Hello! My 100 Days Wife - Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
Tidak sampai sepuluh menit, foto ini sekali lagi menimbulkan kegemparan.
“Wah! Nikita Ruan ini benar-benar hebat sekali! Lawan jenis di sisinya satu hari berganti satu!”
“Iya! Pada biasanya gadis ini terlihat merendah sekali! Tak disangka….”
“Bukankah katanya dia menggunakan segala cara untuk mendekati Presdir Yu kita? Kenapa mengganti target lagi?”
“….”
Berbagai tebakan menerjang di dalam grup bagaikan ombak, lama tak mereda.
Nikita Ruan dan Harry Song sedang berada dalam perjalanan menuju restoran, ponsel mereka tak hentinya berbunyi di saat bersamaan.
Nikita Ruan mengeluarkan ponsel, melihat berbagai pesan baru dari grup, dia membukanya, benar saja, semua adalah pembicaraan mengenai dia dan Harry Song.
Harry Song juga melihat ponsel, segera dia pun paham, dia mengernyit dan berkata pelan, “Nikita, jangan dengarkan mereka, orang-orang di perusahaan memang suka bergosip!”
Mendengar perkataannya, Nikita Ruan tersenyum, “Tidak apa-apa, aku tidak peduli.”
Yang dia pedulikan adalah apakah Darwin Yu akan terkena pengaruh karena dirinya, sekarang gosip mengenai dia dan orang lain sudah tersebar ke mana-mana, sebaliknya akan meredakan masalah dia dan Darwin Yu dengan perlahan-lahan, dilihat dari sudut pandang yang berbeda, ini juga merupakan suatu hal bagus.
Melihat Nikita Ruan berekspresi seperti biasa dan tidak marah, barulah Harry Song merasa lega.
Segera, mereka sampai di restoran.
Harry Song memesan tempat di sebuah restoran western yang bergaya minimalis, jendela kaca yang panjang sampai ke bawah, bolam lampu kecil yang menyinari, serta bunga kecil di atas meja, suasana restorannya bagus, sangat cocok sebagai tempat kencan untuk para kekasih.
Setelah duduk, Nikita Ruan memandang sekeliling, dia menyadari tamu di sekitar kebanyakan adalah pasangan kekasih, seketika, dia merasa sangat tidak keruan.
“Kamu lihat, apa yang ingin kamu pesan?”
Nikita Ruan melihat menu yang disodorkan Harry Song, “Kamu yang pesan saja.”
Mendengar perkataannya, Harry Song juga tidak memaksa, dia memesan makanan dengan perhatian, lalu mengembalikan menu kepada pelayan.
Setelah pelayan pergi, Harry Song menuangkan segelas air lemon untuk Nikita Ruan, dia berkata pelan, “Nikita, aku tahu ada desas-desus di perusahaan dalam akhir-akhir ini, sebenarnya menurutku, kamu tidak perlu mengambil hati, tidak lama lagi masalah ini juga akan dilupakan orang-orang.”
Nikita Ruan tersenyum kepada Harry Song, “Aku tahu, terima kasih atas penghiburanmu.”
Dia berkenalan dengan Harry Song pada acara perlombaan perusahaan sebelumnya karena berada dalam satu tim untuk melakukan permainan, dia dapat melihat bahwa Harry Song adalah orang yang optimis dan bijaksana, adalah pria yang sangat baik, penghiburannya saat ini, juga berasal dari lubuk hati.
Harry Song mengangguk dan berkata, “Baguslah jika begitu, intinya jika kamu bertemu dengan kesulitan apapun, silahkan cari bantuan padaku.”
“Baik, aku akan.”
Belum lama mereka mengobrol, makanan dihidangkan satu per satu, lalu Nikita Ruan menunduk dan menyantap makanan, tidak banyak berkata.
Tiba-tiba, Harry Song berkata, “Nikita, aku lumayan penasaran, seperti apa tipe laki-laki idaman kamu?”
Nikita Ruan memiringkan kepala dan berpikir sejenak, lalu dia berkata secara naluri, “Bersikap baik padaku, juga mandiri dan memiliki pemikiran sendiri.”
Mendengarnya, senyum di wajah Harry Song semakin melebar, dia mengangguk dan berkata, “Lumayan bagus….”
Harry Song menatap Nikita Ruan dan bertanya pelan, “Apakah kamu tahu seperti apa tipe gadis idamanku?”
Nikita Ruan yang sedang minum pun tertegun, lalu dia bertanya melanjutkan, “Seperti apa?”
“Lucu, dan bijaksana.”
Sambil berkata, Harry Song perlahan-lahan meletakkan sumpit di tangannya, dia menatap Nikita Ruan di seberang tanpa memalingkan mata, “Sebenarnya, orang yang aku sukai adalah….”
Nikita Ruan mendongak dan bertemu dengan mata Harry Song, tiba-tiba dia menjadi gugup.
Dia bisa menebak apa yang akan dikatakan Harry Song, itu adalah yang paling dia khawatirkan dan takutkan.
Karena sejak awal, dai tidak memiliki niat lain terhadap Harry Song, sekarang jika Harry Song menyatakan isi hatinya kepada dia, maka dia terpaksa harus menolaknya.
Harry Song juga sangat gugup, dia menelan ludah dan merangkai perkataannya, “Nikita, kamu seharusnya dapat melihatnya, aku menyukai….”
“Bbrr….”
Pada saat ini, ponsel Nikita Ruan di atas meja sedang bergetar, memotong perkataan yang akan dikatakan oleh Harry Song. Nikita Ruan diam-diam menghela napas lega, dia bergegas berkata, “Aku angkat telepon sebentar.”
Sambil berkata, Nikita Ruan mengambil ponselnya, ketika melihat nama di layar, dia termangu seketika.
Darwin Yu! Kenapa Darwin Yu menelepon dia pada saat ini?
Hatinya yang baru saja mendarat sekali lagi melonjak tinggi, hingga ke pangkal tenggorokan.
Nikita Ruan menarik napas dalam-dalam, dia berpura-pura tenang dan mengangkat telepon, “Halo?”
Terdengar suara pria yang berat dan rendah, “Bagaimana kamu beberapa hari ini?”
Dalam beberapa hari ini setelah Darwin Yu pergi, Darwin Yu tidak pernah menelepon padanya, ini adalah kali pertama.
Suasana hati Nikita Ruan kompleks, namun dia tetap berpura-pura tenang, “Lumayan baik.”
Di ujung telepon sebelah sana terdiam sesaat, lalu pria itu berkata, “Hhmm, aku akan pulang dalam beberapa hari ini, tunggu aku.”
Perkataan ini seolah-olah membawa kekuatan sihir yang tak terlihat, entah mengapa, hati Nikita Ruan berdegup dengan kencang sekali, dia hanya menjawab dengan ‘hhmm’ dan tidak berkata apa-apa, lalu tergesa-gesa menutup telepon.
Begitu mendongak, Nikita Ruan melihat Harry Song sedang menatapnya dengan kebingungan, “Nikita, ada apa?”
“Aku… tidak apa-apa.” Nikita Ruan menatap Harry Song, dalam hatinya muncul perasaan bersalah, teringat akan perkataan Harry Song yang belum selesai diucapkan tadi, hatinya semakin panik.
“Aku ke toilet sebentar, kamu makan dulu….”
Nikita Ruan berdiri dan berjalan ke arah toilet dengan cepat.
Sementara di sisi lain, Darwin Yu sedang duduk di atas sofa, melirik telepon yang sudah tertutup, dia mengerutkan alis secara tak sadar.
Ini adalah pertama kalinya ada orang yang berani menutup teleponnya.
Tampilan telepon menghilang, menampakkan tampilan layar yang sedang dia lihat tadi, yaitu sebuah foto, di dalamnya, Nikita Ruan sedang berjalan berdampingan bersama Harry Song….
Nikita Ruan berlari ke dalam toilet, hatinya berdegup tiada henti.
Dia benar-benar tidak dapat melanjutkan acara makan ini, telebih lagi tidak dapat menghadapi pernyataan cinta dari Harry Song, sebab dia bersedia untuk makan bersama Harry Song, hanya karena ingin menggunakannya sebagai tameng.
Rasa bersalah yang dalam muncul di hatinya, Nikita Ruan menggigit bibir, dia tahu dia tidak dapat menghadapi Harry Song lagi, terlebih lagi dia tidak tega untuk memanfaatkan Harry Song. Setelah keluar dari toilet, Nikita Ruan pergi melalui pintu belakang restoran.
Setelah keluar dari restoran, Nikita Ruan memanggil taksi dan memberitahukan alamat villa, barulah suasana hatinya perlahan-lahan menjadi tenang.
Nikita Ruan mengambil ponsel dan mengirimkan pesan permintaan maaf kepada Harry Song, meski sudah mengutarakan permintaan maaf, tetapi dia tidak mengatakan alasan spesifiknya.
Segera, Harry Song membalas, “Tidak apa-apa, kamu pulanglah lebih awal, kita berkumpul lagi ke depannya.”
Melihat pesan balasan itu, Nikita Ruan menghela napas panjang.
Sekarang dipikir-pikir, sejak awal dia tidak seharusnya memanfaatkan Harry Song, untungnya dia membalikkan haluan dan menghentikan langkah di waktu yang tepat, tidak membuat masalah menjadi semakin buruk.
Namun kenyataannya, jauh lebih buruk daripada yang dia bayangkan.
Keesokan harinya, Nikita Ruan berangkat kerja seperti biasanya, siapa tahu begitu sampai di departemen, ada rekan kerja yang mencemooh, “Asisten Ruan, dengar-dengar kemarin kamu pergi berkencan dengan Harry dari departemen keuangan?”
Mendengar nada bicara rekan kerja yang tidak baik, Nikita Ruan berpura-pura tidak mendengar apapun, meneruskan meng-copy dokumen.
Seroang rekan kerja yang lain mengusik sambil tertawa, “Kencan apaan! Dengar-dengar sebelum selesai makan, Asisten Ruan kita sudah pergi terlebih dahulu, meninggalkan Harry sendirian di sana!”
Mendengarnya, Nikita Ruan yang sedang merapikan dokumen pun tertegun, api amarah bangkit di dalam hatinya.
Bagaimana mereka tahu? Jangan-jangan Harry Song memberitahukan masalah kemarin malam kepada orang lain?
Novel Terkait
Love And Pain, Me And Her
Judika DenadaTen Years
VivianDoctor Stranger
Kevin WongMenaklukkan Suami CEO
Red MapleCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaHanya Kamu Hidupku
RenataMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiEverything i know about love
Shinta CharityHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku