Hello! My 100 Days Wife - Bab 4 Lega
“Apa aku benar-benar tidak sedang bermimpi?”
Nikita Ruan berbaring di atas ranjang, lalu mengangkat surat nikah ke atas kepalanya, dan bergumam sendiri.
Saat ini, kepala Nikita Ruan terasa kacau, kemudian tiba-tiba dia teringat pada kalimat terakhir yang dikatakan Darwin Yu padanya.
Darwin Yu mengatakan, bisa memberikannya apapun, hanya satu yang tidak bisa, perasaan.
Sebenarnya jika dipikir-pikir, bukankah dia juga begitu?
Sejak dua tahun yang lalu, setelah pengkhianatan yang memalukan itu, dia telah kehilangan harapan pada hubungan antara wanita dan pria.
Bahkan Nikita Ruan merasa seumur hidupnya ini dia tidak akan mencintai orang lain.
Jika tidak, dia juga tidak akan pergi kencan buta.
Alasan dua orang melakukan kencan buta, karena ingin menunjukkan kebutuhannya, dan tidak ada hubungan sama sekali.
Pernikahan, hanyalah ditunjukkan untuk orang lain, membuktikan jika diri sendiri juga hidup dengan ‘normal’.
Memikirkan hal ini, Nikita Ruan merasa sedikit lega.
Dia bisa menikah dengan Darwin Yu, walaupun sebuah hal yang sangat tidak diduga, namun surat nikah ini sama seperti rencananya sebelumnya, tidak ada cinta, hanya melalui hari bersama.
Apa yang perlu dia khawatirkan?
Setelah Nikita Ruan menenangkan dirinya sendiri, dia menarik selimut hingga menutupi kepalanya dan mulai tidur.
Saat dia bangun, sudah pukul lima lewat, matahari sudah berada di sisi barat, cahaya senja menyinari kepala ranjang Nikita Ruan.
Nikita Ruan mengusap matanya, terlihat masih belum sadar sepenuhnya.
“Darwin, benar kan, ayo ayo, silahkan minum, dan makanlah apelnya, semua ini aku beli di pasar tadi pagi, masih sangat segar.”
Saat Nikita Ruan masih belum sadar sepenuhnya dan berpikir apakah mau melanjutkan tidurnya, terdengar suara ibunya yang sangat ramah dari luar, membuat Nikita Ruan langsung bergetar.
Darwin? Minum? Makan apel?
Apakah rumahnya kedatangan tamu?
Nikita Ruan menggaruk kepalanya, setelah beberapa saat kemudian, dia baru ingat, Darwin Yu mengatakan akan datang ke rumahnya.
Apakah Darwin ini adalah Direktur Yu!
Nikita Ruan langsung keluar dengan cepat, baru saja berada di depan pintu, dia berpas-pasan dengan Nyonya Liu yang membawa piring buah dan akan mengetuk pintunya.
Nyonya Liu memutar bola matanya menatap putrinya yang serampangan, kemudian merubah raut wajahnya menunjukkan senyuman keibuan, berucap dengan suara yang tidak pelan juga tidak besar, “Nikita, kebetulan kamu keluar, Darwin sudah datang, kemarilah temani dia berbincang.”
Mendengar ibunya yang berucap seperti ini, Nikita Ruan tersentak sejenak, kemudian menatap jam dinding, kebetulan jarum jam menunjukkan pukul enam.
Dia benar-benar datang! Dan juga sangat tepat waktu.
Nikita Ruan tersenyum canggung, terdapat rasa ingin bersembunyi di dalam kamarnya, namun Nyonya Liu yang menyadarinya bertindak dengan cepat, langsung menarik lengan Nikita Ruan, dan membawanya duduk di sofa ruang tengah di hadapan Darwin Yu.
“Kalian berbincangkah, aku akan pergi memasak.” setelah Nyonya Liu berucap, dia langsung pergi dari sana.
Seketika suasana di ruang tengah menjadi canggung.
Nikita Ruan yang berada di tempatnya, seketika tidak tahu harus melakukan apa, bahkan matanya tidak tahu harus memandang ke arah mana, terkadang menatap ujung kakinya, terkadang menatap ke arah Darwin Yu.
Saat ini Darwin Yu mengenakan pakaian olahraga berwarna abu-abu, dirinya terlihat tenang dan bercahaya, dan juga jauh lebih ramah dibandingkan dengan dirinya yang mengenakan jas siang tadi.
Apakah dia sengaja pulang, khusus untuk mengganti bajunya?
Pikiran Nikita Ruan mulai terbang ke mana-mana.
“Nikita.”
Darwin Yu membuka mulutnya, memecahkan keheningan.
Detik berikutnya Nikita Ruan langsung mengangkat kepalanya, dan berucap, “Direktur Yu.”
Selesai berucap, Nikita Ruan menyadari ada yang salah, sebelumnya dia belum mengatakan pada Darwin Yu, jika dia adalah pegawai di Perusahaan Yu.
Sekarang identitasnya telah terbongkar, apakah dia akan merasa dirinya telah dimanfaatkan? Mencurigainya, jika dia telah mengatur kencan buta hari ini.
Seketika, banyak hal yang melintasi di dalam pikiran Nikita Ruan.
Siapa sangka, Darwin Yu tidak perduli pada apa yang dia ucapkan, dan kembali berucap padanya, “Ulurkan tanganmu.”
Nikita Ruan mengulurkan tangannya dengan menurut.
“Tangan kiri.” ucap Darwin Yu.
Nikita Ruan menarik kembali tangan kanannya, lalu mengulurkan tangan kirinya dengan menurut.
Saat ini, Darwin Yu mengeluarkan sebuah cincin platinum, dan mengenakannya di jari manis tangan kiri Nikita Ruan.
Gerakannya yang lembut, anggun, bergabung menjadi satu.
Nikita Ruan tercengang, jantungnya berdegup cepat, menatap cincin yang ada di jari manisnya, dan tidak bisa mengatakan apapun.
Saat dia menatap ke arah Darwin Yu, dia menyadari, jari manis tangan kiri Darwin Yu, juga terdapat cincin platinum yang sama.
Namun, jarinya yang panjang, dan bersih, membuat cincin itu terlihat sangat bagus.
“Ukurannya pas.” Darwin Yu menganggukkan kepalanya, merasa puas pada seleranya.
“Aku......” hati Nikita Ruan kembali berdebar.
“Sudah kukatakan, aku bisa memberikan segalanya padamu.” Darwin Yu mengangkat pandangannya menatap Nikita, “Seterusnya kamu memanggilku Darwin, dan aku memanggilmu Nikita.”
Suara Darwin Yu sangat pelan, namun di setiap katanya sarat akan tak terbantahkan.
“Aku......” Nikita Ruan berusaha menenangkan hatinya yang berdebar, “Bukankah terlalu cepat? Aku baru saja bertemu denganmu satu kali, kamu, sepertinya tidak mengenalku sama sekali kan?”
Wajah Nikita Ruan memerah, akhirnya dia mengatakan apa yang ingin dia katakan.
Sebenarnya menikah dengan Darwin Yu, tidak ada yang perlu dia khawatirkan, bagaimanapun dia juga tidak akan rugi sama sekali.
Namun bagi Darwin Yu, kerugiannya sangat besar!
Nyonya Yu panggilan ini jauh lebih berharga dibandingkan sepuluh truk berlian, tentu saja dia mendapatkan banyak keuntungan!
“Kenal yang kamu maksud itu bagaimana?” Darwin Yu sedikit mengangkat alisnya.
Ditanyai seperti ini, Nikita Ruan menipiskan bibirnya, lalu menyebutkan beberapa contoh, “Seperti siapa namaku, bekerja di mana, lulusan dari universitas mana......”
“Namamu Nikita Ruan, tahun ini berusia 24 tahun, lulusan Universitas Kota J jurusan administrasi, sekarang bekerja di Perusahaan Yu, saat berkuliah menjalin hubungan dengan pria dari jurusan keuangan, dan berpisah saat lulus......”
“Baiklah, baiklah.” mendengar sampai di sini, Nikita Ruan langsung memotong ucapan Darwin Yu.
Hubungan masa lalunya yang dibicarakan, membuat Nikita Ruan merasa sedikit malu, seketika wajah ovalnya memerah.
Namun wajah Darwin Yu terlihat tenang, sebaliknya menjawab pertanyaan Nikita Ruan dengan serius.
Nikita Ruan menelan air liurnya, sepertinya Darwin Yu memang mengetahuinya.
Namun karena membicarakan hal ini,apakah dia tertarik pada hubungan masa lalunya? Apakah dia salah paham?
Memikirkan hal ini, akhirnya Nikita Ruan memutuskan untuk menjelaskan pada Darwin Yu, menelan air liurnya sejenak, lalu berucap dengan pelan, “Kekasihku saat kuliah, hubungan kami sangat bersih.”
“Hanya pernah dua kali bergandengan tangan.” membicarakan hal ini, wajah Nikita Ruan memerah hingga telinga.
Darwin Yu awalnya tidak tertarik pada hal ini, namun melihat Nikita Ruan yang membicarakan masalah ini dengan bersungguh-sungguh, membuatnya tanpa sadar merasa gadis yang ada di hadapannya ini, terlihat menggemaskan, bahkan tatapan dinginnya sedikit berkurang.
Novel Terkait
Untouchable Love
Devil BuddySuami Misterius
LauraDoctor Stranger
Kevin WongMy Cute Wife
DessyMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeCEO Daddy
TantoCinta Seorang CEO Arogan
MedellineUnlimited Love
Ester GohHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku