Hello! My 100 Days Wife - Bab 81 Hamil
Mobil melaju selama dua puluh menit lebih, Nikita Ruan melihat jam, lalu melihat pada jalanan yang sedikit asing, dia bertanya, “Pak, masih belum sampai?”
Dengan waktu yang sama, seharusnya sudah tiba di Rumah Sakit Pusat, namun mobil sudah berjalan selama beberapa lama, tetapi semakin menjauh dari perkotaan.
Supir tersenyum padanya, “Sebentar lagi.”
Nikita Ruan mengeratkan kepalan dengan tidak tenang, dalam hati dia mengira dirinya bertemu dengan supir taksi gelap yang sengaja memilih jalan memutar. Tepat ketika Nikita Ruan ragu apakah dia akan meminta supir untuk berhenti, dia melihat sebuah bangunan dengan logo rumah sakit.
Setelah mobil mendekat, barulah Nikita Ruan melihat dengan jelas, benar itu adalah rumah sakit, Rumah Sakit Jinghua.
Bangunan itu berwarna putih dan kuning muda, tampak bersih dan sederhana. Nikita Ruan membayarkan biaya taksi, ketika melihat beberapa mobil di depan rumah sakit yang harganya tidak rendah, dalam hatinya pun tahu.
Ternyata ini adalah rumah sakit swasta, dengan suasana yang bagus dan fasilitas yang canggih, harganya seharusnya juga tidak rendah.
Nikita Ruan tidak berpikir banyak, dia melangkah ke dalam rumah sakit, mendaftarkan diri dan melakukan pemeriksaan.
Nikita Ruan memasuki ruang konsultasi dan duduk di seberang dokter wanita yang bertampang bijaksana.
Dokter wanita menyodorkan laporan hasil pemeriksaan padanya, “Kamu hamil.”
“Apa?”
Nikita Ruan tertegun, ketidaktenangan dan dugaan dalam hatinya berubah menjadi kekagetan. Awalnya ketika dia datang, dia mengira kemungkinannya sangat kecil, namun tak disangka, dia benar-benar hamil!
Nikita Ruan menggigit bibir sambil menatap laporan hasil pemeriksaan di depannya, tidak tahu harus bagaimana.
Melihat ekspresi Nikita Ruan, dokter wanita berkata pelan, “Belum lama, baru satu bulan lebih, waktunya pas jika ingin melakukan operasi sekarang.”
Nikita Ruan sangat mengetahui apa maksud ‘operasi yang dikatakan dokter, dia tertegun, lalu berkata dengan lemas, “Aku pertimbangkan dulu.”
Karena ini bukanlah anaknya sendiri.
Sekarang kehidupannya dengan Darwin Yu sudah menjadi kacau balau, tetapi nyawa kecil ini justru datang di saat seperti ini, benar-benar membuatnya tidak tahu harus berbuat apa.
Nikita Ruan melangkah keluar dari ruang konsultasi sambil memegangi laporan hasil pemeriksaan, dalam hatinya bagaikan tertimpa oleh sebongkah batu besar, tidak bisa bernapas.
Jika Darwin Yu tahu bahwa dia hamil, apakah Darwin Yu akan menjalani kehidupan baik-baik dengannya?
Nikita Ruan berjalan ke depan sambil melamun, sama sekali tidak memperhatikan ada sebuah rak dorong medis yang sedang menyerbu ke arahnya dengan sangat cepat, ketika dia sadar, rak dorong sudah menabraknya.
Tangan Nikita Ruan yang tertabrak terasa sakit, ketika dia sadar kembali, dia melihat seorang perawat dengan seragam merah muda sedang menstabilkan rak dorong.
Perawat tersenyum padanya dan bergegas meminta maaf, “Maaf, tidak sengaja terlepas.”
Nikita Ruan melambaikan tangan, “Tidak apa-apa.”
Nikita Ruan hendak pergi, tiba-tiba perawat memanggilnya, “Nyonya, tunggu sebentar.”
“Ada apa?”
“Tadi rak dorong menabrak Anda, di atas rak ini terdapat sampah bekas medis, tidak terlalu bersih, aku bawa Anda untuk sterilisasi terlebih dahulu, bolehkah menurut Anda?”
Nikita Ruan melirik kain kasa bekas di dalam kantong plastik biru di atas rak dorong, lalu dia mengangguk dengan ragu-ragu, “Baik.”
Sekarang dia bukan seorang diri, walau demi anaknya, dia juga harus berhati-hati.
Perawat mendorong rak dorong ke lorong tangga di samping, lalu membawa Nikita Ruan pergi, “Anda ikut denganku.”
Dalam benak Nikita Ruan penuh dengan masalah hamil, dia juga tidak banyak memperhatikan, dia mengikuti perawat menaiki lift menuju lantai delapan.
Lantai ini jelas berbeda dengan lantai tadi, suasana yang hening, bangsal yang bersih dan rapi, jelas ini adalah lantai VIP.
Setelah memasuki sebuah ruang perawatan, perawat menunjuk kursi di dalam ruangan dan berkata dengan lembut, “Aku adalah perawat dari lantai ini, Anda duduk sebentar, aku ambilkan obat, aku akan segera kembali.”
Setelah perawat pergi, hanya tersisa Nikita Ruan di dalam ruang perawatan. Nikita Ruan menarik napas dingin, lalu mengeluarkan ponsel dan membuka kontak, dia menatap nomor Darwin Yu, dia sedang ragu-ragu apakah akan menelepon Darwin Yu.
Selama beberapa hari berturur-turut, Darwin Yu tidak pulang ke rumah, jika dia tidak menelepon Darwin Yu, sepertinya Darwin Yu tidak akan pulang.
Namun masalah hamil ini, dia harus memberitahunya.
Nikita Ruan menggigit bibir dan dilema, namun dia tetap tidak memiliki keberanian untuk menelepon Darwin Yu.
Beberapa detik kemudian, Nikita Ruan menyimpan ponselnya.
Sudahlah, bicarakan setelah pulang nanti saja.
Nikita Ruan menunggu selama beberapa lama di dalam ruang perawatan, tetapi perawat itu tak kunjung kembali. Nikita Ruan bangkit berdiri, dia berjalan menuju pintu dan membukanya.
Nikita Ruan menyembulkan kepala dan melihat keluar, dia mendengar ada suara yang kecil di samping, begitu menoleh, dia melihat sebuah sosok yang familiar berjalan kea rah lift.
Bukankah itu Alson Du? Kenapa dia ada di sini?
Nikita Ruan menyipitkan mata, melihatnya dengan cermat.
Benar itu adalah Alson Du.
Nikita Ruan merasa bingung, sebelum sempat berjalan keluar, pintu bangsal yang tak jauh darinya terbuka, lalu seorang dokter berkulit putih dan berambut pirang yang mengenakan jas putih berjalan keluar, diikuti oleh sebuah sosok yang tinggi kekar.
Melihat wajah samping orang itu, badan Nikita Ruan menjadi kaku.
Kenapa Darwin Yu juga ada di sini? Apakah dia sakit?
Sebelum sempat memikirkannya dengan cermat, pria itu sepertinya hendak menoleh ke arahnya, Nikita Ruan bergegas mundur ke dalam ruang perawatan.
Jantungnya berdegup dengan kencang, Nikita Ruan bersembunyi di belakang pintu, entah mengapa dia merasa gugup.
Bagaikan menjadi seorang pencuri.
Tepat ketika itu, terdengar suara khas dari pria itu yang dingin, “Peter, dengan kondisi tubuhnya dalam waktu dekat ini, apakah cocok untuk melakukan operasi?”
Nikita Ruan memelankan napasnya secara tidak sadar, dan menegakkan telinganya.
Siapa yang akan melakukan operasi?
Dokter bule menjawab dengan bahasa Mandarin yang fasih, “Kondisi tubuh Nona Ye sekarang ini oke, tetapi emosinya sangat tidak stabil, ini juga merupakan masalah yang paling tim kami khawatirkan, jika terus seperti ini, tidak menguntungkan baginya untuk melakukan operasi.”
Terdengar lagi suara Darwin Yu, Nikita Ruan bahkan mendengar kekhawatiran dalam nada bicaranya, “Kalau begitu apakah ada cara penanggulangan yang baik pada saat ini?”
“Sekarang yang paling baik untuknya adalah melakukan operasi sesegera mungkin, informasi dari pendonor ginjal yang kamu kirimkan padaku waktu itu, aku sudah melihatnya, asalkan dia tidak memiliki masalah, aku bisa segera mengatur operasi.”
Setelah tertegun beberapa detik, Darwin Yu berkata, “Aku paham, aku akan segera selesaikan, maaf merepotkan kamu.”
Peter berkata pelan, “Tidak masalah.”
Nikita Ruan berdiri di belakang pintu ruang perawatan, melalui celah pintu, dia mendengarkan semua percakapan kedua orang itu.
Nikita Ruan tetap tidak paham, informasi dalam percakapan itu terlalu banyak, dia juga tidak tertarik terhadapnya.
Tiba-tiba, dalam benaknya terlintas akan sebuah nama yang disebutkan oleh dokter tadi, ‘Nona Ye’, jangan-jangan itu adalah Cella Ye?
Hati Nikita Ruan yang baru saja menjadi rileks langsung menegang karena nama ini, dia berdiri di sana, tetapi dalam benaknya kacau balau.
Tiba-tiba, terdengar suara lagi di luar sana.
“Presdir Yu, semuanya sudah siap.”
Itu adalah suara Alson Du.
“Hhmm.” Terdengar suara pria yang dingin, setelah jeda singkat, sepertinya dia teringat akan sesuatu, “Apakah prosedur terkait pendonoran organ tubuh sudah selesai semua?”
Alson Du menjawab, “Sudah selesai semuanya, tinggal tanda tangan Nyonya saja.”
Ketika mendengar kalimat ini, Nikita Ruan bagai tersambar oleh petir, pandangannya menjadi hitam, lalu rasa pusing pun melanda.
Apakah dia salah mendengar?
Dia adalah pendonor organ? Bagaimana mungkin!
Detik berikutnya, suara pria itu membenarkan semua dugaan, “Hhmm, kirimkan lagi laporan pemeriksaan kesehatan Nikita Ruan kepada Peter, sebagai referensi pra operasi.”
“Baik.”
Badan Nikita Ruan bergetar, hawa dingin merambat ke seluruh bagian tubuhnya beriringan dengan suara pria itu.
Orang yang akan melakukan operasi adalah Cella Ye, sedangkan dia adalah pendonor sumber ginjal. Namun dia sama sekali tidak mengetahui hal ini, dia menikah dengan Darwin Yu begitu saja, bahkan masih berpikir untuk menjalani kehidupan baik-baik dengannya….
Ini sungguh konyol sekali!
Novel Terkait
Kamu Baik Banget
Jeselin VelaniHalf a Heart
Romansa UniverseMi Amor
TakashiCinta Adalah Tidak Menyerah
Clarissa1001Malam bersama pramugari cantik
andrian wijayaHello! My 100 Days Wife×
- Bab 1 Kencan Buta
- Bab 2 Menikah
- Bab 3 Seharusnya Kamu Bernama Niko!
- Bab 4 Lega
- Bab 5 Kalian Saling Kenal?
- Bab 6 Upacara Penyerahan Anak
- Bab 7 Tenggelam Dalam Pikiran
- Bab 8 Pergilah!
- Bab 9 Apa Kamu Terluka?
- Bab 10 Terima Kasih Banyak.
- Bab 11 Ruang Kerja Darwin Yu
- Bab 12 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 13 Kamu Adalah Istriku.
- Bab 14 Naik Jabatan
- Bab 15 Selamat
- Bab 16 Kenapa Mencelakaiku?
- Bab 17 Bagaimana Menjelaskannya Pada Profesor?
- Bab 18 Jangan Menyalahkanku!
- Bab 19 Memangnya Aku Tidak Bisa Memakanmu?
- Bab 20 Topik Terlarang
- Bab 21 Apakah Masih Marah?
- Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat
- Bab 23 Aku Menemanimu Pergi
- Bab 24 Memiliki Hubungan Apa Dengannya?
- Bab 25 Orang Yang Menggangguku
- Bab 26 Kembali Ke Perusahaan
- Bab 27 Tidak Ada Yang Menemaninya Pergi
- Bab 28 Masih Ingin Menyembunyikannya Dariku?
- Bab 29 Hanya Bisa Bergantung Pada Diri Sendiri
- Bab 30 Nenek Ingin Bertemu Denganmu
- Bab 31 Harus Aku Berlutut Memohon Padamu?
- Bab 32 Datang Menjemputmu Pulang
- Bab 33 Suami Istri Sebatas Nama
- Bab 34 Hadiah yang Sudah Di Siapkan
- Bab 35 Melihat Nenek
- Bab 36 Kamu Itu Kakak Iparku
- Bab 37 Apakah Benar-Benar Tulus?
- Bab 38 Apakah Bisa Berhasil?
- Bab 39 Masuk Ke Ruangannya
- Bab 40 Kamu Mencari Siapa?
- Bab 41 Aku Akan Menunggumu Di Rumah
- Bab 42 Berasal Dari Menguntit
- Bab 43 Mengalihkan Perhatian
- Bab 44 Tidak Ingin Memanfaatkan Dia Lagi
- Bab 45 Mengambil Kesempatan Untuk Menjailinya
- Bab 46 Alergi Terhadap Mangga
- Bab 47 Habiskan Sekotak Mangga
- Bab 48 Kamu Harus Memikul Kesalahan Ini
- Bab 49 Membantu Dia Mengoleskan Obat
- Bab 50 Terima Kasih Kamu Melindungi Aku
- Bab 51 Menyambut Direktur Cheng
- Bab 52 Harus Tanggung Jawab Sampai Akhir
- Bab 53 Kamu Adalah Wanita Yang Sudah Menikah
- Bab 54 Apa Kau Masih Marah Padaku?
- Bab 55 Aku Mencintaimu
- Bab 56 Tidak Bisa Memberimu Sebuah Acara Pernikahan
- Bab 57 Menemaninya Lembur
- Bab 58 Tidak Akan Membuatkan Masalah Untukmu
- Bab 59 Membuatnya Malu!
- Bab 60 Hubungan Yang dilapisi Kertas
- Bab 61 Bagaimana Tega?
- Bab 62 Saudara Tiri
- Bab 63 Lain Kali Tidak Akan Meninggalkan Kamu Lagi
- Bab 64 Memastikan Sumber Ginjal
- Bab 65 Suka Anak Lak-Laki Atau Anak Perempuan?
- Bab 66 Tidak Seberapa Cocok
- Bab 67 Melakukan Permainan Bersama-Sama
- Bab 68 Hukuman Air Es
- Bab 69 Rekan Wanita Yang Paling Beruntung
- Bab 70 Kecelakaan Terjatuh Ke Dalam Air
- Bab 71 Cemburu?
- Bab 72 Apakah Kamu Yang Melakukannya?
- Bab 73 Mesinnya Bermasalah
- Bab 74 Terjebak Di Atas Kapal
- Bab 75 Jujur Dan Terhormat
- Bab 76 Wangi Parfum Wanita
- Bab 77 Ada Wanita Lain?
- Bab 78 Inti Dan Prinsip
- Bab 79 Hanya Makan Saja
- Bab 80 Mungkinkah Hamil?
- Bab 81 Hamil
- Bab 82 Aku Tidak Dapat Mendonorkan Ginjal
- Bab 83 Tidak Ingin Melihat Kamu
- Bab 84 Aku Ingin Bercerai
- Bab 85 Tidak Sudi Dengan Uang Kamu
- Bab 86 Nenek Lari Dari Rumah
- Bab 87 Satu Tamparan
- Bab 88 Berakhir Di Sini Saja
- Bab 89 Kakak Dari Sahabat Baik
- Bab 90 Kembali Bekerja Ke Perusahaan
- Bab 91 Tidak Sengaja Terjatuh
- Bab 92 Musuh Bersama
- Bab 93 Masalah Yang Mana?
- Bab 94 Bukan Menjadi Adik Iparku
- Bab 95 Masalah Ini Hanya Kamu Yang Dapat Membantunya
- Bab 96 Apa Kelebihan Kamu?
- Bab 97 Masih Ada Banyak Kesempatan Mendatang
- Bab 98 Ada Masalah Apa?
- Bab 99 Hidung Belang Yang Terkenal
- Bab 100 Menyuruhnya Menenani Minum Arak
- Bab 101 Pulang Ke Rumahmu Atau Rumahku?
- Bab 102 Hanya Sebuah Pion
- Bab 103 Siluman Rubah
- Bab 104 Sekarang Bukan Saat Yang Tepat
- Bab 105 Tipe Idamannya
- Bab 106 Kita Sudah Bercerai!
- Bab 107 Masalahku Tidak Perlu Kamu Urus
- Bab 108 Menuntut Penjelasan
- Bab 109 Apakah Kamu Masih Adalah Pria?
- Bab 110 Surat Pengunduran Diri Tidak Berlaku