Hello! My 100 Days Wife - Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
Dalam hati Nikita Ruan merasa bingung, dia mengingat kembali seluruh makanan yang dia makan dalam benaknya, dia memastikan bahwa dirinya tidak makan mangga atau makanan yang mengandung mangga.
Nikita Ruan memiringkan kepala, “Sebenarnya salah di mana?”
Sambil berpikir, Nikita Ruan secara tidak sadar menggaruk lengannya dengan tangan yang lain.
Melihat gerakan Nikita Ruan, Darwin Yu mengerutkan alis, lalu dia langsung menangkap tangan Nikita Ruan, “Jangan garuk.”
Orang yang terkena alergi paling tabu untuk menggaruk kulit, tidak hanya tidak akan mereda, tetapi hanya akan menjadi semakin gatal dan tidak nyaman.
Nikita Ruan tersadarkan, melihat tangannya sedang digenggam di tangan pria, wajahnya merah, “Oh.”
Darwin Yu berpesan dengan serius, “Sementara bagaimana kamu terkena alergi, aku akan memeriksanya, tugasmu saat ini adalah beristirahat dengan baik.”
Nikita Ruan mengangguk, dia mendongak menatap pria itu dan bertanya dengan hati-hati, “Apakah kamu baru pulang dari luar negeri?”
Darwin Yu menyahut dengan datar, “Iya.”
Nikita Ruan bertanya dengan ragu-ragu, “Desas-desus di dalam perusahaan… apakah akan berpengaruh padamu?”
Ini adalah masalah yang paling dikhawatirkan oleh Nikita Ruan, sekarang Darwin Yu sudah pulang, tetapi desas-desus di perusahaan masih belum hilang sepenuhnya, dia takut masalah ini akan mengakibatkan pengaruh yang tidak baik pada Darwin Yu.
Melihat wanita itu berbaring di atas kasur karena alergi tetapi masih senantiasa mengkhawatirkan situasinya, hati Darwin Yu tiba-tiba melunak, “Tidak akan.”
Hati Nikita Ruan menjadi tenang, dia masih ingin menanyakan sesuatu, tetapi sebelum sempat bertanya, Darwin Yu berkata terlebih dahulu, “Aku akan menyuruh Alson Du memberikan izin liburan padamu, kamu beristirahatlah dengan baik, bahas saja setelah kamu sembuh.”
Nikita Ruan hanya bisa mengiyakan, “Baik.”
Darwin Yu melepaskan tangan Nikita Ruan, suaranya menjadi pelan, “Kalau begitu aku pulang dulu ke perusahaan, aku akan menengok kamu lagi nanti malam.”
Melihat Darwin Yu hendak pergi, entah mengapa hati Nikita Ruan merasa sedih, dia hanya bisa mengangguk.
Darwin Yu berbalik badan, baru saja melangkahkan kaki, tiba-tiba ujung bajunya ditarik.
Darwin Yu menolehkan kepala, Nikita Ruan sedang menarik bajunya dengan ekspresi ragu-ragu, ingin mengatakan sesuatu tetapi ragu untuk dikatakan.
“Ada apa?”
Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam, dia memberanikan diri untuk bertemu dengan mata hitam Darwin Yu, dia berkata pelan, “Malam ini… bisakah pulang ke rumah dan makan bersama?”
Dalam beberapa hari ini ketika Darwin Yu sedang tidak ada, dia selalu sendirian dan merasa kekurangan sesuatu, meski ada Bibi rong yang menemaninya di rumah, tetapi dia merasa hampa.
Terhadap permintaan wanita itu yang hati-hati, Darwin Yu tidak dapat mengucapkan perkataan menolak, dia tertegun , lalu menyahut dengan datar, “Baik.”
Melihat Darwin Yu mengiyakan, barulah Nikita Ruan perlahan-lahan melepaskan tangan.
Darwin Yu melangkah keluar dari bangsal, sekaligus menutup pintu bangsal.
Di depan pintu, Alson Du melangkah maju, “Presdir Yu, apakah perlu mengutus orang kemari untuk merawat Nyonya?”
“Untuk sementara tidak perlu, biarkan dia beristirahat dengan baik, aku akan menjemputnya nanti.”
Sambil berkata, Darwin Yu berjalan ke depan, seolah-olah teringat akan sesuatu, matanya tiba-tiba menjadi dingin, “Yang kuminta kamu selidiki tadi, apakah sudah didapatkan hasilnya?”
Alson Du mengangguk, “Sudah ditemukan, itu adalah ulah sekretaris Anda, Lenny Cheng dari kantor presdir.”
Mendengar nama itu, Darwin Yu mengernyit, lalu dia berkata, “Ayo, kembali ke perusahaan.”
Tidak peduli bagaimanapun, Nikita Ruan adalah istrinya, jika orang lain ingin menindas Nikita Ruan, harus melewati dia terlebih dahulu, namun tak disangka orang yang mencelakai Nikita Ruan ternyata adalah sekretarisnya!
Dari rumah sakit ke perusahaan, tidak sampai setengah jam, Darwin Yu kembali ke kantor, melihat rekaman kamera pemantauan yang dibawakan oleh Alson Du, ekspresinya menjadi semakin dingin.
Setelah menonton adegan Lenny Cheng mencampurkan jus mangga ke dalam gelas Nikita Ruan selama lima kali berturut-turut, Darwin Yu mengangkat gelas dan meminum seteguk kopi, lalu dia berpesan kepada Alson Du dengan suara dingin, “Siapkan satu barang….”
Di sisi lain, Lenny Cheng yang duduk di dalam kantor sekretaris sama sekali tidak mengetahui situasi di sana, suasana hatinya lumayan bagus, dia menyenandungkan alunan musik dan menambakan lipstik di bibirnya.
Di kantor presdir tidak hanya ada satu sekretaris, kantor sekretaris juga adalah dua orang dalam satu kantor. Sekretaris yang satunya, Fellis An merapikan dokumen di tangannya, dia menatap Lenny Cheng dan bertanya dengan senyum, “Masalah apa yang membuatmu begitu senang?”
Lenny Cheng sambil bercermin sambil berkata dengan senyum, “Melihat orang yang dibenci kehilangan muka, suasana hatiku sungguh baik sekali!”
Fellis An bertanya penasaran, “Orang yang dibenci, siapa?”
Lenny Cheng tersenyum dan merahasiakannya, “Tidak kuberitahu!”
Mendengarnya, Fellis An juga tidak bertanya lebih lanjut, hanya berkata dengan datar, “Presdir Yu sudah pulang tadi, apakah kamu tahu?”
“Presdir Yu sudah pulang?” Gerakan Lenny Cheng tertegun, matanya berbinar.
Sejak Lenny Cheng masuk ke perusahaan Yu, dia terus menjadi sekretaris Darwin Yu, sejak awal dia sudah menyukai Darwin Yu, tetapi karena identitas mereka, selama ini dia tidak berani menyatakan isi hatinya.
Kali ini Darwin Yu pergi berdinas, meski dia rindu, tetapi juga tidak berani menunjukkannya dengan terlalu jelas, hanya mengirimkan pesan sapaan kepada Darwin Yu dengan alasan pekerjaan, sekarang Darwin Yu sudah pulang, dia tentu tidak sabar.
Fellis An berkata, “Iya, Presdir Yu sudah pulang dari tadi, tetapi sepertinya dia mempunyai urusan, dia terus berada di dalam ruangan kantor.”
Lenny Cheng bergairah tak tertahankan, “Kalau tidak, aku pergi tanyakan?”
Detik berikutnya, pintu kantor tiba-tiba terbuka, Lenny Cheng menoleh dan melihat Darwin Yu sedang berdiri di depan pintu, dia diam-diam terkejut, lalu dia berdiri dengan bersemangat, “Presdir Yu, Anda sudah pulang?”
Di wajah Darwin Yu tidak ada ekspresi, lalu dia melangkah tanpa ragu kepada Lenny Cheng, “Hhmm.”
Melihatnya, Lenny Cheng girang dalam hati, dia bertanya pelan, “Apakah perjalanan dinas kali ini berlangsung dengan mulus?”
“Mulus.” Darwin Yu menjawab dengan dingin, dia langsung berjalan ke depan meja kerja Lenny Cheng dan bertanya, “Bagaimana denganmu? Bagaimana pekerjaanmu dalam beberapa hari ini?”
Ini adalah pertama kalinya Darwin Yu bertanya seperti itu kepadanya, seketika Lenny Cheng terkejut girang, “Lu… lumayan baik.”
Darwin Yu berkata dengan tanpa ekspresi, “Baguslah jika seperti itu, perjalanan dinas kali ini, aku secara khusus meminta Alson Du membawakan hadiah untukmu.”
Lenny Cheng kaget sekaligus bergairah, “Hadiah?”
Sejak Lenny Cheng bekerja di bawah Darwin Yu, meski dia adalah sekretarisnya, tetapi interaksi di antara mereka semuanya terkait dengan pekerjaan, kali ini Darwin Yu tiba-tiba menanyakan kabarnya seolah-olah berubah menjadi orang yang berbeda, Lenny Cheng tentu terkejut girang.
Tepat ketika Lenny Cheng tergirang-girang, tiba-tiba Darwin Yu menepuk tangan.
Segera, Alson Du berjalan masuk dengan membawa sebuah kotak besar dan langsung meletakkannya di atas meja.
Lenny Cheng melihatnya, di atas kotak kardus itu tercetak dua buah mangga besar yang montok, di sampingnya ada beberapa tulisan, “Mangga Berkualitas.”
Melihat sekotak mangga itu, tiba-tiba Lenny Cheng merasa sedikit takut, dia menatap Darwin Yu dengan kaget, “Presdir Yu, Anda….”
Darwin Yu mengangkat dagu dan berkata, “Semua ini, adalah untukmu.”
Lenny Cheng tidak paham, “Ini….”
Darwin Yu meliriknya dengan dingin, dia tidak berbicara, melainkan menoleh menatap Alson Du.
Alson Du memahami maksudnya, dia melangkah maju dan menyodorkan ponsel ke depan mata Lenny Cheng.
Lenny Cheng melihatnya, itu adalah rekaman kamera pemantauan, tepat adalah adegan di mana dia menuangkan jus mangga ke dalam gelas Nikita Ruan!
Seketika, punggung Lenny Cheng terasa dingin, “Presdir Yu… aku hanya ingin mengingatkan dia, karena dia, di seluruh perusahaan beredar tentang desas-desus Anda, aku tidak bisa menelan emosi ini….”
Tidak menunggu Lenny Cheng selesai berbicara, Darwin Yu memotong perkataannya dengan dingin, “Habiskan semua ini.”
Lenny Cheng mengikuti tatapan Darwin Yu, melihat sekotak besar buah mangga di atas meja, badannya bergetar tak tertahankan, “Presdir Yu, aku tidak akan berani lagi ke depannya….”
Tanpa mengedipkan mata, Darwin Yu memberi perintah, “Dua pilihan, pergi dari sini, atau habiskan.”
Novel Terkait
Cinta Tapi Diam-Diam
RossieAnak Sultan Super
Tristan XuVillain's Giving Up
Axe AshciellyThis Isn't Love
YuyuWaiting For Love
SnowThe Revival of the King
ShintaEternal Love
Regina WangHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku