Hello! My 100 Days Wife - Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
Sambil berkata, Nikita Ruan meneguk habis segelas anggur penuh, cairan yang dingin tidak hentinya mengalir turun dari tenggorokan hingga ke lambung, rasa pedas pun tertinggal di dalam rongga mulut.
Orang di meja itu pun terbengong, tidak ada yang menyangka bahwa Nikita Run yang tampak lemah gemulai pada biasanya akan langsung meneguk habis segelas besar anggur.
Nikita Ruan menelan tegukan terakhir, lalu membalikkan gelas kepada semua orang, “Terima kasih atas bantuan kalian padaku selama ini.”
Semua orang bertepuk tangan.
Para rekan kerja pria pun bersorak, “Bagus sekali.”
Setelah selesai minum, Nikita Ruan duduk kembali. Amel menghampirinya dan berkata dengan merendahkan suara, “Nikita, kenapa kamu menganggapnya dengan serius! Langsung meneguk begitu banyak! Kamu juga bukannya tidak tahu Doni dan para rekan kerja pria itu, mereka suka untuk bersorak ramai, walau kamu tidak minum juga tidak apa-apa!”
Nikita Ruan tersenyum, “Tidak apa-apa.”
Setelah meneguk segelas anggur, lambungnya terasa panas membara, Nikita Ruan merasa perasaan ini sedikit menarik.
Di meja jamuan, semua orang sedang bersorak ramai, saling bersulang, dan pada akhirnya juga bermain gunting-batu-kertas. Nikita Ruan duduk di pojokan sambil menatap semua orang yang sedang bersorak ramai, dia meneguk anggur segelas demi segelas dengan hening.
Rasa anggur buah yang manis dan masam tidak terhitung terlalu kuat, tetapi setelah meneguk beberapa gelas secara tidak sadar, rasa mabuk datang perlahan-lahan. Wajah Nikita Ruan menjadi panas, kepalanya juga terasa pusing.
Amel yang duduk di sebelahnya sudah ditarik pergi untuk minum, Nikita Ruan duduk sendirian di sana sambil minum anggur, tanpa disadari botol anggur di tangannya sudah tersisa setengah.
Kepalanya terasa pusing, Nikita Ruan menepuk pipinya, lalu pergi ke toilet untuk mencuci muka, barulah dia sedikit sadar. Nikita Ruan berjalan keluar dengan pelan, ketika berjalan di koridor, dia menatap ruangan privat di tak jauh darinya, dia mengeraskan hatinya dan langsung pergi ke arah sebaliknya.
Dia tidak ingin kembali ke ruangan privat yang hiruk-pikuk, dia hanya ingin menyendiri dengan tenang, walau dia tidak kembali, mereka juga tidak akan menyadarinya.
Sejak dia naik jabatan, para rekan kerja di departemen sudah menjauh darinya, dia seorang diri sebaliknya terasa hening.
Setelah turun ke lantai bawah menyusuri tangga, Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam, dia berputar ke sana-sini dan tiba di sebuah halaman. Halaman itu sangat luas, kedua sisinya adalah tanaman hijau, dan di tengahnya ada sebuah kolam renang yang sangat besar.
Di halaman ini sangat tenang, dengan angin malam yang bertiup, Nikita Ruan berjalan ke tepi kolam renang, dan berjalan ke depan dengan pelan.
Tepat ketika itu, ponsel di dalam sakunya tiba-tiba berdering, Nikita Ruan mengeluarkannya dan melihat nama ‘Darwin Yu’ di layar, entah mengapa, dia sama sekali tidak ingin mengangkatnya.
Nikita Ruan mematikan layar, dia memegangi ponsel dan berjalan pelan menyusuri tepi kolam renang.
Tidak lama kemudian, ponselnya berdering lagi, Nikita Ruan mengeluarkannya dan melihat, tetap adalah Darwin Yu!
Setelah ragu sejenak, Nikita Ruan mengangkat telepon, “Halo?”
“Di mana?” Terdengar suara seorang pria yang berat dan enak di dengar seperti biasanya, tetapi nada bicaranya datar dan tanpa perasaan.
Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan kesal, “Tidak perlu kamu urus.”
Di ujung telepon sebelah sana, Darwin Yu tertegun, lalu dia bertanya sekali lagi dengan sabar, “Di mana kamu? Alson Du mengatakan kamu tidak ada di dalam ruangan privat.”
Nikita Ruan berkata satu per satu, “Kamu tidak perlu tahu….”
Setelah ditolak dua kali berturut-turut, barulah Darwin Yu menyadari ada yang tidak beres, dia mengernyit, “Apakah kamu minum anggur?”
“Tidak ada!” Nikita Ruan menyangkal dengan tegas, di bawah pengaruh alkohol, dia langsung menutup telepon tanpa memikirkannya.
Dia memang sedikit marah, marah kepada Darwin Yu yang jelas-jelas memiliki keluarga tetapi masih makan bersama wanita lain.
Nikita Ruan langsung menonaktifkan ponsel saking marahnya, dia memasukkan ponsel ke dalam saku, lalu lanjut berjalan ke depan dengan terhuyung.
Tiba-tiba, terdengar langkah kaki yang pelan di belakangnya, sebelum Nikita Ruan sadar, dia merasa ada sebuah kekuatan yang mendorongnya ke samping!
Plung! Nikita Ruan merasa dirinya terselubung oleh cairan yang dingin, dan badannya tenggelam ke bawah!
Dia… apakah dia terjatuh ke dalam kolam renang?
Dia tidak bisa berenang!
Nikita Ruan meronta-ronta di dalam kolam renang, namun badannya tetap tenggelam ke bawah, ditambah lagi badannya sedikit tidak terkontrol karena minum anggur. Nikita Ruan tidak bisa bernapas, dia bahkan juga menelan beberapa teguk air!
“Tolong… tolong!”
Saat ini, hasrat untuk hidup menandingi segalanya, Nikita Ruan meronta-ronta, wajahnya semakin merah karena sesak napas….
Tiba-tiba, terdengar suara ‘plung’, lalu Nikita Ruan diangkat oleh seseorang. Detik berikutnya, pandangan Nikita Ruan menjadi hitam dan dia tidak sadarkan diri.
Di dalam ruang VIP, Darwin Yu duduk di depan meja makan, melihat beragam masakan di ataas meja, dia tidak memiliki selera makan, dia mendengarkan orang lain berbicara dengan tidak fokus.
Beberapa petinggi perusahaan sedang asyik mengobrol, dan Lindy Su duduk di sebelah. Ada orang yang menyadari kelainan Darwin Yu, dia bertanya sambil tersenyum, “Presdir Yu, ada apa? Apakah masakan ini tidak cocok dengan seleramu?”
Darwin Yu berkata dengan datar, “Tidak, aku tidak begitu lapar, kalian makan saja.”
Semua orang mengangguk, mereka lanjut mengobrol dan minum.
Lindy Su mendongak, tatapannya senantiasa tertuju pada Darwin Yu. Sesaat kemudian, Lindy Su menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri, dia tersenyum menggoda sambil menatap Darwin Yu, “Presdir Yu, mari minum bersama?”
Darwin Yu meliriknya dengan datar, tepat ketika dia ingin mengangkat gelas, tiba-tiba pintu ruang VIP terbuka.
Alson Du berjalan masuk dengan ekspresi panik, dia mengangguk kepada semua orang terlebih dahulu, lalu segera berjalan ke sisi Darwin Yu dan berkata di telinganya, “Presdir Yu, Nyonya terjatuh ke dalam air!”
Wajah Darwin Yu berubah menjadi suram, “Bagaimana ini?”
Tadi dia baru saja bertelepon dengan Nikita Ruan, kenapa terjadi masalah dalam waktu sekejap?
Alson Du bergegas berkata, “Terjatuh ke dalam kolam renang, Nyonya tidak apa-apa, sekarang ada di dalam kamar.”
Darwin Yu bangkit berdiri dan mengangguk kepada semua orang, “Maaf, ada sedikit urusan, aku pamit sebentar.”
Sambil berkata, Darwin Yu melangkah keluar.
Jika terjadi masalah pada Nikita Ruan, maka operasi akan diundur, maka semua usahanya selama ini pun akan sia-sia!
Setelah keluar dari ruang VIP, Darwin Yu bertanya dengan suara berat, “Bagaimana spesifiknya?”
Alson Du berkata sambil berjalan, “Sepertinya Nyonya minum sedikit anggur, dia terjatuh ke dalam kolam renang, ada seorang pelayan yang melihatnya dan menyelamatkan Nyonya.”
Mendengarnya, wajah Darwin Yu memberat.
Benar saja, Nikita Ruan minum anggur!
Darwin Yu bergegas melesat ke kamar Nikita Ruan, lalu dia membuka pintu, ada dokter dan beberapa pelayan di dalamnya, Nikita Ruan sedang berbaring di atas kasur, dia sudah sadar, tetapi wajahnya masih pucat.
Darwin Yu maju menghampiri dan bertanya kepada dokter, “Bagaimana?”
Dokter hotel berkata dengan suara rendah, “Air yang tersedak sudah dikeluarkan, tetapi sepertinya dia terkejut sekali, dia tidak berbicara sampai sekarang.”
Darwin Yu mendongak menatap wanita yang sedang linglung di atas kasur, suasana hatinya sedikit kompleks, dia tertegun, lalu melirik ke orang di sekitar, “Kalian keluar dulu saja.”
Saat ini, Nikita Ruan lebih membutuhkan sebuah suasana yang hening.
Dokter dan para pelayan pergi tanpa suara. Darwin Yu berjalan ke depan pintu, dia berpesan kepada Alson Du, “Kamu selidiki apakah ada keganjilan dalam kejadian dia yang terjatuh ke dalam air ini.”
Alson Du bergegas mengiyakan, “Baik.”
Setelah Alson Du pergi, Darwin Yu menutup pintu kamar, lalu melangkah ke samping kasur.
Nikita Ruan sedang berbaring di atas kasur dengan mata terpejam.
Darwin Yu menarik kursi dari samping dan duduk di tepi kasur, lalu dia bertanya, “Bagaimana?”
Nikita Ruan tidak menjawab, dia hanya menarik selimut dan menutupi kepalanya.
Novel Terkait
Ternyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelMenantu Hebat
Alwi GoWaiting For Love
SnowMy Lifetime
DevinaMy Goddes
Riski saputroThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku