Hello! My 100 Days Wife - Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku

Dia menatap nenek itu, lalu ke gelang perak di tangannya, menggelengkan kepala dan berkata, "Nenek, aku tidak bisa menerimanya."

Nenek tidak cemas ketika melihat penolakannya, dia hanya bertanya dengan lembut, "Kamu tahu ini gelang siapa?"

Nikita Ruan tentu tidak mengetahuinya, jadi dia menggelengkan kepalanya.

Bukankah ini gelang nenek itu sendiri?

Nenek dengan tenang berbisik padanya, "Ini gelang yang ditinggalkan oleh ibu Darwin semasa hidupnya. Dia memintaku untuk memberikannya kepada istri Darwin. Dan Ini adalah gelang perak turun temurun dari leluhurnya. Aku memberikannya padamu itu mewakili pengakuanku padamu, dan itu juga mewakili pengakuan keluarga Yu padamu."

Mendengarnya tiba-tiba menyebut nama ibu Darwin Yu, Nikita Ruan menjadi sangat gugup.

Dia dari Bibi Rong mendengar kalau tentang ibu Darwin Yu adalah topik yang tabu. Setelah melihat gelang ini, dia tidak tahu harus mengambilnya atau tidak.

Terlebih lagi ini bukan sekedar gelang sederhana, tapi maknanya berat, dia tidak berani menerimanya.

Sekalipun nenek menyetujuinya dan keluarga Yu menerimanya, apa lah artinya, karena yang terpenting adalah apakah dia benar-benar diterima oleh Darwin Yu atau tidak.

Melihat dia lama tidak bersuara, nenek bertanya lagi, "Nikita, kamu masih tidak mau menerimanya?"

Nikita Ruan langsung tersadar dari lamunannya. Setelah berpikir sejenak, dia menatap nenek dengan serius, "Nenek, aku khawatir aku tidak bisa menyimpan gelang ini, ya setidaknya, untuk sekarang aku belum bisa menyimpannya."

“Kenapa?” ​​Nenek terlihat bingung.

"Aku dan Darwin baru saja menerima buku nikah kami. Meskipun kami telah melakukan kontak selama periode ini, tapi hubungan kami belum begitu dalam. Aku rasa tunggu setelah kami berdua bisa menerima masing-masing dan baru aku menerima gelang ini, sampai saat itu juga harusnya belum terlambat."

Mendengar apa yang dia katakan, mata nenek itu berkedip dengan cahaya yang aneh. Pada akhirnya, dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya, dan menyingkirkan tas kain merah itu lagi, "Kamu ini ya anak yang jujur ​​dan tulus. Ya sudah, kalau begitu aku akan menunggu hari itu tiba."

Meski Nikita Ruan tidak menerima gelang itu, tapi rasa sayang nenek padanya semakin dekat, keduanya masih mengobrol lama sebelum akhirnya mereka turun.

Di ruang makan lantai bawah, pelayan sudah menyiapkan makanan.

Darwin Yu melangkah maju dan memapah sisi lain dari nenek itu, "Nenek, saatnya makan."

Nenek mengangguk, menoleh ke arah Nikita Ruan, dan tersenyum, "Ayo, Nikita, makan."

Nikita Ruan tersenyum lembut, “Baik, nenek.”

Ketiganya duduk di meja makan. Sebelum mereka sempat makan, seorang pelayan menghampiri nenek dan berkata dengan suara rendah, "Nyonya, katanya dia malas berisik, jadi dia tidak mau turun, dan cukup antar saja makanannya ke atas."

Mendengar ini, nenek sedikit mengangguk dan tidak berkata apa-apa lagi.

Nikita Ruan mendengar kata-kata pelayan itu dengan jelas, dan sedikit bingung.

Arti dari kata-kata pelayan itu, berarti masih ada orang lain di keluarga ini? Tapi saat dia berjalan dengan nenek tadi, dia tidak mendengar atau melihat orang lain.

Tepat ketika dia di landa kebingungan dan tidak mengerti, nenek tiba-tiba memberinya sepotong iga, "Nikita, coba cicip iga ini."

Nikita Ruan kembali sadar, tersenyum, dan tidak terlalu memikirkan apa yang baru saja terjadi.

Dia menggigit iga, dan matanya tiba-tiba bersinar, rasa iga sausnya begitu renyah dan lezat!

"Nenek ini enak!"

Nenek mendengar kata-kata itu dan berkata sambil tersenyum, "Chef rumah kami telah berada di rumah Yu selama lebih dari 10 tahun, dan dia memiliki keahlian yang luar biasa. Kalau kamu suka, nanti kamu bisa sering kemari mengunjungiku."

Nikita Ruan tanpa berpikir lagi mengangguk setuju, "Wah, iya aku pasti akan sering datang!"

Sambil mengatakan itu dia memasukkan sebagian besar iga yang tersisa langsung ke mulutnya dan tiba-tiba merasakan cahaya bahagia, ketika dia melihat ke atas, dia melihat Darwin Yu sedang menatapnya dengan senyuman di matanya.

Nikita Ruan terkejut, dan gerakan mengunyahnya baru sedikit terkendali, "Kamu...Kenapa melihatku?"

Darwin Yu mendengar pertanyaannya, senyumnya semakin dalam, dan dia sepertinya sengaja menahan, "Kalau kamu suka, kamu boleh makan lebih banyak."

Sambil mengatakan itu, dia mengambil sumpitnya dan menjepit sepotong sayuran yang digoreng, dan memasukkannya ke dalam mulutnya dengan anggun.

Dengan perbandingan seperti itu, Nikita Ruan baru akhirnya sadar. Laki-laki di seberangnya tampak berseri-seri, meski hanya mengenakan kemeja kasual, meski dia hanya melakukan gerakan yang paling biasa, tapi gerakan elegannya tak bisa dijelaskan dengan kata-katanya.

Membandingkan keduanya, Nikita Ruan benar-benar merasa kalau sikap dan gerakannya kasar dan tidak sedap dipandang. Dia bahkan tidak berani mengambil daging lagi hanya mengambil banyak sayur-sayuran dan makan dengan pelan tidak seperti tadi.

Nenek di samping melihat pergerakan mereka berdua, dengan senyuman di alisnya dia berdehem dan membantu menantu cucunya, "Nikita, dia memang seperti itu, makan cuma sedikit dan itu-itu saja! Kalau kita ya bebas mau makan apa saja tidak usah perdulikan dia!"

Mendengar apa yang dikatakan nenek, Nikita Ruan menahan senyumnya dan menatap ke arah yang berlawanan dengan Darwin Yu dan senyum provokatif di matanya.

Dia kemudian melihat nenek dan mengangguk, "Baik nenek, aku mengerti!"

Setelah mengatakan itu, dia mengambil sepotong daging babi yang direbus ke dalam mulutnya, tidak lupa memberi Darwin Yu sepotong seolah-olah sengaja menggodanya, "Kamu makan juga ya!"

Melihat gerakan kecil kekanak-kanakan wanita itu, Darwin Yu merasa lucu, tetapi di depan nenek, dia tidak mengatakan apa-apa, dia menerimanya dan memakannya.

Di meja makan, tawa terus berlanjut. Sebagian besar karena nenek dan Nikita Ruan berkomplotan menjebak Darwin Yu, memaksanya untuk makan setengah mangkuk nasi lebih banyak dari biasanya.

Selesai makan, nenek membawa Nikita Ruan ke halaman dan berjalan sambil mengobrol. Namun tak lama, nenek terlihat sedikit mengantuk, pelayan di samping yang melihat ini, segera melangkah maju untuk menjelaskan pada Nikita Ruan, "Nyonya, nyonya besar memang punya kebiasaan istirahat seusai makan siang."

Ketika Nikita Ruan mendengar kata-kata itu, dia segera mengerti, dan membantu pelayan itu membujuk nenek untuk kembali ke kamar tidur, dan setelah menenangkannya untuk tidur, dia baru keluar dari kamar.

Menutup pintu kamar tidur dengan lembut, dan Nikita Ruan menghela nafas lega. Dia awalnya mengira nenek tidak akan menyukainya, tapi sekarang sepertinya dia sudah melakukannya dengan baik.

Tiba-tiba teringat Darwin Yu masih teleponan di balkon lantai bawah untuk menangani urusan bisnis, dia buru-buru mempercepat langkahnya, tetapi siapa yang tahusebelum mencapai tangga, pintu kamar sebelah tiba-tiba terbuka.

Nikita Ruan mengambil langkah, tanpa sadar melihat ke bawah, dan melihat seorang lelaki dengan kursi roda keluar dari ruangan, wajahnya sedikit familiar...

Dia menyipitkan matanya dan melihat lelaki itu melengkungkan bibirnya dan tersenyum padanya. Untuk sesaat, dia langsung teringat kalau ini adalah lelaki yang dia temui di mal hari itu dan memberinya pena!

Detik berikutnya, pertanyaan membanjiri hatinya, dia bagaimana bisa berada di vila keluarga Yu?

"Nikita Ruan?"

Lelaki itu mengaktifkan kursi roda listrik, langsung mendekati Nikita Ruan dan memanggil namanya dengan jelas.

Nikita Ruan terkejut, "Kamu bagaimana...Tahu namaku?"

Lelaki itu tersenyum begitu indah, "Aku mendengar perkataan pelayan, kalau itu adalah kakak iparku, tetapi aku tidak menyangka kalau itu adalah kamu."

"Kakak ipar?"

Nikita Ruan benar-benar bingung, dia berkedip, dan kemudian perlahan-lahan menyadari, "Apakah kamu...adik Darwin?"

Lelaki itu sedikit mengangguk dan terus tersenyum berkata dengan lantang, "Ya, namaku Oki Yu."

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu