Hello! My 100 Days Wife - Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
Dia… juga tidak ingin Darwin Yu berjalan keluar dengan wajah yang membengkak sebelah, para bibi di tetangga pun akan mengira dia yang memukulnya.
Nikita Ruan menarik napas dan berkata dengan suara berat, “Aku oleskan obat untukmu sebelum kamu pergi.”
Mata Darwin Yu terlintas akan sinar yang tidak jelas, dia mendongak menatapnya, sepertinya tidak paham terhadap reaksi Nikita Ruan.
Nikita Ruan menggertak gigi, dia menjelaskan dengan berpura-pura tenang, “Kamu keluar dengan seperti ini, tidak terlalu cocok.”
Mendengar Nikita Ruan berkata seperti itu, Darwin Yu juga menyadarinya, dia tertegun, lalu pergi duduk ke kursi.
Nikita Ruan memutar tutupnya lalu mengoleskan obat salep pada jarinya, dia berjalan ke sisi Darwin Yu, setelah ragu-ragu sejenak, dia perlahan-lahan mengoleskan obat salep pada wajah Darwin Yu yang bengkak.
Jarinya perlahan-lahan bergerak memutar di bagian wajah yang bengkak, tenaganya sangat ringan, namun tetap mengundang sedikit rasa sakit.
Tamparan Nyonya Tua ini benar-benar tidak ringan.
Darwin Yu mengerutkan alis, merasakan rasa sakit ringan di wajahnya, menghirup aroma obat salep yang segar dan dingin, serta bercampur dengan aroma manis dari wanita itu.
Nikita Ruan berusaha sebisa mungkin mengoleskan obat salep dengan rata, setelah selesai, dia perlahan-lahan membungkuk dan meniup bagian luka.
Setiap kali dia terluka ketika masih kecil, Nyonya Liu selalu berbuat seperti itu, mengoleskan obat salep dan meniupnya, lalu tidak terasa sakit. Kebiasaan ini diturunkan padanya.
Darrwin Yu sepertinya tidak mengira Nikita Ruan akan mendekat dengan tiba-tiba, dia merasa wajahnya dingin karena ditiup, lalu rasa sakit langsung mereda. Namun detik berikutnya, hati Darwin Yu menjadi kacau, bahkan punggungnya juga menegang tak terkendali.
Aroma manis dan segar dari wanita mengitari di hidung, hati Darwin Yu memanas, ada sebuah perasaan gerah yang tak terucapkan.
Wanita ini, apakah dia tahu betapa bahayanya gerakan seperti ini!
Tidak menunggu dia sadar kembali, Nikita Ruan sudah menegakkan badan, dia memutar kembali tutup obat salep dan berkata dengan datar, “Sudah.”
Darwin Yu tersadarkan, dia mengernyit, lalu bangkit berdiri.
“Alson Du mereka masih menunggumu di luar sana.” Nikita Ruan menyimpan obat salep, nada bicaranya sedikit dingin, dia mengungkap usiran secara tidak langsung.
Mendengarnya, Darwin Yu menoleh menatap Nikita Ruan, ekspresinya sedikit suram.
Apakah Nikita Ruan begitu cemas untuk mengusirnya pergi? Bahkan berada satu ruangan dengannya pun begitu kesusahan?
Detik berikutnya, Darwin Yu secara tidak sadar menjulurkan tangan menangkap pergelangan tangan Nikita Ruan, dia melangkah maju dan langsung mendorongnya ke depan meja.
Nikita Ruan tiba-tiba dihadang di depan meja, kedua tangan pria itu menahan di kedua sisinya, tepat membentuk sebuah lingkaran tertutup, dia sama sekali tidak bisa kabur.
Nikita Ruan merasa sedikit panik, “Apa yang kamu lakukan?”
Sepasang mata hitam Darwin Yu membawa sedikit makna menjelajah, juga tidak setenang dan sedingin pada biasanya.
Darwin Yu menggerakkan bibir, “Nikita Ruan, kamu memiliki perasaan padaku?”
Kalau tidak, kenapa Nikita Ruan bisa mengoleskan obat untuknya?
Menatap mata pria itu, hati Nikita Ruan kacau, dia memalingkan tatapan dan menyembunyikan kegelisahannya dengan senyuman, “Tidakkah kamu terlalu percaya diri?”
Atas dasar apa Darwin Yu merasa dia memiliki perasaan padanya? Apakah dia masih belum cukup dilukai oleh Darwin Yu?
Nikita Ruan menarik napas dan berkata satu per satu, “Aku sama sekali tidak memiliki perasaan padamu, tadi aku mengoleskan obat untukmu, hanya melihat pada muka Nenek saja.”
Ekspresi Darwin Yu menjadi suram, dia menatap erat pada mata Nikita Ruan seolah-olah sedang mempertimbangkan tingkat kepercayaannya. Pada akhirnya, Darwin Yu bertanya sekali lagi, “Benarkah?”
Nikita Ruan mengatakan dia tidak memiliki sedikitpun perasaan padanya, tetapi mengapa dia melihat keragu-raguan dan ketidakrelaan dalam mata Nikita Ruan?
Nikita Ruan menolehkan kepala, dia bertemu dengan mata Darwin Yu tanpa rasa takut, lalu berkata dengan nada yakin, “Benar.”
Mata Darwin Yu berubah gelap mendengarnya, dia tertegun, lalu melepaskan Nikita Ruan dan mundur selangkah.
Kelihatannya, dia berpikir terlalu banyak.
Menatap wanita di depannya, Darwin Yu menyembunyikan emosi di dasar matanya. Darwin Yu berbalik badan dan langsung melangkah keluar.
Karena seperti itu, maka berakhir di sini saja.
Melihat bayangan pria itu menghilang di depan pintu kamar, dan mendengar suara pintu tertutup segera setelah itu, badan Nikita Ruan yang menegang barulah menjadi rileks. Nikita Ruan bernapas dengan besar, teringat akan tatapan Darwin Yu tadi, punggungnya terasa dingin.
Apakah dia memiliki perasaan pada Darwin Yu, sebenarnya dia juga sendiri juga tidak dapat mengatakannya dengan pasti, satu-satunya yang dia tahu adalah, dia memiliki emosi pada Darwin, di antaranya seberapa besar persentase peduli dan kebencian, dia juga tidak tahu.
Mungkin dia memiliki sedikit keterharuan dan kerinduan setelah berinteraksi selama ini, namun semua perasaan yang tidak seharusnya dimiliki itu, sampai pada hari ini juga seharusnya berakhir.
Berpikir seperti itu, Nikita Ruan menghela napas lega.
Nikita Ruan bersandar di depan meja dan melamun seorang diri, entah berapa lama waktu yang sudah berlalu.
Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu, begitu pintu di buka, Nyonya Liu menyembulkan kepala ke dalam kamar.
“Nikita, apakah mereka semua sudah pergi?”
Nikita Ruan mengangguk dengan lemas, “Iya.”
Nyonya Liu tidak mengetahui alasan spesifiknya, dia mengira Darwin Yu memiliki tujuan yang sama dengan Nyonya Tua yaitu mempertahankan Nikita Ruan, maka dia bertanya dengan pelan, “Kalau begitu, apakah pemikiranmu memiliki perubahan?”
“Tidak ada.” Nikita Ruan menoleh menatapnya, nadanya sangat yakin, “Ibu, aku da Darwin Yu sudah tidak mungkin lagi.”
Melihat Nikita Ruan berkata dengan yakin, Nyonya Liu menunjukkan makna sangat disayangkan, “Baiklah.”
Awalnya dia mengira dirinya dengan tidak mudah mendapatkan menantu kaya yang tampan dan berkemampuan melalui kencan buta, tak disangka masalah menjadi seperti sekarang ini, dalam hatinya sedikit atau banyak juga merasa bersalah.
Menyadari kesedihan di wajah Nyonya Liu, Nikita Ruan menarik napas, setelah ragu sejenak, dia berkata pelan, “Ibu, jangan mengkhawatirkan aku.”
Dia dapat merawat dirinya dengan baik, sedikit masalah ini saja tidak termasuk apa-apa baginya.
“Ibu tidak ingin melihat kamu murung setiap harinya, setelah lewat dari masa ini, aku akan memperhatikan pasangan kencan buta yang cocok untukmu.”
Sambil berkata, Nyonya Liu hendak meninggalkan kamar.
Nikita Ruan tertegun, tiba-tiba dia teringat akan sesuatu, dia bergegas memanggilnya, “Ibu, kamu segera atur saja, aku bersedia untuk kencan buta.”
Nyonya Liu menatapnya dengan kaget, “Apa?”
Pada waktu itu demi menyuruh Nikita Ruan pergi kencan buta, dia sampai memohon-mohon dan membujuknya, tetapi sekarang Nikita Ruan sendiri yang menyetujui untuk pergi kencan buta, sungguh mukjizat!
Nyonya Liu bertanya sekali lagi, “Nikita, apakah benar yang kamu katakan!”
Melihat kegirangan dalam mata ibunya, Nikita Ruan juga tersenyum dan mengangguk, “Iya.”
Nikita Ruan juga tidak ingin membuat ibunya khawatir, selain itu, sekarang dia sendirian di dalam rumah sebaliknya akan teringat akan masalah dengan Darwin Yu pada sebelumnya, ini semakin membuat suasana hati Nikita Ruan menjadi tidak baik, lebih baik pergi kencan buta saja.
Setelah mendapatkan pembenaran, Nyonya Liu berkata dengan ceria, “Aku akan menelepon sekarang juga, mengatur kencan buta untukmu!”
Nikita Ruan tersenyum, senyum di sudut bibirnya membawa sedikit rasa pahit.
Awalnya dia mengira Nyonya Liu akan berdiam diri selama beberapa hari barulah mengatur kencan buta untuknya, siapa tahu sore hari keesokannya, dia sudah memiliki agenda kencan buta yang baru.
“Nikita, pasangan kencan buta kali ini, Nathan, aku sudah mencari tahu dengan teliti, dia baru saja pulang dari luar negeri, hanya pernah berpacaran selama dua kali dan itu adalah pada masa kuliah, pemuda ini sangat baik!”
Nyonya Liu merapikan kerah Nikita Ruan sambil menggerutu dengan bersemangat.
Nikita Ruan menarik renda di kerahnya, dia tidak begitu terbiasa, dia tidak tahan untuk bertanya, “Ibu, apakah kamu yakin aku harus berpakaian seperti ini?”
Sejak dulu dia bukanlah orang yang begitu feminin, bagaimana mungkin cocok mengenakan pakaian dengan renda?
“Begini saja, gaya feminin ala Korea, cantik!” Nyonya Liu mengangguk dengan puas, dia juga tidak lupa untuk berpesan, “Pada saatnya nanti berkomunikasi terlebih dahulu, tetapi jangan mengungkit bahwa kamu pernah menikah.”
Nikita Ruan tertegun, dia bertanya, “Mengapa?”
Jangan-jangan dia pernah menikah merupakan suatu hal yang memalukan?
Novel Terkait
Hanya Kamu Hidupku
RenataMy Goddes
Riski saputroBehind The Lie
Fiona LeeCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku