Hello! My 100 Days Wife - Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
Melihat Nikita Ruan terdiam untuk lama, Nyonya Liu mendongak menatapnya, “Dengar tidak?”
Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam, dia berkata pelan, “Ibu, aku tetap merasa berkata apa adanya saja, aku menyembunyikan masalah dari orang lain, dia juga mungkin menyembunyikan masalah dariku, semuanya saling menyembunyikan satu sama lain, sebaliknya tidak ada artinya.”
Nyonya Liu mendesah, “Bukankah aku ini khawatir kamu ditindas!”
Nikita Ruan menikah dengan kilat dan bercerai dengan kilat, meski waktunya tidak lama, namun tetap saja adalah pernikahan kedua.
Nikita Ruan tersenyum padanya, “Ibu, kamu tenang saja, aku tidak akan seperti sebelumnya lagi.”
Dia tidak akan bodoh seperti sebelumnya lagi, dimanfaatkan orang lain pun tidak tahu.
“Huh, sudah, sudah, waktunya sudah hampir tiba, kamu pergilah.”
Nyonya Liu tidak ingin mengungkit masalah masa lalu lagi, dia mengambilkan tas untuk Nikita Ruan.
Nikita Ruan melirik jam, dia tersenyum, lalu keluar dari rumah.
Melihat alamat di ponselnya, Nikita Ruan memanggil taksi dan langsung pergi ke kafe tempat pertemuan mereka, Blue Mountain.
Ketika tiba di depan pintu, entah mengapa dalam benak Nikita Ruan tiba-tiba terlintas akan wajah Darwin Yu, seolah-olah waktu berputar balik, kembali pada saat di mana dia bertemu dengan Darwin Yu.
Jangan-jangan pernikahan kilat dengan Darwin Yu sudah meninggalkan bayangan gelap kencan buta padanya?
Nikita Ruan tersenyum pahit dan bergeleng tak berdaya, setelah mengemas perasaannya, dia membuka pintu kafe dan berjalan ke dalam.
Suasana kafe ini bagus, kursi sofa warna hijau dengan meja kayu warna coklat. Nikita Ruan melirik sekeliling, di dalam kafe semuanya adalah berduaan atau bertigaan, namun di dekat jendela duduk seorang pria yang berwajah tampan dan lembut.
Seperti merasakan tatapan Nikita Ruan, pria itu mendongak dan menatap ke arahnya. Ketika tatapan mereka bertemu, pria itu tersenyum padanya.
Jangan-jangan… itu dia?
Nikita Ruan tidak yakin, tetapi karena sopan santun, dia melangkah maju dan tersenyum padanya, “Tuan Song?”
Pria itu berdiri, senyum di matanya hampir meluap keluar, “Nona Yuan?”
Nikita Ruan mengangguk padanya, “Benar, salam kenal.”
Pria itu maju selangkah dan menjulurkan tangan, “Salam kenal, aku adalah Nathan Song.”
Nikita Ruan tertegun begitu mendengar nama itu.
Nama pria ini lumayan akrab di telinga, sepertinya pernah terdengar di suatu tempat.
Setelah mereka duduk dan berbasa-basi singkat, Nathan Song langsung memanggil pelayan dan mempersilahkan Nikita Ruan untuk memesan terlebih dahulu.
“Satu Mochachino, terima kasih.”
Nikita Ruan tersenyum, kesan baik dalam hatinya terhadap pria di depannya yang sopan dan lembut ini bertambah lebih banyak.
Nathan Song menatap Nikita Ruan, dia tersenyum dan berkata pelan, “Nona Yuan, sepertinya kita pernah bertemu di suatu tempat, apakah kamu ingat?”
Nikita Ruan tertegun, lalu dia tersadarkan, bukankah yang dia ucapkan adalah lirik lagu? Jangan-jangan dia berkata seperti itu adalah untuk meredakan kecanggungan?
Nikita Ruan tersenyum dan berkata pelan, “Aku merasa namamu sedikit familiar, selain itu, aku memiliki seorang sahabat baik, namanya sangat mirip dengan namamu.”
“Benarkah?” Nathan An mengangkat alis, matanya berbinar, “Coba katakan saja, mungkin aku kenal?”
“Dia bernama Nanda Song, kalian hanya berbeda sedikit saja, bukankah sangat kebetulan?”
Mendengar nama itu, senyum di dasar mata Nathan An bertambah banyak, dia melirik Nikita Ruan, dan sudut bibirnya terangkat tak terkendali.
Nikita Ruan terkejut melihat ekspresinya, “Ada apa? Jangan-jangan kalian benar-benar kenal?”
Nathan An mengangkat cangkir kopi dan meminum seteguk, dia berkata dengan senyum, “Jika aku mengatakan dia adalah adikku, apakah kamu percaya?”
“Apa?” Nikita Ruan terkejut, setelah dipikir-pikir dengan cermat, dia tiba-tiba tersadarkan, “Sepertinya aku pernah mendengar Nanda mengungkit nama Nathan An, jangan-jangan kalian benar-benar….”
Nikita Ruan menatap pria di seberangnya dengan kaget, dia terkejut sekaligus girang, bagaimana bisa ada hal yang begitu kebetulan?
Sebelumnya dia memang pernah mendengar Nanda mengungkit bahwa dia memiliki seorang kakak, juga pernah mendengar Nanda mengungkit nama kakaknya beberapa kali, tetapi dia tidak memperhatikan, juga tidak mengingat dengan jelas.
Nathan An berkata pelan, “Ternyata kamu adalah sahabat baik Nanda, tidak heran aku merasa kamu bertampang familiar, mungkin aku pernah melihat foto bersama kalian di ponsel.”
Nikita Ruan berkata, “Tak disangka begitu kebetulan sekali.”
Nathan An tersenyum, suaranya lembut dan enak di dengar, “Mungkin kita berdua memiliki jodoh, aku baru pulang dari luar negeri, aku didesak Kakek untuk kencan buta, tak disangka bertemu denganmu.”
Nikita Ruan tersenyum, dalam hatinya menebak seperti apa reaksi Nanda begitu mengetahui semua ini.
Karena hubungan Nanda Song, jarak di antara mereka sepertinya langsung mendekat banyak. Nikita Ruan tersenyum padanya dan berkata pelan, “Kamu panggil aku Nikita saja, kita semua adalah teman.”
“Baik, kamu juga bisa memanggilku Nathan.”
Mereka saling bertatapan dan tersenyum, suasana harmonis sekali.
“Nikita, tak disangka kamu begitu unggul, bahkan masih lajang, tadi ketika kamu berjalan kemari, aku pun mengira kamu salah mengenal orang.”
Nikita Ruan merasa malu karena pujiannya, “Kamu juga sangat unggul, mungkin ini adalah jodoh.”
Mereka saling bertatapan dan tersenyum.
“Oh iya, beberapa hari lagi Nanda akan pulang ke Kota J, apakah kamu tahu?”
Nikita Ruan menggeleng kepala, “Dia hanya memberitahu aku dia akan pulang dalam waktu dekat, tetapi tidak mengatakan waktu spesifiknya.”
Pada telepon terakhir kali, Nanda Song mengatakan dia mungkin akan meluangkan waktu untuk pulang sebentar, tetapi tidak mengatakan kapan tepatnya dia akan pulang.
Nathan An menggeleng kepala, sudut bibirnya menunjukkan senyum memanjakan, “Gadis itu, unik sekali, bukannya dia tidak ingin memberitahu kamu, melainkan ingin memberi kejutan padamu.”
Nikita Ruan tersenyum, teringat akan sifat Nanda Song, memang pantas untuk dikatakan ‘unik’.
“Aku juga tidak menyangka dia memiliki seorang kakak yang begitu dewasa dan lembut.”
Sambil berkata, mereka saling bertatapan dan tersenyum. Begitu membicarakan Nanda Song, topik pembicaraan mereka tidak pernah habis, secara tidak sadar mereka memiliki banyak topik pembicaraan yang sama, meski pada akhirnya Nikita Ruan sama sekali lupa akan tujuan kedatangannya kali ini, tetapi kencan selama satu jam ini masih termasuk menarik.
Setelah makan bersama, Nathan An mengantarkan Nikita Ruan ke depan komplek perumahan. Sebelum pergi, Nathan An mengajukan ajakan pertemuan selanjutnya, “Nikita, setelah Nanda pulang nanti, bagaimana kalau kita bertiga pergi keluar bersama-sama?”
Suasana hati Nikita Ruan lumayan baik, dia mengangguk mengiyakan, “Baik, kalau begitu sampai jumpa di pertemuan selanjutnya.”
Begitu memasuki komplek perumahan, Nikita Ruan bahkan merasa sekujur tubuhnya rileks sekali, dalam beberapa hari ini karena masalah perceraian, setiap hari dia menjalani kehidupan dengan bosan dan suram, sama sekali tidak ada kesenangan. Meski kali ini dia menyetujui Nyonya Liu untuk pergi kencan buta adalah karena mengisi waktu kosong, tetapi tak disangka pertemuan kali ini jauh lebih menarik daripada yang dia bayangkan.
Suasana hati Nikita Ruan yang awalnya mendung pun berubah menjadi cerah. Nikita Ruan berjalan pulang dengan santai, belum seberapa jauh, ponsel di dalam tasnya tiba-tiba berdering.
Nikita Ruan mengeluarkan ponsel dan melihat nama ‘Supervisor Lan’ di layar ponsel, dia pun menjadi gelisah secara tidak sadar.
Nikita Ruan menarik napas menenangkan perasaannya, lalu mengangkat telepon, “Halo Kakak Lan?”
Sejak bercerai, sejak keluar rumah sakit dan pulang beristirahat di rumah, Nikita Ruan tidak pernah pergi ke perusahaan lagi, waktu itu Darwin Yu mengatakan sudah memberinya izin libur ketika di rumah sakit, menyuruhnya untuk beristirahat dengan tenang.
Entah kali ini Kakak Lan menelepon dia karena masalah apa.
“Nikita, kamu berencana kapan kembali ke perusahaan?”
Novel Terkait
The Great Guy
Vivi HuangLove and Trouble
Mimi XuWaiting For Love
SnowRahasia Istriku
MahardikaKamu Baik Banget
Jeselin VelaniHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku