Hello! My 100 Days Wife - Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
Setelah memotret tidak sedikit foto yang ambigu, Lenny Cheng menyimpan kameranya dengan puas, lalu bergegas pergi.
Di sisi lain, Nikita Ruan dengan susah payah memapah Kevin Xu naik ke dalam mobil, setelah berpesan kepada supir, dia melihat mereka melesat pergi.
Nikita Ruan datang dengan menumpangi mobil Kevin Xu, namun pada saat ini, dia tidak enak untuk menumpangi mobil Kevin Xu dan meminta supirnya untuk mengantarkan dia pulang, lebih baik dia sendiri yang memanggil taksi untuk pulang.
Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam, melihat mobil itu melesat pergi, sarafnya yang tegang akhirnya menjadi lega, alkohol pun mulai bereaksi. Nikita Ruan berdiri lama di tengah udara dingin, tetapi pandangan di depan matanya menjadi berbayang.
Nikita Ruan menggertak gigi, dia melangkah ke depan, tetapi kakinya lemas dan badannya jatuh ke samping dengan tak terkendali.
Tiba-tiba ada sebuah tangan yang kuat yang memapah lengannya, membantunya berdiri dengan stabil.
Otak Nikita Ruan terasa berat, dia menopang logikanya untuk berbalik badan, lalu dia melihat sebuah wajah yang dingin dan serius.
Wajah Darwin Yu suram sekali, tatapannya yang tajam tertuju pada wajah Nikita Ruan, “Siapa yang menyuruh kamu minum minuman beralkohol?”
Dia baru saja keluar dari hotel tempat dia menghadiri jamuan bisnis dan melihat sebuah sosok familiar di depan pintu, wanita itu terhuyung di tengah angin, seolah-olah akan jatuh pada detik berikutnya.
Nikita Ruan termangu, menatap wajah pria itu yang serius, tiba-tiba muncul perasaan sedih dalam hatinya, matanya menjadi merah, lalu air mata pun menetes ke bawah.
“Kenapa… kamu galak padaku?”
Dia merasa sangat tidak nyaman, tidak bisa muntah, serta kepalanya terasa berat.
Melihat Nikita Ruan tiba-tiba menangis, Darwin Yu mengerutkan alis, perkataan mencela juga tak bisa diucapkan, “Kenapa kamu menangis?”
“… siapa yang menangis?”
Nikita Ruan mengisak, alisnya juga ikut berkedut, dia menggerutu dengan sedih, tidak mengaku.
Sambil berkata, Nikita Ruan berjalan ke samping, badannya terhuyung, lalu dengan tepat jatuh ke badan pria di sampingnya.
Kepala Nikita Ruan langsung menghantam dada Darwin Yu, dia memejamkan matanya dan menggerutu, “Bawa aku pulang… bawa aku pulang.”
Menatap wanita di pelukannya, muncul tiga garis hitam di dahi Darwin Yu, dilihat dari gerak-gerik Nikita Ruan, jelas Nikita Ruan sedang mabuk. Hati Darwin Yu melunak, dia juga tidak tega untuk membiarkan Nikita Ruan sendirian dengan begitu saja, dia bertanya dengan suara pelan, “Pulang ke rumahmu atau rumahku?”
Karena pengaruh alkohol, otak Nikita Ruan kacau balau, dia bergumam dengan mata terpejam, “Pulang ke… rumah Kakak, hehe, Kakak….”
Wajah Darwin Yu langsung menjadi suram.
Kakak? Kakak dari mana? Jangan-jangan Nikita Ruan mencari Kakak lagi di luar sana?
Berpikir demikian, Nikita Ruan semakin tidak senang, dia memegang bahu Nikita Ruan dengan erat, tanpa di sadari tenaganya menjadi semakin besar, dia bertanya dengan suara berat, “Kakak yang mana?”
Bahu Nikita Ruan terasa sakit, wajahnya sampai berkerut, dia menyusutkan badan dan mengait leher Darwin Yu secara tidak sadar, “Sakit….”
Darwin Yu tersadarkan, dia segera melepaskan tangannya, lalu merangkul pinggang Nikita Ruan, mengantisipasi Nikita Ruan terjatuh lagi.
Nikita Ruan bergesek pelan di dada Darwin Yu, barulah dia merasa sedikit lebih tenang, dia memeluk leher Darwin Yu dan tidak ingin melepaskannya.
Darwin Yu bertanya dengan sabar, “Pulang ke mana?”
Nikita Ruan menggerakkan badan di dalam pelukan Darwin Yu dan membuka matanya dengan linglung, matanya berbinar begitu menatap raut wajah Darwin Yu, dia menjulurkan jarinya, bergerak perlahan-lahan menyusuri garis dagu Darwin Yu.
Nikita Ruan bergumam dengan tidak jelas, “Kakak… tampan sekali….”
Badan Darwin Yu menegang, dia merasa tempat yang disentuh oleh jari Nikita Ruan menjadi kesemutan, lalu bagian bawah perutnya mengerat, sebuah perasaan gerah yang tak tertahankan langsung melonjak.
Dia yang selama ini sangat membanggakan daya kontrol dirinya, pada saat ini bahkan memiliki reaksi terhadap Nikita Ruan di jalanan.
Darwin Yu mengernyit, tangannya yang mencengkeram pinggang Nikita Ruan perlahan-lahan mengerat, suaranya berat dan serak, “Jangan nakal, aku antar kamu pulang.”
Jika Nikita Ruan asal bergerak dan melakukan suatu gerakan mencengangkan, takutnya dia akan tidak tahan ingin langsung menindaknya di tempat.
Namun wanita yang sedang mabuk dilarang untuk melakukan, justru melakukan apa. Nikita Ruan menggerakkan badan di dalam pelukan Darwin Yu dan berkata pelan, “Aku haus….”
Suara yang sedikit serak itu bagaikan tangan yang menggaruk pelan pada hati Darwin Yu. Darwin Yu menunduk menatap wanita di pelukannya yang berwajah merah, perasaan gerah itu menjadi semakin kuat.
Darwin Yu mengernyit, dia juga tidak bisa memikirkan begitu banyak lagi. Darwin Yu langsung menggendong Nikita Ruan dan berjalan cepat ke mobil di samping.
Darwin Yu membuka pintu mobil, melihat tatapan Alson Du yang mempertanyakan dan ragu-ragu, Darwin Yu langsung meletakkan Nikita Ruan ke kursi belakang lalu menutup pintu mobil, dia berpesan dengan suara berat, “Antar dia pulang.”
Nikita Ruan bersandar di kursi, entah mengapa dia merasa sekujur tubuhnya tidak nyaman, dia bergesek perlahan-lahan, lalu bersandar lagi pada badan Darwin Yu.
Seolah-olah sedang bermimpi, Nikita Ruan menjulurkan tangan meraba-raba di dada Darwin Yu sambil bergumam, “Keras sekali….”
Mendengar perkataan itu, suasana di dalam mobil langsung menjadi ambigu. Wajah Darwin Yu berubah menjadi suram, bahkan Alson Du juga mencoba untuk melirik ke belakang melalui kaca spion tengah.
Darwin Yu mengernyit dan berkata dengan suara berat, “Setir mobilmu baik-baik!”
Punggung Alson Du terasa dingin, dia segera menarik kembali tatapannya, “Baik!”
Wanita di pelukan Darwin Yu sama sekali tidak menyadarinya, tangan putih kecilnya meraba-raba sambil tak hentinya bergumam, “Keras sekali… hhmm, hhmm, bantal ini keras sekali….”
Api yang baru saja ditahan oleh Darwin Yu langsung membara lagi. Darwin Yu menangkap tangan Nikita Ruan, dia berkata dengan gusar dan kesal, “Nikita Ruan, apakah kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan?”
Tidak pernah ada wanita yang berani berbuat seperti itu di hadapannya! Namun Nikita Ruan berulang kali menantang batas bawahnya!
“Ah sakit… ada serangga yang menggigit aku!”
Nikita Ruan langsung menarik kembali tangannya, lalu dia memeluk Darwin Yu bagaikan koala mabuk.
Darwin Yu mengerutkan alis, dia tidak tahan untuk marah, jika bukan karena Nikita Ruan mabuk, dia pasti akan memberesinya.
Segera, mobil berhenti di depan komplek perumahan Nikita Ruan. Darwin Yu menatap Nikita Ruan yang sedang tertidur pulas di dadanya, dia menggendong Nikita Ruan turun dari mobil.
Darwin Yu melirik Alson Du dan berpesan dengan suara berat, “Kamu tunggu aku di sini, aku antar dia pulang.”
Darwin Yu langsung menggendong Nikita Ruan berjalan ke dalam komplek perumahan.
Darwin Yu juga familiar dengan rute jalan karena sudah pernah datang beberapa kali, dia berjalan ke depan menembus jalan setapak di tengah pepohonan, tiba-tiba wanita di pelukannya bergerak dan bergumam, “Keparat… dasar keparat… Dar… Darwin Yu….”
Gerakan Darwin Yu tertegun, dia menatap ke bawah dengan kaget.
Nikita Ruan masih memakinya dalam mimpi? Jangan-jangan adalah karena dia meninggalkan Nikita Ruan di tengah jalan pada hari kemarin?
Dalam hati Darwin Yu muncul perasaan yang komplek, menatap wajah wanita di pelukannya, Darwin Yu merasa sedikit bersalah.
Tiba-tiba Darwin Yu teringat akan wanita satunya yang saat ini masih berbaring sengsara di atas kasur, sinar gelap melintas di mata Darwin Yu, sedikit perasaan bersalah yang barusan muncul juga langsung memudar. Darwin Yu melangkah cepat ke depan, langsung memasuki unit gedung perumahan Nikita Ruan.
Setibanya di depan pintu rumah, Darwin Yu menekan bel pintu, segera ada orang yang datang membukakan pintu.
Nyonya Liu membuka pintu, begitu melihat Darwin Yu beserta Nikita Ruan yang sedang mabuk di dalam pelukannya, Nyonya Liu terkejut.
“Kalian….”
Darwin Yu tidak menjelaskan lebih lanjut, hanya berkata dengan datar, “Nikita mabuk, aku antar dia pulang.”
Novel Terkait
The Revival of the King
ShintaCinta Tak Biasa
SusantiCinta Yang Berpaling
NajokurataMy Lifetime
DevinaAkibat Pernikahan Dini
CintiaLelaki Greget
Rudy GoldHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku