Hello! My 100 Days Wife - Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
Nikita Ruan dan Nanda Song serentak menoleh ke sumber suara, Lenny Cheng sedang berdiri di serong belakang mereka dengan kedua tangan yang terlipat di dada dan ekspresi mencibir.
Ketika melihat Nanda Song yang berada di sebelah Nikita Ruan, wajah Lenny Cheng memberat, dia berkata dengan nada aneh, “Kenapa? Hari ini masih membawa seorang teman kecil? Untuk apa!”
Nikita Ruan tahu Lenny Cheng menyindirnya adalah untuk melihatnya dipermalukan, dia tidak mengatakan apa-apa, hanya melirik Lenny Cheng sekilas, lalu menoleh kepada Nanda Song dan bertanya dengan pelan, “Nanda, nanti kamu makan apa? Aku bawa kamu pergi makan.”
Melihat Nikita Ruan tidak hanya tidak merespon, serta sama sekali mengabaikan keberadaannya, seketika api amarah dalam hati Lenny Cheng memuncak, dia meninggikan suaranya, “Nikita Ruan, kamu berpura-pura apa? Sekarang di dalam perusahaan ini siapa yang tidak tahu bahwa kamu memiliki hubungan dengan Wakil Direktur Xu! Kenapa kamu masih mempunyai muka untuk datang?”
Perkataan Lenny Cheng mengundang perhatian dari para rekan kerja lain yang sedang menunggu lift, mereka semua menatap Nikita Ruan.
Nikita Ruan mengernyit, ketika dia hendak berbicara, Nanda Song tiba-tiba melangkah maju dan mendesak Lenny Cheng, “Eh, Tante, kenapa aura bengis kamu begitu berat? Memiliki hubungan apaan? Apa hubungannya denganmu apakah Nikita Ruan datang ke perusahaan atau tidak, apakah kamu adalah bos dari perusahaan? Banyak ikut campur, tidak heran wajahmu begitu kuning!”
“Kamu… kamu memanggilku apa!”
Ekspresi Lenny Cheng langsung menjadi suram, dia menunjuk Nanda Song dengan gusar.
Nanda Song sama sekali tidak peduli, dia mengibaskan tangan Lenny Cheng dengan santai, setelah melirik kartu nama di dada Lenny Cheng, bibirnya melengkung, “Lenny Cheng bukan, aku sudah ingat, aku berikan satu saran, jangan begitu bernada aneh di dalam perusahaan, mudah ditabok orang! Jika kamu berani menindas Nikita kami, kamu tunggu saja.”
Nanda Song memang lebih tinggi setengah kepala dari Lenny Cheng, serta auranya jauh lebih kuat, mendengar perkataan Nanda Song yang seperti itu, Lenny Cheng tidak bisa berkata apa-apa.
Nikita Ruan juga tidak menyangka Nanda Song akan mengatai Lenny Cheng seperti itu, melihat adegan itu, dalam hatinya memiliki rasa puas yang tak terucapkan. Melihat lift sudah sampai, Nikita Ruan menarik tangan Nanda Song, “Nanda, sudahlah, lift sudah sampai.”
“Baik, ayo kita pergi!”
Nanda Song berbalik badan, seolah-olah orang yang berkata menusuk tadi bukanlah dia, dia menarik Nikita Ruan ke dalam lift.
Wajah Lenny Cheng berubah-ubah warna saking gusarnya, dia melangkah ke dalam lift dengan marah, tetapi lift mengeluarkan suara ‘tit-tit’, melewati batas berat.
Nanda Song mengangkat alis dan melirik Lenny Cheng, “Eh, keberatan, tolong si anu sadar diri untuk keluar sendiri!”
Seketika, semua orang di dalam lift menatap Lenny Cheng.
Dia memang adalah orang terakhir yang masuk, tetapi dalam hati Lenny Cheng tidak bisa menelan emosi ini, dia sebaliknya berdiri kokoh dan tidak ingin bergerak.
Lenny Cheng menggertak gigi dan bersikeras mendesak ke dalam, “Aku adalah karyawan dari perusahaan ini, atas dasar apa aku harus keluar? Seharusnya kamu yang keluar.”
Nanda Song tidak tahan untuk membalikkan bola mata, dia menoleh menatap orang lain di dalam lift dan tersenyum pada mereka “Kalian semua seharusnya sudah melihat siapa orang terakhir yang masuk tadi bukan?”
Melihat senyuman Nanda Song, para rekan kerja pria di dalam lift seketika termangu.
Nanda Song memang bertampang menakjubkan, sifatnya juga sangat terus terang, bagaikan bunga mawar yang berduri. Nikita Ruan yang di sampingnya meski tidak banyak berkata, tetapi aura kalemnya juga membuat orang tidak dapat memalingkan mata. Dua wanita cantik itu berdiri di dalam lift ini, dalam hati mereka tentu sudah memiliki pilihan.
Ditambah lagi memang Lenny Cheng yang memaksa, semakin tidak ada orang yang bersedia berkata membelanya.
“Sudah lihat….”
“Benar, tahu diri dan keluar saja, jangan menunda waktu kita semua.”
“….”
Satu kalimat demi satu kalimat di dalam lift sama dengan menyingkap muka Lenny Cheng di depan umum. Wajah Lenny Cheng menjadi merah karena kesal dan gusar, dia melangkah keluar dari lift dengan marah, seolah-olah ingin menimbulkan lubang di permukaan lantai.
Begitu Lenny Cheng keluar dan pintu lift tertutup, Nanda Song menoleh dan berkedip bangga kepada Nikita Ruan.
Nikita Ruan tersenyum, dalam hatinya terasa puas tak terucapkan, sebelumnya dia jelas tahu Lenny Cheng terkadang sengaja menyulitkan dia, tetapi karena adalah sesama rekan kerja, dia tidak pernah ribut dengannya.
Tetapi dengan keonaran Nanda Song tadi, seketika dia pun paham, terkadang muka dan koneksi tidaklah penting, yang lebih penting adalah hidup sesuai kehendak hati.
Hati Nikita Ruan yang awalnya mengapung tidak tetap tiba-tiba menjadi stabil, dia meraba surat pengunduran diri di dalam sakunya, hatinya menjadi jauh lebih tenang.
Kelihatannya, sudah saatnya dia dan Darwin Yu melakukan pengakhiran.
Setelah keluar dari lift, Nikita Ruan dan Nanda Song pergi ke kantor presdir, sebelum mereka mendekati ruangan kantor, mereka sudah diberhentikan.
Melihat Nikita Ruan, Fellis An bersikap dingin, “Asisten Ruan, apakah kamu memiliki masalah?” Sekarang Presdir Yu sedang sibuk.”
Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam, dia berkata satu per satu, “Ada masalah penting.”
“Beritahu aku terlebih dahulu saja, aku akan sampaikan kepada Presdir Yu….”
Nikita Ruan tidak bersedia mengalah, sikapnya sangat tegas, “Tidak perlu, hanya menyita waktu Presdir Yu sebanyak lima menit saja.”
Melihat sikap Nikita Ruan yang begitu keras, ekspresi Fellis An berubah, pada akhirnya dia mengalah, “Aku laporkan dulu.”
Fellis An berbalik badan dan berjalan menuju ruangan kantor.
Nanda Song menepuk bahu Nikita Ruan dan memujinya, “Nikita, memang harus keras seperti itu!”
Nikita Ruan tersenyum, dia berdiam diri tidak bersuara, meski dia masih terlihat tenang, tetapi dalam hatinya sedikit panik.
Segera, Fellis An berjalan keluar dari ruangan kantor, dia menatap Nikita Ruan dan berkata, “Masuklah.”
Nikita Ruan mengangguk padanya, lalu menarik Nanda Song berjalan ke dalam ruangan kantor.
Di dalam ruangan kantor, Darwin Yu sedang duduk di depan meja kerja, sedangkan Alson Du berdiri di sisinya. Melihat Nikita Ruan dan Nanda Song yang masuk dengan aura ganas, mereka tertegun.
Wajah Darwin Yu tampak tenang, dia meletakkan dokumen di tangannya, tatapannya yang datar melirik lengan Nikita Ruan yang terbalut, lalu dia berkata dengan suara dingin, “Ada masalah apa?”
Nanda Song terkejut di dalam hati begitu melirik Darwin Yu, dalam ingatannya, orang yang bersalah pada Nikita dia seharusnya adalah seorang pria sampah, tetapi tampang Darwin Yu sama sekali tidak seperti pria sampah, sebaliknya sedikit tampan, hanya saja ekspresinya sedikit dingin….
Nanda Song menoleh ke samping kepada Alson Du, dia menarik kembali pikirannya dan berdeham, “Orang yang tidak berkepentingan silahkan keluar, hari ini aku datang untuk menuntut Darwin Yu!”
Alson Du tertegun ketika merasakan tatapan Nanda Song yang tertuju padanya, lalu dia mendongak menatap ekspresi Darwin Yu.
Darwin Yu jelas tidak menyangka Nikita Ruan akan membawa bala bantuan, dia mengerutkan alis dan menatap lurus pada Nikita Ruan, dia menggerakkan bibirnya yang tipis, “Ada hal yang ingin kamu bicarakan denganku?”
Bertemu dengan mata pria itu yang dalam tak berdasar, Nikita Ruan meremas ujung bajunya secara tidak sadar, dia menarik napas dan berkata, “Iya.”
Nanda Song menarik Nikita Ruan dan berkata pelan, “Nikita, aku berkata terlebih dahulu.”
Sambil berkata, Nanda Song menolehkan kepala dan menatap Darwin Yu selama sesaat, lalu dia mencibir, “Darwin Yu bukan? Kamu sebaliknya tidak begitu mirip dengan aku yang bayangkan, tetapi aku juga paham, mentang-mentang memiliki tampang yang bagus dan menipu gadis baik, menipu gadis perawan untuk menikah denganmu, jika semua tindakanmu ini diberitahukan kepada para karyawanmu, tidak tahu akan menimbulkan kegaduhan yang seberapa besar.”
“Kenapa, sudah menipu pernikahan, juga sudah menyentuh orangnya, dan pada akhirnya sudah bercerai pun tidak ingin melepaskan tangan bukan? Apakah kamu tidak pernah berpikir untuk bertanggung jawab kepada Nikita kami? Darwin Yu, apakah kamu masih adalah pria!”
Nanda Song mengutarakan setumpuk perkataan yang tidak enak didengar, benar saja, wajah Darwin Yu menjadi hitam.
Nikita Ruan yang berdiri di samping juga terkejut, awalnya dia mengira Nanda Song datang untuk menegakkan keadilan dan menopang keberaniannya, tak disangka perkataan Nanda Song begitu mencengangkan, langsung memaki Darwin Yu dengan begitu ganas.
Merasakan udara di dalam ruangan yang menjadi tipis, Nikita Ruan menggigit bibir, dia menarik Nanda Song, “Nanda, jangan katakan lagi….”
Jika Nanda Song melanjutkan, takutnya Darwin Yu akan semakin tidak menyetujui pengunduran dirinya!
Novel Terkait
Marriage Journey
Hyon SongAdieu
Shi QiSee You Next Time
Cherry BlossomLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaI'm Rich Man
HartantoHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku