Hello! My 100 Days Wife - Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
Bibi Rong yang mengerti maksudnya, menyembunyikan senyumannya lalu menganggukkan kepala, kemudian keluar dari kamar diam-diam.
Darwin Yu mengulurkan tangannya, menepuk wajah Nikita Ruan dengan pelan, “Bangunlah, minum sup penghilang mabuk.”
Nikita Ruan telah sangat mabuk, mengerutkan alisnya dan langsung menolehkan kepalanya, tidak menggubrisnya sama sekali.
Melihatnya yang seperti ini, ingin menyuruhnya untuk bangun minum sendiri sepertinya tidak mungkin, akhirnya Darwin Yu menarik tangannya dari genggaman wanita itu, lalu mengangkat mangkok dan sendok, lalu mendekatkan ke sisi bibirnya.
Nikita Ruan yang mendengar hal ini, mengerutkan alisnya, dan tidak membuka mulutnya.
“Benar-benar tidak mau minum?” Darwin Yu mengangkat alisnya, dia tidak pernah menasehati orang seperti ini, jika diganti orang lain, mungkin sejak awal dia sudah kehabisan kesabarannya, namun siapa yang menyuruhnya menjadi seorang Nikita Ruan.
Seperti terkejut dengan nada bicara pria itu yang tiba-tiba berubah menjadi serius, Nikita Ruan menggoyangkan kepalanya sejenak, sedikit membuka matanya, lalu berucap pelan, “Minum......”
Dengan bujukan Darwin Yu, Nikita Ruan menghabiskan setengah mangkok sup penghilang mabuk, akhirnya tidak bisa lagi menahan rasa kantungnya, dia langsung terlelap.
Darwin Yu menatap sejenak orang yang terlelap di atas ranjang itu, kemudian menghela napasnya, dan keluar dari kamar dengan perlahan, lalu menutup pintunya.
Baru saja dia ingin kembali ke kamar utama untuk beristirahat, namun siapa sangka tiba-tiba handphonenya berdering, “Halo, Direktur Yu, Nona Ye, tadi bermimpi buruk, dan menangis sambil berteriak ingin bertemu denganmu.”
Darwin Yu yang mendengar hal ini, tangannya yang menggenggam handphonenya langsung mengerat, dia mengerutkan alisnya, dan langsung berucap, “Aku akan ke sana sekarang!”
Setelah menutup telepon, tanpa mengatakan apapun, dia langsung mengambil jaketnya dan keluar dengan terburu-buru, punggungnya menghilang di dalam kegelapan.
Keesokan harinya, saat cahaya matahari menyinari kamar, Nikita Ruan membalikkan tubuhnya, membuka matanya.
Kepalanya terasa berat, dan sedikit sakit, dia mengulurkan tangannya mengusap keningnya, lalu bangkit duduk.
Mengingat kembali kejadian kemarin, seketika kepalanya terasa kosong, dia tidak bisa mengingat apapun.
Sepertinya kemarin malam dia benar-benar mabuk!
Nikita Ruan menghela napasnya, bangkut berdiri berjalan ke arah kamar mandi.
Keluar dari kamar mandi, Nikita Ruan melangkahkan kakinya turun ke lantai satu, Bibi Rong sudah selesai menyiapkan sarapan.
“Nyonya muda cepatlah kemari, sarapannya sudah siap.”
Nikita Ruan menyapukan pandangannya ke sekitar, dan tidak menemukan bayangan Darwin Yu, akhirnya bertanya, “Di mana Darwin?”
“Tuan muda kemarin malam pergi, sepertinya ada masalah, dia pergi dengan buru-buru.” Bibi Rong menghampirinya, menarik Nikita Ruan berjalan ke arah meja makan, “Dengan posisi Tuan muda, sibuk adalah hal yang biasa, tapi kulihat dia sangat perhatian padamu, kemarin saat kamu mabuk dia terus menjagamu...”
“Hah?” Nikita Ruan terkejut, “Dia menjagaku?”
Dia juga pernah mabuk beberapa kali, sebelumnya para sahabatnya mengatakan kadar toleransinya terhadap alkohol sangat buruk, saat sudah mabuk dia tidak bisa dihentikan, kalau begitu apakah dia melakukan sesuatu kemarin malam?
Memikirkan hal ini, Nikita Ruan langsung merasa takut, entah mengapa, bahkan punggungnya terasa mendingin.
Jika dia menggila karena mabuk di hadapan Nyonya Liu, Profesor Ruan, atau sahabatnya dia tidak perduli, namun Darwin Yu, dia tidak berani membayangkan kejadian saat itu......
“Aku tidak pernah melihat Tuan muda sangat serius seperti ini pada seseorang!” Bibi Rong tidak menyadari perubahan raut wajah Nikita Ruan, tersenyum lebar lalu menariknya untuk duduk di depan meja makan.
Wajah Nikita Ruan memerah, merasa malu, akhirnya dia hanya tersenyum tidak mengatakan apapun, lalu menunduk mulai memakan buburnya.
“Oh iya Nyonya muda, hari ini apakah kamu ada rencana?”
Nikita Ruan yang mendengar hal ini, seketika gerakannya terhenti.
Awalnya kemarin dia telah memutuskan, jika tidak terjadi hal di luar dugaan, hari ini dia berencana untuk kembali ke perusahaan bekerja.
Sejak kejadian hari itu hingga sekarang, sudah berlalu beberapa hari, dan luka di lehernya juga sudah membaik, ditambah lagi dia sendirian di rumah, daripada merasa kebosanan, lebih baik dia pergi ke perusahaan bekerja.
Nikita Ruan tersenyum pada Bibi Rong, “Hari ini aku berencana kembali ke perusahaan bekerja.”
Walaupun sekarang dia sudah menikah dengan Darwin Yu, namun dia tahu dengan jelas, dia tidak mungkin bergantung pada Darwin Yu selamanya.
Selesai sarapan, Nikita Ruan bersiap-siap sejenak, lalu langsung berangkat ke perusahaan.
Baru saja tiba di ruangan departemen, sebagian rekan kerja yang melihatnya, menatapnya dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
Nikita Ruan menipiskan bibirnya.
Beberapa hari yang lalu dia baru saja naik jabatan, kemudian dia langsung tidak masuk bekerja selama beberapa hari, rekan kerja yang ada di departemen pasti bertanya-tanya.
Setelah meletakkan barangnya di atas meja kerja, Nikita Ruan langsung pergi ke ruangan Kakak Lan kepala departemen untuk melapor.
Saat masuk ke dalam, Kakak Lan sedang berbincang dengan seorang asisten departemen Bella Meng.
Kakak Lan melihat Nikita Ruan yang berdiri di depan pintu, langsung melambaikan tangannya padanya, “Kemari.”
Nikita Ruan langsung segera maju ke depan, “Kakak Lan, aku sudah kembali ke perusahaan, aku datang untuk melapor denganmu.”
Kakak Lan sedikit menganggukkan kepalanya, “Aku tahu, karena sudah datang jadi dengarkan bersama, kalian berdua adalah asistenku, membantu seluruh departemen, di dalam departemen ini, selain aku kalian berdua juga memenuhi syarat, nantinya lakukanlah dengan baik, Nikita, jika ada yang tidak mengerti tanyakan pada Bella, mengerti?”
Nikita Ruan langsung menganggukkan kepalanya, “Kakak Lan, aku mengerti.”
Wajah Kakak Lan terlihat datar, lalu berucap, “Baiklah, pekerjaan utama di departemen belakangan ini aku sudah memberitahu Bella, Bella, kamu jelaskan pada Nikita mengenai situasi pastinya.”
“Baik, Kakak Lan kamu tenang saja.”
Senyuman Bella Meng sangat ramah, selesai berucap dia menatap ke arah Nikita Ruan, lalu tersenyum padanya dan berucap, “Nikita, ikuti aku.”
Sebelumnya Nikita Ruan adalah pegawai kecil di dalam departemen, karena itu dia tidak banyak berinteraksi dengan Bella Meng, awalnya dia mengira Bella Meng tidak akan menoleransinya, namun sekarang, sepertinya dia yang terlalu banyak berpikir.
Diam-diam Nikita Ruan menghela napas lega, menganggukkan kepala dan langsung berjalan mengikutinya, “Baik, terima kasih banyak Kakak Bella.”
Kedua orang itu berjalan beriringan keluar dari ruangan Kakak Lan, kemudian Bella langsung membawanya berjalan ke samping, “Mulai hari ini, kamu memiliki ruanganmu sendiri, nanti bereskan barang-barangmu dan kamu bisa langsung pindah ke sini.”
Melihat ruangan yang luas dan terang itu, diam-diam Nikita Ruan merasa senang, ternyata dia memiliki kesempatan untuk memiliki ruangan sendiri seumur hidupnya!
“Terima kasih Kakak Bella, soal pekerjaan yang dibicarakan Kakak Lan tadi, apa...”
Saat Nikita Ruan membicarakan soal pekerjaan, seketika raut wajah Bella Meng berubah menjadi gelap, wajahnya juga tidak seramah tadi, dan berubah menjadi kesal, “Aku pasti akan memberitahumu.”
Selesai berucap, dia mengeluarkan sebuah dokumen dari folder yang ada di tangannya lalu meletakkannya ke atas meja, “Liburan sudah semakin dekat, ini adalah daftar tunjangan karyawan yang disiapkan perusahaan, kamu harus mengurus masalah ini, dana dan kerja sama dengan penjual semuanya sudah dijelaskan di sana, kamu selesaikan ini dulu.”
Nikita Ruan menatap sejenak dokumen itu, lalu menjawab dengan bersemangat, “Baiklah, masalah ini serahkan saja padaku!”
Bella Meng melihat Nikita Ruan yang membalikkan tubuhnya dan pergi dari sana, aura dingin berkilat di matanya.
Setiap kali hari libur akan tiba dan harus memberikan tunjangan untuk karyawan, kepalanya terasa sangat sakit, dana yang diberikan perusahaan terbatas, dan setiap kali harga penjual selalu naik, dia terhimpit di tengah-tengah dan merasa serba salah, sekarang kebetulan Nikita Ruan naik jabatan, tentu saja dia akan menyerahkan masalah ini padanya.
Sekalinya Nikita Ruan mengacaukan masalah ini, dirinya tidak akan disalahkan, dan mungkin saja Nikita Ruan akan langsung dikeluarkan dari sini!
Novel Terkait
Mr Huo’s Sweetpie
EllyaYama's Wife
ClarkYou're My Savior
Shella NaviCinta Yang Berpaling
NajokurataMi Amor
TakashiSee You Next Time
Cherry BlossomInventing A Millionaire
EdisonHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku