Hello! My 100 Days Wife - Bab 62 Saudara Tiri
Mendengarnya, Alson Du langsung menginjak pedal rem, dia mengubah haluan dari berbalik di persimpangan jalan.
Hujan badai di luar sana tidak ada tanda-tanda untuk mereda, sebaliknya menjadi semakin besar, Darwin Yu menatap keluar jendela yang seperti terselubung oleh kabut, dia pun mengernyit.
Segera, mobil itu melesat kembali ke Xingguangtan Square, tetapi tempat di mana Nikita Ruan berdiri tadi sudah kosong melompong!
Darwin Yu membuka pintu dan turun dari mobil, Alson Du bergegas turun dengan membawa payung, lalu membuka payung untuk Darwin Yu.
Alson Du menoleh ke sekeliling, juga tidak melihat sosok itu, “Kenapa tidak ada orang?”
Mata Darwin Yu menjadi semakin suram, dia mengambil payung satunya dari tangan Alson Du dan berkata dengan suara berat, “Berpencar dan cari!”
“Hachi!”
Nikita Ruan sedang duduk di dalam mobil dan terus bersin.
“Tisu untukmu.” Terdengar suara seorang pria yang lembut, lalu sebungkus tisu disodorkan ke depan Nikita Ruan.
Nikita Ruan menarik beberapa lembar, dan berkata, “Terima kasih.”
Tadi dia menunggu lama sekali di tepi jalan Xingguangtan Square, tetapi tidak ada satupun taksi yang bersedia untuk berhenti, tepat ketika dia putus asa, tiba-tiba ada sebuah mobil yang berhenti di depannya, kaca jendela mobil diturunkan, itu adalah adik Darwin Yu, Oki Yu.
Karena tidak ada pilihan lain, maka Nikita Ruan naik ke dalam mobilnya.
Melihat mobil melesat ke arah yang asing, Nikita Ruan bertanya, “Ke mana kita pergi sekarang?”
Oki Yu mengangkat sudut bibir dan berkata dengan santai, “Bawa kamu pergi ke satu tempat untuk mandi air panas dan berganti pakaian terlebih dahulu.”
Nikita Ruan langsung menolak, “Tidak… tidak perlu, aku langsung pulang ke rumah saja.”
Pakaian di badannya sudah basah semua, dari atas kepala hingga ujung kakinya terasa dingin, meski sangat tidak nyaman, tetapi dia juga tidak ingin merepotkan Oki Yu.
Karena mereka hanya pernah bertatap muka dua kali saja, tidaklah akrab.
“Kamu akan demam jika pulang seperti ini, aku memiliki apartemen di sekitar sini, aku bawa kamu ke sana, tidak repot.”
Mendengar Oki Yu berkata seperti itu, Nikita Ruan tidak lagi menolak, dia menunduk melihat pakaiannya sendiri, dan mengangguk sembari berkata, “Maaf merepotkan kamu.”
Tiba-tiba Oki Yu tertawa, “Merepotkan apa? Kamu adalah Kakak ipar aku, satu keluarga tidak perlu begitu sungkan.”
Mendengar panggilan itu, Nikita Ruan tertegun, lalu dia tersenyum padanya dengan canggung.
Jika berdasarkan tingkatan keluarga, memang seperti itu.
Segera, mobil melesat ke dalam komplek kelas menengah, dan berhenti di depan sebuah gedung.
Nikita Ruan mengikuti Oki Yu beserta anak buahnya berjalan ke dalam, dan tiba di apartemen.
Pintu dibuka, warna di dalamnya adalah hitam, putih, dan abu-abu, sangat sederhana dan bersih.
Begitu Nikita Ruan masuk ke dalam, Oki Yu berkata dengan lembut, “Di depan pintu ada sandal wanita yang baru, kamu bisa memakainya, di kamar tamu juga ada pakaian yang baru, kamu cari saja yang sesuai, serta ada air panas, kamu bisa mandi terlebih dahulu.”
Nikita Ruan mengangguk padanya, “Terima kasih.”
Nikita Ruan berjalan ke dalam ruang tamu.
Begitu pintu tertutup, ekspresi Oki Yu perlahan-lahan menjadi dingin, dia menoleh dan berpesan kepada pria disamping, “Zoro Shao, masak sedikit minuman jahe.”
“Baik, Tuan muda.”
Setelah mandi, Nikita Ruan mengelap rambutnya, dia mengenakan kemeja dan celana yang paling biasa di dalam lemari pakaian, lalu berjalan keluar dari kamar tamu.
Di ruang tamu, Oki Yu sedang duduk di kursi roda sambil membaca majalah dengan konsentrasi, dari sudut pandang Nikita Ruan, tepat melihat bulu mata Oki Yu yang panjang.
Meski tampangnya sedikit mirip dengan Darwin Yu, tetapi mereka adalah dua orang yang sangat berbeda, yang satu mapan dan dingin, yang satunya lagi lembut dan kalem.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa gen keluarga Yu sangat kuat, tidak peduli tipe yang mana, semuanya unggul dan memancarkan cahaya, membuat orang tidak dapat memalingkan mata.
Merasakan tatapan orang lain, Oki Yu mendongak, begitu melihat Nikita Ruan, dia tersenyum dan menutup majalah di tangannya.
“Apakah sudah lebih hangat? Aku menyuruh Zoro Shao menyiapkan minuman jahe untukmu, kamu minumlah sedikit.”
Nikita Ruan mengikuti tatapan Oki Yu, melihat minuman jahe yang masih mengepulkan hawa panas, hatinya terasa hangat.
Setelah meminum beberapa teguk, Nikita Ruan merasa punggungnya berkeringat, badannya juga perlahan-lahan menjadi hangat.
Oki Yu tiba-tiba bertanya, “Apakah hari ini kamu pergi menghadiri acara pameran perhiasan?”
Nikita Ruan mengangguk, teringat akan kejadian di lokasi acara, tatapannya sedikit lesu.
“Lalu kenapa kamu tidak bersama dengan Kakak besar?”
“Dia….” Nikita Ruan tidak dapat menjawabnya, dia menggigit bibir, “Sekarang hubungan kami masih tidak dapat diumumkan, sehingga….”
Oki Yu mengangguk, melihat wajah Nikita Ruan penuh dengan kecewa, dia membujuk dengan suara pelan, “Sebenarnya Kakak besar tidak memiliki pilihan dalam banyak hal, kamu juga harus memaklumi masalah seperti ini.”
Mendengar Oki Yu berkata membela Darwin Yu, Nikita Ruan merasa kaget.
Waktu itu ketika di Kediaman Tua, sikap Darwin Yu terhadap Oki Yu bukanlah seperti ini.
Nikita Ruan tidak dapat menahan rasa penasaran dalam hatinya, dia bertanya, “Selama ini aku ingin bertanya padamu, mengapa kamu dan Darwin Yu menjadi seperti sekarang?”
Tidak peduli bagaimanapun, mereka juga adalah kakak beradik, memangnya ada dendam yang sebesar dan sedalam apa?
Oki Yu tersenyum pahit, dia tertegun, lalu berkata, “Karena aku dan Kakak besar bukan saudara kandung.”
Nikita Ruan langsung termangu, “Ah?”
Oki Yu berkata dengan datar, “Kami adalah saudara tiri beda ibu.”
Mendengarnya berkata seperti itu, Nikita Ruan barulah sadar, ternyata hubungan seperti itu, tidak heran Darwin Yu begitu membenci Oki Yu, selama ini dia mengira mereka adalah saudara kandung, karena mereka memang sedikit menyerupai….
Oki Yu meneruskan, “Ketika aku berusia enam belas tahun, aku mengikuti ibuku masuk ke dalam rumah keluarga Yu, Kakak besar tidak menyukai aku juga adalah hal yang wajar.”
Melihat ekspresi sedih di wajah Oki Yu, Nikita Ruan berkata menghiburnya, “Sebenarnya, menurutku kamu lumayan baik, dia pasti dapat menerima kamu, hanya masalah waktu saja.”
Kesedihan di wajah Oki langsung hilang mendengar perkataan Nikita Ruan, dia tersenyum cerah padanya, “Semoga seperti itu.”
Mereka mengobrol selama sesaat, ketika melihat jam, barulah Nikita Ruan sadar bahwa sudah waktunya dia pergi.
Oki Yu menjalankan kursi roda elektrik, mengantarkan Nikita Ruan ke depan pintu dan bertukar kontak dengannya, “Nikita, jika ke depannya kamu membutuhkan bantuan, boleh cari aku.”
Nikita Ruan tersenyum padanya, “Baik.”
Anak buah Oki Yu, Zoro Shao mengantarkan Nikita Ruan pulang ke rumah.
Segera, Nikita Ruan tiba di Mansion.
Hujan masih sedang turun di luar sana, Nikita Ruan memegangi payung berjalan ke dalam Mansion.
Begitu masuk, Bibi Rong maju menyambutnya dengan ekspresi panik, “Nyonya Muda, akhirnya kamu pulang! Apakah kamu kehujanan?”
Nikita Ruan menggeleng kepala dan tersenyum, “Bibi Rong, aku tidak apa-apa.”
Dia sudah lelah selama seharian, sekarang dia hanya ingin kembali ke kamar dan beristirahat dengan baik.
“Baguslah jika tidak apa-apa, Tuan muda ada di ruang kerja, aku akan beritahu dia….”
Sambil berkata, Bibi Rong hendak naik ke atas bersamanya.
Langkah kaki Nikita Ruan tertegun, dia memanggil Bibi Rong, “Bibi Rong, tidak perlu.”
Takutnya Darwin Yu sama sekali tidak peduli terhadap masalahnya, kalau tidak bagaimana bisa Darwin Yu meninggalkan dia sendirian di Xingguangtan?
Gerakan Bibi Rong tertegun, dia menoleh menatap Nikita Ruan, barulah dia menyadari ada yang tidak beres dengan ekspresi Nikita Ruan, “Nyonya muda, ada apa?”
“Tidak apa-apa?”
Nikita Ruan menggeleng kepala, tanpa berkata lebih banyak, dia langsung naik ke lantai atas dan kembali ke dalam kamar.
Pintu kamar tertutup. Di sisi lain dari koridor, ada sebuah sosok yang tinggi kekar berdiri sana.
Tatapan mata Darwin Yu menjadi gelap, dia sudah mendengar semua percakapan Nikita Ruan dan Bibi Rong tadi.
Novel Terkait
Istri Pengkhianat
SubardiSuami Misterius
LauraHusband Deeply Love
NaomiLove at First Sight
Laura VanessaAnak Sultan Super
Tristan XuWaiting For Love
SnowLove And War
JaneHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku