Hello! My 100 Days Wife - Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu

Darwin Yu mengernyit, dia termangu, lalu dia berkata dengan suara yang rendah dan dingin, “Kamu ingin bercerai?”

Nikita Ruan menatap pria itu dan berkata satu per satu, “Benar, aku ingin bercerai.”

Tadi dia sudah memikirkannya, pernikahan mereka adalah sebuah kesalahan, dan sekarang, dia ingin menghentikan kerugian dengan tepat waktu.

Darwin Yu mengerutkan alis, dagunya yang menegang menunjukkan bahwa dia sedang menahan api amarahnya, “Nikita Ruan, kita belum sampai pada langkah ini, bukankah?”

Dia bahkan belum sempat untuk menebusnya, tetapi Nikita Ruan sudah mengajukan bercerai?

“Belumkah?” Nikita Ruan bertemu dengan matanya tanpa takut sedikitpun, dia berkata satu per satu, “Kamu mempunyai orang yang kamu cintai, aku ini apa, orang ketiga?”

Apa yang diinginkan Darwin Yu, memiliki banyak istri seperti pria zaman kuno?

Mendengar perkataannya, ekspresi Darwin Yu menjadi suram, dia menekan bibirnya dengan rapat, lalu berkata setelah sesaat, “Jika kamu benar-benar ingin bercerai, maka bercerai saja.”

Darwin Yu mengeluarkan selembar cek kosong dan meletakannya di meja di samping kasur, lalu dia berkata dengan dingin, “Cek ini, anggap saja sebagai kompensasi untukmu.”

Nikita Ruan menoleh menatap cek itu, sesaat kemudian dia mencibir, “Oleh karena itu, apakah terserah padaku untuk menuliskan angkanya?”

Tidak pernah terpikirkan olehnya, ada suatu hari di mana adegan di dalam film serial televisi akan terjadi padanya!

Konyol!

Darwin Yu merapatkan bibirnya yang tipis, dia tidak menjawab.

Api amarah berkobar di dalam hati Nikita Ruan, dia langsung mengambil cek itu dan menatap mata Darwin Yu, “Apakah menurutmu aku adalah demi uangmu? Ataukah menurutmu anak yang mati itu dapat diukur dengan angka?”

Nikita Ruan merobek cek di tangannya, matanya memerah dan dia berkata dengan ganas, “Aku tidak sudi!”

Kepingan kertas berserakan di samping kasur, Darwin Yu mengernyit dan tidak mengatakan apa-apa.

Hingga saat ini, hubungan mereka sudah tidak dapat kembali lagi seperti semula.

Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam, dia menahan api amarah dalam hatinya, lalu dia berpura-pura tenang dan berkata dengan tegas, “Aku tidak akan menerima uangmu, aku juga tidak akan mendonorkan ginjal, aku hanya ingin bercerai denganmu.”

Darwin Yu mengerutkan alis, dia tertegun, pada akhirnya dia menelan kembali perkataan yang sudah tiba di ambang mulutnya.

Pada akhirnya, Darwin Yu berkata dengan suara berat, “Jaga diri baik-baik.”

Darwin Yu langsung berbalik badan dan meninggal ruangan.

Ruangan kembali menjadi hening, air mata Nikita Ruan akhirnya tidak dapat ditahan lagi.

Pernikahan pertama dalam kehidupannya, apakah sudah berakhir dengan begitu saja?

Keesokan paginya, Nikita Ruan bangun dan mencuci muka, setelah perawat memeriksakan seluruh kondisi luka di tubuhnya, dia melihat Alson Du yang berdiri di depan pintu.

Perawat meninggalkan ruangan, barulah Alson Du melangkah ke dalam bangsal.

“Nyonya, Presdir Yu menyuruhku untuk….”

Nikita Ruan memotong perkataannya dengan datar, “Ke depannya kamu sudah boleh mengubah panggilan.”

Masalah terkait dia ingin bercerai dengan Darwin Yu, Alson Du pasti mengetahuinya.

Alson Du tertegun, wajahnya terlintas akan rasa canggung, dia perlahan-lahan menyodorkan dokumen di tangannya, “Tuan meminta aku untuk memberikan ini padamu.”

Dokumen itu dengan jelas tercetak beberapa huruf besar, ‘Surat Pernyataan Cerai’.

Nikita Ruan tersenyum pahit, dia mengambil surat pernyataan itu dan melihat Darwin Yu sudah menandatanganinya. Nikita Ruan mengambil pulpen dan menandatangani.

Setelah selesai, Nikita Ruan mengembalikan dokumen itu kepada Alson Du, dia berkata dengan datar dan sungkan, “Merepotkan kamu.”

Alson Du ragu-ragu sejenak, lalu dia berbalik badan dan melangkah keluar.

Kebetulan Bibi Rong kembali setelah membeli sarapan pagi, melihat ekspresi Nikita Ruan yang tidak beres, dia bergegas bertanya, “Nyonya muda, ada apa denganmu?”

Nikita Ruan menoleh menatapnya dan berkata pelan, “Bibi Rong, ada satu hal yang ingin aku katakan denganmu.”

Bibi Rong meletakkan sarapan pagi dan maju menghampiri, “Hal apa?”

“Aku dan Darwin Yu sudah bercerai, ke depannya tidak perlu merepotkan kamu lagi.”

“Apa?” Bibi Rong termangu, “Ada apa dengan kalian?”

“Hanya tidak cocok saja….” Nikita Ruan tersenyum padanya, “Selain itu, aku akan keluar rumah sakit pada hari ini dan pulang ke rumah.”

Bibi Rong menunjukkan ekspresi sulit dipercaya, sepertinya ada ribuan pertanyaan yang ingin dia tanyakan, tetapi melihat ekspresi Nikita Ruan, dia menelan kembali perkataan yang ingin dia ucapkan.

Sikap Nikita Ruan sangat tegas, dia sendiri menyelesaikan prosedur keluar rumah sakit dan mengemas barang-barang, lalu hendak pulang ke rumah.

“Nyonya muda….”

Bibi Rong menarik Nikita Ruan, “Luka di badanmu….”

“Bibi Rong, kamu tenang saja, aku akan merawat diri sendiri dengan baik. Jika kamu benar-benar ingin membantuku, repotkan kamu untuk mengemas barang-barangku di dalam rumah, aku akan mengambilnya di waktu luang.”

Bibi Rong tahu Nikita Ruan sudah membulatkan tekad, dia tahu sudah tidak ada gunanya untuk membujuk, maka dia mengangguk mengiyakan.

Setengah jam kemudian, Darwin Yu berdiri di samping jendela, dia melihat sebuah sosok yang familiar di depan pintu besar rumah sakit.

Sepertinya karena luka di badannya belum sepenuhnya sembuh, Nikita Ruan berjalan dengan terpincang-pincang. Nikita Ruan berdiri di depan pintu dan menghentikan sebuah taksi, lalu dia naik ke dalamnya. Tegas dan tangkas, bahkan tidak menolehkan kepala sedikitpun.

Darwin Yu mengernyit, perasaan hatinya sedikit aneh.

Tiba-tiba, pinggangnya mengerat, sepasang tangan yang lembut merangkul di pinggangnya.

Terdengar sebuah suara wanita yang manis, “Kakak Darwin, apa yang sedang kamu lihat? Serius sekali?”

Darwin Yu tersadarkan, dia memaksa diri untuk menarik kembali tatapannya, lalu menoleh menatap Cella Ye di belakangnya.

“Tidak apa-apa.”

Cella Ye bersandar di dada Darwin Yu, “Kakak Darwin, aku dengar operasi akan diundur lagi?”

Darwin Yu menatap Cella Ye, dalam matanya penuh dengan rasa belas kasih, “Iya, kamu tenang saja, aku akan segera mencarikan sumber ginjal yang cocok.”

Walau Nikita Ruan tidak bersedia mendonorkan ginjal, dia juga harus terus mencarikan sumber ginjal yang cocok untuk Cella.

Setelah berkarut-marut selama beberapa hari di dalam rumah, Nikita Ruan tetap lesu. Nyonya Liu dan Profesor Ruan setiap harinya memikirkan cara untuk membuat Nikita Ruan senang, tetapi gagal semuanya.

Nyonya Liu menepuk pintu kamar, “Nikita, ayo keluar, makan sedikit buah-buahan, jangan selalu tinggal di dalam kamar!”

Dalam beberapa hari ini, selain pergi makan dan ke toilet, Nikita Ruan hampir tidak pernah melangkah keluar dari pintu kamar, sungguh membuat Nyonya Liu galau sekali.

Nikita Ruan melepaskan headset dan berjalan keluar dari kamar. Begitu dia duduk di sofa, dia melihat Nyonya Liu dan Profesor Ruan sedang menatapnya.

Nikita Ruan berkata perlahan-lahan, “Ayah, Ibu, ada apa?”

Profesor Ruan tertegun, pada akhirnya dia tidak tahan untuk bertanya, “Nikita, sebenarnya ada apa denganmu selama beberapa hari, kamu dan Darwin….”

Selama beberapa hari ini, Nyonya Liu tidak hentinya menanyakan masalah mereka, tetapi Nikita Ruan selalu akan semakin tidak wajar begitu mendengar nama Darwin Yu. Setelah beberapa kali, mereka juga tidak berani bertanya lagi.

Namun sudah beberapa hari berturut-turut, tidak bisa terus seperti ini lagi. Mereka memutar otak dan memikirkan segela cara, pada akhirnya mereka memutuskan untuk membicarakannya baik-baik.

Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam, wajahnya tidak memiliki perubahan ekspresi, dia menusuk sepotong apel dengan garpu, lalu berkata pelan, “Aku dan dia sudah bercerai.”

“Apa?”

Nyonya Liu dan Profesor Ruan terkejut, mereka saling bertatapan.

Nikita Ruan menurunkan mata dan berkata dengan datar, “Karena masalah anak, selain itu, kami juga tidak terlalu cocok.”

Nyonya Liu tidak tahan untuk berseru, “Tetapi kenapa kalian langsung bercerai begitu saja? Kenapa tidak membicarakannya dengan kami terlebih dahulu….”

Wajah Profesor Ruan menjadi suram, dia menarik Nyonya Liu dan memberi isyarat mata padanya.

Nyonya Liu tertegun, lalu dia sadar dan bergegas menghentikan perkataannnya.

Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam, dia meletakkan garpu dan berkata dengan serius sambil menatap mereka, “Ayah, Ibu, aku punya pemikiran sendiri, aku sudah memutuskannya.”

Dalam masalah ini, dia tidak memiliki jalan mundur. Pernikahan ini, dia tidak bisa tidak bercerai.

Novel Terkait

Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu