Hello! My 100 Days Wife - Bab 22 Maaf, Aku Datang Terlambat

Saat Nikita Ruan menatap pria itu, kebetulan dia mengangkat kepalanya, seketika, mata kedua orang itu saling bertemu.

Saat Nikita Ruan akan mengalihkan tatapannya, namun siapa sangka pria itu menyunggingkan sudut bibirnya, tersenyum padanya.

Sepasang matanya yang terlihat tersenyum, membuat orang merasa tersentuh.

Nikita Ruan menarik sudut bibirnya, membalas dengan senyuman sopan, kemudian membalikkan tubuhnya, menatap pena itu sejenak, hatinya merasa sedikit kehilangan.

Ternyata sudah terjual, kalau begitu dia juga tidak bisa melakukan apapun, hanya bisa memilih yang lainnya.

Setelah berkeliling di dalam toko, Nikita Ruan tidak menemukan hadiah yang cocok, akhirnya dia berencana untuk pergi dari sana, namun tidak disangka tiba-tiba terdengar suara dari belakang tubuhnya, “Nona, tunggu sebentar.”

Saat membalikkan tubuhnya, dia melihat pria yang duduk di kursi roda listrik tadi sedang mendekat ke arahnya.

Nikita Ruan bertanya dengan pelan, “Apa ada masalah?”

Pria yang duduk di kursi roda itu menyunggingkan sudut bibirnya, “Tadi kudengar Bos itu mengatakan, kamu juga menyukai pena ini?”

Nikita Ruan menundukkan kepalanya, melihat pena besi berwarna abu-abu yang ada di tangannya, matanya langsung berbinar, “Benar, tapi ternyata sudah ada pemiliknya, jadi lupakan saja.”

Pria yang ada di kursi roda itu menyunggingkan bibirnya, tatapannya terlihat bercahaya, “Aku belum membayarnya, jika kamu benar-benar menyukainya, aku bisa memberikannya untukmu.”

“Benarkah?” Nikita Ruan menatapnya sedikit bersemangat, “Apa kamu benar-benar bisa memberikannya untukku?”

Pria itu menganggukkan kepalanya, “Orang bijaksana tidak akan merebut barang yang disukai orang lain, dan juga aku hanya suka mengoleksinya saja, jika kamu lebih membutuhkannya, aku bisa memberikannya untukmu.”

“Kalau begitu terima kasih banyak!”

Nikita Ruan mengambil pena itu dari tangannya, bahkan terus mengucapkan terima kasih beberapa kali, kemudian pergi ke kasir untuk membayar dengan bersemangat.

Setelah hadiahnya selesai dibungkus, Nikita Ruan kembali membalikkan tubuhnya, dan menyadari pria itu sudah tidak ada di sana lagi.

Intinya, bagaimanapun, dia bisa membeli hadiah yang membuat ayahnya puas, adalah hal baik yang sangat sulit didapatkan!

Dia pergi meninggalkan toko barang antik itu dengan senang, namun tidak menyadari di dalam kafe yang tidak jauh dari sana, pria yang duduk di atas kursi roda itu sedang berada di sisi jendela menatapnya.

Saat ini, wajah dan tatapan pria itu, hanya tersisa kedataran.

Beberapa saat kemudian, dia bertanya, “Wanita yang menikah dengan Darwin, apakah dia?”

Pria yang berdiri di sampingnya mengangguk menjawab, “Benar, dia orangnya, Nikita Ruan”——

Kembali ke vila setelah dari pusat perbelanjaan, hari sudah cukup sore, Nikita Ruan kembali ke kamarnya dengan terburu-buru, menuliskan sebuah surat ucapan untuk Profesor Ruan, kemudian membungkus kadonya, lalu berencana untuk pergi.

“Bibi Rong, malam ini aku akan makan di luar, jadi tidak perlu membuatkan makanan untukku.”

“Makan di luar?” Bibi Rong berjalan keluar dari dapur, mengelap tangannya dengan celemek, “Kenapa tidak makan di rumah?”

Nikita Ruan tersenyum padanya, “Hari ini ulang tahun ayahku, kami sudah janji untuk makan bersama.”

Bibi Rong yang mendengar hal ini, langsung bertanya, “Kalau begitu apa Tuan muda pergi bersamamu?”

Pertanyaan ini membuat Nikita Ruan menjadi sendu, terdiam sejenak, lalu berucap dengan pelan, “Seharusnya dia tidak ada waktu, aku bisa pergi sendiri.”

Bibi Rong yang mendengar hal ini, ingin mengatakan sesuatu namun tertahan, akhirnya dia tidak mengatakan apapun lagi.

Nikita Ruan keluar membawa hadiahnya, menuju alamat hotel yang Nyonya Liu kirimkan padanya.

Baru saja dia pergi, tidak lama kemudian Darwin Yu telah pulang, saat dia masuk ke vila, dia langsung pergi ke ruang kerjanya yang ada di lantai dua, saat tiba di tangga, dengan anehnya dia merasa rumah ini jauh lebih tenang daripada biasanya.

Apakah... dia tidak ada di rumah?

Setelah berjalan hingga ke depan ruang kerja, Darwin Yu menghentikan langkahnya, lalu berputar berjalan ke arah kamar yang ada di samping, membuka pintunya dan masuk ke dalam, seperti yang diduga, di dalam kamar tidak ada satu orang pun, bahkan lampunya tidak menyala.

Kepalanya terbesit bayangan saat Nikita Ruan di perusahaan hari ini, Darwin Yu sedikit mengerutkan alisnya, membalikkan tubuhnya menjauh dari kamar itu, lalu turun ke bawah bertanya pada Bibi Rong, “Nikita tidak ada di rumah?”

Bibi Rong menjawab dengan jujur, “Nyonya muda sedang pergi, baru saja belum lama dia keluar, katanya ingin menemani ayahnya merayakan ulang tahun.”

“Merayakan ulang tahun?” kerutan alis Darwin Yu semakin dalam.

Apakah hari ini ulang tahun Profesor Ruan?

Bibi Rong yang melihat raut wajah Darwin Yu, kembali berucap, “Tuan muda, seharusnya, jika mertua merayakan ulang tahun, kamu juga harus pergi menemaninya, tadi aku melihat Nyonya muda pergi sendirian, terlihat sangat kesepian, aku bertanya padanya mengapa tidak memberitahumu, dia bilang takut mengganggu pekerjaanmu......”

Beberapa kalimat ini membuat hati Darwin Yu tersentak, seketika muncul rasa bersalah.

Dia memang sibuk, namun dia sibuk bukan sampai tidak memiliki waktu untuk menemani Profesor Ruan makan bersama merayakan ulang tahunnya.

“Tuan muda, menurutku Nyonya muda sangat perhatian padamu, dia tahu kemarin telah membuatmu marah, dan langsung belajar membuat sup iga denganku, pagi ini dia membuat sup itu hingga berjam-jam......”

Ucapan Bibi Rong kembali membuat Darwin Yu tersentak.

Hari ini dia pergi mencarinya, sepertinya ada sesuatu yang ingin dia bicarakan, hanya saja saat itu ada orang yang mengetuk pintu, jadi dia langsung menyuruhnya untuk pergi.

Sepertinya, bukannya dia yang tidak ingin memberitahunya, tapi dirinya yang tidak memberinya kesempatan.

Muncul rasa bersalah di hatinya, Darwin Yu langsung melangkahkan kakinya keluar, dia berjalan sambil menelepon Alson Du dan berucap, “Selidiki ke mana Nikita pergi, secepatnya!”

Bagaimanapun, sekarang Nikita Ruan adalah istrinya, apalagi Profesor Ruan adalah guru pembimbingnya, secara logika, tidak seharusnya dia tidak datang.

Tidak lama kemudian, setelah dia menerima alamat yang dikirimkan Alson Du, Darwin Yu langsung mengendarai mobilnya, menuju Restoran Fengqing.

Restoran Fengqing.

Nikita Ruan mengikuti pelayan yang memimpin jalannya ke depan pintu ruangan, belum membuka pintu, dia telah mendengar suara Nyonya Liu yang terdengar dari dalam.

“Putri kita sudah besar, sekarang juga menikah dengan pria sebaik ini, sekarang saudara-saudaraku itu sangat kagum padaku! Mereka bilang setelah aku menderita selama sepanjang hidupku, akhirnya aku akan sukses!”

“Tidak boleh berkata seperti itu, kita juga tidak bergantung pada putri kita, menurutku, asalkan putri kita bahagia, semuanya akan baik-baik saja.”

“……”

Mendengar percakapan yang ada di dalam, Nikita Ruan merasa matanya memanas, hatinya tahu dengan jelas, walaupun terkadang Nyonya Liu berbicara terus terang, namun bagaimanapun dia tetap menyayangi putrinya ini, dan sekarang, dia hanya datang sendirian merayakan ulang tahun ayahnya.

Menarik napas dalam, Nikita Ruan mengatupkan giginya, membuka pintu dan masuk ke dalam, melihat dua orang yang ada di depan meja, dia langsung menyunggingkan bibirnya tersenyum pada mereka, “Ayah Ibu, aku datang.”

Nyonya Liu langsung berdiri, menyuruhnya untuk duduk, kemudian terus menatap ke belakangnya, “Di mana Darwin? Ke mana dia? Dan di mana orang tuanya?”

“Mereka……”

Tanpa sadar Nikita Ruan mengepalkan tangannya, tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan Nyonya Liu ini.

Melihat Nikita Ruan yang terdiam, Nyonya Liu segera bertanya, “Apakah dia ada di belakang? Aku akan pergi menyambutnya, kamu ini, kenapa sangat tidak pengertian, meninggalkannya dan datang ke sini sendirian......”

Melihat Nyonya Liu yang berjalan keluar, Nikita Ruan langsung mengulurkan tangannya menariknya, “Ibu, pekerjaan Darwin sangat sibuk, jadi......” dia tidak bisa datang.

Nyonya Liu menyadari ada yang salah dengan raut wajah Nikita Ruan, saat ingin bertanya untuk memperjelas, namun siapa sangka saat ini, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar.

“Ayah, Ibu, maaf, aku datang terlambat.”

Nikita Ruan yang mendengar suara familiar itu, mengira dirinya sedang berhalusinasi, saat dia menolehkan kepalanya, dia melihat Darwin Yu sedang berdiri di depan pintu.

Nikita Ruan tersentak, merasa sangat terkejut.

Ke... Kenapa dia datang?

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu