang lezat, tapi dia malah tidak bernafsu. Begitu dia mengambil roti dan memakan dua gigitan, Darwin Yu meletakkan cangkir kopi dan menatapnya sambil tersenyum.

Nikita Ruan dengan cepat merespon menyentuh pipinya, "Ada apa? Apa ada sesuatu di wajahku?"

Darwin Yu tampaknya sedang dalam suasana hati yang baik, bertanya, "Kamu gugup?"

“Mana...Mana ada.” Nikita Ruan reflek menyangkalnya, tapi gerakannya saat mengaduk kopi ternyata masih terlihat panik.

Darwin Yu mengangkat bibirnya dan berkata, "Jangan khawatir, nenek sangat baik dia tidak akan memakanmu."

Setelah itu, dia bangkit dan melihat Alson Du di samping.

Alson Du melihat itu langsung membawa satu set pakaian dari samping, "Nyonya, setelah kamu selesai makan, kamu bisa mengganti baju ini."

Satu set setelan berwarna merah muda terlihat anggun dan lembut, seperti gaya pakaian nona-nona muda.

Nikita Ruan menggigit telur rebusnya menatap kemeja putihnya, dan bertanya, "Memangnya yang ku pakai ini jelek?"

Alson Du menjawab dengan jujur, "Ini tidak jelek, tapi nyonya besar mungkin akan lebih suka gaya ini."

Mendengar perkataannya, Nikita Ruan langsung memasukkan sisa telur rebus ke dalam mulutnya dan mengambil setelan itu, "Baik aku akan...Menggantinya sekarang!"

Melihat wanita itu berlari kembali ke kamar, senyum muncul di mata Darwin Yu.

Juga Alson Du yang berdiri di samping menggelengkan kepalanya, dan dengan lembut berkata, "Presdir Yu, aku khawatir nyonya tidak cocok dengan gaya ini...”

Wajah Darwin Yu sedikit menggelap ketika dia mendengar kata-kata itu, dia kemudian menoleh untuk melihatnya, dan dengan dingin bertanya, "Setau itu kah kamu?"

Alson Du segera menyadari kalau dia telah mengatakan hal yang salah, dan dengan cepat menundukkan kepalanya dan berhenti bicara.

Dalam 10 menit, Nikita Ruan selesai mengganti pakaiannya dan turun dari kamar tidur yang berada di lantai 2. Saat berjalan, dia menarik dressnya, dan merasa tidak nyaman di sekujur tubuhnya.

Dia jarang memakai dress, walaupun dia memakai dress panjang, tapi bagian bawah dari setelan kecil ini adalah dress pendek di atas lutut, dia merasa agak aneh dan tak terbiasa.

Mendengar langkah kaki dari atas tangga, Alson Du mengangkat kepalanya terlebih dulu. Saat dia melihat Nikita Ruan, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak tertegun, "Presdir Yu...Nyonya sudah selesai mengganti pakaiannya."

Darwin Yu mendengar kata-kata itu mendongak, dan saat dia melihat Nikita Ruan, dia juga terkejut.

Tak di sangka, saat dia mengenakan set pakaian ini, juga terlihat sangat cocok!

Pada hari kerja, dia hanya memakai celana panjang, yang benar-benar menutupi sosok tubuhnya yang indah. Sekarang kakinya kurus dan jenjang, sosoknya proporsional dan tinggi, pipinya yang belum diberi make up tapi sudah tampak memerah karena panik, dan alisnya yang rapi terlihat cantik.

Nikita Ruan berjalan ke arah Darwin Yu dengan sedikit canggung, menarik-narik dressnya, dan bertanya, "Apakah ini terlihat bagus? Mengapa aku merasa aneh ya?"

Begitu dia mendekat, Darwin Yu hanya merasa bau manis wanita itu terus menerus mengubur hidungnya, mengganggu pikirannya.

Dia meletakkan tablet di tangannya, membuang muka, dan dengan sengaja merendahkan suaranya, "Ya jadi lah."

Setelah mengatakan itu, dia berdiri dan berjalan keluar, "Ayo pergi."

Dia sudah bersama Nikita Ruan berhari-hari, tapi dia hanya berpikir kalau dia wanita yang sederhana dan imut, dan dia tidak pernah menyadari kalau dia juga memiliki sisi feminitasnya.

Melihat Darwin Yu sudah melangkah keluar, Nikita Ruan kemudian memikirkan hadiah yang telah dia persiapkan, dan dengan cepat berjalan menuju balkon, dan berjalan keluar dengan beberapa kotak hadiah di tangan kiri dan kanannya.

Menempatkan kotak hadiah di bagasi, dia dengan cepat masuk ke mobil.

Begitu mobil dinyalakan, dia tidak sabar untuk melihat ke arah Darwin Yu di sampingnya, dan bertanya, "Nenek ada kebiasaan apa tidak yang harus lebih ku perhatikan?"

Darwin Yu merasa sedikit lucu, "Kamu bukannya tadi bilang kamu tidak gugup?"

Saat ditanya olehnya, Nikita Ruan tiba-tiba menjadi gagap, "Ya aku tidak gugup, tapi aku harus bertanya dengan jelas."

Darwin Yu mengangkat sudut bibirnya dan berkata pelan, "Tidak ada yang perlu diperhatikan, yang terpenting adalah enak dan cocok di lihat.”

Mendengar perkataan Darwin Yu, Nikita Ruan menjadi semakin gugup.

Kalau nenek memiliki preferensi khusus, dia dapat lebih memperhatikannya dan bekerja keras untuk itu, tetapi kalau untuk dari pandangan mata dia tidak tahu jelas harus bagaimana.

Dengan cucu yang luar biasa, neneknya pasti tidak jauh berbeda, dan dia begitu sederhana, tidak tahu apakah nenek bersedia menerimanya atau tidak.

Nikita Ruan untuk beberapa saat tidak tahu harus bagaimana, bersandar di kursi, melihat keluar jendela dengan sedih.

Dalam waktu kurang dari 1 jam, mobil tersebut tiba di pinggiran kota yang kaya raya, beberapa kali mengelilingi lereng, dan akhirnya berhenti di depan vila di lereng gunung.

Melalui jendela mobil, Nikita Ruan hanya bisa menghela nafas saat melihat suasana bangunan vila tradisional yang ada di luar.

Benar saja, dunia orang kaya adalah sesuatu yang bahkan tidak bisa dia bayangkan.

Mendorong pintu dan keluar dari mobil, Nikita Ruan langsung menuju ke bagasi mobil dan mengeluarkan semua hadiah yang telah dia persiapkan.

Alson Du kemudian datang untuk membantu, dan melihat kotak-kotak dengan ukuran yang berbeda, dia tidak bisa menahan diri untuk menghela nafas, "Nyonya, apa saja yang kamu bawa ini!"

"Ya hadiah untuk nenek!" Nikita Ruan berkata dengan sungguh-sungguh, "Ada alat pijat, ada selimut kasmir, dan ini, ember untuk rendam kaki! Ini tidakkah terlihat sangat perhatian?"

Dahi Alson Du penuh dengan garis hitam, dan tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Nyonya, apakah kamu serius?"

Novel Terkait

You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu