Hello! My 100 Days Wife - Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
Nikita Ruan berjalan ke mejanya dan menelepon nomor yang tadi meneleponnya.
"Halo?”
“Nikita dari departemen administrasi Perusahaan Yu kan? Terakhir kali kita bertemu mengenai harga yang kamu berikan terakhir kali, setelah kami pikirkan, masih ada kemungkinan untuk bekerja sama. Jadi begini, kalau tidak kita atur waktu untuk bertemu dan membicarakannya secara detail?”
Saat Nikita Ruan mendengar hal tersebut, dia langsung senang, dan tanpa berpikir lagi menyetujuinya, "Baik, hari ini saja!"
Setelah membuat janji dengan direktur He, Nikita Ruan segera membuat preset perencanaan produk. Kotak hadiah liburan ini diberikan untuk seluruh karyawan perusahaan. Jadi dia harus bisa membuat rencana sebaik mungkin dan mendengar pendapat produsen.
Saat itu waktu berlalu dalam sekejap, sore hari setelah Nikita Ruan menyiapkan semuanya, dia langsung pergi meninggalkan perusahaan dan pergi ke perusahaan direktur He.
Setelah menunggu beberapa saat di ruang tunggu, direktur He mendorong pintu masuk. Nikita Ruan langsung berdiri dan bersalaman dengannya, “Halo direktur He, aku Nikita Ruan”.
“Ya aku tahu.” Direktur He tersenyum, mengulurkan tangan dan menerima jabatan tangan Nikita Ruan dia juga menatapnya dari atas hingga bawah.
Nikita Ruan mengulurkan tangannya dan menyerahkan dokumen perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. "Harga yang dapat kami berikan telah kami beritahu padamu terakhir kali. Kali ini aku ingin membicarakan tentang produk di kotak hadiah padamu. Kalau perusahaan dapat menerimanya berarti semuanya sudah oke.”
"Tidak usah buru-buru." Direktur He tersenyum dan bersandar di sofa. "Asisten Ruan, ini pertama kalinya kamu melakukan pekerjaan ini, bukan?"
Nikita Ruan terkejut, "Bagaimana kamu...Tahu?"
Direktur He berkata, "Kalau ada permintaan untuk kotak kado liburan semacam ini, seharusnya sudah dikonfirmasi sejak lama, karena pabrik kita juga butuh waktu untuk membuat produk, dan selama liburan, bukan hanya perusahaan kalian saja yang memesan, kamu sekarang baru memastikannya, aku takutnya punya kalian akan di selesaikan paling belakang!”
“Apa?” Nikita Ruan terkejut. Dia baru saja menerima tugas ini dan tidak punya pengalaman. Dia bahkan tidak mempertimbangkan masalah waktu dan durasi!
“Nah...Jadi sekarang bagaimana!”
Nikita Ruan tiba-tiba tidak tahu harus bagaimana, kalau dia tidak dapat menyelesaikan pekerjaannya dan hadiah tidak bisa dikirim ke karyawan perusahaan pada saat itu, maka dia pasti akan dikutuk oleh seluruh karyawan perusahaan Yu!
"Tidak usah panik!" Direktur He jauh lebih tenang, matanya tertuju pada Nikita Ruan, "Aku meneleponmu hari ini, pasti ada cara untuk membantumu menyelesaikan masalah ini."
"Apa itu?"
Nikita Ruan belum pernah menemui hal seperti ini dan saat ini dia tampak panik.
"Aku hanya perlu mengucapkan sepatah kata, dan itu sudah dapat membantumu memotong perusahaan lainnya, ya itu bukan masalah besar!"
Direktur He tertawa dan melanjutkan, "Tapi, ini juga mengharuskan asisten Ruan untuk membayar sedikit harga."
Mendengar ini, Nikita Ruan tanpa sadar mengerutkan kening, merasa sedikit tidak nyaman, "Berapa harganya?"
Direktur He tiba-tiba berdiri tegak dan tersenyum, "Asalkan asisten Ruan malam ini mau makan bersama, semuanya akan jadi mudah untuk dibicarakan."
Mendengar lelaki di depannya mengatakan ini, ujung mulut Nikita Ruan tanpa sadar meringis.
Direktur He kalau di lihat-lihat sepertinya sudah berusia lebih dari 40 tahun, dan rambut bagian atas kepalanya semakin menipis. Ya dia terus menatapnya sejak dia masuk. Terakhir kali bertemunya dia tidak begitu memperhatikannya, tetapi kali ini dia benar-benar dapat merasakan kelicikannya. Yang dia katakan tadi makan bersama huh siapa yang tahu apa yang akan dia lakukan padanya saat mereka pergi nanti!
Nikita Ruan mengertakkan gigi, menatap direktur He, mengangkat cincin kawin di tangannya, dan mengucapkan, "Maaf direktur He, aku sudah menikah!"
Dengan itu, dia dengan cepat mengumpulkan dokumen di atas meja dan keluar dari sana.
Direktur He melihat itu dengan cepat berdiri dan berkata, "Asisten Ruan, jangan pergi! Aku tidak keberatan, aku juga sudah menikah! Sejak terakhir kali melihatmu aku sudah menyukaimu...”
Mendengarkan suara lelaki itu, Nikita Ruan merasa sekujur tubuhnya merinding, memegang dokumennya dan dengan cepat melarikan dari sana.
Berjalan di jalanan, langit sudah agak gelap, dan Nikita Ruan tiba-tiba merasa sangat kecewa.
Hari ini, dia telah menjalani kehidupan yang sangat buruk. Banyak hal di tempat kerja yang tidak berjalan dengan baik, dan bertengkar dengan Darwin Yu...
Sambil menggigit bibir, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon bibi Rong, "Halo, bibi Rong, hari ini tidak perlu memasak makananku. Aku tidak pulang, malam ini tinggal di rumah.”
Setelah memberitahu hal itu, dia menghentikan taksi dan langsung memberitahu alamat rumahnya pada supir taksi. Dalam waktu setengah jam, dia sampai di daerah yang dia kenal dengan baik.
Begitu memasuki gerbang daerah tempat tinggalnya, Nikita Ruan melihat beberapa wanita berdiri di samping hamparan bunga yang tidak jauh dari situ, dan nyonya Liu sedang berdiri di tengah.
"Aku beritahu kalian ya, kalian belum saja melihat menantuku, tingginya sekitar 1,8 meter, terlihat sangat berbakat dan hebat, dia juga memperlakukan putriku dengan baik..."
"Benarkah kakak Liu? Lain kali tunjukkan pada kami ya!"
"Iya, iya, setiap hari hanya mendengar kamu memujinya saja, tapi kami belum pernah melihatnya secara langsung..."
“...”
Mendengar suara tersebut, hati Nikita Ruan langsung terpuruk dan tiba-tiba hidungnya terasa perih.
Kalau Nyonya Liu dan Profesor Ruan tahu dia dan Darwin Yu hanyalah 2 orang suami-istri palsu dan hanya sebatas punya nama di buku pernikahan, mereka pasti akan sangat sedih.
Nyonya Liu hendak berbicara lagi, tapi sorot matanya menyapu ke samping, dia menoleh dan melihat orang di sebelahnya, dan langsung membeku, "Nikita? Kamu kenapa..."
Nikita Ruan dengan cepat menahan air matanya, melangkah maju, dan tersenyum padanya, "Bu."
Nyonya Liu melihat ke samping, "Kamu kenapa pulang? Darwin mana?"
"Aku merindukanmu, jadi pulang untuk melihatmu."
Melihat mata merah Nikita Ruan, Nyonya Liu seakan bisa menebak sesuatu. Dia tidak banyak bicara, dan membawa Nikita Ruan ke rumah.
Ketika mereka berjalan ke gang dan tidak ada orang di sekitar, Nyonya Liu tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya, "Ada apa? Kamu bertengkar dengan Darwin?"
"Tidak." Nikita Ruan menggelengkan kepalanya, "Aku hanya merindukanmu dan ayah."
Melihat kalau dia tidak ingin berbicara lebih banyak, Nyonya Liu akhirnya tidak terus bertanya, hanya mengomel, "Setelah menikah itu semua berbeda dari sebelumnya, kamu tidak boleh bertingkah dan memainkan temperamenmu sendiri!"
Sampai di rumah, selesai makan malam dengan Profesor Ruan dan Nyonya Liu, Nikita Ruan kembali ke kamarnya. Mungkin karena sudah terlalu lelah seharian berlari kesana kemari. Jadi dia hanya berbaring tak lama langsung tertidur.
Entah berapa lama, dan dalam keadaan setengah sadar, dia hanya merasa tidak nyaman, seolah-olah tengah ditatap seseorang, dia perlahan membuka matanya dan melihat sosok di depannya.
Dia mengucek matanya, dan ternyata itu adalah Darwin Yu! Dia duduk di samping tempat tidurnya!
Nikita Ruan terkejut, semakin mengucek matanya dengan terkejut berkata, “Kamu...Kamu kenapa bisa ada disini? Aku sedang bermimpi ya?”
Sambil mengatakan itu, dia tanpa ragu mengangkat tangannya dan hendak mencubit lengannya sendiri, tapi sebelum itu siapa yang tahu Darwin Yu sudah mengulurkan tangan terlebih dahulu dan menggenggam tangannya.
Darwin Yu tanpa suara dan akhirnya hanya berkata, “Aku datang untuk menjemputmu pulang.”
Setelah merasakan kehangatan tangan lelaki itu, Nikita Ruan baru tersadar ternyata semua ini bukan mimpi!
Dia langsung buru-buru menarik tangannya darinya, “Aku...Aku tidak mau pergi!”
Darwin Yu mengerutkan alisnya, bertanya balik, “Nikita, kamu itu istriku, kalau tidak pulang denganku, mau pulang dengan siapa?”
Novel Terkait
Cinta Tapi Diam-Diam
RossieThe Richest man
AfradenCinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyIstri kontrakku
RasudinSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaThe Sixth Sense
AlexanderNikah Tanpa Cinta
Laura WangMr. Ceo's Woman
Rebecca WangHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku