Hello! My 100 Days Wife - Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
Tatapan Darwin terlihat berbeda, setelah berhenti sejenak, sebelum dia berkata, ada sebuah panggilan masuk.
Setelah melirik nicknamenya, Darwin berhenti sejenak dan tidak menutupinya dari Nikita, dia menjawabnya.
"Peter ada apa?"
Suara Peter berat, dia berkata dengan panik, "Kondisi Nona Ye tidaklah baik, Anda sebaiknya datang ke rumah sakit dulu.
Mendengar kata Nona Ye, Nikita langsung sadar dan badannya terasa kaku.
Karena perkataan Peter, suasana didalam mobil terasa lebih serius, ekspresi Darwin langsung berubah, dia langsung menginjak gas.
Badan Nikita ketarik, sebelum dia bereaksi, Darwin sudah mengubah arahnya.
"Aku segera pergi."
Seusai berkata seperti begitu, dia menghentikan mobil dipinggir jalan, dan menatapi NIkita lagi, tatapannya terlihat panik, "Kamu pulang dulu sendiri."
Nikita kaget dia mendorong pintu dan turun, kakinya baru menyentuh lantai, Darwin sudah menjalankan mobilnya.
Mobil melaju cepat dan pergi, Nikita berdiri disamping jalan dan menatapi mobil yang semakin menjauh, dihatinya terasa masam.
Sekali mengungkit Cella, Darwin yang biasanya begitu tenang juga akan panik, mungkin ini adalah cinta.
Dia melirik sekeliling, bahkan mobil dipinggir jalan juga tidaklah banyak, Darwin meletakkan dirinya disini dijalanan yang gelap hanya karena seorang wanita lain.
Seketika hati Nikita bagaikan diremas oleh orang lain dengan kejam, dia merasa pengap.
Dia menggigit bibirnya sendiri, rasa sakitnya membuatnya sedikit lebih sadar.
Disaat ini, jika mencari taksi untuk pulang sepertinya tidaklah memungkinkan juga, namun dia sama sekali tidak ada orang yang bisa dimintai tolong.....
Hatinya terasa sedih, seterusnya sebuah wajah muncul dibenaknya.
Setelah ragu-ragu sejenak, NIkita mengambil telepon dan menelepon Nathan.
Meskipun tidak lama mengenalnya, namun sekarang dirinya hanya bisa meminta bantuan darinya saja.
"Halo? Nikita."
Nikita mengepalkan tangannya yang memegang hp, "Nathan, apakah kamu bisa datang menjemputku......."
Disisi lain telepon langsung menjawab tanpa ragu, "Kamu ada dimana? Aku segera pergi."
20 menit kemudian, Nathan tiba dengan menyetir mobilnya, ketika melihat NIkita yang duduk menyusut disamping sana, hatinya terasa tersentuh.
Dia mendorong pintu dan turun dari mobil, dia langsung melangkah cepat dan membuka jasnya dan dipasangkan di Nikita.
Nikita mengangkat kepalanya dan ketika melihat Nathan, matanya langsung penuh dengan air mata, itu sungguh membuat orang merasa kasihan.
Nathan sedikit merasa sayang, dia berkata, "Maaf, aku datangnya terlambat."
"Tidak." Nikita berdiri, suasana hatinya kacau.
Dia dan Darwin setidaknya adalah suami istri, namun Darwin malah meninggalkannya di tempat terpencil seperti begini, dan yang memberikannya kehangatan adalah Nathan yang baru bertemu beberapa kali saja.
Nathan ragu sejenak dan bertanya, "Kamu mau kemana, aku antar kamu saja."
"Aku......."
Dia tidak ingin pulang, sekali pulang, dia masih harus dengar ocehan dari Nyonya Liu terus.
"Apakah kamu bisa antar aku ke Dream Hotel yang berada ditengah kota..."
Nathan sekali mendengarnya, dia langsung mengerutkan keningnya, "Hotel?"
Nikita mengertakan giginya dan berkata, "Aku tidak ingin pulang hari ini, jadi hanya bisa kesana semalam, besok langsung pergi kerja."
Mendengar ini, Nathan juga tidak banyak bertanya, dia langsung menyetir dan mengantarkannya kedepan pintu Dream Hotel, Nikita menyampaikan terima kasih kepadanya dan baru saja berjalan beberapa langkah, dia menyadari masih mengenakan jas dari Nathan.
Disaat dia mau balik badan, tiba-tiba bahunya terasa berat, disamping telinganya terdengar suara lelaki, "Jangan bergerak, aku antar kamu masuk."
Melihat tangan yang ditaruh dibahunya, dan melihat Nathan yang serius, Nikita terharu, dia menelan perkataan menolak dan menjawab, "Baik."
Memang saja, rasanya diperhatikan oleh orang lain sangatlah baik.
Mereka berdua berbarengan masuk kehotel, dan sama sekali tidak sadar bahwa dibelakang tiang ada seseorang yang bersembunyi disana, orang itu mengenakan masker dan topi, dari atas sampai bawah tertutup rapat, dan dia tengah memegang hp dan kameranya mengarah kearah Nikita dan Nathan, dia lalu terus memfotonya.....
Setelah selesai mengurusi admin, Nathan mengantar Nikita sampai didepan lift hotel dan pergi, Nikita kembali kekamar dan merasa badannya sangatlah capek, dia memasukkan tangannya dan memegang kantong pakaiannya, tiba-tiba dia meraba sebuah barang yang licin.
Dia bergegas mengeluarkannya, itu adalah sebuah kantong berwarna merah yang familiar baginya, sekali dibuka, sebuah gelang tangan silver terlihat.
Ini adalah hadiah yang ingin diberikan oleh Nyonya tua ketika pertama kali kembali ke kediaman tua, waktu itu dia tidak menerimanya, namun mengapa sekarang ada dikantong pakaiannya?
jangan-jangan.......
Dibenaknya langsung teringat dengan adegan Nyonya Tua memeluknya, jangan-jangan pada waktu itu dia memasukkannya dikantong pakaian.
Dia masih ingat bahwa Nyonya Tua pernah bilang bahwa gelang tangan ini adalah barang peninggalan ibu Darwin, ini melambangkan persetujuan dari Keluarga Yu.
Seketika sebuah rasa sedih bercampur terharu muncul dibenaknya.
Nenek begitu baik kepadanya, hingga dia tidak tega memberitahukan fakta kepadanya, tidak tega melukainya sama sekali.
Kali ini, demi pertimbangan kesehatan Nyonya Tua, dia akan menemani Darwin untuk terus berakting, dan gelang silver ini sebaiknya cari waktu dan kembalikan kepada Darwin saja....
Nikita mondar mandir, dia tidak bisa tidur semalaman, keesokan harinya dengan mata panda, dia langsung pergi bekerja.
Setelah nyaris menyelesaikan semua pekerjaannya, Nikita langsung pergi ke kantor Wakil Direktur, dia pergi menunggu perintah dari Kevin.
KEtika baru saja tiba di kantor Wakil Direktur, Kevin mengangkat kepalanya dan meliriknya, setelah itu langsung melemparkan setumpuk dokumen kepadanya, "Rapikan dokumen-dokumen ini agar aku gampang untuk meliahtnya."
Tatapan Nkita sedikit menunduk dia bergegas mengiyakan, "Baik."
Ketika dia mengambil dokumen dan akan pergi, dia dipanggil, "Tunggu sebentar."
Nikita tercengang, dia berbalik menatapi Kevin, "Ada masalah apa lagi, Wakil Direktur Xu?"
Kevin menaikkan sebuah alisnya, "Kamu mau kemana?"
"Aku kembali.....kerja."
Kevin mengerakkan dagunya dan mengisyaratkan, "Ditempatku saja."
Nikita melirik kearah itu dan melihat sofa yang berada disamping itu, dia sedikit ragu.
Jika dia bekerja disini, yang lalu-lalang adalah rekan kerja dikantor, bagaimana orang lain melihatnya nanti?
Nikita memberanikan diri dan berkata, "Wakil Direktur Xu, sepertinya ini kurang baik....."
Ekspresi Kevin terlihat marah, dia berkata, "Apaan yang tidak baik? Untuk meningkatkan kinerja kerja, cepat."
Melihat sikapnya yang tegas, Nikita juga tidak punya cara lain, dia lalu mengambil dokumen dan duduk disofa.
Sejenak kemudian, ada beberapa rekan kerjanya yang datang melaporkan kerjaan, sekali membuka pintu dan melihatnya duduk disofa, ekspresi mereka langsung terasa aneh.
Setelah bersabar dari pagi, setelah jam istirahat siang, Nikita akhirnya bisa keluar dari kantor Wakil Direktur, dia pergi makan bersama Amel.
Disepanjang jalan, Amel melihat ekspresinya tidaklah baik dan bertanya, "Kamu pergi bekerja setengah hari ditempat Wakil Direktur Xu mengapa langsung menjadi begini?"
Nikita menghempaskan nafasnya, dia menceritakan kejadian tadi pagi kepada Amel.
Amel mendengarkannya, dia melototkan kedua matanya, dan terdengar dia mendekat dan berbisik, "Menurutku, jangan-jangan Wakil Direktur Xu tertarik denganmu?"
Nikita sekali mendengarnya, dia langsung terpikiran dengan tatapannya itu, dia merinding, "Kamu jangan sembarangan bicara!"
Amel mengelengkan kepalanya, dia berkata dengan serius, "Serius, apakah kamu tidak tahu Wakil Direktur Xu itu adalah hidung belang mesum!"
Novel Terkait
Sederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaThat Night
Star AngelMenantu Hebat
Alwi GoCinta Yang Dalam
Kim YongyiTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelMy Secret Love
Fang FangJalan Kembali Hidupku
Devan HardiHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku