Hello! My 100 Days Wife - Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?

Lima menit telah berlalu.

Tiba-tiba Nikita Ruan merasa sekujur tubuhnya memanas, akhirnya, dia mulai membuka jaketnya yang melindunginya dari matahari.

Namun setelah membukanya, Nikita Ruan merasa semakin panas, mulutnya juga terasa kering.

Dan rasa panas seperti ini seperinya bukan berasal dari luar, lebih seperti kobaran api yang berasal dari dalam, membuatnya merasa sangat tersiksa.

“Aneh sekali, Lidia, apakah pendingin ruangan di sini rusak?”

“Benarkah? Aku tidak merasa begitu!” Lidia Wang mengangkat bahunya, tatapannya terlihat mengejek.

Nikita Ruan bergetar melihat tatapan ini, namun dia tidak berpikir lebih jauh, hanya mengira dirinya sedang tidak enak badan, dan tatapannya memburam.

Setelah duduk beberapa saat, Nikita Ruan merasa semakin tersiksa, karena sudah tidak bisa menahannya, akhirnya dia berucap pada Lidia Wang.

“Lidia, aku merasa sedikit tidak enak badan, sebaiknya aku pergi dulu.” ucap Nikita Ruan, lalu bangkit berdiri untuk pergi, namun belum dia berdiri sepenuhnya, kedua kakinya melemas, dan dia kembali jatuh ke atas bangku.

Saat ini, selain dia merasa panas, sekujur tubuhnya terasa tidak bertenaga.

“Kakak Nikita, kamu tidak mungkin demam kan.” saat ini, Lidia Wang tersenyum penuh kemenangan lebih dulu, kemudian pura-pura berucap dengan khawatir.

Diingatkan seperti ini, Nikita Ruan juga merasa dirinya seperti sedang demam.

“Begini saja, Kakak Nikita, aku akan membukakan kamar untukmu, kamu istirahatlah, urusan perusahaan aku akan membantumu untuk minta izin.”

Lidia Wang tidak memberikan kesempatan pada Nikita Ruan untuk berpikir, memaksa Nikita Ruan untuk berdiri, kemudian berjalan ke bagian penginapan.

Saat ini, sekujur tubuh Nikita Ruan yang tidak bertenaga, hanya bisa membiarkan Lidia Wang menariknya, namun kesadarannya masih sedikit jelas, “Lidia, tidak perlu, aku akan membaik setelah minum obat, tidak perlu menginap di sini.”

Lidia Wang berpura-pura tidak mendengar ucapan Nikita Ruan, terus menarik Nikita Ruan memasuki lift, kemudian menekan angka 18.

Reaksi obat itu semakin kuat, Nikita Ruan hanya merasa semua yang dia lihat menjadi buram.

Namun dia bersikeras berucap, “Lidia, tidak perlu, aku, akan membaik, setelah makan obat......”

Saat ini, handphone yang ada di tubuh Lidia Wang berdering.

Lidia Wang melirik sejenak Nikita Ruan yang bersandar pada tubuhnya, mengangkat teleponnya tanpa ragu.

Tanpa menunggu orang di seberang sana bertanya padanya, dia langsung berucap, “Sudah beres, bagaimana denganmu?”

“Direktur Yang, seharusnya sudah ada di perjalanan, nanti kamu lempar saja dia ke dalam kamar.”

“Baik.”

Setelah berucap, pintu lift telah terbuka.

Walaupun kesadaran Nikita Ruan sudah menipis, namun mendengar pembicaraan telepon ini, dia merasakan niat buruk Lidia Wang.

Dia menarik pintu lift, berusaha tidak ingin mengikuti Lidia Wang.

“Cih, Nikita, sekarang kamu baru bereaksi, bukankah sudah terlambat.” saat ini, Lidia Wang telah menunjukkan wujud aslinya.

Lidia Wang tersenyum dengan dingin, membuat Nikita Ruan merasa dingin, dia menggigit bibirnya, bertanya dengan lemah, “Aku selalu menganggapmu seperti adikku, kenapa kamu......?” kenapa mencelakaiku?

Belum selesai pertanyaan Nikita Ruan, tatapannya menggelap, dan dia langsung pingsan, jatuh di atas lantai.

Melihat Nikita Ruan yang pingsan, Lidia Wang tersenyum dingin, menendang sejenak perut Nikita Ruan, memastikan Nikita Ruan tidak akan sadar lagi, baru dia bergerak, menyeret Nikita Ruang masuk ke dalam kamar 1807.

Sebuah kamar yang sudah mereka pasang kamera CCTV lebih dahulu.

Kemudian, Nikita Ruan dihempaskan oleh Lidia Wang ke atas ranjang.

“Kenapa? Siapa yang menyuruhmu membuat kakak sepupuku marah!” Lidia Wang berkacak pinggang, berucap pada Nikita Ruan yang kehilangan kesadaran.

Kemudian, dia mengeluarkan handphone Nikita Ruan, dan kebetulan, handphone Nikita Ruan berdering.

Tertulis ‘Asisten Du’ sebagai penelepon.

Telepon yang datang tiba-tiba, membuat Lidia Wang terkejut, dengan panik dia langsung membuang handphone itu ke dalam closet, setelah handphone itu berdering beberapa detik, dan masuk ke dalam air layarnya langsung berubah menjadi hitam.

Kemudian, Lidia Wang kembali lagi, melepaskan cincin Nikita Ruan, melihatnya sejenak, kemudian dengan senang memakaikannya ke jarinya sendiri.

“Setelah hari ini, bagimu cincin ini juga tidak akan berguna lagi, lebih baik berikan saja padaku!”

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu