Hello! My 100 Days Wife - Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
Melihat wajah Nikita Ruan yang berubah merah dalam sekejap, Darwin Yu tiba-tiba merasa menarik, dia semakin ingin mengusiknya.
Darwin Yu mengangkat alis dan bertanya, “Benarkah tidak perlu?”
Nikita Ruan panik sekali, dia berkata dengan yakin, “Tidak perlu, benar-benar tidak perlu!”
Melihat tampang Nikita Ruan yang takut sekali diambil keuntungan olehnya, sudut bibir Darwin Yu sedikit terangkat, dia perlahan-lahan mengelap obat salep di jarinya, lalu dia hendak berdiri dan pergi.
“Tunggu sebentar!”
Tiba-tiba Nikita Ruan teringat akan sesuatu dan bergegas berseru.
Terkait masalah Lenny Cheng, dia masih belum sempat menanyakan Darwin Yu.
Darwin Yu berbalik badan dan menatap Nikita Ruan dengan matanya yang hitam, “Hhmm?”
Nikita Ruan berkata dengan hati-hati, “Aku mendengar Lenny Cheng dihukum dan masuk rumah sakit, apakah kamu yang melakukannya?”
Ekspresi Darwin Yu langsung menjadi serius, bibir tipisnya berkata, “Benar, aku.”
“Masalah alergiku… benarkah dia yang melakukannya?”
“Tidak hanya masalah alergi, foto kita yang dipotret secara diam-diam juga adalah perbuatannya.”
Setelah mengetahui kebenarannya, Nikita Ruan merasa kaget sekaligus tidak paham, Nikita Ruan bergumam, “Tetapi aku… tidak pernah bermasalah dengannya.”
Dia dan Lenny Cheng hanya sekedar bertatap muka beberapa kali saja, meski dia tahu Lenny Cheng tidak memiliki kesan baik terhadapnya, tetapi juga tidak sampai mencelakai orang.
Melihat ekspresi Nikita Ruan, Darwin Yu tertegun, dia melangkah maju dan menatapnya sambil berkata, “Di dunia ini tidak ada hal yang sederhana, kamu harus ingat selamanya apa lanjutan dari kata ‘tidak boleh memiliki hati untuk mencelakai orang lain’.” Tidak boleh tidak memiliki hati untuk mewaspadai orang lain.
Nikita Ruan menggigit bibir, suasana hatinya menjadi kompleks.
Melihat Nikita Ruan terdiam lama, Darwin Yu berkata pelan, “Sudah, istirahatlah.”
Tiba-tiba, Nikita Ruan menarik tangan Darwin Yu.
Merasakan kehangatan di tangannya, Darwin Yu tertegun, dalam ingatannya, sepertinya ini adalah pertama kalinya Nikita Ruan berinisiatif menarik tangannya.
Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam, dia berkata dengan sungguh-sungguh, “Terima kasih, terima kasih kamu melindungi aku.”
Dia tidak pernah menerima perlindungan dari orang lain, sebelumnya adalah Nyonya Liu dan Profesor Ruan yang menjadi pelindungnya, namun sekarang, bertambah lagi seorang yang dapat melindunginya.
Darwin Yu menurunkan mata, begitu melihat sepasang mata Nikita Ruan yang jernih, entah mengapa napasnya tiba-tiba menjadi sedikit tertekan
Sepertinya Nikita Ruan sudah sepenuhnya mempercayai dia, tetapi dia tidak sepenuhnya murni terhadap Nikita Ruan, hanya dia sendiri yang tahu, dia melakukan semua ini adalah karena tujuan lain, tujuan yang mengerikan.
Seketika itu, dalam hati Darwin Yu bahkan muncul rasa bersalah.
Menatap sepasang mata itu, hati Darwin Yu tidak tega, dia memalingkan mata dan menarik tangannya dari tangan Nikita Ruan, lalu meninggalkan perkataan yang dingin, “Istirahatlah.”
Belum selesai diucapkan, Darwin Yu sudah melangkah keluar dengan cepat.
Nikita Ruan sama sekali tidak merasakan perubahan emosi pria itu, dia tersenyum dengan girang, dalam hatinya memiliki kepuasan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Kehidupan yang sekarang, meski berliku-liku, tetapi juga semakin hari semakin hangat.
Nikita Ruan tidur dengan pulas, ketika dia bangun keesokan harinya, bintik merah di badannya sudah mereda setengah. Nikita Ruan merenggangkan pinggang, melihat bayangan dirinya di dalam cermin, suasananya menjadi baik.
Setibanya di perusahaan, departemen mengadakan rapat mendadak, setelah Kakak Lan mengatakan masalah penting dalam waktu dekat ini, tiba-tiba dia menatap Nikita Ruan, “Nikita Ruan, kamu laporkan progres dari tugasmu.”
Nikita Ruan menyahut dengan senyum, “Baik.”
Nikita Ruan melaporkan keadaan terbaru dari pesanan kotak hadiah, lalu melaporkan isi dan detailnya secara terperinci. Kakak Lan mengangguk dan berkata pelan, “Beri aku dokumen rincinya.”
Nikita Ruan segera memberikan dokumen.
Kakak Lan membacanya dari awal hingga akhir, lalu dia tersenyum dengan puas, “Hhmm, berdasarkan kontrak, kotak hadiah akan dikirimkan ke dalam gudang perusahaan sebelum hari perayaan.”
“Iya, aku sudah membahas dengan asisten dari pihak Perusahaan Tianle, pada saatnya nanti mereka akan membantu mengantarkan produk ke dalam gudang, kita dapat menghemat biaya pengiriman.”
“Bagus.” Sambil berkata, Kakak Lan memandang semua orang, lalu berpesan, “Kalian semua seharusnya mempelajari sikap Nikita Ruan dalam bekerja, apakah setiap harinya bergosip di belakang dapat menyelesaikan pekerjaan?”
Mendengar perkataan ini, para rekan kerja memiliki ekspresi yang beragam, orang-orang yang gemar bergosip dalam beberapa yang lalu juga berwajah suram dan tidak bisa berkata apa-apa.
Sekarang, masalah Lenny Cheng dihukum oleh Darwin Yu untuk memakan setengah kotak mangga sudah tersebar ke seluruh perusahaan, semua orang tidak berani sembarangan bergosip lagi, terutama gosip terkait Nikita Ruan. Setelah kejadian ini, orang yang mempunyai mata pun tahu bahwa identitas Nikita Ruan tidaklah biasa.
Setelah rapat berakhir, Nikita Ruan berjalan keluar dari ruang rapat, ada beberapa rekan kerja yang mengelilinginya untuk menjilat dan menyanjung, “Asisten Ruan, kamu benar-benar hebat sekali, satu orang saja sudah bisa menyelesaikan masalah kotak hadiah untuk hari perayaan!”
“Iya! Sekarang Kakak Lan paling memandang berat padamu! Ke depannya kamu haruslah banyak membantu kami!”
“….”
Tiba-tiba menjadi pusat sasaran dari orang-orang, Nikita Ruan tidak terbiasa, dia menggeleng kepala dengan senyum canggung, “Aku hanya beruntung saja, ke depannya masih harus banyak belajar dari kalian semua….”
Di belakang mereka, mata Bella Meng memancarkan hawa dingin, dia mencibir terhadap perlakuan orang-orang yang menyanjung Nikita Ruan.
Tidak lama yang lalu, satu per satu dari mereka masih berkeliling di sisinya, sekarang melihat situasi tidak mendukung, mereka langsung berubah, sungguh mengikuti arah angin berhembus.
Bella Meng menatap Nikita Ruan, kebenciannya semakin bertambah, sebelumnya dia hanya merasa tidak puas terhadap Nikita Ruan, tetapi setelah kejadian ini, dia benar-benar merasakan ancaman Nikita Ruan terhadapnya.
Jika tidak menumpulkan ketajaman Nikita Ruan, takutnya kedudukan dirinya di departemen administrasi tidak akan kokoh, jika Kakak Lan naik jabatan, maka Nikita Ruan merupakan lawan terbesar di jalan kenaikan jabatannya.
Semakin dipikirkan, semakin Bella Meng merasa tidak tenang, dia mengeratkan kepalan, hatinya gundah.
Tidak boleh, dia tidak boleh duduk menunggu begitu saja, dia harus melakukan sesuatu!
Nikita Ruan dikelilingi oleh rekan kerja di departemen selama seharian penuh, dia pergi mengambil air, mereka mengikutinya, dia pergi makan, mereka juga mengikutinya, bagaikan permen karet yang tidak bisa dilepaskan, dia pun tidak berani keluar dari kantor lagi.
Akhirnya tiba pada jam pulang kerja, Nikita Ruan ingin mengirimkan pesan kepada Darwin Yu, menanyakan dia maukah pulang bersama-sama, namun sebelum dikirim, Nyonya Liu menelepon.
“Halo? Ibu?”
“Nikita, apakah sudah pulang kerja? Ayo pulang dan makan di rumah.”
“Sudah, kenapa tiba-tiba memanggilku pulang ke rumah….”
Nyonya Liu bossy seperti biasanya, “Jangan banyak bertanya, suruh kamu pulang maka pulang saja, ada masalah penting yang ingin aku dan ayahmu bicarakan denganmu.”
Nikita Ruan merasa tak berdaya dan lucu, teringat dia memang sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah untuk menegok mereka, dia mengiyakan, “Baik, aku pulang.”
Setelah menutup telepon, Nikita Ruan mengirimkan pesan kepada Darwin Yu, lalu langsung memanggil taksi pergi ke komplek perumahan.
Perjalanan dari perusahaan ke rumah tepat adalah jam macet, ketika dia pulang ke rumah, waktu sudah malam.
Begitu masuk rumah, Nikita Ruan melihat di atas meja penuh dengan makanan kesukaannya, seketika hatinya berbunga-bunga, dia menjulurkan tangan ingin mencicipi sepotong sayap ayam terlebih dahulu.
“Plak!”
Nyonya Liu memukulnya dengan sumpit, “Apa-apaan kamu ini! Sudah menikah pun masih begitu tidak tahu aturan, cuci tangan.”
“Oh.”
Nikita Ruan menyahut dengan lesu karena dimarahi, dia berbalik badan dan pergi ke dapur untuk mencuci tangan.
Setelah Nikita Ruan selesai cuci tangan, Profesor Ruan juga meletakkan korannya dan duduk di meja makan, sedangkan Nyonya Liu duduk di seberangnya, wajah mereka lebih serius daripada biasanya.
Hati Nikita Ruan berdegup dengan kencang, jangan-jangan dia telah melakukan kesalahan?
Nikita Ruan bertanya dengan tidak tenang, “Ayah, Ibu, kalian….”
Novel Terkait
The True Identity of My Hubby
Sweety GirlDon't say goodbye
Dessy PutriThe Sixth Sense
AlexanderMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeHei Gadis jangan Lari
SandrakoHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku