Hello! My 100 Days Wife - Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?

Kegiatan team building di hari ulang tahun perusahaan pada sebelumnya, meski para petinggi perusahaan juga akan ikut, tetapi tidak akan berinteraksi bersama dengan para karyawan, sehingga Nikita Ruan ingin tahu apakah Darwin Yu akan ikut bersama mereka.

Melihat mata wanita itu yang hidup dan berseri-seri, Darwin Yu tertegun, lalu dia bertanya, “Apakah kamu ingin aku ikut bersama kalian?”

Nikita Ruan berkata sambil berpikir, “Dalam acara setiap tahun, semua orang akan melakukan permainan, sepertinya kamu tidak pernah mengikuti acara permainan antar karyawan.”

Darwin Yu berkata pelan, “Jika kamu ingin aku pergi, juga boleh.”

Dia sudah cukup banyak berhutang padanya, dia masih bisa memenuhi permintaan sekecil ini.

Mendengar Darwin Yu berkata seperti itu, wajah Nikita Ruan menunjukkan kegirangan, dia belum pernah melihat tampang Darwin Yu dalam melakukan permainan, kali ini dia pun bisa melihatnya.

Keesokan paginya, Nikita Ruan bangun tidur dan berangkat kerja seperti biasanya. Tidak lama setelah tiba di perusahaan, dia menerima e-mail pemberitahuan dari kantor presdir.

Hari ulang tahun perusahaan adalah dua hari kemudian, di dalam e-mail sudah dicantumkan barang-barang apa saja yang perlu dibawa, serta sudah tertera waktu dan tempat dari kegiatan team building.

Begitu informasi ini disebarkan, ada orang yang senang, ada pula orang yang tidak senang, ada orang yang menantikan, tentu juga ada orang yang tidak bersedia.

Nikita Ruan pergi ke ruang istirahat untuk mengambil air, dia mendengar banyak suara yang berbeda.

Ketika dia hendak pergi, tiba-tiba Bella Meng berkata, “Masih ada satu berita heboh lagi, apakah kalian tahu?”

“Berita heboh apa?”

“Kegiatan team building kali ini, Presdir Yu juga akan ikut dengan kita, yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kali ini dia akan sederajat dengan kita, makan dan tinggal bersama-sama, serta saling berinteraksi dengan para karyawan untuk meningkatkan hubungan!”

“Benarkah! Presdir gunung es kita bahkan tidak libur di hari ulang tahun perusahaan pada tahun lalu, dengar-dengar dia berada di dalam hotel dan mengadakan rapat video dengan pebisnis dari luar negeri!”

Ada orang yang tidak percaya, Bella Meng berkata dengan yakin, “Benar! Informasi dariku dijamin akurat 100 persen!”

Orang-orang setengah percaya setengah curiga, semua sedang menebak dan bertaruh. Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam lalu melangkah keluar dari ruang istirahat.

Amel juga ikut keluar karena merasa bosan, dia bergegas mengejar Nikita Ruan dan bertanya, “Nikita, bagaimana menurutmu? Apakah Presdir Yu akan pergi?”

Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam dan mengangguk, “Dia akan pergi.”

Kemarin Darwin Yu sendiri yang menyetujuinya, seharusnya dia tidak akan berbohong.

Amel tersenyum, “Jika Presdir Yu benar-benar pergi, lumayan asyik juga.”

Mendengarnya, dalam benak Nikita Ruan mulai membayangkan tampang Darwin Yu ketika melakukan permainan, pada saatnya nanti Darwin Yu tidak akan melakukan permainan dengan wajah gunung es dan wajah poker bukan?

Berpikir demikian, sudut bibir Nikita Ruan terangkat tak tertahankan.

Ketika sampai di depan pintu kantor, Amel menariknya, “Maukah makan bersama siang ini? Ada sebuah kedai nasi katsu babi yang baru dibuka di sebelah, dengar-dengar rasanya lumayan enak.”

Nikita Ruan melihat jam, tinggal setengah jam lagi dari jam istirahat siang, ketika dia hendak mengiyakan, ponsel di tangannya tiba-tiba bergetar.

Nikita Ruan terkejut, begitu melihat nama di layar, dia menjadi gelisah tanpa disadari.

Itu adalah panggilan telepon dari Darwin Yu!

Nikita Ruan bergegas menyimpan ponsel dan bersenyum kepada Amel, “Aku angkat telepon dulu, bicarakan nanti saja.”

Sambil berkata, Nikita Ruan masuk ke dalam kantor dan mengangkat telepon.

“Halo?”

Darwin Yu tiba-tiba meneleponnya di jam kerja, jangan-jangan ada masalah mendesak?

Terdengar suara pria yang berat dan rendah dari sebelah sana, “Ingin makan apa siang ini?”

Nikita Ruan tertegun, lalu dia berkata pelan, “Tadi Amel mengatakan ada sebuah kedai nasi katsu babi yang lumayan….”

Pria itu berkata tanpa ragu, “Aku temani kamu.”

Nikita Ruan termangu.

Ada apa dengan Darwin Yu hari ini, berinisiatif mengajaknya makan, ini sama sekali tidak wajar!

“Eh….” Nikita Ruan berkedip dan bertanya, “Apakah masih ada masalah lain?’

Darwin Yu berkata dengan datar, “Iya, setelah makan, nanti sore aku bawa kamu ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan, pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh.”

Nikita Ruan menjawab dengan ragu-ragu, “Kalau begitu… baiklah.”

“Kamu sudah boleh turun ke bawah dua puluh menit lagi, aku menunggumu di parkiran bawah tanah.”

“Baik.”

Setelah menutup telepon, Nikita Ruan memikirkan perkataan Darwin Yu tadi, dia merasa sedikit kaget.

Mengapa tiba-tiba membawanya pergi ke rumah sakit melakukan pemeriksaan menyeluruh?

Beberapa detik kemudian, Nikita Ruan teringat akan adegan kemarin ketika mereka pergi ke Kediaman Tua untuk menengok Nenenk. Pada saat itu Nenek memegangi tangannya dan berpesan kepada Darwin Yu untuk membawanya ke rumah sakit melakukan pemeriksaan, jika kekurangan apa maka tambahkan suplemen apa, melakukan persiapan untuk mempunyai anak.

Tak disangka… hari ini Darwin Yu akan membawanya ke rumah sakit.

Sembari berpikir, dalam benaknya terlintas akan adegan yang tidak senonoh, wajahnya juga memerah.

Tiba-tiba, pintu kantor dibuka, Amel menyembukan kepala ke dalam, “Nikita, apakah sudah selesai dipikirkan?”

Nikita Ruan tersenyum maaf, “Aku… aku punya urusan lain sore hari ini, mungkin tidak bisa pergi makan bersama denganmu.”

“Baiklah, lain kali saja.”

Melihat Amel pergi, Nikita Ruan menepuk wajahnya yang panas dan menarik napas, dia mengemas barang-barang lalu hendak pergi.

Setibanya di parkiran bawah tanah, Nikita Ruan naik ke dalam mobil. Darwin Yu menghidupkan mesin dan bertanya, “Pergi makan ke mana?”

“Eh, kamu yang tentukan saja.”

Jika benar-benar pergi ke kedai nasi katsu babi yang dikatakan Amel, takutnya akan bertemu dengan banyak rekan kerja….

“Baik.”

Darwin Yu menjalankan mobil dan melesat pergi.

Setelah tiba di sebuah restoran masakan Xiang, Darwin Yu membawa Nikita Ruan ke dalam, dan duduk di dekat jendela.

Ketika memesan makanan, Nikita Ruan melihat menu, tetapi dia tidak tahu harus memesan apa, maka dia meminta pelayan untuk merekomendasikan masakan khas.

“Ayam Jenderal Tso khas ini bisa dicoba, rasanya sangat nikmat, serta Lapchiong ini….”

Nikita Ruan sedang mendengarkan pelayan memperkenalkan menu, tiba-tiba dia merasa kakinya ditarik.

Nikita Ruan menunduk, dia melihat seorang anak laki-laki yang berusia sekitar tiga atau empat tahun sedang menarik gaunnya.

“Adik kecil, kamu dari mana?”

Nikita Ruan melihat sekeliling, juga tidak menemukan orangtuanya, mata anak laki-laki itu besar dan bulat, dia menarik gaun Nikita Ruan, tidak berbicara juga tidak melepaskan tangan.

Anak laki-laki itu melihat Nikita Ruan, lalu melihat jus di samping tangan Nikita Ruan, tampang anak laki-laki imut sekali. Setelah sesaat, dia berkata dengan suara kecil, “Jus….”

Barulah Nikita Ruan paham, dia bergegas menuangkan segelas jus dan memberikannya kepada anak laki-laki itu, “Minum dengan pelan ya….”

Darwin Yu duduk di seberang, melihat ekspresi dan nada bicara Nikita Ruan yang jauh lebih lembut, dia juga mengangkat sudut bibir secara tidak sadar.

“Maaf! Maaf! Maaf mengganggu kalian!”

Seorang wanita bergegas berlari kemari, dia menarik anak laki-laki itu dan berkata maaf kepada Nikita Ruan.

Nikita Ruan menggeleng kepala sambil tersenyum, “Tidak apa-apa, dia sangat imut.”

Wanita itu tersenyum, dia hendak menggendong anak laki-laki, tetapi tangan anak laki-laki itu memegangi gaun Nikita Ruan dengan erat.

Wanita itu berpura-pura tegas dan menakut-nakutinya, “Shwan, lepas tangan, kamu terus begitu terhadap Kakak, nanti Paman di seberang akan memukul kamu loh!”

Anak laki-laki melihat Nikita Ruan, lalu melihat Darwin Yu, dia ragu-ragu sejenak, barulah melepaskan tanagn.

Melihat wanita itu menggendong anak laki-laki pergi, Nikita Ruan tersenyum, dalam matanya penuh dengan kelembutan.

Darwin Yu yang duduk di seberang tiba-tiba mengangkat alis dan bertanya, “Apakah kamu sangat menyukai anak-anak?”

Tanpa ragu sedikitpun, Nikita Ruan langsung mengangguk, “Iya.”

Nikita Ruan teringat akan sesuatu, ekspresinya menjadi serius, dan dia bertanya, “Kalau begitu… bagaimana denganmu?”

Darwin Yu mengangkat mata, dan berkata dengan datar, “Lumayan.”

Nikita Ruan semakin gugup, dia lanjut bertanya, “Lalu kamu, suka anak laki-laki atau anak perempuan?”

Novel Terkait

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu