Hello! My 100 Days Wife - Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
Nikita Ruan tertegun, dalam hatinya ragu-ragu.
Dia belum selesai memikirkan apakah akan kembali bekerja ke Perusahaan Yu, tidak peduli bagaimanapun, itu adalah perusahaan Darwin Yu, jika dia kembali ke sana, pasti akan sering bertemu, dan akan canggung.
Kakak Lan bertanya lagi, “Dengar-dengar kamu terjatuh di rumah dan masuk rumah sakit, bagaimana kondisimu sekarang? Bisakah kembali bekerja?”
Nikita Ruan ragu-ragu, “Sudah hampir sembuh, tetapi….”
Tidak menunggu Nikita Ruan selesai berbicara, Kakak Lan berkata, “Nikita, jika kamu bisa kembali bekerja, kembalilah besok, akhir-akhir ini di perusahaan sangat sibuk sekali, orang departemen sama sekali tidak mencukupi, aku juga bisa bernapas lega jika kamu kembali, kebetulan sudah mendekati kuartal kedua dalam tahun ini, jika kamu dapat kembali, kita dapat mengajukan kenaikan gaji untuku.”
Kenaikan gaji?
Mata Nikita Ruan berbinar.
Perusahaan Yu memiliki dua kesempatan kenaikan gaji dalam setiap tahun, yaitu pertengahan tahun dan akhir tahun. Meski dia tidak memiliki prestasi yang terlalu besar dalam dua tahun terakhir ini, tetapi dia selalu gigih dalam pekerjaan, adalah demi memenuhi bank uang kecilnya sendiri. Dia sudah menunggu kesempatan ini selama enam bulan, bagaimana mungkin dia bisa melewatkannya?
Selain itu, jika pergi dari Perusahaan Yu, takutnya tidak akan mudah untuk mencari pekerjaan pada saat seperti ini. Gaji dan fasilitas yang diberikan oleh Perusahaan Yu sudah termasuk sangat bagus di dalam ranahnya, jika dia pergi di saat ini, bukankah sangat rugi sekali?
Nikita Ruan menggigit bibir, setelah melemparkan sedikit kekhawatiran ke belakang kepala, dia berkata, “Kakak Lan, aku dapat kembali bekerja besok.”
Mendengarnya berkata seperti itu, Supervisor Lan menghela napas lega, “Baik, kalau begitu kamu datang melapor besok saja.”
Setelah menutup telepon, Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam, lalu dia lanjut melangkah ke rumahnya.
Begitu tiba di rumah, Nyonya Liu menanyakan ini dan itu sambil menarik tangan Nikita Ruan, “Bagaimana? Pemuda itu masih lumayan bukan.”
“Lumayan baik.” Nikita Ruan asal menjawab, tetapi hati dan pikiran ada pada hal lain.
Nyonya Liu tidak tahan untuk bertanya lagi, “Apa maksudnya lumayan baik? Apa saja yang sudah kalian bicarakan? Ayo ceritakan….”
Hati Nikita Ruan menjadi kacau, dia berkata pelan, “Ibu, aku ingin berdiam diri sebentar, besok aku akan kembali bekerja….”
“Bekerja?”
Mendengar Nikita Ruan berkata akan kembali bekerja, Nyonya Liu menjadi cemas dan panik, “Apakah kamu yakin kamu akan kembali bekerja?”
Pada saatnya nanti jika bertemu dengan Darwin Yu, bukankah mereka akan sangat canggung?
Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam, dia berkata, “Ibu, aku sudah memikirkannya, tidak apa-apa, selain itu aku berada di departemen administrasi, jarang bertemu dengannya.”
Nyonya Liu mengangguk, dia tidak lagi mengatakan apa-apa.
Nikita Ruan juga tidak hentinya menghibur diri di dalam hati, namun tak terpikirkan olehnya, pada hari pertama dia kembali bekerja ke perusahaan, dia diutus Kakak Lan untuk membantu orang di kantor presdir.
“Bella, Nikita, sekarang ada sebuah proyek di departemen, semuanya sedang sibuk, hari ini kantor presdir juga harus menyambut tamu luar, oleh karena itu masalah penyambutan dan membantu pekerjaan tim sekretaris diserahkan pada kalian berdua.”
Hari pertama kembali bekerja, Nikita Ruan mendapatkan tugas seperti ini, kepalanya sakit tak tertahankan.
Jika dia pergi membantu tim sekretaris menyambut tamu luar, tidak dapat terelakkan bahwa dia akan bertemu dengan Darwin Yu.
Supervisor Lan mendongak dan melihat Nikita Ruan sedang melamun, dia bertanya, “Nikita, ada apa denganmu?”
Nikita Ruan menarik napas dan berkata, “Tidak… tidak apa-apa.”
Karena dia sudah menyetujui untuk kembali bekerja, tentu tidak boleh memilih-milih dan banyak beralasan lagi.
Melihatnya, mata Bella Meng terlintas akan hawa dingin, dia bertanya dengan senyum, “Asisten Ruan, apakah luka jatuhmu masih belum sembuh? Dengan kondisimu seperti ini, apakah benar-benar bisa menyambut tamu luar?”
Kalimat ini terdengar seperti kalimat perhatian, tetapi Nikita Ruan bukan orang bodoh, dia tentu mendengar sindiran dan cemooh yang tersirat dalam perkatannya.
Nikita Ruan meninggikan semangatnya, dia tersenyum pada Bella Meng, “Asisten Meng tenang saja, setelah beristirahat selama beberapa hari, sekarang aku sudah bersemangat penuh, kondisi aku juga sangat baik.”
Mendengarnya berkata seperti itu, senyum di wajah Bella Meng menjadi kaku, dia memalingkan tatapan dan tidak mengatakan apa-apa lagi.
Kakak Lan berdeham, “Sudah, kalian bersiap dulu, lalu pergilah membantu tim sekretaris.”
Setelah keluar dari kantor Supervisor, para rekan kerja yang melihat Nikita Ruan tidak tahan untuk terus meliriknya, karena dalam beberapa waktu ini mereka tidak melihat Nikita Ruan datang bekerja, mereka semua mengira Nikita Ruan sudah mengundurkan diri.
Amel melambaikan tangan kepada Nikita Ruan sambil tersenyum.
Nikita Ruan tersenyum, suasana hatinya menjadi jauh lebih baik secara tidak sadar. Kemudian, Nikita Ruan dan Bella Meng langsung pergi menuju ruang rapat besar yang digunakan untuk menyambut tamu penting dari perusahaan.
“Brosur-brosur ini disusun seperti ini, lalu ini, disusun berdasarkan denah petunjuk.”
Begitu sampai di ruang rapat, Bella Meng langsung menyerahkan tugas yang paling rendah kepada Nikita Ruan, sedangkan dirinya membaca informasi mengenai tamu luar kali ini.
Nikita Ruan tidak mengatakan apa-apa, dia mengambil barang dan mulai sibuk. Setelah menyusun meja rapat, Nikita Ruan berjalan ke arah proyektor dan podium.
Bella Meng sepertinya sedang melatih sesuatu, Nikita Ruan menghampirinya dan mendengar beberapa sapaan mendasar dalam bahasa Prancis, Nikita Ruan mengangkat alis dan melihat nama di papan nama, barulah dia menyadari bahwa tamu kali ini adalah perwakilan dari suatu perusahaan di Prancis.
Bella Meng tiba-tiba menoleh menatapnya, dan memerintah dengan dingin, “Kamu periksakan sound system, proyektor dan laptop, jika tidak ada masalah, pergi periksakan ruang pantry.”
Nikita Ruan menarik napas dan menatapnya dengan serius, “Bagaimana dengan kamu?”
Semua pekerjaan ini diserahkan padanya, lalu apa yang dilakukan Bella Meng?
Bella Meng mengernyit, dia tidak menyangka Nikita Ruan akan mempertanyakan dia dengan seperti itu. Bella Meng menggigit bibir dan tidak bisa mengatakan apa-apa, maka dia menutup buku informasi tamu luar di tangannya, lalu berjalan menuju proyektor.
Setelah ruang rapat hampir selesai ditata, barulah tim sekretaris datang.
Lenny Cheng dan Fellis An berjalan masuk dan memeriksa semuanya.
Begitu melihat Nikita Ruan, wajah Lenny Cheng menjadi suram. Dia melihat meja rapat lalu berjalan ke depan jendela dan menyekanya dengan jari.
Melihat debu tipis di jarinya, Lenny Cheng menatap Nikita Ruan dan berkata dengan dingin, “Apakah ini ruang rapat yang kalian tata?”
Meski perkataan itu ditujukan kepada Nikita Ruan dan Bella Meng, tetapi tatapannya jelas tertuju secara khusus kepada seseorang.
Nikita Ruan melirik jendela, dalam hatinya tahu bahwa kebersihan ruang rapat adalah tanggung jawab dari petugas kebersihan yang professional, Lenny Cheng berbuat sepert ini hanyalah meminjam kesempatan saja.
Karena ini adalah hari pertama dia kembali bekerja ke perusahaan, Nikita Ruan juga malas untuk berlama-lama dengan Lenny Cheng. Nikita Ruan tidak mengatakan apa-apa, dia langung pergi mengambil kain lap dari ruang pantry, lalu dia mengelap meja dan kursi, serta jendela di ruang rapat.
Melihat Nikita Ruan begitu turut tanpa banyak kata, Lenny Cheng merasa bangga.
Tak disangka tidak bertemu selama beberapa waktu, Nikita Ruan bahkan menjadi lebih taat.
Lenny Cheng mengangkat alis dengan sombong, dia menatap Fellis An, “Fellis An, waktunya sudah hampir tiba, ayo kita pergi menunggu di bawah.”
Fellis An mengangguk, dia melirik Nikita Ruan dan Bella Meng, lalu berpesan, “Tamu luar akan tiba sekitar lima belas menit lagi, kalian bisa pergi ke ruang berkas untuk mengambil proposal yang sudah disiapkan.”
Bella Meng mengiyakan dengan senyum, “Baik, Sekretaris An, masalah ini serahkan saja padaku.”
Setelah Fellis An dan Lenny Cheng pergi, Bella Meng menoleh menatap Nikita Ruan dan memerintah, “Kamu pergi ke ruang berkas ambilkan proposal saja.”
Mendengar Bella Meng sekali lagi memberi tugas padanya, Nikita Ruan mengernyit dan bertanya sekali lagi, “Bagaimana denganmu?”
Dia bukan orang bodoh, dia juga tidak akan membiarkan Bella Meng berulang kali memerintah dia seperti itu.
Novel Terkait
Unlimited Love
Ester GohSomeday Unexpected Love
AlexanderBaby, You are so cute
Callie WangDemanding Husband
MarshallThe Richest man
AfradenBack To You
CC LennyNikah Tanpa Cinta
Laura WangHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku