Hello! My 100 Days Wife - Bab 84 Aku Ingin Bercerai
Nikita Ruan menggertak gigi dan berkata dengan datar, “Dia sudah datang menengok aku tadi, dia sudah pergi karena memiliki urusan yang harus ditangani.”
Dia tidak ingin memberitahu orangtuanya mengenai kebenaran dari masalah ini, dia tidak ingin mereka khawatir, terlebih lagi Profesor Ruan mengidap penyakit jantung, Profesor Ruan pasti akan beremosi tinggi jika mengetahui kebenarannya, maka dia memilih untuk menyembunyikan.
Mendengar Nikita Ruan berkata seperti itu, Nyonya Liu tidak bertanya lebih lanjut, dia duduk dan bertanya dengan perhatian, lalu sibuk menguliti apel dan menuangkan air hangat untuknya.
Ketika sudah hampir jam makan, Nyonya Liu dan Profesor Ruan masih belum bermaksud untuk pergi, Nikita Ruan membujuk dengan suara pelan, “Ayah, Ibu, kalau tidak kalian pulang saja, sudah hampir jam makan.”
Nyonya Liu mengernyit, awalnya dia ingin tinggal untuk menemani Nikita Ruan, siapa tahu Profesor Ruan menariknya dan berkata, “Ayo kita pergi, jika kita tinggal di sini sebaliknya mengganggu Nikita beristirahat.”
Mendengarnya berkata seperti itu barulah Nyonya Liu bangkit berdiri.
Tangan Nikita Ruan yang perlahan-lahan mengerat di bawah selimut, dia tersenyum kepada mereka dan berkata dengan berpura-pura tenang, “Ayah, Ibu, kalian tenang saja, ada Bibi Rong yang merawatku di sini, aku tidak akan ada apa-apa.”
Nyonya Liu berkata dengan sakit hati, “Kamu istirahatlah dengan baik, aku akan membawakan kamu sup ayam di lain hari.”
Nikita Ruan mengangguk dan menatap mereka pergi.
Begitu pintu tertutup, Nikita Ruan menghela napas panjang.
Ketika melihat Nyonya Liu dan Profesor Ruan tadi, kesedihan dalam hatinya memuncak secara tidak sadar, air mata tidak hentinya mengalir di dalam mata, jika mereka tidak pergi, takutnya dia akan tidak tahan untuk menangis.
Kesedihan yang dia alami, sekarang hanya dia sendiri yang mengetahuinya.
Setelah dirawat dengan cermat oleh Bibi Rong selama beberapa hari, akhirnya Nikita Ruan dapat turun dari kasur. Badannya masih memiliki banyak luka, tetapi untungnya tidak mengenai tulang, dia masih dapat bergerak.
Namun dalam beberapa hari ini, Darwin Yu tidak pernah datang menengoknya, dendamnya pada Darwin Yu juga perlahan-lahan bertambah banyak.
“Bibi Rong, aku hanya pergi keluar untuk jalan-jalan saja, kamu jangan mengikuti aku lagi.”
Bibi Rong masih merasa khawatir, tetapi melihat sikap Nikita Ruan yang tegas, dia pun tidak mengatakan apa-apa lagi.
Setelah meninggalkan bangsal, Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam. Beberapa hari ini dia selalu berada di dalam bangsal, sudah lama sekali dia tidak berjemur di bawah matahari.
Ketika tiba di lift dan melihat slogan dari iklan yang tertempel di samping lift, barulah Nikita Ruan menyadari bahwa ini adalah Rumah Sakit Jinghua.
Tepat adalah rumah sakit di mana dia tidak sengaja memergok rahasia Darwin Yu, juga adalah rumah sakit di mana Cella Ye berada.
Nikita Ruan masuk ke dalam lift, entah karena pengaruh dari perasaan hati seperti apa, Nikita Ruan menggigit bibir dan menekan tombol ke atas.
Dia justru ingin melihat Cella Ye adalah orang yang seperti apa, sampai membuat Darwin Yu begitu menguras otak dan tenaga untuk melindungi dan menyayanginya.
Darwin Yu bahkan merelakan anaknya sendiri, juga harus menyelamatkan orang itu.
Setelah keluar dari lift, Nikita Ruan berjalan keluar berdasarkan ingatannya, tetapi belum seberapa jauh, dia melihat Alson Du berdiri di depan sebuah bangsal.
Hati Nikita Ruan mengerat.
Jangan-jangan Darwin Yu juga berada di sana?
Nikita Ruan menggigit bibir dan berjalan ke depan sambil mengepal tangan.
Ketika menyadari keberadaan Nikita Ruan, ekspresi Alson Du langsung menjadi serius, “Nyonya, Anda datang….”
Nikita Ruan berjalan maju dengan terpincang-pincang, dia menatapnya dengan berpura-pura tenang, lalu menarik napas dan berkata, “Aku hanya datang untuk melihat-lihat, bolehkah?”
Alson Du berwajah kesusahan, “Nyonya….”
Nikita Ruan mengernyit, “Apakah Darwin Yu di dalam?”
Alson Du menjawab dengan jujur, “Iya.”
Mendengarnya, hati Nikita Ruan menjadi berat.
Benar saja, Cella Ye barulah yang paling penting bagi Darwin Yu, dia dan Cella Ye berada di rumah sakit yang sama, tetapi Darwin Yu hanya datang menengoknya satu kali ketika dia sadar, sedangkan Darwin Yu selalu berada di tempat Cella Ye selama sisa waktunya. Siapa yang lebih penting, dia sangat tahu.
“Aku hanya melihat sekilas dari luar, tidak masuk ke dalam.” Nikita Ruan menggigit bibir, nada bicaranya tegas.
Melihat tatapan Alson Du yang ragu-ragu, Nikita Ruan paham, dia melirik badannya yang penuh dengan luka dan bertanya balik, “Menurutmu dengan aku yang seperti ini, apakah mungkin melakukan sesuatu pada mereka?”
Alson Du kehabisan kata-kata, setelah beberapa detik, dia perlahan-lahan bergeser ke samping.
Nikita Ruan melangkah ke depan pintu dengan pelan, dan melihat ke dalam melalui jendela kecil di pintu.
Di sofa besar di samping jendela, Darwin Yu sedang membuka halaman buku yang terletak di pahanya, ada seorang wanita yang ramping dan pucat sedang bersandar di dada pria itu, mereka sedang membaca buku yang sama.
Cahaya matahari menyinari ke dalam, menambahkan sinar kelembutan pada mereka, bagai pasangan dewa dan dewi, serasi dan sepadan.
Tiba-tiba, wanita itu mendongak dan mengatakan sesuatu dengan Darwin Yu, lalu Darwin Yu tersenyum, dalam matanya penuh dengan kelembutan dan senyum.
Melihat senyum di wajah Darwin Yu, hati Nikita Ruan berkedut sakit.
Dalam ingatannya, Darwin Yu hampir tidak pernah memperlakukannya dengan selembut itu.
Benar saja, cinta atau tidak cinta, dapat dilihat dari mata seseorang.
Namun mengapa Darwin Yu menikahinya? Apakah hanya demi ginjal yang cocok dengan Cella Ye ini?
Nikita Ruan merasa sesak napas, dia menggertak gigi, lalu memalingkan tatapan, dia berbalik badan dan pergi.
Baru berjalan beberapa langkah, Nikita Ruan tiba-tiba teringat akan sesuatu, dia berbalik badan menatap Alson Du dan berkata pelan, “Sebelum mengenaliku, mereka sudah sangat mencintai, benarkah?”
Dalam mata Alson Du terlintas akan keragu-raguan, dia tertegun, lalu berkata pelan, “Maaf Nyonya, aku tidak dapat menjawabnya.”
Nikita Ruan memperhatikan ekspresi Alson Du, dia tersenyum, dalam hatinya sudah memiliki jawaban.
Kelihatannya, tidak ada orang ketiga dalam pernikahan antara dia dan Darwin Yu, karena dialah orang ketiga di antara orang lain.
Selama ini dia selalu mempertahankan batas bawah dan prinsipnya sendiri, dipikir-pikir saat ini, sungguh konyol sekali.
Di dalam bangsal VIP.
Darwin Yu menutup buku, lalu membujuk Cella Ye untuk istirahat sebentar. Melihatnya sudah tertidur, barulah dia berjalan keluar dari bangsal.
Melihat Darwin Yu keluar, Alson Du menunjukkan ekspresi ragu-ragu, “Presdir Yu….”
Mata Darwin Yu memancarkan kelelahan, “Ada apa?”
“Tadi Nyonya sudah datang ke sini….”
Alson Du menceritakan kembali kejadian setengah jam yang lalu dengan seutuhnya.
Darwin Yu mengernyit, matanya berkedip, lalu dia berkata dengan datar, “Aku pergi menengok dia.”
Sambil berkata, Darwin Yu melangkah pergi.
Darwin Yu menghentikan langkah di depan bangsal Nikita Ruan, melihat wanita yang sedang berbaring tak bergerak di atas kasur, suasana hatinya kompleks sekali.
“Tuan muda, kamu sudah datang?”
Bibi Rong menghampiri dari samping.
Darwin Yu mengangguk.
Bibi Rong berkata ragu-ragu, “Apakah kali ini tidak masuk ke dalam untuk menengoknya?”
Darwin Yu ragu-ragu sejenak, akhirnya dia membuka pintu dan perlahan-lahan berjalan masuk.
Nikita Ruan menolehkan kepala dengan kaku begitu mendengarkan suara, melihat orang yang datang adalah Darwin Yu, matanya berubah menjadi gelap.
Sekarang, dia sama sekali tidak ingin melihat Darwin Yu.
Darwin Yu menggerakkan bibir, dia bertanya dengan suara pelan, “Bagaimana kondisi kamu dalam beberapa hari ini?”
Nikita Ruan menjawab dengan datar, “Lumayan.”
Darwin Yu tertegun, lalu dia bertanya lagi, “Dengar-dengar ayah dan ibu mertua sudah datang beberapa kali, mereka….”
Nikita Ruan berkata dengan kaku, “Aku tidak memberitahukan kebenarannya pada mereka, juga sudah membantumu menjelaskannya, kamu tidak perlu khawatir.”
Darwin Yu tidak dapat mengatakan apa-apa.
Sesaat kemudian, Darwin Yu maju menghampirinya, “Jika kamu memiliki kebutuhan, silahkan katakan.”
Utangnya pada Nikita Ruan, dia akan membalaskannya perlahan-lahan.
Mendengar perkataannya, badan Nikita Ruan menjadi kaku, lalu dia menoleh dan menatap Darwin Yu dengan serius, “Tidak peduli aku mengajukan permintaan apapun, apakah kamu akan menyetujui semuanya?”
Darwin Yu menjawab tanpa ragu, “Iya.”
“Aku ingin bercerai.”
Novel Terkait
Gaun Pengantin Kecilku
Yumiko YangAdore You
ElinaMarriage Journey
Hyon SongBaby, You are so cute
Callie WangHalf a Heart
Romansa UniverseSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku